Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH KELOMPOK A

PENYAKIT METABOLIK DAN NEUROLOGI


DIABETES MELITUS (DM)

Makalah ini Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Patofisiologi

Dosen Pengampu
Indri Wijayanti., S. Kep., Ns., M. Kep

JUDUL HALAMAN
Disusun Oleh:
Hilda Nesa Dwiningrum 210106075
Indriani 210106078
Ita Oktaviana 210106083
Jihan Ade Purwanti 210106086

Kelas 3B

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM


SARJANA TERAPAN
FAKULTAS KESEHATAN
UNIVERSITAS HARAPAN BANGSA
2022 – 2023

i
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah puji syukur kami panjatkan atas kehadiraat Allah SWT karena
berkat rahmat dan hidayah-Nya sehingga penyusunan makalah ini sebagai tugas
dari mata kuliah Patofisiologi dapat terselesaikan. Shalawat serta salam tak lupa
kita panjatkan kepada habbibana wanabiana Muhammad SAW.

Makalah ini selesai dengan bantuan banyak pihak. Oleh karena itu penyusun
mengucapkan terima kasih kepada teman-teman serta dosen pengampu yang telah
memerikan banyak masukan dan saran yang berguna bagi kami.

Dengan segala kerendahan hati, kami menerima saran dan kritikan dari semua
pihak yang sifanya membangun demi kesempurnaan penyusunan makalah
selanjutnya. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi semua. Aamiin

Purwokerto, Oktober 2022

Penulis

ii
DAFTAR ISI

JUDUL HALAMAN.........................................................................................................i
KATA PENGANTAR.......................................................................................................ii
DAFTAR ISI....................................................................................................................iii
BAB I................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.............................................................................................................1
A. Latar Belakang.......................................................................................................1
B. Rumusan Masalah..................................................................................................1
C. Tujuan Makalah.....................................................................................................1
BAB II...............................................................................................................................2
PEMBAHASAN...............................................................................................................2
A. Definisi...................................................................................................................2
B. Etiologi...................................................................................................................2
C. Gejala Dan Penyebab.............................................................................................2
D. Patofisiologi...........................................................................................................4
E. Pemeriksaan Penunjang..........................................................................................6
F. Penatalaksanaan.....................................................................................................6
BAB III.............................................................................................................................8
PENUTUP.........................................................................................................................8
A. Kesimpulan............................................................................................................8
B. Saran......................................................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................9

iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Diabetes melitus tipe 2 disebut juga dengan DM tidak tergantung
insulin (Non-Insulin Dependent Diabetes Melitus (NIDD)) yang
disebabkan oleh penurunan sensitifitas jaringan target terhadap efek
metabolik insulin yang sering disebut sebagai resistensi insulin.
Diabetes mellitus tipe 2 (DM tipe 2) merupakan penyakit
metabolik yang kronik progresif, berupa hiperglikemia akibat resistensi
insulin, sekresi insulin yang tidak adekuat, serta ekskresi glukagon yang
tidak normal. Penyakit ini berhubungan erat dengan faktor risiko usia,
obesitas, sedentary lifestyle, dan keturunan.
Estimasi prevalensi global untuk DM tipe 2 adalah 9,3% pada
orang dewasa dan terus mengalami peningkatan pada anak, pasien obesitas
dan lansia. Prevalensi DM tipe 2 pada seluruh pasien diabetes mencapai
90%. Sedangkan komplikasi yang terjadi akibat DM tipe 2 merupakan
penyebab kematian utama akibat penyakit ini.
Diagnosis DM tipe 2 ditegakkan berdasarkan riwayat penyakit,
keluhan, gejala, tanda klinis, kadar gula darah puasa, kadar gula darah 2
jam post-prandial, hemoglobin A1c (HbA1c), tes antibodi, serta C-peptide
untuk membedakan dengan diabetes mellitus tipe 1. Standar baku
diagnosis DM tipe 2 di Indonesia adalah pemeriksaan kadar glukosa darah
dan HbA1c.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan DM?
2. Bagaimana etiologi DM?
3. Bagaimana gejala dan penyebab dari DM?
4. Bagaimana patofisiologi DM tipe?
5. Apa saja pemeriksaan penunjang DM?
6. Bagaimana penatalaksanaan DM?
C. Tujuan Makalah
1. Untuk mengetahui pengertian dari DM.
2. Untuk mengetahui etiologi DM.
3. Untuk mengetahui gejala dan penyebab dari DM.
4. Untuk mengetahui patofisiologi DM.
5. Untuk mengetahui pemeriksaan penunjang DM.
6. Untuk mengetahui penatalaksanaan DM.

