NEUROGENIK
Dosen pengampu: Ns.Emy Salmiyah.,MM
Di sususn oleh:
Kelompok 3
Suhenda (C.0105.19.24)
Kelas A
Program Studi Pendidikan Ners
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Budi Luhur Cimahi
Tahun 2022
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah puji syukur kehadirat Allah Swt yang telah melimpahkan rahmat serta hidayah-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan laporan pendahuluan ini. Sholawat serta salam tetap terlimpah
kepada nabi besar kita Nabi Muhammad Saw kepada keluarga dan para sahabatnya sampai
generasi berikutnya hingga akhir zaman. Laporan pendahuluan ini dapat diselesaikan atas izin
Allah serta bantuan dan dukungan dosen serta teman-teman yang memberikan semangat dan
motivasi kepada kami, dan kami menyadari bahwa dalam penyusunan laporan pendahuluan ini
jauh dari kesempurnaan karena keterbatasan kemampuan kami.Semoga laporan pendahuluan ini
dapat memberikan manfaat dan menambah wawasan bagi para pembaca. Kami mengharapkan
kritik dan saran sebagai bahan pembelajaran. Sekian yang dapat kami sampaikan dan terima kasih.
DAFTAR ISI
Kata pengantar..................................................................................................................i
Daftar isi.............................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................................
2.1 Definisi.....................................................................................................................
2.2 Etiologi.....................................................................................................................
2.3 Patofisiologi............................................................................................................
2.5 Pathway...................................................................................................................
2.6 Komplikasi..............................................................................................................
BAB IV PENUTUP.............................................................................................................
3.1 Kesimpulan............................................................................................................
3.2 Saran......................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Neurogenic bladder adalah suatu gangguan pada lower urinary tract yang disebabkan oleh
kerusakan pada sistem saraf yang dapat terjadi akibat trauma, infeksi atau kongenital. Di Amerika
Serikat, kasus neurogenic bladder ditemukan pada 40-90% pasien dengan multiple sclerosis, 37-
72% dengan penyakit Parkinson, 15% dengan stroke, 70-80% dengan spinal cord injury, 40% pada
anak usia 5 tahun dengan spina bifida, dan 60,9% pada remaja dengan spina bifida.Penyebab
umum lainnya dapat ditemukan diabetes melitus dengan neuropati otonom, gejala sisa operasi
punggung, cauda equina syndrome karena tulang belakang lumbal yang patologi (Ginsberg, 2013).
Pasien yang mengalami neurogenic bladder memiliki risiko dan insiden yang tinggi untuk
mengalami infeksi jalur urin maupun obstruksi dinding luar kandung kemih. Apabila tidak
ditangani dengan optimal, pasien dengan neurogenic bladder berisiko mengalami sepsis dan gagal
ginjal. Selain itu, pasien juga dapat mengalami inkontinensia urin yang akan memberi dampak
negatif pada kualitas hidupnya karena rasa malu, depresi, dan terjadinya isolasi sosial (Dorsher &
McIntosh 2012).
Mengingat tingginya morbiditas neurogenic bladder, oleh karena itu topik mengenai neurogenic
bladder ini penting untuk dibahas dalam student project kali ini, agar dampak negatif yang
ditimbulkan dapat diantisipasi dengan diagnosis serta penatalaksanaan yang tepat. Adapun dalam
student project ini akan dibahas mengenai definisi, etiologi, patofisiologi, klasifikasi, manifestasi
klinis, diagnosis,managemen dan prognosis neurogenic bladder.
Sesuai dengan latar belakang di atas maka muncul rumusan masalah yaitu: Bagaimana cara
penanganan pasien dengan syok neurogenik secara kritis?
1. Tujuan umum
Tujuan umum dari penyusunan makalah syok neurogenik yaitu untuk mengetahui pemenuhan
asuhan keperawatan kritis dengan diagnosa syok neurogenik
2. Tujuan khusus
- Mahasiswa mampu memahami penanganan kritis atau gawat darurat dari syok neurogenik
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi
Syok neurologik disebut juga syok spinal merupakan bentuk dari syok distributif, Syok
neurogenik terjadi akibat kegagalan pusat vasomotor karena hilangnya tonus pembuluh darah
secaraa mendadak di seluruh tubuh sehingga terjadi hipotensi dan penimbunan darah pada
pembuluh tampung (capacitance vessels). Hasil dari perubahan resistensi pembuluh darah sistemik
ini diakibatkan oleh cidera pada sistem saraf (seperti trauma kepala, ideraspinal, atau anestesi
umum yang dalam.
B. Etiologi
Syok neurogenik disebabkan oleh gangguan susunan saraf simpatis, yang menyebabkandilatasi
arteriola dan kenaikan kapasitas vaskular. Tekanan darah sistolik biasanya akan turunhingga
dibawah 80-90 mmHg walaupun curah jantung normal atau meningkat. Pingsan yang biasa
merupakan contoh syok neurogenik sementara. Kerusakan medula spinalis servikalis merupakan
sebab tersering syok neurogenik traumatik. (Boswick, 1667)
C. Patofisiologi
Syok neurogenik diawali dengan gangguan saraf otonom oleh adanya interupsi jalur simpatetik.
