Disusun oleh :
1. Agnatha Aqilah Kunamae (10011282227056)
2. Mutiara Wahyuliana (10011282227082)
3. Alini Sapitri (10011182227023)
4. Intan Amelia (10011382227201)
5. Ananda Dwi Cahya (10011182227021)
6. Putri Thalia Fortuna Sianipar (10011282227081)
7. Syabina Az-Zahra (10011182227024)
8. Rehsa Apriliana (10011382227150)
9. Rahmah Fadhilah Husna (10011382227189)
10. Siti Wulandari (10011382227184)
11. Azzanaurah (10011282227085)
12. Putri Alya Fitriani (10011382227208)
13. Agustina (10011182227022)
14. Ririn Artike Cahyani (10011382227149)
15. Arista Miranda Putri (10011282227054)
16. Liona Ayu Permata Kusuma (10011382227146)
17. Risma Azrianti (10011382227187)
18. Putri Sava Elfina (10011382227207)
DAFTAR ISI................................................................................................................................... 2
BAB I ............................................................................................................................................... 3
PENDAHULUAN .......................................................................................................................... 3
1.1 LATAR BELAKANG .................................................................................................... 3
1.2 RUMUSAN MASALAH ................................................................................................ 3
1.3 TUJUAN .......................................................................................................................... 4
BAB II ............................................................................................................................................. 5
TINJAUAN PUSTAKA ................................................................................................................. 5
2.1 ATROFI ........................................................................................................................... 5
2.1.1 Jenis - Jenis Atrofi..................................................................................................... 5
2.1.2 Cara Mengatasi Atrofi Sesuai dengan Jenisnya ........................................................ 6
2.2 HIPERTROFI ................................................................................................................. 6
2.2.1 Jenis Hipertrofi.......................................................................................................... 6
2.2.2 Pengobatan Hipertrofi ............................................................................................... 7
2.3 ISKEMIK ........................................................................................................................ 7
2.3.1 Faktor Risiko Iskemik ............................................................................................... 7
2.3.2 Gejala Iskemik .......................................................................................................... 8
2.3.3 Pengobatan Iskemik .................................................................................................. 9
2.3.4 Pencegahan Iskemik .................................................................................................. 9
2.4 TROMBOSIS .................................................................................................................. 9
2.4.1 Trombosis Vena Atau Deep Vein Thrombosis (DVT) ............................................. 9
2.4.2 Trombosis Arteri ...................................................................................................... 11
BAB III.......................................................................................................................................... 13
PENUTUP ..................................................................................................................................... 13
3.1 KESIMPULAN ............................................................................................................. 13
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................... 14
2
BAB I
PENDAHULUAN
Sel adalah unit fungsional terkecil suatu organisme. Sel-sel yang memiliki asal embrionik
atau fungsi yang sama akan membentuk suatu organisasi yang memiliki fungsional lebih
besar yaitu jaringan. Jaringan ini kemudian akan bergabung untuk membentuk struktur tubuh
dan organ-organ. Meskipun sel-sel di setiap jaringan dan organ memiliki variasi struktur dan
fungsi yang berbeda. ada beberapa karakteristik umum yang dimiliki semua sel. Sel memiliki
kemampuan untuk mendapatkan energi dari nutrien organik di sekitarnya, mensintesis
berbagai kompleks molekul, dan bereplikasi (Mattson. 2006).
Salah satu kemampuan sel adalan beradaptasi dengan lingkungannya. Kemampuan sel
untuk beradaptasi sangat penting karena setiap hari, bahkan hamper setiap detik, sel-sel tubuh
terpapar oleh berbagai kondisi. Adaptasi juga dibutuhkan oleh sel untuk menghadadi suatu
kondisi fistologis tubuh itu sendiri contonnya perbesaran ukuran uterus saat wanita hamil.
Terkadang gangguan broses adaptasi ini bisa menjadi awalan dari suatu mekanisme awal
teradinya suatu penyakit. Oleh karena itu, sangat penting untuk mempelajari adaptasi sel agar
pembelajaran mengenai mekanisme teriadinya suatu penyakit dapat lebih mudah dipahami
(Mattson. 2006).
Mekanisme adaptasi sel terdiri dari organisasi sel yaitu unit kehidupan, kesatuan lahiriah
yang terkecil menunjukkan bermacam-macam fenomena yang berhubungan dengan
hidup.dan selalu berbuhungan dengan karakterristik makhluk hidup yaitu : bereproduksi,
tumbuh, melakukan metabolisme dan beradaptasi terhadap perubahan internal dan eksternal.