1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi
Diabetes melitus (DM) didefinisikan sebagai suatu penyakit atau
gangguan metabolisme kronis dengan multi etiologi yang ditandai dengan
tingginya kadar gula darah disertai dengan gangguan metabolisme
karbohidrat, lipid, dan protein sebagai akibat insufisiensi fungsi insulin.
Insufisiensi fungsi insulin dapat disebabkan oleh gangguan atau defisiensi
produksi insulin oleh sel-sel beta Langerhans kelenjar pankreas, atau
disebabkan oleh kurang responsifnya sel-sel tubuh terhadap insulin
(WHO, 1999).

Diabetes melitus adalah suatu penyakit kronis yang terjadi akibat dari
pancreas yang tidak dapat memproduksi insulin dalam jumlah yang cukup,
atau keadaan dimana tubuh tidak dapat menggunakan insulin yang
diproduksi secara efektif. Hal ini menyebabkan terjadinya peningkatan
konsentrasi glukosa dalam darah (hiperglikemia).

B. Etiologi
Etiologi dari penyakit diabetes yaitu gabungan antara faktor
genetik dan faktor lingkungan. Etiologi lain dari diabetes yaitu sekresi atau
kerja insulin, abnormalitas metabolik yang menganggu sekresi insulin,
abnormalitas mitokondria, dan sekelompok kondisi lain yang menganggu
toleransi glukosa. Diabetes mellitus dapat muncul akibat penyakit eksokrin
pankreas ketika terjadi kerusakan pada mayoritas islet dari pankreas.
Hormon yang bekerja sebagai antagonis insulin juga dapat menyebabkan
diabetes.

C. Gejala Dan Penyebab


1. Gejala
Diabetes seringkali muncul tanpa gejala. Namun ada beberapa
gejala yang harus diwaspadai sebagai syarat kemungkinan diabetes.
Gejala tipikal yang sering dirasakan penderita diabetes antara lain
poliuria (sering buang air kecil), polidipsia (sering haus), dan polifagia
(banyak makan/ mudah lapar). Selain itu sering pula muncul keluhan
penglihatan kabur, koordinasi gerak anggota tubuh terganggu,
kesemutan pada tangan atau kaki, timbul gatal-gatal (pruritus), dan
berat badan menurun tanpa sebab yang jelas.

2
a. Pada DM Tipe I gejala klasik yang umum dikeluhkan adalah
poliuria, polidipsia, polifagia, penurunan berat badan, cepat merasa
lelah (fatigue), iritabilitas, dan pruritus (gatal-gatal pada kulit).

b. Pada DM Tipe 2 gejala yang dikeluhkan umumnya hampir tidak


ada. DM Tipe 2 seringkali muncul tanpa diketahui, dan
penanganan baru dimulai beberapa tahun kemudian ketika penyakit
sudah berkembang dan komplikasi sudah terjadi.

Penderita DM Tipe 2 umumnya lebih mudah terkena infeksi, sukar


sembuh dari luka, daya penglihatan makin buruk, dan umumnya
menderita hipertensi, hiperlipidemia, obesitas, dan juga komplikasi
pada pembuluh darah dan syaraf.
Gejala diabetes tipe 2 muncul perlahan (bersifat kronis)
sehingga jarang disadari keberadaannya.
1. Sering haus dan lapar
2. Sering buang air kecil pada malam hari
3. Tubuh terasa lelah
4. Pandangan kabur
5. Berat badan turun tanpa sebab
6. Luka sulit sembuh
7. Beberapa bagian kulit menghitam

