Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH KONSEP NUTRISI SEBAGAI TERAPI PADA KLIEN

DENGAN DIABETES MELITUS

Diajukan untuk memenuhi tugas pada mata kuliah Gizi & Diet

Dosen Pengampu :

Dr. Anna Sunita, SKM, M.Epid

Di Susun Oleh :
Kelompok 3
1. Bella Puspita NIM P17320321002
2. Berliana Nabila NIM P17320321002
3. Danam Nanggala Arifin NIM P17320321011
4. Deppy ferisca Athalia NIM P17320321012

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES BANDUNG

PROGRAM STUDI DII KEPERAWATAN BOGOR

2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-
Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul "Diabetes
Melitus“ ini tepat pada waktunya.

Adapun tujuan penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dosen
pada mata kuliah Gizi & Diet. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk
menambah wawasan bagi para pembaca dan juga bagi penulis.

Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membagi sebagian pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
ini.

Kami menyadari, makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna.
Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan demi
kesempurnaan makalah ini.

Bogor, 29 Januari 2022

Penulis

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ....................................................................................................... 1


DAFTAR ISI...................................................................................................................... 2
BAB I .................................................................................................................................. 3
1.1 Latar Belakang ........................................................................................................ 3
1.2 Rumusan Masalah .................................................................................................. 4
1.3 Tujuan Penulisan .................................................................................................... 4
BAB II ................................................................................................................................ 5
2.1 Pengertian Diabetes Melitus .................................................................................. 5
2.2 Gejala Diabetes Melitus .......................................................................................... 6
2.3 Klasifikasi Diabetes Melitus ................................................................................... 7
2.4 Terapi Nutrisi Pasien DM .................................................................................... 10
BAB III............................................................................................................................. 16
3.1 Kesimpulan ............................................................................................................ 16
3.2 Saran ...................................................................................................................... 16
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................... 17

2
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Diabetes mellitus merupakan salah satu masalah kesehatan yang besar. Data
dari studi global menunjukkan bahwa jumlah penderita diabetes mellitus pada
tahun 2011 telah mencapai 366 juta orang di dunia (IDF, 2011). Penelitian ini
menggunakan pendekatan kuantitatif dengan desain cross sectional. hasil
penelitian menunjukkan umur, riwayat keluarga, aktivitas fisik, tekanan darah,
stress dan kadar kolestrol berhubungan dengan kejadian DM tipe II. Variable
yang sangat memiliki hubungan dengan kejadian DM tipe II adalah indeks masa
tubuh (P 0,006 OR 0,14 ; 95% CI 0,037-0,524). Orang yang memiliki obesitas
yang lebih berisiko 7,14x untuk menderita DM tipe II dibandingkan dengan
orang berobesitas. Diabetes mellitus telah menjadi penyebab dari 4,6 juta
kematian. Selain itu pengeluaran biaya kesehatan untuk diabetes mellitus untuk
mencapai 465 miliar USD (IDF 2011). Internasional diabetes federation (IDF)
memperkirakan bahwa sebanyak 183 juta orang tidak menyadari bahwa mereka
mengidap DM. sebesar 80% orang dengan DM tinggal di negara berpenghasilan
rendah dan menengah. Pada tahun 2006, terdapat lebih dari 50 juta orang yang
menderita DM di asia tenggara (IDF, 2009) jumlah penderita DM terbesar
berusia antara 40-59 tahun (IDF, 2011) ada beberapa jenis Diabetes Melitus
yaitu Diabetes Melitus tipe I, Diabetes Melitus II, Diabetes Melitus tipe
Gestasional dan Diabetes Melitus tipe lainnya. Jenis Diabetes Melitus yang
paling banyak di derita adalah Diabetes Melitus tipe II (DM tipe II) adalah
penyakit gangguan metabolik yang ditandai oleh kenaikan gula darah akibat
penurunan sekresi insulin oleh sel beta pancreas dan atau gangguan fungsi
insulin (resistensi insulin) (depkes, 2005). Diabetes Melitus biasanya disebut
dengan the silence killer karena penyakit ini dapat mengenai semua organ tubuh
dan menimbulkan berbagai macam keluhan. Penyakit yang akan ditimbulkan
antara lain gangguan penglihatan mata, katarak, penyakit jantung, sakit ginjal,
impotensi seksual, luka sulit sembuh dan membusuk atau gangrene, infeksi
paru-paru, gangguan pembuluh darah, struk dan sebagainya. Tidak jarang

3
penderita DM yang sudah parah menjalani amputasi anggota tubuh karena
terjadi pembusukan (Depkes, 2005).