Hal tersebut menyebabkan aktivasi parasimpatetik yang berlebih, serta menyebabkan vasodilatasi
dan bradikardia. Hal ini terjadi pada orang dengan kerusakan / cedera medula spinalis dan penyakit
sistem saraf perifer seperti sindrom Guillain-Barre.
D. Manifestasi Klinis
Syok neurogenik spinal ditandai dengan kulit kering, hangat, dan bukan dingin, lembabseperti
yang terjadi pada syok hipovolemik. Tanda lainnya adalah bradikardia dan bukan takikardia seperti
yang terjadi pada bentuk syok lainnya (Smeltzer " Brenda 2013)
Hampir sama dengan syok pada umumnya tetapi pada syok neurogenik terdapat tanda tekanan
darah turun,nadi tidak bertambah cepat, bahkan dapat lebih lambat (bradikardi)kadang disertai
dengan adanya defisit neurologis berupa quadriplegia atau paraplegia.
E. Pathway
F. Pemeriksaan diagnostik
Pemeriksaan lebih lanjut mungkin diperlukan tergantung padakondisi seseorang. Penelitian yang
lebih rinci dari saluran kemih (misalnya, cystography, cystoscopy, dan cystometrography)
dapatdilakukan untuk memeriksa fungsi kandung kemih atau untukmembantu menentukan durasi
dan penyebab kandung kemih neurogenik
G. Komplikasi
Syok neurogenik dapat menyebabkan kerusakan permanen pada organ atau jaringan tubuh yang
tidak mendapat cukup pasokan darah. Hal ini bisa terjadi secara bersamaan pada seluruh organ
sehingga dapat menyebabkan kematian.
Komplikasi utama kandung kemih neurogenik adalah infeksi yang terjadiakibat stasis urin dan
kateterisasi yang dilakukan kemudian. Hipertrofi dindingkandung kemih juga terjadi dan akhirnya
menimbulkan refluks vesikouretral(kembalinya urin dari kandung kemih ke dalam ureter) dan
hidronefrosis (dilatasistruktur internal ginjal dengan meningkatnya tekanan dari urin yang
mengalir balik). Pada klien dengan neurogenic bladder juga memungkinkan untukmeningkatkan
resiko gangguan saluran keluar kandung kemih.
Medis:
1. Pemberian vasoaktif seperti fenilefrin dan efedrin, untuk mengurangi daerah vaskuler dengan
penyempitan sfingter prekapiler dan vena kapasitan untuk mendorong keluar darah yang
berkumpul ditempat tersebut.
2. Memasang penopang pada jalan napas pasien dan memberikan bantuan oksigen
3. Meningkatkan tekanan darah dengan memberikan cairan infus dan obat penyempit pembuluh
darah, seperti dopamin, norepinephrine, epinephrine, dan vasopressin
1. Baringkan pasien dengan posisi kepala lebih rendah dari kaki (posisiTrendelenburg).
2. meminimalkan perubahan posisi tubuh pasien atau membuat pasien tidak bergerak sama sekali.
Hal ini bertujuan untuk mencegah kerusakan lebih lanjut pada sistem saraf.
I. Proses Keperawatan
Asuhan Keperawatan
1.Pengkajian.
Pada pengkajian dilakukan anamnesa (wawancara) dan pemeriksaan fisik secara langsung guna
memperoleh data yang akurat.Data tersebut digunakan sebagai acuan dalam membuat rencana
asuhankeperawatan (Nursalam, 2008).
a.Identitas klien, meliputi nama, umur, jenis kelamin, agama, bahasa, pekerjaan, kebangsaan,
alamat, pendidikan, tanggal MRS, dan diagnosamedis (Nursalam, 2008).
c.Riwayat kesehatan sekarangKlien mengalami perubahan berat badan. Tanyakan juga kepada
klienmengenai frekuensi berkemih, pola berkemih, warna dan jumlah pengeluaran urin per hari
(Unbound Medicine, 2013).
1)Klien memiliki riwayat merokok, penggunaan alkohol, asupankafein, dan terpapar zat
nefrotoksik,
e.Riwayat penyakit keluargaPerawat perlu menanyakan apakah penyakit ini pernah dialami
olehanggota keluarga lain. Adakah anggota keluarga yang pernahmengalami penyakit infeksi
saluran kemih lainnya.
f.Pengkajian psikososialKlien merasa cemas dengan kondisi yang dialaminya serta maluakan bau
urin dan kurangnya kontrol berkemih. Pasien merasaalternatif satu-satunya adalah kateterisasi urin.
Klien juga mungkintakut akan terjadinya disfungsi seksual (Unbound Medicine, 2013).
1. B1(Breath) Pada pasien dengan masalah disfungsi perkemihan biasanya pada sistem pernapasan
tidak ditemukan kelainan
3. B3 (Brain) Kaji tingkat kesadaran klien dengan GCS. GCS : E= 4 V=5 M= 6 Total nilai: 154)
4. B4 (Bladder)Pada pasien dengan masalah disfungsi perkemihan biasanyamengalami perubahan
dalam proses berkemih, meliputifrekuensi berkemih, disuria, enuresis, poliuria, oliguria,
danhematuria.
