Anda di halaman 1dari 13

KASUS DIABETES MELITUS PENDEKATAN ILMU KESEHATAN

MASYARAKAT

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas


Mata Kuliah Dasar Ilmu Kesehatan Masyarakat

Disusun oleh :
Kelompok 10 (Kelas C)
Fadillah Hairunisah 10011282227142
Syafirah Salsabillah 10011282227144
Liona Ayu Permata Kusuma 10011382227146
Rehsa Apriliana 10011382227150

Dosen Pengampu : Ery Erman, S.K.M., MA

Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Sriwijaya
2022
KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah senantiasa kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada
waktunya. Makalah ini merupakan salah satu tugas mata kuliah Dasar Ilmu Kesehatan Masyarakat
tentang “Kasus Diabetes Melitus pada Kesehatan Masyarakat”.
Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan sebaik-baiknya. Penulis juga sampaikan
terima kasih kepada Bapak Ery Erman, S.K.M., MA. selaku dosen pengajar mata kuliah Dasar Ilmu
Kesehatan Masyarakat serta semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Semoga bantuannya mendapat balasan yang setimpal dari Allah SWT. Terlepas dari semua itu kami
menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan baik dari segI penyusunan kalimat ataupun
tata bahasanya. Oleh karena itu, dengan tangan terbuka kami menerima saran dan kritik dari pembaca
untuk penyempurnaan makalah selanjutnya.

Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat kepada pembaca.

Indralaya, 18 Agustus 2022

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................................................... ii


DAFTAR ISI......................................................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang Masalah ............................................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ........................................................................................................................ 2
1.3 Tujuan Penulisan.......................................................................................................................... 2
1.4 Manfaat Penulisan........................................................................................................................ 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA........................................................................................................... 3
2.1 Definisi Diabetes Melitus ............................................................................................................ 3
2.2 Klasifikasi Diabetes Melitus ........................................................................................................ 3
2.3 Diagnosis Diabetes Melitus ......................................................................................................... 3
BAB III PEMBAHASAN ..................................................................................................................... 4
3.1 Menetapkan Masalah Kesehatan Masyarakat .............................................................................. 4
3.2 Mengidentifikasi Faktor Risiko yang Berhubungan dengan Masalah Kesehatan ....................... 5
3.3 Mengembangkan Intervensi Ditingkat Masyarakat untuk Mengendalikan atau Mencegah
Penyebab Masalah ........................................................................................................................ 6
3.4 Menerapkan Intervensi untuk Meningkatkan Derajat Kesehatan Masyarakat ............................ 7
3.5 Monitor untuk Menilai Efektiftas Intervensi ............................................................................... 8
BAB IV KESIMPULAN ....................................................................................................................... 9
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................................................... 10

