(KES205)
MODUL SESI 1
PATOLOGI SEL
DISUSUN OLEH
Tyas Putri Utami, S.Pd., M.Biomed
3. Konsep Homeostasis
Sel-sel di dalam tubuh akan tetap hidup dalam kondisi lingkungan
yang ideal baginya. Namun, kondisi lingkungan sel ini dapat terus berubah-
ubah dengan adanya suatu rangsangan dari luar ataupun gangguan fisiologis
lainnya. Jika lingkungan sel tesebut terus terganggu tanpa teratasi, maka
dapat mengakibatkan terjadinya kerusakan sel. Jika terjadi kerusakan sel ,
maka dapat terjadi gangguan pada tingkat struktur organisasi yang lebih
tinggi. Oleh karenanya, diperlukan adanya suatu mekanisme untuk
memelihara kondisi lingkungan yang ideal bagi keberlangsungan hidup sel-
sel penyusun tubuh kita.
3. Patofisiologi
Patologi adalah ilmu yang mempelajari tentang penyakit. Patologi
merupakan jembatan antara ilmu dasar dan kedokteran klinis. Patofisiologi
adalah ilmu yang mempelajari gangguan fungsi pada organisme yang sakit,
meliputi asal penyakit, permulaan perjalanan dan akibat yang ditimbulkan.
Penyakit dapat didefinisikan sebagai kelainan dalam struktur dan
atau fungsi dalam organisme. Penyakit pada manusia jarang yang sifatnya
sederhana. Kompleksitas penyakit ini dipengaruhi oleh heterogenesitas,
variasi lingkungan, kebiasaan atau pola hidup dan penyakit yang kronis
biasanya memiliki komplikasi.
Berdasarkan sifat dan waktu onset penyakitnya, penyakit dapat
dibedakan menjadi:
a. Penyakit Akut
Penyakit dengan gejala yang biasanya parah, tapi bertahan hanya
dalam waktu singkat. Pasien akan lebih baik, bergerak ke fase jangka
panjang, atau jika terlalu berat maka dapat sampai menyebabkan
kematian.
b. Penyakit kronis
Penyakit yang bertahan selama jangka waktu yang panjang, sering
kurang parah daripada penyakit akut.
c. Penyakit intercurrent
Penyakit yang muncul dan berkembang setelah perjalanan penyakit
lain
Patologi berdasarkan orientasi pembahasannya, dapat dibedakan
menjadi patologi umum, yang membahas tentang dasar-dasar penyakit
berorientasi horizontal (sifat proses), dan patologi sistemik, yang membahas
lebih rinci penyakit berorientasi vertikal (berdasarkan wilayah atau lokasi).
D. Kunci Jawaban
1. Patofisiologi adalah ilmu yang mempelajari gangguan fungsi pada
organisme yang sakit, meliputi asal penyakit, permulaan perjalanan dan
akibat yang ditimbulkan.
2. Penyakit intercurrent adaah penyakit yang muncul dan berkembang
setelah perjalanan penyakit lain
4. Cedera Sel
Sel ataupun jaringan dapat mengalami cedera oleh karena adanya
suatu factor. Berikut ini merupakan factor-faktor yang dapat mengakibatkan
terjadinya cedera sel atau jaringan:
a. Agen fisik, contohnya mekanik, suhu
b. Agen kimia, contohnya dosis tinggi dari suatu substansi
c. Agen biologi, seperti agen eksogen (virus, bakteria, dll) dan agen
endogen (autoimun)
d. Nutrisi, misalnya pada kasus defisiensi atau kelebihan
e. Genetik, yang terjadi karena mutasi, ekspresi gen dan kromosom
abnormal
f. Anoksia, dapat bersifat umum atau lokal, terkait dengan defisiensi
sirkulasi dan respirasi
g. Penuaan
Sel yang mengalami cedera dapat dibedakan dari sel normal yang
berada dalam kondisi baik. Perubahan morfologi umum pada cedera sel
antara lain:
a. pembengkakan seluler akut
b. kerusakan membran sel
c. pembengkakan dan fragmentasi krista mitokondria
d. dilatasi dan penguraian RE halus
e. degranulasi RE kasar
Cedera sel pada derajat yang rendah, masih bersifat reversible. Jika
paparan factor penyebab cedera sel dihentikan dan lingkungan sel
dikembalikna ke kondisi optimal untuk pertumbuhan sel, maka sel akan
mengalami perbaikan dan kembali ke kondisi awal. Namun jika paparan
terus berlanjut dan cedera sel masuk ke derajat yang lebih tinggi, maka
kerusakan sel yang terjadi dapat sampai menimbulkan kematian sel.
