Dosen Pengampu :
Disusun Oleh :
2022
KATA PENGANTAR
PENDAHULUAN
Perkembangan dan peningkatan jasa pelayanan yang bergerak di bidang kesehatan telah
menjadi sebuah perhatian serius oleh masyarakat. Fasilitas pelayanan kesehatan di Indonesia
memiliki jenis yang beragam, salah satunya Rumah Sakit Indriati yang berlokasi di Solo, Jawa
Tengah. Klinik ini berfokus pada penanganan luka. Rumah Sakit Indriati sejauh ini melayani
pelayanan kesehatan secara luring dimana pasien-pasien yang mendatangi klinik untuk
mendapatkan pelayanan. Tidak jarang pula beberapa pasien yang tidak memiliki fasilitas
kendaraan pribadi diharuskan meminjam kendaraan atau menggunakan transportasi umum untuk
mendapatkan pelayanan pengobatan lukanya.
Jawa tengah memperoleh rerata 1,8 dari 2,0 orang dengan penderita diabetes melitus
(Badan Pusat Statistika, 2017). (tolong carikan data terbaru atau 5 tahun ke belakang) Data ini
menjadi bukti mengapa kasus terbanyak yang ditangani mitra adalah penyakit diabetes. Diabetes
menyerang jutaan orang di seluruh dunia. Kontrol yang buruk sering menyebabkan penyakit
mikrovaskuler dan komplikasi makrovaskuler seperti serangan jantung, gagal ginjal, kebutaan,
meningkatkan kejadian infeksi dan penyakit arteri perifer. Pasien diabetes memiliki kelainan
yang terkait dengan homeostasis kalsium dan vitamin D sehingga saling keterkaitan dengan
peningkatan morbiditas maupun mortalitas. Permasalahan tersebut berdampak bagi Rumah Sakit
Indriati antara lain: 1) kestabilan atau peningkatan jumlah pasien, 2) kesulitan dalam pemantauan
kondisi luka, 3) masalah dalam jangkauan bisnis. Untuk meningkatkan perencanaan dan
keberhasilan implementasi teknologi ini, perancangan yang kreatif dan tepat sasaran dapat
membuka peluang teknologi kesehatan untuk lebih maju kedepannya. Proses diagnostik dan
terapeutik dalam dunia medis dituntut untuk lebih cepat dan efisien hal ini memungkinkan
pengembangan bentuk terapi yang sama sekali baru yakni didapat dari teknologi kesehatan 4.0
(Bernhard, 2018).
Permasalahan tersebut membuat kami tertarik untuk merancang aplikasi diabetes mobile.
Aplikasi dianggap sebagai salah satu bidang pengembangan teknologi yang paling menjanjikan
dalam perawatan kesehatan, maka kami merancang aplikasi Diabetes Treatment Mobile (DTM).
Aplikasi ini dapat memecahkan masalah klinik sehingga membantu meningkatkan pendapatan
dan membantu mobilisasi pasien. Tujuan perencanaan ini untuk membantu masalah yang
dialami Rumah Sakit Indriati dan pasien diabetes sehingga mampu menangani masalah yang
terjadi. Pengembangan sistem dari manual menjadi aplikasi, maka kami menggunakan System
Development Life Cycle (SDLC) model waterfall dan kami implementasikan ke dalam aplikasi
android (pengguna) dan website (admin), bahasa java dan platform react native dan webserver
untuk menyimpan semua instruksi maupun data secara online. Hadirnya aplikasi Diabetes
Treatment Mobile (DTM) diharapkan membantu memiliki kestabilan, penambahan jumlah
pasien, dan menjadi solusi masyarakat sebagai alat mempermudah mengakses pelayanan
kesehatan.
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka permasalahanya adalah…
TINJAUAN PUSTAKA
Penyakit metabolik yang berlangsung kronik progresif (lama dan bertambah parah) yang
ditandai dengan kadar glukosa darah tinggi dan gangguan metabolisme karbohidrat, lemak dan
protein, yang disebabkan oleh banyak faktor, seperti gangguan pengeluaran insulin gangguan
kerja insulin, atau keduanya.
Diabetes merupakan penyakit kronis yang serius dan terjadi baik saat pangkreas tidak
menghasilkan cukup insulin maupun jika tubuh tidak dapat menggunakan insulin yang
dihasilkan secara efektif (Nadjibah, 2018).