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Diabetes Melitus adalah penyakit gangguan metabolik yang disebabkan oleh gagalnya
organ pankreas dalam memproduksi hormon insulin secara memadai. Penyakit ini bisa
dikatakan sebagai penyakit kronis karena dapat terjadi secara menahun. Berdasarkan
penyebabnya Diabetes Melitus di golongkan menjadi tiga jenis, diantaranya Diabetes Melitus
tipe 1, tipe 2 dan Diabetes Melitus gestasional (Kemenkes RI, 2020). Maka dari itu, untuk
mengetahui bahwa seseorang mengidap penyakit Diabetes Melitus dapat ditegakkan melalui
pemeriksan klinis berupa pemeriksaan kadar gula darah. Pemeriksaan klinis merupakan data
penunjang yang dapat digunakan untuk menegakan diagnosa terhadap suatu penyakit. Salah
satunya pada penderita Diabetes Melitus yang dapat dilakukan pemeriksaan kadar gula darah
dengan glukometer. Diabetes Melitus adalah penyakit gangguan metabolik terutama
metabolisme karbohidrat yang disebabkan oleh berkurangnya atau ketiadaan hormon insulin
dari sel beta pankreas, atau akibat gangguan fungsi insulin, atau keduanya (Sutedjo, 2010).
Diabetes mellitus adalah suatu kumpulan gejala yang timbul pada seseorang disebabkan oleh
adanya peningkatan kadar gula glukosa darah akibat kekurangan insulin baik absolut maupun
relatif (Syahbudin, 2009).
Menurut PERKENI (2015) ada empat kriteria dalam menegakkan diagnosis Diabetes
Melitus, diantaranya melakukan pemeriksaan kadar gula darah anteprandial, kadar gula darah
post prandial, kadar gula darah acak dan pemeriksaan HbA1c. Namun, pemeriksaan kadar gula
darah dengan HbA1c saat ini tidak digunakan lagi sebagai alat diagnosis ataupun evaluasi
dikarenakan tidak semua laboratorium di Indoesia memenuhi standar.
Menurut International Diabetes Federation (2019) jumlah penderita Diabetes Melitus
diseluruh dunia mengalami peningkatan menjadi 463 juta jiwa pada tahun 2019 dan jumlah
kematian pada kasus ini yaitu 4,2 juta jiwa yang mana Indonesia menjadi urutan ke 7 dengan
jumlah penderita 10,7 juta. IDIABETIC FOOT juga memperkirakan bahwa pada tahun 2045
kasus diabetes akan meningkat menjadi 700 juta.
Selain itu, Menurut RISKESDAS (2018) menyebutkan bahwa jumlah prevelensi kasus
Diabetes Melitus di Indonesia menurut diagnosis dokter pada penduduk umur ≥ 15 tahun
sebesar 2%. Angka tersebut menunjukan peningkatan jika dibandingkan pada tahun 2013
dengan prevelensi 1.5% . Selain itu, jumlah kasus tertinggi terjadi di provinsi Jakarta ( 3,4 %)
dan terendah dimiliki oleh provinsi Nusa Tenggara Timur (0,9%).
Salah satu upaya untuk meminimalisir angka kesakitan yaitu dengan mencegah melalui
promosi kesehatan dan diperlukan dukungan keluarga dalam melakukan penatalaksanaan
Diabetes Melitus. Promosi kesehatan adalah suatu proses untuk memampukan masyarakat
dalam memelihara dan meningkatkat kesehatan mereka. Dengan kata lain, promosi kesehatan
adalah upaya yang dilakukan terhadap masyarakat sehingga mereka mau dan mampu untuk
memelihara dan meningkatkan kesehatan mereka sendiri.

1
1.2 Rumusan Masalah
1. Menetapkan Masalah Kesehatan Masyarakat?
2. Mengidentifikasi Faktor Risiko yang Berhubungan dengan Masalah Kesehatan?
3. Mengembangkan Intervensi Ditingkat Masyarakat untuk Mengendalikan atau Mencegah
Penyebab Masalah?
4. Menerapkan Intervensi untuk Meningkatkan Derajat Kesehatan Masyarakat?
5. Monitor untuk Menilai Efektifitas Intervensi?

1.3 Tujuan Penulisan


Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan dari penulisan ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui apa itu Diabetes Melitus.
2. Untuk mengetahui kasus Diabetes Melitus di Indonesia yang tinggi dan belum menurun
sepenuhnya.
3. Untuk mengetahui analisis kasus Diabetes Melitus yang sedang terjadi di Indonesia.
4. Untuk mengetahui pencegahan penyakit Diabetes Melitus.

1.4 Manfaat Penulisan


1. Sebagai referensi bagi pembaca untuk mengetahui kasus Diabetes Melitus.
2. Sebagai sumber dan bahan masukan bagi penulis lain untuk menggali informasi lebih baik
lagi tentang kasus Diabetes Melitus.

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi Diabetes Melitus


Menurut World Health Organization (WHO), Diabetes Melitus didefinisikan sebagai
suatu penyakit atau gangguan metabolisme kronis dengan multi etiologi yang ditandai dengan
tingginya kadar gula darah disertai dengan gangguan metabolisme karbohidrat, lipid dan protein
sebagai akibat dari insufisiensi fungsi insulin.

