Disusun oleh :
UNIVERSITAS BONDOWOSO
2021
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada tuhan yang Maha Esa atas limpahan rahmat serta karunia-Nya.
Sehingga tugas mata kuliah ini dapat terselesaikan dengan baik. Tugas ini disusun untuk
memenuhi tugas mata kuliah KMB I (ASKEP SISTEM PENCERNAAN) yang menjadi salah
satu mata kuliah wajib di program studi DIII keperawatan Universita Bondowoso.
Dengan penulisan makalah ini, penulis mendapat bantuan dari banyak pihak. Oleh karena
itu, penulis ingin mengucapkan terimakasih atas berbagai arahan dan bimbingannya pada
1. Ibu Yuana Dwi Agustin, SKM, M.Kes sebagai ketua program studi DIII keperawatan
Universita Bondowoso;
2. Bapak Damon Wicaksi, SST, M.Kes sebagai dosen pengampu mata kuliah KMB I
Semoga sumbangsih yang telah diberikan kepada penulis mendapatkan imbalan dari
Allah SWT, dan penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua
Penulis
2
DAFTAR ISI
Halaman
SAMPUL DEPAN ....................................................................................1
KATA PENGANTAR ..............................................................................2
DAFTAR ISI.............................................................................................3
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ....................................................................4
1.2 Tujuan ..................................................................................5
BAB 2 KONSEP PENYAKIT
2.1 Devinisi ...............................................................................7
2.2 Klasifikasi ............................................................................7
2.3 Etiologi ................................................................................9
2.4 ManifestasiKlinis............................................................... 10
2.5 Patofisiologi.......................................................................11
2.6 WOC ..................................................................................12
2.7 Penatalaksanaan.................................................................12
BAB 3 ASUHAN KEPERAWATAN
3.1 Pengkajian ..........................................................................14
3.2 DiagnosaKeperawatan ........................................................16
3.3 IntervensiKeperawatan .......................................................17
BAB 4 PENUTUP
4.1 Kesimpulan .........................................................................22
4.2 Saran ...................................................................................23
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................24
LAMPIRAN............................................................................................ 25
3
BAB I
PENDAHULUAN
kerja insulin atau keduanya (smelzel dan Bare,2015). Diabetes melitus merupakan suatu
terjadi karena kelainan sekresi urin, kerja insulin, atau kedua – duanya ( ADA,2017).
Data World Health Organization (2015) telah mencatat Indonesia dengan populasi
230 juta jiwa, menduduki kedudukan keempat di dunia dalam hal jumlah penderita
diabetes terbesar setelah Cina, India, dan Amerika Serikat. Bahkan Kementerian
pedesaan. Dengan asumsi penduduk berumur di atas 20 tahun pada 2010 mencapai 148
juta jiwa, diperkirakan ada 21,8 juta warga kota dan 10,7 juta warga desa menderita
Beberapa tipe yang ada, DM tipe 2 merupakan salah satu jenis yang paling banyak
ditemukan yaitu lebih dari 90-95%. Dimana faktor pencetus dari DM tipe 2 yakni berupa
Menurut International Diabetes Federation (IDF), pada tahun 2015 terdapat 415 juta
(8,8%) penderita DM di seluruh dunia dan diprediksikan angka tersebut akan terus
bertambah menjadi 642 juta (10,4%) penderita DM tahun 2040. Sedangkan jumlah
4
Indonesia dalam urutan ke-7 tertinggi di dunia bersama China, India, Amerika Serikat,
2,5 % .DM terdiagnosis dokter atau gejala sebesar 3,0 %. (Kemenkes, 2017). Sementara ,
diSumatra Barat diperkirakan sebanyak 3,4 juta jiwa menderita penyakit diabetrs tipe II.
Selain itu prevalensi nasional, Sumatra Barat memiliki prevalensi total DM sebanyak
1,5% dimana berada diurutan 16 dari 33 provinsi di Indonesia. Data yang didapatkan di
RSUD Dr. Acmad Mocthar Bukitinggi pada tahun 2015 penyakit diabetes melitus
jumlahnya 125 kasus, dan ditahun 2016 penyakit diabetes melitus menepati posisi ke 2
satu tahun yang lalu berada diposisi 2 dari 10 penyakit terbanyak dengan jumlahnya 70
keperawatan yang efektif dan mampu ikut serta dalam upaya kuratif yaitu memberikan
1.2 tujuan
Tujuan Umum
pengetahuan dan kemampuan dalam menerapkan asuhan keperawatan yang bermutu pada
Tujuan Khusus
1. Mampu memahami konsep teori asuhan keperawatan pada pasien diabetes melitus
diabetes melitus
5
3. Mampu menerapkan diagnosa keperawatan pada pasien diabetes melitus
6
BAB II
KONSEP PENYAKIT
2.1 DEFINISI
genetik, imunologik, lingkungan dan gaya hidup.12 Diabetes mellitus adalah suatu
kumpulan gejala yang timbul pada seseorang yang disebabkan oleh adanya peningkatan
kadar glukosa darah akibat penurunan sekresi insulin progresif dilatar belakangi oleh
resistensi insulin.13 Pernyataan ini selaras dengan IDF (2017) yang menyatakan bahwa
diabetes mellitus merupakan kondisi kronis yang terjadi saat meningkatnya kadar
glukosa dalam darah karena tubuh tidak mampu memproduksi banyak hormon insulin
(ADA) diabetes sangatlah kompleks dan penyakit kronik yang perlu perawatan medis
resiko.