2.1.2 Patofisiologis
Menurut Nadjibah (2018), tiap tipe diabetes memiliki perbedaan penyebab, perjalanan,
dan penanganan, oleh karena itu diabetes dibagi menjadi 3 kelompok, antara lain :
Berikut adalah penyebab atau pemicu meningkatnya resiko diabetes melitus, antara lain :
1. Keturunan
Orang yang bertalian darah dengan orang yang mengidap diabtes lebih cenderung mengidap
penyakit yang sama ketimbang dengan mereka yang keluarganya tidak memiliki riwayat
penyakit tersebut. Terdapat 5% risiko mengidap diabetes jika orang tua atau saudara kandung
juga mengidap diabetes.
2. Pola makan tidak sehat
Pola makan yang tidak sehat menjadi salah satu faktor penyebab terjadinya diabetes. Kita
perlu menjaga diri dari makanan yang terlalu banyak mengandung gula dan makanan dengan
indeks glikemik yang tinggi. Selain itu makanan yang mengandung lemak tinggi dan
kolesterol juga dapat memicu diabetes.
3. Obesitas/Kegemukan
Hampir 80% orang yang terjangkit diabetes pada usia lanjut biasanya memiliki kelabihan
berat badan. Kelebihan berat badan akan meningkatkan kebutuhan insulin pada tubuh.
Diyakini, sel-sel lemak yang lebih besar tidak merespon insulin dengan baik.
4. Usia
Risiko diabetes meningkat sejalan dengan bertambahnya usia, terutama setelah usia 40 tahun.
Hal ini terjadi karena sel-sel beta di dalam pankreas yang memproduksi insulin menurun
seiring bertambahnya usia.
5. Jenis kelamin
Baik pria maupun wanita memiliki risiko yang sama besar terkena diabetes hingga usia
dewasa awal. Setelah usia 30 tahun, wanita memiliki risiko yang lebih tinggi terkena diabetes
tipe 2 pada usia lanjut.
6. Infeksi pada kelenjar pankreas
Hormon insulin yang mengatur kadar gula darah dalam darah dihasilkan oleh kelenjar
pankreas. Jika terjadi infeksi dalam tubuh dan menyerang pankreas maka organ tersebut tidak
dapat memproduksi hormon insulin dengan baik sehingga tanda-tanda diabetes akan muncul.
Kecelakaan atau cedera yang merusak pankreas juga bisa merusak sel-sel beta sehingga
menyebabkan diabetes.
7. Kurang aktivitas fisik (olahraga)
Mereka yang melakukan sedikit melakukan aktivitas fisik memiliki risiko obesitas lebih
tinggi dibandingkan dengan mereka yang rajin bersepeda, berjalan kaki, atau aktivitas
lainnya. Mudahnya fasilitas membuat masyarakat makin tidak mempunyai kesempatan untuk
bergerak dan beraktivitas, kondisi ini memungkinkan menjadi penyebab angka terjadinya
diabetes makin meningkat (Nadjibah, 2018)
1. Edukasi
Edukasi diabetes adalah pendidikan dan pelatihan mengenai pengetahuan dan ketrampilan
bagi penderita diabetes yang bertujuan menunjang perubahan perilaku untuk meningkatkan
pemahaman pasien akan penyakitnya. Edukasi dengan tujuan promosi hidup sehat, perlu
selalu dilakukan sebagai bagian dari upaya pencegahan dan merupakan bagian yang sangat
penting dari pengelolaan diabetes mellitus secara holistik.
2. Terapi Gizi
Setiap pasien diabetes melitus harus mendapat terapi gizi sesuai dengan kebutuhannya untuk
mencapai sasaran terapi. Pasien diabetes melitus perlu di tekankan pentingnya keteraturan
makan dalam hal jadwal, jenis, serta jumlah makanan terutama pasien yang menggunakan
obat penurun glukosa darah atau insulin. Perencanaan makan hendaknya dengan kandungan
zat gizi yang cukup dan disertai pengurangan total lemak terutama lemak jenuh. Standar yang
dianjurkan adalah makanan dengan komposisi yang seimbang baik karbohidrat, protein, dan
lemak sesuai dengan kecukupan gizi : karbohidrat 60-70%, protein 10-15%, lemak 20-25%.