1.2 Rumusan Masalah


1. Apaitu Diabetes Melitus ?
2. Apa saja Gejala gejala Diabetes Melitus?
3. Apa saja macam macam Terapi Gizi Diet untuk DM?

1.3 Tujuan Penulisan

1. Mengetahui Pengertian Diabetes Melitus


2. Mengetahui Gejala Diabetes Melitus
3. Mengetahui Tipe – Tipe Diabetes Melitus
4. Mengetahui Macam macam Diet Diabetes Melitus

4
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Diabetes Melitus


DM merupakan penyakit metabolik yang terjadi oleh interaksi berbagai

faktor: genetik, imunologik, lingkungan dan gaya hidup. Diabetes mellitus

adalah suatu kumpulan gejala yang timbul pada seseorang yang disebabkan oleh

adanya peningkatan kadar glukosa darah akibat penurunan sekresi insulin

progresif dilatar belakangi oleh resistensi insulin. Pernyataan ini selaras dengan

IDF (2017) yang menyatakan bahwa diabetes mellitus merupakan kondisi

kronis yang terjadi saat meningkatnya kadar glukosa dalam darah karena tubuh

tidak mampu memproduksi banyak hormon insulin atau kurangnya efektifitas

fungsi insulin.Menurut American Diabetes Association (ADA) diabetes

sangatlah kompleks dan penyakit kronik yang perlu perawatan medis secara

berlanjut dengan strategi pengontrolan indeks glikemik berdasarkan multifaktor

resiko. Diabetes mellitus terjadi jika jumlah insulin yang dihasilkan pankreas

tidak cukup untuk proses metabolisme yang normal. Sel-sel beta pada

Langerhans pankreas menghasilkan hormon insulin dan glukagon yang terlibat

dalam pengaturan kadar gula darah. Dalam keadaan normal, gula darah tidak

pernah naik hingga di atas kurang lebih 10 milimol per liter. namun, dalam

keadaan abnormal, terutama pada pasien diabetes yang tidak dapat

memetabolisir hidratarang dengan benar, kadar glukosa dapat naik di atas nilai

tersebut dan kemudian kelebihan ini diekskresikan keluar lewat ginjal. Ambang

ginjal untuk glukosa adalah 10 milimol per liter. Pada sejumlah kecil manusia,

ambang ginjal lebih rendah daripada normal sehingga glukosa dapat ditemukan

dalam urine sekalipun kadarnya dalam darah tidak tinggi. karena itu juga perlu

5
dibedakan antara keadaan benigna ini dengan diabetes mellitus

2.2 Gejala Diabetes Melitus


Gejala yang muncul pada penderita diabetes mellitus diantaranya:

Poliuri (banyak kencing)

Poliuri merupakan gejala awal diabetes yang terjadi apabila kadar gula

darah sampai di atas 160-180 mg/dl. Kadar glukosa darah yang tinggi

akan dikeluarkan melalui air kemih, jika semakin tinggi kadar glukosa

darah maka ginjal menghasilkan air kemih dalam jumlah yang banyak.

Akibatnya penderita diabetes sering berkemih dalam jumlah banyak.

Polidipsi (banyak minum)

Polidipsi terjadi karena urin yang dikeluarkan banyak, maka penderita

akan merasa haus yang berlebihan sehingga banyak minum.

Polifagi (banyak makan)

Polifagi terjadi karena berkurangnya kemampuan insulin mengelola

kadar gula dalam darah sehingga penderita merasakan lapar yang

berlebihan.

Penurunan Berat Badan

Penurunan berat badan terjadi karena tubuh memecah cadangan

energi lain dalam tubuh seperti lemak.