3
2. Penyebab
Seseorang bisa dikatakan menderita kencing manis karena
beberapa penyebab, yaitu:
c. Tidak melakukan pemeriksaan gula darah secara teratur.
d. Nutrisi yang tidak seimbang. Pola makan seseorang yang tidak
memiliki nutrisi seimbang cenderung meningkatkan gula darah.
Menu makanan yang hanya didominasi oleh karbohidrat, lemak,
dan makanan berkolesterol membuat darah akan penuh dengan
kolesterol. Lain halnya dengan serat dan sayuran yang membuat
nutrisi terserap sempurna.
e. Aktifitas fisik yang tidak seimbang. Ketika jam kerja selama 8 jam
hanya didominasi oleh kegiatan duduk saja, maka otot tubuh tidak
akan terlatih dengan baik. Terlebih lagi peredaran darah akan
tersumbat karena darah tidak mengalir ketika kolesterol dan lemak
jahat dalam darah tidak dikeluarkan melalui aktifitas fisik yang
menghasilkan keringat.
f. Mengonsumsi minuman yang disertakan Pemanis Buatan. Kadar
glukosa berlebih dalam darah juga bisa disebabkan oleh pemanis
buatan. Karena pemanis sederhana tidak memerlukan waktu lama
untuk diserap oleh tubuh, sedangkan pemanis buatan akan bertahan
dalam darah dan merusak sistem kerja insulin.
g. Cemilan tidak sehat. Apa yang kita konsumsi merupakan pilihan.
Jika tidak pintar dalam memilih cemilan, seperti coklat atau es
krim, maka glukosa dalam darah meningkat. Pilihlah dengan pintar
cemilan yang menyehatkan bagi aliran darah dan tentu saja diri
anda, seperti buah, sayur ataupun biji-bijian.
D. Patofisiologi
Patofisiologi diabetes mellitus tipe 2 (DM tipe 2) berkaitan dengan
kombinasi dari beberapa aspek, seperti penurunan sekresi insulin,
resistensi insulin, dan ominous octet.
Pada DM tipe 2, proses ini telah terjadi menahun sampai akhirnya
menimbulkan gejala. Patofisiologi diabetes melitus tipe 2 berhubungan

4
dengan gangguan homeostasis glukosa, yang berkaitan dengan hormon
insulin dan glukagon. Pada kondisi normal, Insulin disekresikan oleh sel β
pankreas saat glukosa kadar darah meningkat. Insulin menurunkan kadar
glukosa darah dengan cara menghambat produksi glukosa hepar lewat
proses glukoneogenesis dan mengaktivasi glikolisis untuk oksidasi
glukosa; meningkatkan uptake glukosa oleh hepar, otot skeletal, jaringan
adiposa. Pada sel α pancreas, insulin juga menghambat sekresi glukagon,
sehingga secara tidak langsung dapat menekan produksi glukosa oleh hati.
a. Penurunan Sekresi Insulin
Penurunan sekresi insulin terjadi akibat disfungsi sel-sel β
pankreas. Suatu penelitian menemukan bahwa gangguan fungsi sel
pankreas ini terjadi secara dini bahkan sebelum adanya resistensi
insulin.
b. Resistensi Insulin
Resistensi insulin akan terjadi bila alur penyimpanan nutrisi yang
bertugas memaksimalkan efisiensi penggunaan energi terpapar terus
menerus dengan surplus energi. Surplus energi ini akan menurunkan
sensitifitas insulin. Paparan surplus energi dalam jangka panjang akan
menyebabkan sensitifitas insulin semakin menurun hingga terjadi
resistensi insulin, terutama pada jaringan otot, hepar, dan lemak.
Resistensi insulin akan menyebabkan penurunan asupan glukosa
perifer diiringi dengan peningkatan endogen produksi glukosa oleh
hepar melalui proses glukoneogenesis. Selain itu, jaringan tubuh yang
tidak mendapat energi juga akan memecah lipid dalam jaringan sel
lemak sehingga terjadi katabolisme lemak tubuh atau lipolisis.
c. Ominous Octet
Resistensi insulin dan penurunan sekresi insulin akan
menyebabkan terjadinya ominous octet yang menyebabkan terjadinya
hiperglikemia. Ominous octet adalah gabungan dari kondisi berikut:
1. Penurunan sekresi insulin pankreas
2. Penurunan efek inkretin
3. Peningkatan lipolisis
4. Peningkatan reabsorpsi glukosa
5. Penurunan uptake glukosa perifer
6. Disfungsi neurotransmitter
7. Peningkatan produksi glukosa oleh hepar
8. Peningkatan sekresi glukagon dari sel-sel alfa pulau Langerhans.
Keadaan hiperglikemia yang terjadi karena ominous octet ini dapat
berlangsung selama bertahun-tahun secara subklinis sebelum gejala
klinis penyakit muncul.