2.2 Klasifikasi Diabetes Melitus


Menurut World Health Organization (WHO), Diabetes Melitus terbagi menjadi 3 tipe
yaitu sebagai berikut :
a. Diabetes melitus tipe 1
Diabetes melitus tipe 1 adalah jenis diabetes yang tergantung insulin sehingga
disebut insulin dependent diabetes melitus (IDDM). Tipe ini terjadi karena berkurangnya
kadar insulin di dalam darah akibat kerusakan sel beta pankreas. Penyakit ini bisa terjadi
pada anak-anak maupun orang dewasa, tetapi umumnya lebih sering terjadi pada usia di
bawah 40 tahun sehingga penyakit ini sering disebut dengan diabetes remaja.
b. Diabetes melitus tipe 2
Diabetes melitus tipe 2 adalah jenis diabetes yang tidak tergantung insulin (non
dependent diabetes melitus). Diabetes tipe ini tidak disebabkan oleh rasio insulin dalam
darah tetapi karena kelainan sistem metabolisme yang disebabkan oleh mutasi gen yang
mengekspresikan disfungsi sel beta, gangguan sekresi hormon insulin dan resistensi sel
terhadap insulin.
c. Diabetes gestasional
Diabetes gestasional (GDM) adalah jenis diabetes yang terjadi hanya pada saat hamil
dan akan sembuh setelah melahirkan. Meskipun terjadi hanya sementara, jika tidak ditangani
dengan baik bisa membahayakan kesehatan ibu dan janinnya.

2.3 Diagnosis Diabetes Melitus


Untuk menegakkan diagnosis, dokter akan melakukan tes urin dan tes darah. Glukosa
tidak terdapat pada urin normal, tetapi jika anda menderita diabetes melitus, glukosa akan
menumpuk di ginjal dan keluar bersama urin. Kandungan senyawa keton dalam urin juga akan
diperiksa. Senyawa ini mengindikasikan anda menderita diabetes melitus tipe 1.
Jika pada tes urin dokter menemukan glukosa, pemeriksaan akan dilanjutkan dengan
melakukan tes darah untuk memastikan diagnosis. Sampel darah akan diambil dua kali, pertama
pada pagi hari setelah berpuasa selama maksimal 12 jam. Setelah itu anda akan diminta
meminum segelas minuman dengan kadar gula yang sudah ditetapkan. Dua jam setelahnya,
sampel darah yang kedua akan diambil untuk mengevaluasi aktivitas insulin dalam tubuh.

3
BAB III
PEMBAHASAN

3.1 Menetapkan Masalah Kesehatan Masyarakat


A. Kasus Global Diabetes Melitus
Diabetes tidak hanya menyebabkan kematian premature di seluruh dunia. Penyakit ini
juga menjadi penyebab utama kebutaan, penyakit jantung, dan gagal ginjal. Organisasi
International Diabetes Federation (IDF) memperkirakan sedikitnya terdapat 463 juta orang
pada usia 20-79 tahun di dunia menderita diabetes pada tahun 2019 atau setara dengan angka
prevalensi sebesar 9,3% dari total penduduk pada usia yang sama. Berdasarkan jenis
kelamin, IDF memperkirakan prevalensi diabetes di tahun 2018 yaitu 9% pada perempuan
dan 9,65% pada laki- laki. Prevalensi diabetes diperkirakan meningkat seiring penambahan
umur penduduk menjadi 19,9% atau 111,2 juta orang pada umur 65-79 tahun. Angka
diprediksi terus meningkat hingga mencapai 578 tahun di tahun 2030 atau 700 juta di tahun
2045.

Negara di wilayah Arab-Afrika Utara, dan Pasifik Barat menempati peringkat pertama
dan ke-2 dengan prevalensi diabetes pada umur penduduk 20-79 tahun tertinggi di antara 7
reional di dunia, yaitu sebesar 12,2% dan 11,4%. Wilayah Asia Tenggara dimana Indonesia
berada, menempati peringkat ke-3 dengan prevalensi sebesar 11,3%. IDF juga
memproyeksikan jumlah penderita diabetes pada penduduk umur 20-79 tahun pada
beberapa negara di dunia yang telah mengindentifikasi 10 negara dengan jumlah penderita
tertinggi. Cina, India, dan Amerika Serikat menempati urutan tiga teratas dengan jumlah
penderita 116,4 juta, 77 juta, dan 31 juta. Indonesia berada di peringkat ke-7 di antara 10
negara dengan jumlah penderita terbanyak, yaitu 10,7 juta. Indonesia menjadi satu- satunya
negara di Asia Tenggara pada daftar tersebut, sehingga dapat diperkirakan besarnya
kontribusi Indonesia terhadap prevalensi kasus diabetes di Asia Tenggara.