Mekanisme adaptasi sel adalah penyesuaian dengan mengubah diri sesuai dengan keadaan
lingkungan, tetapi juga mengubah lingkungan sesuai dengan keadaan (keinginan diri).
Adaptasi sel merupakan respons sel terhadap cedera yang tidak mematikan dan bersifat
menetap (persistent). Ada 4 cara yang dilakukan yaitu atrofi, hipertrofi, hiperplasia, dan
metaplasia. Pada dasarnya tubuh terdiri dari satuan dasar yang hidup yakni sel sel dan tiap
organ merupakan kelompok sel yang berbeda-beda yang saling menghubungkan satu sama
lainnya oleh struktur penunjang interselular. Tiap macam sel dapat beradaptasi secara khusus
untuk membentuk suatu fungsi yang khas. Sel itu juga berkemampuan untuk
berkembangbiak dan bila salah satu macam sel itu rusak oleh salah satu penyebab, maka sel-
sel yang tertinggal seringkali membagi diri lagi terus menerus sampai jumlahnya mencukupi
kembali.
3
4. Bagaimana adaptasi sel secara trombosis?
1.3 TUJUAN
1. Untuk mengetahui apa itu mekanisme adaptasi sel.
2. Untuk mengetahui adaptasi sel secara atropi.
3. Untuk mengetahui adaptasi sel secara hypertropi.
4. Untuk mengetahui adaptasi sel secara iskemik.
5. Untuk mengetahui adaptasi sel secara trombosis.
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 ATROFI
Atrofi adalah pembuangan sebagian atau seluruh bagian tubuh. Atrofi adalah proses
fisiologis umum reabsorpsi dan kerusakan jaringan, yang melibatkan apoptosis. Ketika atrofi
terjadi sebagai akibat dari penyakit atau kehilangan dukungan trofik akibat penyakit lain,
disebut sebagai atrofi patologis, meskipun dapat menjadi bagian dari perkembangan normal
tubuh dan homeostasis juga. Penyebab atrofi antara lain mutasi (yang dapat merusak gen
untuk membangun organ), nutrisi yang buruk, sirkulasi yang buruk, hilangnya dukungan
hormon, hilangnya pasokan saraf ke organ target, jumlah apoptosis sel yang berlebihan, dan
kurangnya gerakan atau penyakit intrinsik pada jaringan itu sendiri.
5
satu sisi saja. Pasien biasanya akan mengalami gangguan fungsi kognitif, daya ingat,
berbicara hingga bergerak.
2.2 HIPERTROFI
Hipertrofi adalah peningkatan dan pertumbuhan sel otot yang mengacu pada peningkatan
ukuran otot pada bagian tubuh tertentu. Semua hipertrofi adalah akibat dari peningkatan
jumlah filamen aktin dan miosin dalam setiap serat otot, jadi menyebabkan pembesaran
masing-masing serat otot, yang secara sederhana disebut hipertrofi serat. Peristiwa ini
biasanya terjadi sebagai respon terhadap suatu kontraksi otot yang berlangsung pada
kekuatan maksimal atau hampir maksimal.
Hipertrofi terutama dijumpai pada sel-sel yang tidak dapat beradaptasi terhadap
peningkatan beban kerja dengan cara meningkatkan jumlah mereka (hiperplasia) melalui
mitosis. Contoh sel yang tidak dapat mengalami mitosis tetapi mengalami hipertrofi adalah
sel otot rangka dan jantung. Otot polos dapat mengalami hipertrofi maupun hiperplasi.
Hipertrofi otot ditandai dengan peningkatan ukuran otot pada tubuh, seperti pada lengan dan
paha. Hipertrofi otot berarti peningkatan ukuran otot tersebut terjadi pada sel-sel otot yang
sudah ada.
6
kerusakan pada serat otot, tapi tubuh akan terus memperbaikinya. Artinya, tubuh
melakukan pertahanan diri hingga akhirnya terbiasa dengan kondisi tersebut.
a) Hipertrofi miofibrilar, yaitu peningkatan jumlah miofibril, yang membuat otot lebih
kuat dan padat. Miofibril sendiri merupakan serabut yang membuat jaringan otot
dapat berkontraksi.
b) Hipertrofi sarkoplasma, itu tandanya jumlah cairan sarkoplasma di dalam otot
bertambah. Cairan ini adalah sumber energi yang mengelilingi miofibril di dalam
otot. Cairan ini mengandung adenosin trifosfat, glikogen, kreatin fosfat, dan air.