Jumlah kalori disesuaiakan dengan pertumbuhan, status gizi, umur, stress akut, dan kegiatan
fisik untuk mencapai dan mempertahankan berat badan ideal.
3. Aktivitas Jasmani
Aktivitas jasmani atau olahraga dapat menurunkan dan menjaga kadar gula darah tetap
normal. Olahraga yang disarankan adalah yang bersifat CRIPE (Continous, Rhytmical,
Interval, Progressive, Endurance Training). Beberapa contoh olahraga yang disarankan,
antara lain jalan atau lari pagi, bersepeda, berenang, jogging, dan renang. Latihan sebaiknya
dilakukan sesuai umur dan status kesegaran jasmani. Kegiatan jasmani sehari-hari dan latihan
jasmani secara teratur (3-4 kali seminggu selama kurang lebih 30 menit) merupakan hal
penting yang harus dilakukan untuk menjaga kebugaran, menurunkan berat badan,
memperbaiki sensitifitas insulin sehingga dapat mengendalikan kadar glukosa darah
(Sukardji, 2009). Penderita diabetes melitus harus rutin untuk melakukan pemeriksaan atau
konsultasi kepada dokter. Hal ini dilakukan untuk mengetahui kondisi tubuhnya sehingga
dapat melakukan tindakan untuk pengendalian atau pencegahan secara tepat sebelum kondisi
tubuh semakin parah. Selain itu, penderita juga mendapatkan informasi dari dokter mengenai
obat yang harus dikonsumsi serta pantangan dan anjuran makanan yang dikonsumsi sehari-
sehari.
4. Terapi Medis
Terapi medis biasanya berupa pemberian obat-obat yang mengandung kimia yang bersifat
antidiabetes. Obat antidiabetes yang disebut dengan obat oral antidiabetes (OAD) atau
dengan cara suntikan insulin. Pada umumnya, OAD berbentuk kapsul dan dikonsumsi
dengan cara ditelan. Sedangkan terapi insulin tunggal atau kombinasi disesuaikan dengan
kebutuhan pasien dan respon individu terhadap insulin, yang dapat dinilai dari hasil
pemeriksaan kadar glukosa darah (Oetari, 2019).
2.2.1 Pengertian
Peningkatan mutu pelayanan adalah derajat memberikan pelayanan secara efisian dan
efektif sesuai dengan standar profesi, standar pelayanan yang dilaksanakan secara menyeluruh
sesuai dengan kebutuhan pasien, memanfaatkan teknologi tepat guna dan hasil penelitian dalam
pengembangan pelayanan kesehatan atau keperawatan sehingga tercapai derajat kesehatan yang
optimal.
1. Input, adalah segala sumber daya yang diperlukan untuk melaksanakan kegiatan seperti
tenaga, dana, obat, fasilitas peralatan, teknologi, organisasi, dan informasi.
2. Proses, adalah interaksi professional antara pemberi pelayanan dengan konsumen (pasien dan
masyarakat). Setiap tindakan koreksi dibuat dan meminimalkan risiko terulangnya keluhan
atau ketidakpuasan pada pasien. Program keselamatan pasien bertujuan untuk meningkatkan
keselamatan pasien dan meningkatkan mutu pelayanan.
Interaksi professional selalu memperhatikan asas etika terhadap pasien, antara lain :
a. Berbuat hal-hal yang baik (beneficence) terhadap manusia khususnya pasien, staf klinis
dan nonklinis, masyarakat dan pelanggan secara umum.
b. Tidak menimbulkan kerugian (respect for persons) menghormati hak otonomi, martabat,
kerahasiaan, berlaku jujur, terbuka, empati.
c. Berlaku adil (justice) dalam memberikan layanan.
3. Output/outcome adalah hasil pelayanan kesehatan atau pelayanan keperawatan, yaitu berupa
perubahan yang terjadi padakonsumen termasuk kepuasan dari konsumen. Tanpa mengukur
hasil kinerja rumah sakit atau keperawatn tidak dapat diketahui apakah input dan proses yang
baik telah menghasilkan output yang baik pula.