4
B. Kasus Diabetes Melitus di Indonesia
Diabetes adalah penyakit yang berbahaya dan mematikan. Data milik Kementerian
Kesehatan yang diperoleh dari Sample Registration Survey 2014 menunjukkan diabetes
menjadi penyebab kematian terbesar nomor 3 di Indonesia dengan persentase sebesar 6,7%,
setelah stroke (21,1%), dan penyakit jantung koroner (12,9%). Di Indonesia, prevalensi
diabetes di Indonesia mengalami peningkatan dari 5,7% pada 2007 menjadi 6,9% atau
sekitar 9,1 juta jiwa pada 2013. Data terbaru dari International Diabetes Federation (IDF)
Atlas tahun 2017 menunjukkan bahwa Indonesia menduduki peringkat ke-6 dunia dengan
jumlah diabetesi sebanyak 10,3 juta jiwa. Jika tidak ditangani dengan baik, World Health
Organization bahkan mengestimasikan angka kejadian diabetes di Indonesia akan melonjak
drastis menjadi 21,3 juta jiwa pada 2030.

3.2 Mengidentifikasi Faktor Risiko yang Berhubungan dengan Masalah Kesehatan


A. Faktor Yang Dapat Diubah
Faktor risiko yang dapat diubah erat kaitannya dengan perilaku sehari-hari, atau gaya
hidup seseorang. Gaya hidup tidak sehat bisa menjadi faktor penyebab diabetes melitus
diantaranya :

 Kegemukan (Berat badan lebih /IMT > 23 kg/m2) dan Lingkar Perut (Pria > 90 cm dan
Perempuan > 80 cm)
Kegemukan atau obesitas meningkatkan berbagai penyakit sistemik, seperti diabetes
tipe 2, serangan jantung, stroke, dan beberapa jenis kanker. Hal ini dipicu oleh kelainan
metabolik yang terjadi pada orang obesitas.
 Kurang aktivitas fisik
Kurang melakukan aktivitas fisik akibatnya yakni menyebabkan kualitas fisik yang
rendah sehingga mudah lelah dalam beraktivitas, mudah sakit, pegal-pegal hingga
menjadi kurang produktif.

 Dislipidemia (Kolesterol HDL ≤ 35 mg/dl, Trigliserida ≥ 250 mg/dl)


Dislipidemia adalah kondisi di mana kadar lemak dalam darah meningkat. Hal ini
berisiko menyebabkan penyakit jantung dan stroke.

 Riwayat penyakit jantung


Apabila seseorang memiliki penyakit jantung maka akan sangat mudah terkena
diabetes melitus dikarenakan penebalan pada pembuluh darah sehingga dapat
mengahambat aliran darah. Penyakit jantung yang sering terjadi yaitu seperti serangan
jantung

 Hipertensi/ Tekanan darah Tinggi (> 140/90 mmHg)


Hipertensi mengurangi darah mengalir ke jantung, yang menyebabkan penyakit
jantung dan stroke.

 Diet tidak seimbang (tinggi gula, garam, lemak dan rendah serat)
Diet tidak seimbang membuat pola makan yang salah sehingga asam lambung bisa
terganggu dan menyebabkan gizi tidak seimbang.

 Merokok atau terpapar asap rokok

5
Merokok menyebabkan asap mengepul di paru-paru sehingga membuat perokok
mengalami radang, bronchitis, pneumonia. Sedangkan terpapar asap rokok bisa
meningkatkan risiko terkena berbagai penyakit, seperti penyakit jantung, stroke, masalah
kesuburan, dan gangguan pada paru-paru, misalnya PPOK dan kanker paru-paru.

B. Faktor Yang Tidak Dapat Diubah


Faktor yang tidak dapat diubah biasanya terkait dengan kondisi bawaan dari seseorang
itu sendiri, faktor tersebut diantaranya adalah :

 Usia yang sudah di atas 45 tahun


Penyakit kronis dan usia memang saling berhubungan satu sama lain. Semakin tua
Anda, fungsi tubuh juga akan mengalami penurunan, termasuk cara tubuh mengolah gula
darah.

 Riwayat keluarga dengan orang tua yang juga penderita diabetes


Ada gen khusus penyebab diabetes melitus yang bisa diturunkan dari orang tua ke
generasi-generasi selanjutnya. Orang tua yang memiliki diabetes maka risiko anak
mengalami diabetes setelah dewasa bisa mencapai 50%.