6
2.3 Klasifikasi Diabetes Melitus
a. Diabetes Tipe 1
Diabetes tipe 1 adalah penyakit autoimun kronis yang terjadi ketika tubuh

kurang atau sama sekali tidak dapat menghasilkan hormon insulin.Padahal,

insulin dibutuhkan untuk menjaga kadar gula darah tetap normal. Kondisi

ini lebih jarang terjadi dibandingkan DM tipe 2.Umumnya, diabetes tipe 1

terjadi dan ditemukan pada anak-anak, remaja, atau dewasa muda, meski

bisa terjadi pada usia berapa pun. Diabetes tipe 1 kemungkinan besar

disebabkan oleh sistem kekebalan tubuh yang seharusnya melawan patogen

(bibit penyakit) malah keliru sehingga menyerang sel-sel penghasil insulin

di pancreas (autoimun).Kekeliruan sistem imun pada tersebut bisa

dipengaruhi oleh faktor genetik dan paparan virus di lingkungan.Oleh

karena itu, orang yang memiliki riwayat keluarga dengan jenis diabetes ini

berisiko tinggi terkena penyakit ini.

Sering kali penderita DM tipe 1 memerlukan terapi insulin seumur hidup

untuk mengendalikan gula darahnya.

b. Diabetes Melitus Tipe 2


Jenis diabetes ini lebih umum terjadi dibandingkan tipe 1. Mengutip dalam

laman CDC, diperkirakan sekitar 95 persen kasus kencing manis adalah

diabetes tipe 2. Secara umum, jenis diabetes ini dapat menyerang siapa saja

pada semua kalangan usia. Namun, diabetes tipe 2 biasanya lebih mungkin

terjadi pada orang dewasa dan lansia karena faktor gaya hidup yang tidak

sehat, seperti kurang gerak dan kelebihan berat badan. Gaya hidup tak sehat

menyebabkan sel-sel tubuh kebal atau kurang sensitif merespons hormon

insulin. Kondisi ini disebut juga dengan resistensi insulin. Akibatnya, sel-

7
sel tubuh tidak dapat memproses glukosa dalam darah menjadi energi dan

glukosa pun akhirnya menumpuk di dalam darah. Untuk mengatasi gejala

diabetes tipe 2, pasien perlu menjalani polah hidup diabetes yang lebih

sehat, seperti mengatur pola makan dan memperbanyak aktivitas fisik

Dokter juga mungkin akan memberikan obat diabetes untuk menurunkan

gula darah yang tinggi dalam perawatan DM tipe 2.Tidak seperti DM tipe 1

yang memerlukan tambahan insulin, pengobatan melalui terapi insulin tidak

umum dilakukan untuk mengendalikan gula darah pada DM tipe 2.