Cairan sarkoplasma yang membuat otot menjadi lebih besar, tetapi tidak bertambah
kuat.
c) Hipertrofi otot miostatin, yaitu kondisi genetik langka yang melibatkan
peningkatan ukuran otot secara signifikan. Bahkan, peningkatannya sendiri dapat
terjadi 2 kali lipat dari jumlah massa otot normal. Jika tidak dipicu oleh genetik
seperti hipertrofi otot miostatin, peningkatan ukuran otot dapat terjadi ketika kamu
sering berolahraga. Jenis olahraga atau latihan yang dilakukan tentu harus fokus
terhadap pembentukan otot di area tubuh tertentu.
2. Hipertrofi Patologis
Hipertrofi ini terjadi sebagai respon terhadap suatu keadaan sakit misalnya hipertrofi
ventrikel kiri sebagai respon terhadap hipertensi kronik dan peningkatan beban kerja
jantung.
3. Hipertrofi Kompensasi
Hipertrofi kompensasi terjadi sewaktu sel tumbuh untuk mengambil alih peransel lain yang
telah mati. Contohnya hilangnya satu ginjal menyebabkan sel-sel di ginjal yang masih ada
mengalami hipertrofi sehingga terjadi peningkatan ukuran ginjal secara bermakna.
2.3 ISKEMIK
Iskemik adalah suatu keadaan kurangnya aliran darah ke organ tubuh tertentu, yang
mengakibatkan organ tersebut kekurangan oksigen. Iskemia menyebabkan terjadinya
defisiensi nutrisi dan oksigen pada jaringan atau organ tubuh yang sangat diperlukan untuk
membantu proses metabolisme sel. Seluruh organ tubuh dapat mengalami kondisi ini. Jika
tidak segera ditangani, kondisi ini dapat menyebabkan kematian sel. Iskemik sering terjadi
akibat aterosklerosis, yaitu penumpukan plak di pembuluh darah. Akibatnya, aliran darah
pun menjadi terhambat. Penumpukan ini terjadi secara perlahan sehingga jarang disadari.
7
Diabetes, hipertensi, hipotensi, kolesterol tinggi, trigliserida tinggi, obesitas, gangguan
pembekuan darah, anemia sel sabit, penyakit jantung, tumor, kelainan otot atau tulang,
kelainan darah, gagal ginjal, vaskulitis, serta kondisi peradangan, seperti pankreatitis dan
diverkulitis dapat menempatkan seseorang pada risiko iskemia.
2. Penyalahgunaan obat-obatan terlarang
Penyalahgunaan narkoba memiliki peningkatan risiko stroke hemoragik dan iskemik.
Selain itu penyalahgunaan obat sering menjadi penyebab stroke pada orang dewasa.
3. Kebiasaan Merokok
Memiliki kebiasaan merokok bisa menempatkan seseorang pada risiko iskemia. Ini
disebabkan kandungan zat berbahaya pada rokok dapat menghambat aliran darah.
4. Konsumsi Minuman Beralkohol Secara Berlebihan
Konsumsi alkohol yang berlebihan dapat menyebabkan penumpukan plak di arteri
(aterosklerosis). Penumpukan ini dapat mengurangi aliran darah.
5. Jarang Olahraga
Jarang berolahraga dapat meningkatkan risiko seseorang mengalami penyumbatan aliran
darah. Orang yang aktif berolahraga peredaran darahnya jauh lebih baik ketimbang orang
yang tidak aktif secara fisik.
8
halus dan mengkilat kemudian menghitam, kuku kaki menebal, luka yang
tidak kunjung sembuh.
2.4 TROMBOSIS
Trombosis adalah gangguan kesehatan yang ditandai dengan terbentuknya bekuan darah
atau menggumpalnya darah di dalam pembuluh darah, yang berasal dari komponen-
komponen darah. Gumpalan darah ini dapat menyumbat atau menghalangi kelancaran aliran
darah di sekitarnya. Trombus atau bekuan darah ini dapat terbentuk pada vena, arteri, jantung
atau mikrosirkulasi dan apabila lepas dapat menyebabkan emboli. Trombosis adalah istilah
medis yang merujuk pada proses pembekuan darah di dalam tubuh. Trombosit dan protein
di dalam plasma darah bekerja sama untuk mencegah perdarahan berat ketika pembuluh
darah mengalami cedera. Pada kondisi normal, tubuh segera melarutkan gumpalan darah
ketika cedera pulih. Namun, pada beberapa kasus, gumpalan darah tidak dapat larut dan
menyumbat arteri. Gumpalan darah pun dapat terlepas, lalu mengalir bersama aliran darah,
dan berakhir di dalam arteri yang memasok darah ke otak, jantung, dan paru-paru. Trombosis
menjadi masalah kesehatan yang dapat berakibat fatal apabila tidak ditangani. Trombosis
dapat menyebabkan komplikasi serius keorgan yang terdampak seperti otak, paru-paru,
sampai ke jantung. Trombosis yang terjadi pada pembuluh darah jantung dapat memicu
serangan jantung mendadak. Atau, bila trombosis terjadi pada pembuluh darah otak, stroke
iskemik pun dapat terjadi.