 Riwayat diabetes saat kehamilan (gestasional)


 Bayi dengan riwayat BBLR (berat bayi lahir rendah < 2,5 kg)
 Riwayat melahirkan bayi dengan berat badan sang bayi lebih dari 4 kg

3.3 Mengembangkan Intervensi Ditingkat Masyarakat untuk Mengendalikan atau


Mencegah Penyebab Masalah
Sejak tahun 1994 diperkirakan 2-5 juta orang menderita Diabetes Melitus. Tentu saja
upaya untuk mencegah dan menanggulangi Diabetes Melitus ini harus dimulai dari sekarang.
Untuk itu sangat diperlukan upaya Promosi Kesehatan yang pelaksanaannya dilakukan oleh
dan bersama seluruh komponen masyarakat, termasuk swasta dan dengan dukungan
pemerintah. Salah satu-satunya cara adalah mengubah pola hidup. Berikut adalah pola hidup
yang dapat mencegah menderita penyakit Diabetes Melitus, yaitu :
1. Menerapkan Pola Makan Sehat
Menjalani pola makan sehat adalah salah satu kunci utama untuk terhindar dari
diabetes. Anda disarankan untuk membatasi konsumsi makanan dan minuman tinggi gula,
kalori, dan lemak, misalnya makanan olahan, kue, es krim, dan makanan cepat saji. Batasi
asupan gula hanya sebesar 50 gram (4 sendok makan) setiap harinya. Sebagai gantinya,
perbanyak konsumsi sayuran, buah, kacang, dan biji-bijian yang mengandung banyak serat
dan karbohidrat kompleks.
2. Menjalani Olahraga Secara Rutin
Olahraga rutin dapat membantu tubuh menggunakan hormon insulin dengan lebih
efektif, sehingga kadar gula dalam darah dapat lebih terkontrol. Dengan begitu, Anda bisa
terhindari dari penyakit diabetes. Sempatkan waktu Anda berolahraga minimal 30 menit
sehari. Olahraga jenis apa pun, asalkan dilakukan dengan rutin, bisa menjadi cara yang
efektif untuk mencegah Diabetes Melitus.

6
3. Menjaga Berat Badan Ideal
Berat badan ideal dapat ditentukan menggunakan kalkulator Body Mass Index (BMI).
Jika nilai BMI tubuh Anda tinggi hingga melebihi batas normal, maka bisa saja Anda
mengalami obesitas. Kondisi ini merupakan salah satu faktor yang dapat meningkatkan
risiko Anda terkena Diabetes Melitus. Jadi, penting untuk selalu menjaga berat badan agar
tetap ideal.
4. Mengelola Stres Dengan Baik
Stres yang tidak dikelola dengan baik dapat meningkatkan risiko Diabetes Melitus. Hal
ini karena saat mengalami stres, tubuh akan melepaskan hormon stres (kortisol) yang dapat
meningkatkan kadar gula dalam darah. Oleh sebab itu, Anda harus pandai dalam mengelola
stres agar tidak melampiaskannya pada makan atau ngemil secara berlebihan.
5. Melakukan Pengecekan Gula Darah Secara Rutin
Untuk menilai kadar gula darah, Anda perlu melakukan pemeriksaan gula darah secara
berkala ke dokter.
Di samping melakukan langkah-langkah di atas, Anda juga perlu menghilangkan
kebiasaan-kebiasaan tidak sehat lainnya, seperti berhenti merokok, membatasi konsumsi
minuman beralkohol atau bersoda, serta tidur yang cukup setidaknya 7 jam setiap hari.