c. Diabetes Melitus Tipe 3

Diabetes tipe 3 adalah kondisi yang disebabkan oleh kurangnya suplai

insulin ke dalam otak. Minimnya kadar insulin dalam otak dapat

menurunkan kerja dan regenerasi sel otak sehingga memicu terjadinya

penyakit Alzheimer. Penyakit Alzheimer sendiri termasuk ke dalam

penyakit neurodegeneratif atau penurunan fungsi otak yang terjadi secara

perlahan akibat berkurangnya jumlah sel-sel otak yang sehat. Kerusakan sel

otak tersebut ditandai dengan penurunan kemampuan berpikir dan

mengingat. Suatu studi dari jurnal Neurology menunjukkan risiko

Alzheimer dan demensia bisa berkali lipat lebih tinggi pada penderita

diabetes dibandingkan dengan individu yang sehat. Dijelaskan dalam studi

tersebut hubungan antara diabetes dan Alzheimer sebenarnya merupakan

hal yang kompleks. Penyakit Alzheimer pada penderita diabetes

kemungkinan disebabkan oleh resistensi hormon insulin dan tingginya

kadar gula dalam darah sehingga menyebabkan kerusakan dalam tubuh,

termasuk kerusakan dan kematian sel-sel otak. Kematian sel-sel otak

8
tersebut disebabkan otak tidak memperoleh glukosa yang cukup. Padahal

otak adalah organ vital tubuh yang paling banyak memerlukan gula darah

(glukosa). Sementara itu, otak sangat bergantung pada hormon insulin untuk

dapat menyerap glukosa. Saat otak tidak memiliki cukup insulin, asupan

glukosa ke otak akan berkurang. Akibatnya distribusi glukosa menuju otak

tidak merata dan sel otak yang tidak mendapatkan glukosa akan mengalami

kematian dan memicu munculnya Alzheimer. Meskipun demikian, terdapat

mekanisme lain yang menjelaskan bahwa Alzheimer bisa saja terjadi dengan

sendirinya tanpa mengikut penyakit diabetes. Namun, keduanya dipicu oleh

faktor risiko yang serupa, yaitu pola konsumsi tinggi karbohidrat dan

glukosa. Terlebih lagi pengobatan diabetes tipe 1 dan 2 tidak mempengaruhi

kadar insulin otak sehingga tidak memiliki dampak positif terhadap

penanganan penyakit Alzheimer. Oleh karena itu, penelitian lebih lanjut

masih diperlukan untuk memahami mekanisme kondisi diabetes memicu

terjadinya Alzhzheimer

d. Diabetes Gastrointestinal

Diabetes gestasional adalah jenis diabetes yang terjadi pada ibu hamil.

Tipe diabetes ini terjadi selama kehamilan bisa menyerang ibu hamil,

walau tidak memiliki riwayat diabetes. Menurut American Pregnancy

Association, klasifikasi diabetes ini muncul karena plasenta ibu hamil akan

terus menghasilkan sebuah hormon khusus. hormon inilah yang

menghambat insulin bekerja dengan efektif. Akibatnya, kadar gula darah

Anda pun menjadi tidak stabil selama kehamilan.

9
Sebagian besar wanita tidak mengetahui bahwa dirinya mengalami diabetes

jenis ini karena seringnya diabetes gestasional tidak memunculkan gejala

dan tanda yang spesifik. Kabar baiknya, kebanyakan wanita yang

mengalami jenis diabetes ini akan sembuh selepas melahirkan. Agar tidak

menimbulkan komplikasi, ibu hamil yang mengalami tipe diabetes melitus

ini perlu mengecek kesehatan dan kehamilannya pada dokter secara rutin.

Selain itu, gaya hidup juga perlu diubah jadi lebih sehat. Wanita yang

hamil di usia 30 tahun, memiliki berat badan berlebih, pernah mengalami

keguguran atau bayi lahir mati (stillbirth), atau punya riwayat penyakit

hipertensi dan PCOS, berisiko tinggi mengalami diabetes gestasional.

2.4 Terapi Nutrisi Pasien DM


Dari sudut pandang terapinya, pasien diabetes dapat dibagi menjadi dua

kelompok:

10
Semua pasien diabetes memerlukan nasihat diet:

1. Pasien-pasien diabetes yang tidak memerlukan suntikan insulin tetap

membutuhkan nasihat guna menjamin penggunaan insulin tubuh yang

secara efisien.

2. Pasien-pasien diabetes yang memerlukan suntikan insulin membutuhkan

nasihat guna menjamin jadwal makan yang tetap dan jumlah hidratarang

dalam makanan yang sesuai dengan aktivitas hormon insulin yang

disuntikkan. &. Pasien diabetes yang obese perlu memperoleh nasihat diet

untuk mengurangi berat badan. Tujuan terapi deit Yaitu Memulihkan dan

mempertahankan kadar glukosa darah dalam kisaran nilai yang normal

sehingga mencegah terjadinya glikosuia beserta gejala gejalanya

Bahan Makanan yang Dianjurkan :

1. Sumber protein : ikan, daging ayam tanpa kulit, telur, tempe, tahu, oncom,
kacang-kacangan (kacang hijau, kacang merah, kedelai).
2. Sayuran : kangkung, oyong, timun, tomat, labu air, kembang kol, lobak,
sawi, seledri, terong.
3. Buah-buahan : sari buah murni, jeruk, apel, pepaya, pir, jambu, belimbing.
4. Susu skim atau rendah lemak.
5. Sumber lemak dalam jumlah terbatas yaitu bentuk makanan yang mudah
dicerna. Makanan terutama diolah dengan cara dipanggang, dikukus,
disetup, direbus, dan dibakar.