Kematian sel ini ditandai dengan lisisnya sel akibat fragmentasi membrane
dan organel-organel sel lainnya oleh karena aktivitas enzim lisosom yang
pecah.
5. Kematian Sel
Ada dua macam kematian sel, yakni:
a. Nekrosis
Nekrosis adalah kematian sel-sel dalam suatu jaringan lokal yang
terjadi di dalam tubuh. Ada beberapa macam nekrosis, yakni:
2) Nekrosis likuifaksi:
Cirinya jaringan tampak lembut dan tampak cair, enzim mencerna sel
dan mengubahnya menjadi massa berprotein yang tak berbentuk abses
3) Nekrosis kaseasi
Cirinya jaringan lunak, granular, dan rapuh, menyerupai keju lembut.
Contoh nekrosis kaseasi terjadi pada kasus TBC.
5) Gangren
Gangren adalah jenis nekrosis yang diikuti hilangnya suplai darah dan
diikuti serangan bakteri.
b. Apoptosis
Apoptosis atau kematian sel yang terprogram merupakan
peristiwa perusakan sel sendiri yang terjadi karena aktivasi endonuklease
yang mengakibatkan fragmentasi DNA. Apoptosis bertujuan untuk
menyingkirkan sel dari populasi tanpa melibatkan respon imun dan untuk
menjaga homeostasis. Oleh karenanya, berbeda dengan nekrosis, pada sel
atau jaringan yang sel-selnya mengalami apoptosis, tidak akan terjadi
inflamasi.
Apoptosis merupakan suatu proses yang melibatkan jalur
persinyalan yang kompleks. Apoptosis ini diperlukan untuk
perkembangan yang tepat, misal pada proses pembentukan jari tangan
dan kaki pada janin. Apoptosis juga diperlukan untuk menghancurkan
sel-sel yang telah terinfeksi virus, sel imunokompeten, sel dengan
kerusakan DNA dan sel kanker.
Perbedaan gambaran kematian sel nekrosis dan apoptosis dapat
dilihat pada gambar berikut:
6. Kematian Somatik
Kematian sel dapat terjadi hanya pada sel atau sebagian jaringan.
Namun kematian somatic, pada akhirnya akan mengakibatkan kematian
seluruh sel penyusun tubuh. Kematian somatic ditandai dengan berhenti
kerjanya system vital dalam tubuh, yakni henti napas, henti denyut jantung,
dan henti aktivitas saraf. Perubahan-perubahan pada tubuh akan terjadi
setelah kematian somatic terjadi. Perubahan-perubahan yang berhubungan
dengan kematian somatic tersebut, yakni:
a. Perubahan seluler umum, perubahan ini sama dengan yang berhubungan
dengan kematian sel
C. Latihan
1. Apa yang dimaksud dengan hipertrofi!?
2. Sebutkan macam-macam nekrosis!?
D. Kunci Jawaban
1. Hipertrofi adalah salah satu bentuk adaptasi sel yang meunjukkan adanya
peningkatan ukuran suatu organ akibat manifestasi dari meningkatnya
volume sel-sel penyusunnya.
2. Nekrosis koagulasi, nekrosis likuifaksi, nekrosis kaseasi, nekrosis lemak
dan gangren.
A. Daftar Pustaka
1. Braunstein, Herbert., outline and review pathology 2 nd edition., (Toronto:
The C.V. Moby company, 1987)
2. Spector, W.G., An introduction to general pahology 3 rd edition., (London:
Churchill livingstone, 1989)
3. Porth C.M. - Essentials of Pathophysiology_ Concepts of Altered Health
States (2006)
4. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC2117903/
5. Referensi terkait lainnya