Konsep kualitas layanan adalah suatu pengertian yang kompleks tentang mutu, tentang
memuaskan atau tidak memuaskan. Faktor yang mempengaruhi kualitas layanan antara lain:
Peningkatan mutu dilakukan dalam berbagai macam cara yang akan dijelaskan sebagai
berikut :
2.4.1 Pengertian
Kepuasan pasien adalah perawaan senang atau puas bahwa produk jasa atau yang
diterima telah sesuai atau melebihi harapan. Kepuasan pasien merupakan salah satu indikator
kualitas pelayanan yang kita berikan dan kepuasan pasien adalah modal untuk mendapatkan
pasien lebih banyak lagi dan untuk mendapatkan pasien yang loyal (setia).
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi kepuasan pasien, yaitu sebagai berikut:
Konsep kualitas layanan yang berkaitan dengan kepuasan ditentukan oleh 5 unsur yang
biasanya dikenal dengan istilah kualitas layanan RATER (responsiveness, assurance,
tangible, empathy, dan reability). Bentuk aplikasi kualitas layanan dengan menerapkan
konsep RATER antara lain :
1. Sangat memuaskan
Diartikan sebagai ukuran subyektif hasil penilaian perasaan pasien yang menggambarkan
pelayanan kesehatan sepenuhnya atau sebagian besar sesuai kebutuhan atau keinginan
pasien, seperti sangat bersih (untuk prasarana),sangat ramah (untuk hubungan dengan dokter
atau perawat), atau sangat cepat (untuk proses administrasinya), yang seluruhnya
menggambarkan tingkat kualitas pelayanan yang paling tinggi.
2. Memuaskan
Diartikan sebagai ukuran subyektif hasil penelitian perasaan pasien, yang menggambarkan
pelayanan kesehatan tidak sepenuhnya atau sebagian sesuai kebutuhan. Contoh tidak terlalu
bersih (untuk sarana), agak kurang cepat (proses administrasi), kurang ramah, yang
seluruhnya ini menggambarkan tingkat kualitas yang kategori sedang.
3. Tidak memuaskan
Diartikan sebagai ukuran subyektif hasil penelitian perasaan pasien rendah, yang
menggambarkan pelayanan kesehatan tidak sesuai kebutuhan atau keinginan seperti tidak
terlalu bersih (untuk sarana), agak terkambat (untuk proses adminitrasi), atau tidak ramah.
4. Sangat tidak memuaskan
Diartikan sebagai ukuran subyektif hasil penelitian perasaan pasien yang rendah,
menggambarkan pelayanan kesehatan tidak sesuai kebutuhan atau keinginan seperti tidak
bersih (untuk sarana), lambat (untuk proses administrasi),dan tidak ramah. Hal ini
menggambarkan tingkat kualitas yang kategori rendah.
2.5 Rancangan Aplikasi
Gambar. 2
Metode
waterfall
langkah-
langkah dalam metode waterfall sebagai berikut (Pressman, 2014):
a. Analisa Kebutuhan
Tahapan analisa terhadap kebutuhan sistem yang akan di rancang mulai dari
pengumpulan data penelitian melaui, wawancara kepada salud wound care dan survei
kepada masyarakat, maupun studi literature dari jurnal terkait, dengan demikian mampu
mendapatkan informasi yang lengkap, sehingga sistem yang dirancang dapat memenuhi
kebutuhan.
Analisa kebutuhan tidak fungsional merupakan salah satu aspek yang ada pada
perancangan aplikasi. Kebutuhan tidak fungsional adalah kebutuhan yang berkaitan
dengan software dan hardware, adapun software yang digunakan meliputi : Android
Studio, Framework react native, Android Emulator, MySql, Visual code, Microsoft office.
Hardware yang digunakan yaitu : Smartphone berbasis Android dan laptop. Analisa
kebutuhan fungsional merupakan aspek selanjutnya dalam perancangan aplikasi yang
telah dijabarkan pertama kali diatas. Kebutuhan fungsional meliputi : masyarakat sebagai
pengelola, riwayat, profil, biaya perawatan, admin sebagai pengguna yang melakukan
login dan dapat mengakses semua menu melalui web server sehingga dapat memperbarui
data yang ada.
b. Rancangan dan desain
Tahapan perancangan desain sistem dilakukan bertahap dan saling
keterkaian dengan tahap lainya.
c. Usecase Diagram
Diagram usecase diperlukan untuk mengetahui fungsi apa saja yang ada didalam
sebuah sistem dan siapa saja yang berhak mengakses fungsi-fungsi tersebut.