Bahan Makanan yang Dibatasi :

1. Sumber hidrat arang : nasi, nasi tim, bubur, roti, gandum, pasta, jagung,
kentang, ubi dan talas, hevermout, sereal, mie, ketan, macaroni.
2. Sumber protein hewani tinggi lemak jenuh : kornet, sosis, sarden.
3. Sayuran : bayam, buncis, daun melinjo, daun singkong, daun ketela, jagung
muda, kapri, kacang panjang.

11
4. Buah-buahan : nanas, anggur, mangga, sirsak, pisang, alpukat, sawo.
5. Makanan yang digoreng dan yang menggunakan santan kental.

Bahan Makanan yang Dihindari :

1. Gula pasir, gula merah, gula batu, madu.


2. Makanan / minuman manis : abon, dendeng, cake, kue-kue manis, dodol,
tarcis, sirup, selai manis, coklat, permen, susu kental manis, es krim.
3. Bumbu : kecap, saus tiram.
4. Buah-buahan yang manis dan diawetkan : durian, nangka, manisan buah,
tape.
5. Minuman yang mengandung alkohol.

Rekomendasi Diet DM

12
Nasihat diet yang diberikan kepada para paisen diabetes harus berdasarkan kepada
rekomendasi diatas. Untuk memudahkan pemberian penJelasaan, nasihat diet yang
diberikaan dapat dibagi menJaid tiga tipe. Apakah diet yang diterapkan berdasarkan
satu atau lebih dari ketiga tipe diet ini, semuanya tergantung kepada beratnya
penyakit diabetes, tipe pengobatannya, kepribadiaan pasien, umur, berat badan, dan
gaya hidup penderita pasien. Ketiga tipe diet tersebut adalah

1. diet rendah kalori untuk menurunkan berat badan yang kemudian diikuti
dengan diet untuk mempertahankan berat badan tersebut..
2. Diet bebas gula
3. System penukaraan hidratarang

a. Diet rendah kalori


Prioritas pertama dalam mengatasi pasien diabetes yang obese adalah
menurunkan berat badannya. Pasien diabetes yang menjalani diet rendah
kalori harus menyadari perlunya penurunan berat badan dan berat badan.
jika penyakit diabetesnya ringan, setiap diet rendah kalori dapat digunakan
asalkan mempunyai nilai gizi yang memadai dan memberikan landasan bagi
diet selanjutnya untuk mempertahankan berat badan. Pasie diabetets yang
kelebihan berat badan mula-mula harus dimotivasi dahulu sehingga mau

13
menurunkan berat badan. Penurunan berat badan harus diperhatikan dan
didorong dengan mengukur berat secara teratur. Sebagian pasien diabetes
dapat menark manfaat dari dukungan dan tekanan suatu kelompok
perampingan tubuh (simming group) dan hal ini harus terus didorong.

b. Diet bebas Gula


Tipe diet ini digunakan untu pasien diabetes yang berusia lanjutdan tidak
memerlukan suntikan insulin. Diet bebas gula diterapkan berdasarkan dua
prinsip
a. Tidak memakan gula dan makanan yang mengandung gula
b. Mengkonsumsi makanan sumber hidratarang sebagai bagian dari
keseluruhan hidangan secara teratur. Gula (gula pasir, gula aren, dan lain-
lain) dan makanan yang mengandung gula tidak boleh todak boleh dimakan
karena cepat dicerna dan diserap sehingga dapat menimbulkan kenaikan
gula darah yang cepat. jenis makanan ini adalah
Madu, selai dan marmalade. Permen, ,manisan dan coklat. Biscuit, kue-kue
dan roti yang manis, dodol, tarcis. Pudding, buah-buahan yang dikaleng
dalam larutan sirup. Sirup dan berbagai minuman yang manis, susu kental,
es krim. kecap manis, abon dendeng dan makanan manisan lainnya.
Makan bagi paisen diabetes harus mengandung hidratarang dalam bentuk
pati (starch) dan dibagi menjadi beberapa bagian dengan interval yang
teratur selama sehari. jumlah hidratarang yang diperbolehkan terkandung
dalam setiap hidangan tergantung kepada kebutuhan energy tiap-tiap pasien.
Pemberian hidratarang dalam bentuk pati dan pembagian secara merata
akan memeberikan keseimbangan yang baik anatara masukan hidratarang
dan insulin yang tersedia.