5
E. Pemeriksaan Penunjang
Jika ingin mengetahui apakah terkena diabetes atau tidak, bisa
dilihat dari tes gula darah. Bukan hanya satu tes yang bisa dilakukan akan
tetapi beberapa tes bisa menentukan tingkat gula dalam darah. Istilah GDS
(Gula Darah Sewaktu) yaitu tes gula darah yang dilakukan pada saat
kapanpun walaupun sesudah makan. Hasilnya akan menggambarkan kadar
gula darah. Jika hasil menunjukkan >200 mg/dl (11,1 mmol/L), maka
sudah pasti orang tersebut menderita gula darah. Istilah GDP (Gula Darah
Puasa), biasanya tes GDP dilakukan dengan sengaja dan untuk mengetahui
kadar gula dalam darah setelah 8 sampai 10 jam tidak makan. Dianjurkan
untuk dilakukan di pagi hari. Nilai GDP tidak boleh lebih dari 126 mg/dl
(> 7.0 mmol/L) karena akan terindikasi diabetes. Selain pengukuran
melalui tes gula darah, Hemoglobin glikat atau dikenal dengan nama
(HbA1C) bisa menguji produksi selama 3 bulan terakhir. Jika
menunjukkan lebih dari 6,5 % maka bisa diidentikkan dengan Diabetes.
Lalu metode pelitian TTGO (Tes Toleransi Glukosa Oral). Walaupun
berbeda tes, namun akurasinya sama. Tes ini mengharuskan untuk puasa
terlebih dahulu dan 2 jam setelah minum, baru glukosa bisa diketahui. Jika
nilai 2 jam setelah minum glukosa mencapai lebih besar atau sama dengan
200 mg/DL (11,1 mmol/L) maka seseorang terkena Diabetes.
F. Penatalaksanaan
Diabetes mellitus tipe 2 (DM tipe 2) memerlukan penatalaksanaan
yang komprehensif, berupa pengaturan berat badan ideal, pemberian obat
hipoglikemik oral (OHO), dan perubahan gaya hidup. Kontrol
keberhasilan terapi dan terapi yang intensif sangat penting untuk
mencegah terjadinya komplikasi mikrovaskular dan makrovaskular akibat
DM tipe 2. Selain itu, penatalaksanaan diabetes juga meliputi identifikasi
penyakit komorbid lainnya yang perlu dikontrol seperti tekanan darah dan
profil lipid pasien.
Penatalaksanaan kasus diabetes melitus ditujukan untuk 3 hal,
yaitu:
1. Tujuan jangka pendek: menghilangkan keluhan, memperbaiki kualitas
hidup, dan mengurangi risiko komplikasi akut.
2. Tujuan jangka panjang: mencegah dan menghambat progresivitas
penyulit mikroangiopati dan makroangiopati.
3. Tujuan akhir pengelolaan adalah turunnya morbiditas dan mortalitas.
Tatalaksana / Terapi Farmakologi, harus mengikuti anjuran dokter.
Selain itu, penting bagi penyandang diabetes melitus untuk memantau
kadar gula darah secara berkala. Paling tidak 6 bulan sekali penyandang
diabetes dinilai/dievaluasi pengobatan dan gaya hidupnya untuk

6
mengontrol kepatuhan penyandang diabetes terhadap modifikasi gaya
hidup. Dengan penilaian ini diharapkan penyandang diabetes melitus
menjadi lebih sehat serta mematuhi tatalaksana farmakologi sehingga
penyakit lebih terkontrol dan terkendali.
Adapun program penanggulangan Diabetes bisa dilakukan dengan
berbagai macam cara diantaranya:
a) Pemeriksaan Kesehatan Secara Teratur
Pedulilah akan kesehatan. Banyak orang mengabaikan gejala
tipe 2 karena merasa badan sehat-sehat saja. Diabetes yang tidak
dideteksi secara dini dapat menyebar ke organ lain dan menimbulkan
penyakit komplikasi. Tes atau screening bisa dilayani di setiap fasilitas
penyedia kesehatan, seperti fasilitas kesehatan, tempat praktek dokter,
klinik atau laboratorium.
b) Menjalani Pengobatan Secara Intensif
Tujuan pengobatan jelas untuk membuat gula darah mendekati
normal ataupun menjadi normal. Walaupun pengobatan dijalani secara
intensif, pemilihan makanan dan aktifitas sangatlah menentukan akan
normalnya gula darah. Jangan membeli obat bebas, karena obat
diabetes hanya boleh ditebus dengan resep dokter. Insulin yang
diinjeksikan wajib untuk penderita Diabetes tipe 1 sedangkan untuk
tipe 2 digunakan obat oral.
c) Aktif Secara Fisik
Setelah obat, maka penderita Diabetes haruslah aktif secara
fisik, artinya segala kegiatan fisik haruslah dilakukan agar membantu
kadar gula dalam darah keluar dan darah kembali memproduksi
insulin. Memperbaiki Kualitas Makanan
Penderita Diabetes ataupun yang ingin bebas haruslah
mempunyai diet seiring dengan itu, kualitas makanan sangat
mendapatkan peranan penting bagi penderita Diabetes. Perbanyak
makanan sehat yang dianjurkan oleh para penderita Diabetes. Kurangi
gula, minyak, dan semua makanan berlemak lainnya. Ingatlah untuk
selalu mengikutkan buah ke dalam menu. Gangguan kulit serta
infeksinya mengharuskan penderita Diabetes untuk wajib perhatikan.
d) Dukungan Masyarakat
Masyarakat bisa memberikan dukungan untuk para penderita
Diabetes dengan aktivitas yang berhubungan dengan fisik, seperti
berjalan kaki menelusuri taman. Selain itu, masyarakat perlu
ditanamakan tentang kesadaran untuk mengobati Diabetes serta
komplikasinya. Advokasi akan penyakit Diabetes pun harus dilakukan