Gambar 3 tersebut merupakan diagram usecase admin dan user.
2.5.1 Database
Database sistem ini terdiri dari tabel admin, tabel user, tabel
pendaftaran, table perawatan, tabel biaya, table keluhan. Database ini di
desain dengan DBDesigner yang nantinya akan di realisasikan dalam MySql.
Gambar 4 tersebut merupakan rancangan dari database sistem.
Gambar. 4 Basis data sistem
Design software dan sistem aplikasi akan dilihat pertama kali oleh
pengguna berupa tampilan beranda yang berisikan profil mitra, data pasien
dan biaya perawatan. Pada profil mitra terdapat visi, misi, jam kerja dan
penghargaan yang diperoleh mitra. Data pasien berisi data pribadi
diantaranya nama, tanggal lahir, alamat, email, dan nomor Handphone.
Konsumen akan melihat tampilan aplikasi berisikan pemilihan lokasi tempat
pemesanan, seperti peta ataupun kolom pencarian alamat. Rancangan
aplikasi kali ini dibuat berbeda karena akan memungkinkan pasien
mengambil gambar luka dan mengetahui estimasi biaya perawatan. Biaya
akan langsung diprogram sesuai dengan klasifikasi luka yang selanjutnya
diverifikasi oleh petugas, setelah itu pesanan akan diproses dan tenaga
kesehatan akan mengunjungi tempat yang diatur oleh pasien sebelumnya.
Disaat pasien menunggu tenaga kesehatan, pasien dapat melihat profil
tenaga kesehatan yang akan datang memberikan pelayanan dan juga
berkomunikasi dengan petugas. Menu pengaturan, pengguna dapat mengedit
data pasien, mengetahui detail aplikasi, mendapatkan bantuan jika terdapat
kendala, serta log out untuk keluar dari aplikasi.
2.5.7 Pengujian
DIABETES TRTREATMENT
DTM
care
yang
Gambar 17
menampilkan halaman
biaya yang dilakukan
oleh user. Halaman ini gununakan user untuk mengunggah foto luka,
setelah berhasil mengunggah maka menunggu admin untuk konfirmasi,
dokter atau klinik dapat menentukan perkisaran biaya perawatan luka.
Gambar 20
menunjukkan bahwa di halaman
pendaftaran terdapat fitur riwayat, sehingga pasien mengetahui
perkembangan dari perawatan yang telah dijalani.
7 2.6.1.9 Halaman Riwayat
Gambar 23
menampilkan Sub Halaman Edit Data
Pasien dari halaman Pengaturan yang
digunakan untuk memperbarui data
pengguna diabetes mobile .
Gambar 24. Sub Halaman Tentang
Gambar 25
menampilkan Sub
Halaman Bantuan
dari Halaman Pengaturan
dan Gambar 26
menampilkan Riwayat
keluhan dari Sub Halaman Bantuan.Halaman ini digunakan untuk
membantu pengguna diabetes mobile dalam memberikan saran,
pertanyaan, dan kritik yang membangun untuk kemajuan diabetes mobile.
DIABETES TRTREATMENT
Halaman ini berelasi dengan halaman admin dan halaman biaya user,
sehingga yang di tampilkan pada halaman ini dengan user sama, admin
dapat meperbarui jika di kemudian hari luka korban diluar espektasi.
Kegunaanya untuk menjaga jika ada user yang curang. Halaman Kelola
Biaya Terkonfirmasi ditunjukkan pada Gambar 31.