3.4 Menerapkan Intervensi untuk Meningkatkan Derajat Kesehatan Masyarakat


1. Menerapkan Pola Makan Sehat
Membiasakan makan makanan beraneka ragam. Makin beragam pola hidangan, makin
mudah terpenuhi kebutuhan akan zat gizi. Banyak makan sayuran dan cukup buah-buahan.
Buah-buahan sebagai sumber vitamin, mineral dan serat pangan juga sebagai antioksidan.
Konsumsi sayur dianjurkan 21/2 gelas sayur setelah dimasak dan 2-3 buah-buahan ukuran
sedang. Mengonsumsi lauk-pauk yang berprotein tinggi yang bersumber dari protein hewani
seperti daging sapi, kambing, unggas, ikan dan makanan laut. Protein nabati seperti kacang-
kacangan dan hasil olahannya. Mengonsumsi makanan pokok (karbohidrat) seperti padi,
gandum, jagung, dan umbi-umbian. Biasakan minum air putih yang cukup dan dianjurkan
untuk mengkonsumsi air putih 1-2 liter air per hari. Membatasi konsumsi kecap, saos,
penyedap rasa, pemanis , pewarna, pengawet yang bukan tambahan pangan alami.
Membatasi konsumsi pangan manis karena hal ini dapat memicu penyebab terjadinya
penyakit Diabetes Melitus. Budayakan membaca label sebelum memilih pangan kemasan
atau siap saji, seperti melihat kandungan air gula pada minuman-minuman kemasan jika
ingin mengkonsumsi minuman kemasan.
2. Menjalani Olahraga Secara Rutin
Olahraga adalah kebutuhan hidup yang ironisnya kurang dipedulikan oleh banyak
orang. Padahal, olahraga memberikan manfaat yang besar bagi tubuh termasuk mencegah
penyakit Diabetes Melitus. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dalam buku panduannya
mengenai Global Recommendations on Physical Activity for Health menganjurkan orang
usia dewasa yang sehat untuk melakukan olahraga minimal 150 menit per minggu. Dengan
minimal 150 menit saja olahraga per minggu, ini akan sangat bermanfaat bagi kesehatan
tubuh. Ada banyak sekali jenis olahraga yang bisa kita lakukan hanya dirumah saja, seperti
jalan-jalan, jumping jack, push up, sit up, jogging, squat, naik turun tangga dan lain
sebagainya.

7
3. Menjaga Berat Badan Ideal
Berat badan ideal adalah berat badan yang dianggap paling menyehatkan bagi
seseorang dengan mengacu pada tinggi badannya. Untuk mengetahui berat badan ideal, kita
bisa membandingkannya dengan tinggi badan yang kita miliki. Maka dari itu, sebelum
menghitung berapa berat badan yang ideal, sebaiknya ketahui terlebih dahulu tinggi badan
kita. Cara paling mudah yaitu dengan memakai rumus berat badan ideal yang ditemukan
oleh seorang dokter bedah Prancis, Pierre Paul Broca, yaitu Berat badan normal (kg) = tinggi
badan (cm) - 100 jika kita sudah mengetahui berat badan ideal, maka kita juga harus selalu
menjaga agar berat badan kita selalu ideal yaitu dengan mengkonsumsi makanan sehat,
melakukan olahraga secara rutin, mengkonsumsi air putih yang cukup, serta tidur yang
cukup.
4. Mengelola Stres Dengan Baik
Adapun cara mengelola stres dengan baik, yaitu menjaga kesehatan dengan cara
olahraga atau aktivitas fisik teratur, mengkonsumsi makanan bergizi seimbang, tidur cukup,
menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat, melakukan kegiatan sesuai dengan minat dan
kemampuan, selalu berpikir positif, menenangkan pikiran, mengungkapkan keluh kesah
agar tidak memendamnya sendiri dan mengembangkan hobi.
5. Melakukan Pengecekan Gula Darah Secara Rutin
Pengecekan gula darah dapat dilakukan di puskesmas terdekat, bahkan sekarang ada
banyak apotek-apotek menyediakan pengecekan gula darah. Jika memiliki uang lebih bisa
membeli alat cek gula darah sendiri di apotek.