7
juga sehingga aktifitas fisik menjadi semakin bertambah lagi
peminatnya.

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Diabetes mellitus tipe 2 (DM tipe 2) merupakan penyakit metabolik
yang kronik progresif, berupa hiperglikemia akibat resistensi insulin,
sekresi insulin yang tidak adekuat, serta ekskresi glukagon yang tidak
normal. Penyakit ini berhubungan erat dengan faktor risiko usia, obesitas,
sedentary lifestyle, dan keturunan.
Etiologi dari penyakit diabetes yaitu gabungan antara faktor genetik
dan faktor lingkungan. Etiologi lain dari diabetes yaitu sekresi atau kerja
insulin, abnormalitas metabolik yang menganggu sekresi insulin,
abnormalitas mitokondria, dan sekelompok kondisi lain yang menganggu
toleransi glukosa.
Gejala diabetes tipe 2 muncul perlahan (bersifat kronis) sehingga
jarang disadari keberadaannya: Sering haus dan lapar, sering buang air
kecil pada malam hari, tubuh terasa lelah, pandangan kabur, berat badan
turun tanpa sebab, luka sulit sembuh dan beberapa bagian kulit menghitam
Patofisiologi diabetes mellitus tipe 2 (DM tipe 2) berkaitan dengan
kombinasi dari beberapa aspek, seperti penurunan sekresi insulin,
resistensi insulin, dan ominous octet.
Jika ingin mengetahui apakah terkena diabetes atau tidak, bisa dilihat
dari tes gula darah. Istilah GDS (Gula Darah Sewaktu) yaitu tes gula darah
yang dilakukan pada saat kapanpun walaupun sesudah makan. Istilah GDP
(Gula Darah Puasa), biasanya tes GDP dilakukan dengan sengaja dan
untuk mengetahui kadar gula dalam darah setelah 8 sampai 10 jam tidak
makan. Dianjurkan untuk dilakukan di pagi hari. Metode pelitian TTGO
(Tes Toleransi Glukosa Oral). Walaupun berbeda tes, namun akurasinya
sama. Tes ini mengharuskan untuk puasa terlebih dahulu dan 2 jam setelah
minum, baru glukosa bisa diketahui.
Penatalaksanaan kasus diabetes melitus ditujukan untuk 3 hal, yaitu:
1) Tujuan jangka pendek: menghilangkan keluhan, memperbaiki kualitas
hidup, dan mengurangi risiko komplikasi akut.
2) Tujuan jangka panjang: mencegah dan menghambat progresivitas
penyulit mikroangiopati dan makroangiopati.
3) Tujuan akhir pengelolaan adalah turunnya morbiditas dan mortalitas.

8
B. Saran
Dengan dibuatnya makalah ini semoga dapat memberikan pengetahuan
mengenai penyakit metabolik neurologi DM.

DAFTAR PUSTAKA

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2019). Penyakit Diabetes Melitus.


Retrieved Oktober 18, 2022, from http://p2ptm.kemkes.go.id/informasi-
p2ptm/penyakit-diabetes-melitus#

Manis, G. (2020). Patofisiologi Diabetes Melitus Tipe-2 (DMT2). Retrieved


Oktober 17, 2022, from https://gendhismanis.id/read/76/patofisiologi-
diabetes-melitus-tipe-2-dmt2.html

Sagitania, d. D. (2020). DIABETES MELLITUS TIPE 2. Retrieved Oktober 18,


2022, from https://www.alomedika.com/penyakit/endokrinologi/diabetes-
mellitus-tipe-2

Anda mungkin juga menyukai