9
terlepas dan mengikuti aliran darah, kemudian menyumbat pembuluh darah arteri di paru-
paru. Akibatnya, penderita akan sulit bernapas, bahkan bisa mengalami kematian.
10
kecil di pembuluh darah. Setelah itu, dokter akan mengangkat gumpalan darah,
kemudian memperbaiki jaringan dan pembuluh darah yang rusak. Pada beberapa
kasus, dokter akan menggunakan balon khusus untuk membuat pembuluh darah
tetap terbuka lebar selama proses pengangkatan gumpalan darah. Setelah itu, balon
akan diangkat bersama gumpalan darah.
11
sementara. tapi bisa menyebabkan stroke ringan atau TIA (transient ischemic
attack).
c) Sumbatan di Pembuluh Arteri Perifer
Kondisi ini umumnya terjadi akibat komplikasi dari penyakit arteri perifer. Pada
penyakit ini, plak yang menumpuk bisa pecah dan menyebabkan terbentuknya
gumpalan darah. Gumpalan darah yang menyumbat pada arteri perifer dapat
menimbulkan keluhan seperti nyeri tungkai, tungkai tampak pucat, kebiruan, atau
terasa dingin, mati rasa atau lemah di tungkai.
12
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Mekanisme adaptasi sel terdiri dari organisasi sel yaitu unit kehidupan, kesatuan
lahiriah yang terkecil menunjukkan bermacam-macam fenomena yang berhubungan dengan
hidup.dan selalu berhubungan dengan karakterristik makhluk hidup yaitu : bereproduksi,
tumbuh, melakukan metabolisme dan beradaptasi terhadap perubahan internal dan eksternal.
Tiap macam sel dapat beradaptasi secara khusus untuk membentuk suatu fungsi yang khas.
Sel itu juga berkemampuan untuk berkembangbiak dan bila salah satu macam sel itu rusak
oleh salah satu penyebab, maka sel-sel yang tertinggal seringkali membagi diri lagi terus
menerus sampai jumlahnya mencukupi kembali.
13
DAFTAR PUSTAKA
Diannekartika. isi makalah adaptasidocx. dokumen.tips. Published October 29, 2015. Accessed
January 14, 2023. https://dokumen.tips/amp/documents/isi-makalah-adaptasidocx.html
Redaksi 1000guru. Sel: Si Kecil yang Beradaptasi. Majalah 1000guru. Published June 27, 2011.
Accessed January 14, 2023. http://majalah1000guru.net/2011/06/adaptasi-
sel/#:~:text=Adaptasi%20sel%20merupakan%20respons%20sel,hipertrofi%2C%20hi
perplasia%2C%20dan%20metaplasia.
Rudrappa Supreeth S.Human Skeletal Muscle Disuse Atrophy: Effects on Muscle Protein
Synthesis, Breakdown, and Insulin Resistance—A Qualitative Review.2016.University
Hospital Of Derby and Burton.
Nicholas Perricone, M.D. The Perricone Prescription ISBN 979-1112-60-6 ISBN 978-979-1112-
60-4
Redaksi Halodoc. Hipertrofi otot dirangsang melalui olahraga sejenis angkat beban. | Chat dokter
Beli obat Booking rumah. halodoc. Published November 29, 2021. Accessed January 14,
2023. https://www.halodoc.com/artikel/ketahui-tentang-hipertrofi-otot
Trombosis Arteri. Alodokter. Published November 22, 2017. Accessed January 14, 2023.
https://www.alodokter.com/trombosisarteri#:~:text=Ada%20beberapa%20faktor%20y
ang%20bisa,Berat%20badan%20berlebih%20atau%20obesitas
dr. Fadhli Rizal Makarim. DVT Deep Vein Thrombosis. halodoc. Published July 7, 2020. Accessed
January 14, 2023. https://www.halodoc.com/kesehatan/dvt-deep-vein-thrombosis
14