DIABETES TRTREATMENT
Gambar 31. Halaman Kelola Biaya Terkonfirmasi
14 2.6.1.16 Halaman Keluhan Baru
DIABETES TRTREATMENT
DIABETES TRTREATMENT
DIABETES TRTREATMENT
x x x x x x x x x x10 x
1 2 3 4 5 6 7 8 9
Korel
x1 1 .748** .629** .673** .678** .602** .708** .707** .711** .671** .804**
asi
Pearso
n
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000
N 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37
Korel
x2 .748** 1 .753** .749** .752** .729** .806** .816** .781** .772** .883**
asi
Pearso
n
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000
N 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37
Korel
x3 .629** .753** 1 .821** .708** .723** .766** .822** .761** .775** .861**
asi
Pearso
n
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000
N 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37
Korel
x4 .673** .749** .821** 1 .728** .822** .827** .871** .876** .826** .911**
asi
Pearso
n
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000
N 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37
Korel
x5 .678** .752** .708** .728** 1 .835** .821** .817** .775** .743** .882**
asi
Pearso
n
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000
N 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37
Korel
x6 .602** .729** .723** .822** .835** 1 .815** .870** .812** .828** .896**
asi
Pearso
n
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000
N 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37
Korel
x7 .708** .806** .766** .827** .821** .815** 1 .875** .864** .875** .931**
asi
Pearso
n
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000
N 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37
Korel
x8 .707** .816** .822** .871** .817** .870** .875** 1 .837** .955** .954**
asi
Pearso
n
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000
N 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37
Korel
x9 .711** .781** .761** .876** .775** .812** .864** .837** 1 .837** .919**
asi
Pearso
n
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000
N 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37
Korel
x1 .671** .772** .775** .826** .743** .828** .875** .955** .837** 1 .920**
asi
0
Pearso
n
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000
N 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37
Korel
x .804** .883** .861** .911** .882** .896** .931** .954** .919** .920** 1
asi
Pearso
n
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000
N 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37
𝒙̅ = ∑𝒏 𝒙
𝑥̅ = skor rata-rata
∑ 𝑥 = skor jumlah
𝑛 = jumlah responden
BAB 3
3.1 Kesimpulan
(diisi)
3.2 Saran.
1. Tenaga Kesehatan
Diharapkan untuk tenaga kesehatan bisa meningkatkan kemampuan dalam
mengaplikasikan sarana komunikasi yang telah berkembang pesat untuk menghadapi era
society 5.0.
2. Rumah Sakit
Rumah sakit disarankan untuk memanfaatkan jaringan internet yang sudah ada dan
membuat SOP (lanjutkan…)
DAFTAR PUSTAKA
21
A, H., Saryadi, & Reni, S. (2019, November 7). Pengaruh Kualitas Pelayanan Terhadap
Kepuasan Pasien di Rumah Sakit Islam Kota Magelang. Retrieved from
http://www.media.neliti/media/publications/188305-ID-pengaruh-kualitas-pelayanan-
terhadap-kep.
Ardi, M. (2019, Oktober 1). Telehomecare Pada Diabetes Mellitus Tipe 2. Retrieved from
http://www.docplayer.info/99236682-telehomecare-pada-diabetes-melitus-tipe-2-html.?
B, K. H. (2019, September 29). Clinical Effectiveness, Accsess to, and Satisfaction with Care
Using a Telehomecare Subtitution Intervention.
B, K. H., & Amy, B. (2019, September 29). Menerapkan Bukti Penelitian Untuk
Mengoptimalkan Telehomecare. Jurnal Cardiovascular Nurse.
B, Y., D, T., & S, S. I. (2019, November 7). Potensi Layanan Homecare di RS UMM Didasarkan
Pada Analisa Kasus, Penyakit, Ekonomi dan Sosial Masyarakat.
Demiris, G., Thompson, H., B, B., J, C. S., & Chung, J. (2019). Older Adults Acceptance of
F, R., R, S., & J, H. A. (2019). Hubungan Kualitas Pelayanan Homecare Dengan Tingkat
Kepuasan Keluarga Pasien Di Wilayah Kerja Puskesmas Batua Kota Makasar. Jurnal
Kesehatan Masyarakat Vol. 9 No. 1.
Oetari, R. A. (2019). Khasiat Obat Tradisional Sebagai Antioksidan Diabetes. Yogyakarta:
Rapha Publishing.
S, A., & P, O. S. (2018). Telehealth Dalam Pelayanan Keperawatan. Jurnal UPN Veteran
Yogyakarta.
Sudaryanto, A., & Purwanti, O. S. (2019, Oktober 1). Telehealth Dalam Pelayanan
Keperawatan. Retrieved from http://www/media/publications/174598-ID-telehealth-
dalam-pelayanan-keperawatan.pdf.
Y, N. (2018). Hidup Sehat Dengan Diabetes. Solo: PT. Tiga Serangkai Pustaka Mandiri.