c. Diet hidratarang
Sitem ini disusun untuk menghasilkan suatu metode pengaturan hidratarang
yang tepat. System penukaran hidratarang digunakana pada pasien pasien
diabetes yang mendapatkan suntikan insulin atau obat-obat hipoglikemik
oral dengan dosis tinggi. Diet yang berdasaran system ini merupakan diet

14
yang lebih rumit untuk diikuti oleh seorang pasinediabetes, tetapi
mempunyai kelebihan, yaitu diet ini lebih fleksibel dan berVariasi
ketimbang diet bebas gula.
untuk mengetahui jumlah satuan penukar (SP) hidratrang yang boleh
diberikan kepada seorang pasien diabetes selam sehari, factor faktor berikut
ini harus diperhatikan
a. kebutuhan total energy pasien
b. Presentasi dari kebutuhan total energy tersebut yang harus disediakan
dalam bentuh hidratarang.
kebutuhan total energi ditentukan setelah diet terakhir pasien diabetes
tersebut selesai dinilai. biasanya 55 persen dari total energy disediakan
dalam bentuk hidratarang. jumlah SP hidratarang yang boleh diberikan
kepada pasien diabetes memperlihatkan variasi yang luas. Sebagai contoh,
pasien diabetes yang ovewight mungkin hanya diperbolehkan mendapatkan
12SP (120 gram) hidratarang9gari sedangkan untuk pasien diabetes dengan
berat badan idel boleh diberika 30 SP (300gram) hidratarang /hari. Tentu
saJa, kedua pasien diabetes ini mempunyai kebutuhan total energy yang
berbeda.

Daftar makanan Penukar yang mengandung 10 gram Hidrataran

15
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Penyakit diabetes disebabkan oleh produksi insulin yang tidak memadai.
Terapi diet merupakan bagian penting dalam penatalaksanaan semua penderita
diabetes dan sering mencakup pula penurunan berat badan. Perlu diketahui bahwa
diet makanan untuk penyakit diabetes harus diperhatikan, tidak sembarang
makanan bisa dikonsumsi

3.2 Saran
bagi penderita Diabetes Mellitus atau kencing manis sebaiknya menjaga pola
makan dan diet agar kadar gula dalam darah bisa terkontrol dengan baik. Selain
menjaga pola makan dan diet penderita DM juga bisa menggunakan kombinasi
obat anti diabetes seperti melformain dengan glibenclamid untuk mengetahui efek
penurunannya terhadap kadar gula darah.

16
DAFTAR PUSTAKA
WHO, 1999. "Penyakit Diabetes" http://p2ptm.kemkes.go.id/informasi-
p2ptm/penyakit-diabetes-melitus diakses pada tanggal 30 januari 2022 pukul
11.50 wib

Puji, Aprinda. 2021 "Klasifikasi Diabetes"


https://hellosehat.com/diabetes/tipe-diabetes/ diakses pada tanggal 30 januari
2022 pukul 12.00 wib

Instalasi promosi kesehatan dan pemasaran. 2019 "Diet untuk pasien DM"
https://rsupsoeradji.id/diet-diabetes-mellitus-dm/ diakses pada tanggal 31 januari
2022 pukul 16.25 wib

Kemenkes RI. 2011 "Diet Diabetes Melitus e-jurnal"


https://ejurnal.poltekkes-tjk.ac.id/index.php/JK/article/downloadSuppFile/948/59
diakses pada tanggal 31 januari 2022 pukul 17.00

Back,Marry. 2011. Ilmu gizi dan diet. yogyakarta: AndiPublishing.

17

Anda mungkin juga menyukai