2.2 KLASIFIKASI
DM tipe 1 terjadi karena adanya destruksi sel beta pankreas karena sebab
autoimun. Pada DM tipe ini terdapat sedikit atau tidak sama sekali sekresi insulin
dapat ditentukan dengan level protein c-peptida yang jumlahnya sedikit atau tidak
terdeteksi sama sekali. Manifestasi klinik pertama dari penyakit ini adalah
ketoasidosis.
7
Pada penderita DM tipe ini terjadi hiperinsulinemia tetapi insulin tidak bisa
membawa glukosa masuk ke dalam jaringan karena terjadi resistensi insulin yang
oleh jaringan perifer dan untuk menghambat produksi glukosa oleh hati. Oleh karena
terjadinya resistensi insulin (reseptor insulin sudah tidak aktif karena dianggap
kadarnya masih tinggi dalam darah) akan mengakibatkan defisiensi relatif insulin. Hal
bersama bahan sekresi insulin lain sehingga sel beta pankreas akan mengalami
DM tipe ini terjadi akibat penyakit gangguan metabolik yang ditandai oleh
kenaikan kadar glukosa darah akibat faktor genetik fungsi sel beta, defek genetik
iatrogenik, infeksi virus, penyakit autoimun dan sindrom genetik lain yang berkaitan
didapati pertama kali pada masa kehamilan, biasanya pada trimester kedua dan ketiga.
DM gestasional memiliki risiko lebih besar untuk menderita DM yang menetap dalam
8
2.3 ETIOLOGI
1. DM tipe I
a. faktor genetik
penderita tidak mewarisi diabetes tipe ini sendiri, tetapi mewarisi suatu
b. faktor imunologi
adanya respon auto imun yang merupakan repson abnormal dimana antibodi
tearah pada jaringan normal tubuh dengan cara bereaksi terhadap jaringan tersebut
c. faktor lingkungan
virus atau toksin tertentu dapat memicu proses autoimun yang menimbulkan
2. DM tipe II
a. usia
resistensi insulin cenderung meningkat pada usia diatas 65 tahun, tetapi pada
usia remaja pun DM dapat terjadi pada umur 11 sampai 13 tahun karena sejak awal
b. obesitas
tidak dapat berkerja secara maksimal dalam menghantar glukosa yang ada dalam
darah.
9
c. riwayat dalam keluarga
pada riwayat keluarga yang salah satu memiliki riwayat DM bisa diturunkan
sejak remaja pada anaknya. Karena gen yang mempengaruhi pengeluaran insulin
3. DM tipe lain
Diabetes tipe lain ini disebabkan oleh obat atau bahan kimia (seperti dalam
4. DM Gestasional
komplikasi perinatal.
Poliuri merupakan gejala awal diabetes yang terjadi apabila kadar gula darah
sampai di atas 160-180 mg/dl. Kadar glukosa darah yang tinggi akan dikeluarkan
melalui air kemih, jika semakin tinggi kadar glukosa darah maka ginjal menghasilkan
air kemih dalam jumlah yang banyak. Akibatnya penderita diabetes sering berkemih
Polidipsi terjadi karena urin yang dikeluarkan banyak, maka penderita akan merasa
10
Polifagi terjadi karena berkurangnya kemampuan insulin mengelola kadar gula
Penurunan berat badan terjadi karena tubuh memecah cadangan energi lain
2.5 PATOFISIOLOGI
Terjadi pada kaki yang diawali dengan adanya hiperglikemia pada penyandang dm
yang menyebabkan kelainan neuropati dan kelainan pada pembuluh darah. Neuropatik
sensori maupun motorik dan autonomik akan mengakibatkan berbagai perubahan pada
kulit dan otot yang kemudian menyebabkan terjadinya perubahan distribusi tekanan pada
telapak kaki dan akan mempermudah terjadinya ulkus. Adanya kerentanan terhadap
infeksi menyebabkan infeksi semakain luas. Faktor aliran darah yang kurang juga akan
Konsekuensi sistem ibun yang abnormal sehingga sulit dibersihkan dan infeksi menyebar
ke jaringan sekitarnya.