3.5 Monitor untuk Menilai Efektiftas Intervensi


Pada dasarnya, pengelolaan Diabetes Melitus dimulai dengan pengaturan makan
disertai dengan latihan jasmani yang cukup selama beberapa waktu (2-4 minggu). Bila setelah
itu kadar glukosa darah masih belum dapat memenuhi kadar sasaran metabolik yang diinginkan,
baru dilakukan intervensi farmakologik dengan obat-obat anti diabetes atau suntikan insulin
sesuai dengan indikasi. Pada keadaan tertentu obat-obat anti diabetes juga dapat digunakan
sesuai dengan indikasi dan dosis menurut petunjuk dokter. Pemantauan kadar glukosa darah
bila dimungkinkan dapat dilakukan sendiri di rumah, setelah mendapat pelatihan khusus untuk
itu (PERKENI, 2015).
Penyakit yang diderita seseorang memiliki faktor dan cara pencegahan yang bisa
dilakukan oleh masing masing orang. Hal ini mengindikasikan bahwa edukasi dampak, faktor
dan pencegahan yang diberikan secara signifikan dapat meningkatkan pengetahuan dan
kesadaran masyarakat. Secara umum, dapat disimpulkan bahwa suatu penyakit dapat dihindari
jika kita menganalisa satu persatu dari faktor, dampak dan juga pencegahan sehingga
edukasilah yang perlu ditingkatkan.

8
BAB IV
KESIMPULAN

Prevalensi penyakit Diabetes Melitus semakin meningkat, sehingga perlu tindakan pencegahan
baik primer, sekunder, maupun tersier. Tiga unsur penting dalam promosi kesehatan, yakni
pemberdayaan, keritraan dan advokasi merupakan dasar utama pengobatan dan pencegahan yang
sempurna. Dengan promosi Diabetes Melitus, diharapkan orang dengan Diabetes Melitus dapat
merawat dirinya secara mandiri.
Sesuai dengan definisi World Health Organization (WHO), Promosi Kesehatan adalah proses
atau upaya pemberdayaan masyarakat untuk dapat memelihara dan meningkatkan kesehatannya. Oleh
karena Diabetes Melitus adalah penyakit yang sifatnya kronik, maka orang dengan Diabetes Melitus
perlu mengetahui tentang penyakitnya, bagaimana cara pengobatannya dan bagaimana cara pencegahan
komplikasi akut maupun kronik. Untuk memberi pengertian bagi orang dengan Diabetes Melitus
diperlukan waktu cukup lama dan berulang-ulang. Hal ini tidak mungkin tercapai apabila penjelasan
tersebut hanya dilakukan oleh dokter spesialis dalam saja, yang jumlahnya masih sangat terbatas.
Dibutuhkan pendamping dan penggerak motivator khusus, yang dengan keahliannya di bidang Diabetes
Melitus, dan mempunyai waktu yang cukup untuk memberikan ilmu kepada orang dengan Diabetes
Melitus, yang merupakan usaha promosi kesehatan untuk menanggulangi diabetes. Promosi Diabetes
Melitus bertujuan untuk memberdayakan orang dengan diabetes agar dapat memelihara dan merawat
penyakitnya secara mandiri.

9
DAFTAR PUSTAKA

Jayaningrum, Fitri. 2016. Journal of Health Education. [Online]


https://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/jhealthedu/article/download/11967/8938.
Diakses 18 Agustus 2022.

Sari, Puspita, Devi. 2019. Diabetes Melitus. [Online] https://fikes.upnvj.ac.id/berita-


kampus/2019/04/diabetes-melitus.html. Diakses 18 Agustus 2022

Kemenkes RI, P2PTM. 2019. Faktor Risiko Penyakit Diabetes Melitus yang Bisa Diubah. [Online]
http://p2ptm.kemkes.go.id/infographic-p2ptm/penyakit-diabetes-melitus/faktor-risiko-
penyakit-diabetes-melitus-dm-faktor-risiko-yang-bisa-diubah. Diakses 19 Agustus
2022.
Manis, Gendhis. 2019. Faktor Risiko Diabetes Melitus. [Online]
http://p2ptm.kemkes.go.id/infographic-p2ptm/penyakit-diabetes-melitus/faktor-risiko-
penyakit-diabetes-melitus-dm-faktor-risiko-yang-bisa-diubah. Diakses 19 Agustus
2022.

Pangribowo, Supriyono. 2020. Kasus Global Diabetes Melitus. [Online]


https://pusdatin.kemkes.go.id/resources/download/pusdatin/infodatin/Infodatin-2020-
Diabetes-Melitus.pdf. Diakses 19 Agustus 2022.

Publik, Literasi. 2022. Hidup Sehat Dengan Pola Mkan Gizi Seimbang. [Online]
https://www.literasipublik.com/hidup-sehat-dengan-prinsip-dasar-gizi-seimbang.
Diakses 18 Agustus 2022.

10

Anda mungkin juga menyukai