5)B5 (Bowel)Perubahan pada bising usus, distensi abdomen, mual, danmuntah. Perubahan pada
pola defekasi misal terdapat darah pada feses, diare, nyeri pada defekasi.
6)B6 (Bone)Perawat mengkaji kondisi kulit untuk mengetahui statushidrasi klien, meliputi turgor
kulit dan mukosa mulut. Kaji adanya nyeri, kelemahan/ keletihan serta keterbatasan partisifasi
pada latihan
J. Analisa data
-Mengeluh nyeri
Do:
-Gelisah
Ds:
Nyeri kronis
-Merasa takut mengalami
cedera berulang
Do:
-Bersikap
protektif(mis.posisi
menghindari nyeri)
-Waspada
-Anoreksia
-Fokus menyempit
Eksternal
-Ketidak amanan
transportasi Tidak sadar
Internal
-Perubahan orientasi
afektif
-Perubahan sensasi
-Disfungsi autoimun
-Hipoksia jaringan
-Kegagalan mekanisme
pertahanan tubuh
-Malnutrisi
-Perubahan fungsi
psikomotor
-Perubahan fungsi
kognitif
-Parastesia
Dilatasi arteri
-Nyeri
ekstremitas(klaudikasi
intermiten)
Tonus pemb.darah perifer
Do:
-Edema
Perfusi jaringan tidak efektif
-Penyembuhan luka
lambat
-Indeks ankle-brachial
<0,90
-Bruit femoralis
Do:
Do:
Kulit merah,vasokontrik sikulit
-Kulit merah
-Kejang
Hipertermi
-Takikardi
-Takipnea
K. Diagnosa keperawatan
L. Intervensi keperawatan
Dx Tujuan Intervensi
keperawatan
Kolaborasi
-nafsu makan
membaik
Perfusi
jaringan tidak
efektif b.d Setelah Observasi
tonus dilakukan
pemb.darah tindakan - periksa sirkulasi perifer(mis. Nadi perifer,edema,
perifer keperawatan pengisian kapiler, warna, suhu,ankle-brachial index)
selama - identifikasi faktor risiko gangguan sirkulasi(mis.
2x24jam Diabetes, perokok, orang tua, hipertensi dan kadar
perfusi ferifer kolesterol tinggi)
teratasi
- monitor panas, kemerahan, nyeri atau bengkak pada
Kriteria hasil ekstremitas
-jumlah urine Terapeutik
meningkat
- hindari pemasangan infus atau pengambilan darah di
-nyeri area keterbatasan perfusi
abdomen
menurun - hindari pengukuran tekanan darah pada ekstremitas
dengan keterbatasan perfusi
-distensi
abdomen - hindari penekanan dan pemasangan tourniquet pada
menurun area yang cedera
-tekanan
darah
membaik
BAB III
Analisa Jurnal
Determinan Terjadinya Infeksi Saluran Kemih pada Pasien Dewasa di RSUD Kota Bekasi
BAB IV
Penutup
4.1 Kesimpulan
Neurogenik adalah gangguan pada saluran kemih bagian bawah yang disebabkan oleh
kerusakan sistem saraf. Fasilitasi dan inhibisi berkemih berada di bawah 3 pusat utama, yaitu pusat
berkemih sakral (the sacral micturition center), pusat berkemih pons (the pontine micturition
center), dan korteks serebral. Pada lower motor neuron neurogenic bladder, kerusakan terjadi pada
pusat mikturisi maupun saraf tepi sedangkan sistem saraf simpatetik pada sistem urin masih
intak.Klasifikasi dari neurogenic baldder, yaitu neurogenic bladder tipe flaksid, neurogenic
bladder tipe spastik, dan neurogenic bladder tipe campuran. Terdapat tiga tahap dalam
mendiagnosis neurogenic bladder, yaitu anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan
laboratorium. Manajemen neurogenic bladder dilakukan melalui intervensi nonfarmakologis
meliputi perubahan gaya hidup, bladder retraining, kateterisasi interminten, dan pembedahan,
sedangkan farmakologis meliputi obat-obatan antikolinergik atau antimuskarinik dan alpha
adrenergic bladder.
4.2 Saran
Menyadari bahwa penyusunan masih jauh dari kata sempurna, kedepannya penyusunan lebih
fokus dan detail dalam menjelaskan tentang makalah di atas dengan sumber sumber yang lebih
banyak yang tentunya dapat pertanggung jawaban
Untuk saran berisi kritik atau saran terhadap penulisan juga bisa untuk menanggapi terhadap
kesimpulan dari bahasan makalah yang telah di jelaskan
Daftar pustaka
•Https://www.genitourinary-disorders/voiding-disorder/neurogenik
•httpa://ml.scribd.com/doc/92985428/syok-neurogenik(20.10.2015)
•www.mnhealthhandmedical.com+https://id.scribd.com
•https://www.academia.edu
•https://id.scribd.com