11
2.6 WOC
Kegagalan produksi
2.7 PENATALAKSANAAN
1. penatalaksanaan medis
a. sulfoniluria
glukagon.
b. binguanid
cara kerjanya tidak merangsang sekresi insulin. Dapat menurunkan kadar gula
12
cara kerjanya menghambat kerja insulin didalam saluran cerna sehingga
prandial.
a. jenis makanan
b. jadwal makan
c. jumlah kalori
d. olahraga
13
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
3.1 PENGKAJIAN
melakukan pengkajian pada klien data didapatkan dari klien, beserta keluarga, catatan
a. Identitas klien
Pada tinjauan kasus dan teori tidak ada teredapatkan kesenjangan anatara teori dan
kasus, dalam melakukan pengkajian kasus pada klien, penulis tidak ada kesulitan
untuk mendapatkan data dari klien sendiri, dan keluarga klien juga banyak
1. Keluhan utama
Pada keluahan utama pada tinjauan teoritis dengan tinjauan kasus tidak ada
Pada riwayat kesehatan sekarang pada tinjauan teori dan tinjauan kasus tidak ada
kesenjangan
Pada tinjauan kasus saat dilakukan pengkajian klien mengatakan tidak ada
menderita penyakit lain, pada konsep teoritis riwayat kesehatan dahulu ada riwayat
14
Pada pengkajian riwayat kesehatan keluarga dari genogram keluarga ada
penyebab Diabetes Melitus yang paling tinggi yaitu faktor genetik (Keturunan).
6. Pemeriksaan fisik
a. Kesadaran
b. Head to toe
Secara teoritis tang dikaji bentuk, kebersihan, ada bekas trauma atau tidak,
dan tidak ada lesi disekitar kepala, tidak ada masalah dibagian kepala klien,
b) Mata
Secara teoritis umunya penglihatan kabur dan kelopak mata terkulai dan
saat dilakukan pengkajian klien mersa ingin tidur saja, tidak ada
Secara teoritis yang dikaji yaitu bentuk, kebersihan, fungsi indranya adanya
gangguan atau tidak. Dan pada saat dilakukan pengkajian tidak terdapat
15
3.2 DIAGNOSA KEPERAWATAN
16
3.3 INTERVENSI KEPERAWATAN
Dx (SDKI)
1 Nyeri akut (D.0077) Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 Perawatan Amputasi (I. 14557)
4. Infeksi (5)
1. Motivasi berpartisipasi dalam
memutuskan amputasi
tubuhbyang benar
17
3. Fasilitasi menghadapi proses berduka
Edukasi :
waktu lama
prostesis
Kolaborasi :
2 Devisit nutrisi (D.0019) Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 Promosi Berat Badan (I.03136)
18
X 24 jam diharapkan Berat Badan klien ideal. Observasi :
Edukasi :
yang dibutuhkan
3 Risiko ketidakseimbangan Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 Kateterisasi urine (I.04148)
19
3. Intake cairan (5) 2. Siapkan pasien
aquades
bag
anjuran pabrik
atau dipaha
20
Edukasi :
selang kateter
21
22
BAB IV
PENUTUP
4.1 KESIMPULAN
sekresi insulin, kerja insulin atau keduanya (smelzel dan Bare,2015). Diabetes melitus
hipeglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi urin, kerja insulin, atau kedua –
duanya ( ADA,2017).
Terjadi pada kaki yang diawali dengan adanya hiperglikemia pada penyandang dm
yang menyebabkan kelainan neuropati dan kelainan pada pembuluh darah. Neuropatik
sensori maupun motorik dan autonomik akan mengakibatkan berbagai perubahan pada
kulit dan otot yang kemudian menyebabkan terjadinya perubahan distribusi tekanan pada
telapak kaki dan akan mempermudah terjadinya ulkus. Adanya kerentanan terhadap
infeksi menyebabkan infeksi semakain luas. Faktor aliran darah yang kurang juga akan
Konsekuensi sistem ibun yang abnormal sehingga sulit dibersihkan dan infeksi menyebar
ke jaringan sekitarnya.
23
4.2 SARAN
secara optimal.
2. Bagi klien dan keluarga, perawat tidak kalah pentingnya dengan pengobatan
yang diharapkan tidak akan tercapai, oleh karena itu perlu adanya penjelasan pada
24
DAFTAR PUSTAKA
http://repository.unimus.ac.id/973/3/BAB%20II.pdf
https://pt.scribd.com/doc/69218498/Pathway-Pasien-Dengan-Diabetes-Mellitus
http://eprints.poltekkesjogja.ac.id/1352/4/Chapter2.pdf
http://eprints.umpo.ac.id/5036/3/Bab%202.pdf
25
Lampiran 1
26
Lampiran 2
27
Lampiran 3
28
Lampiran 4
29
Lampiran 5
30
Lampiran 6
31
Lampiran 7
32
Lampiran 8
33
Lampiran 9
34
Lampiran 10
35
Lampiran 11
36