Anda di halaman 1dari 23

LAPORAN PENDAHULUAN

NEUROGENIK
Dosen pengampu: Ns.Emy Salmiyah.,MM

Di sususn oleh:

Kelompok 3

Elisa Fuji Astuti (C.0105.19.006)

Fitriyani Widia (C.0105.19.007)

Hamjah Abdul Hendra (C.0105.19.009)

Sani Marwiyah (C.0105.19.020)

Suhenda (C.0105.19.24)

Tiara Marsanda (C.0105.19.025)

Kelas A
Program Studi Pendidikan Ners
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Budi Luhur Cimahi
Tahun 2022
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah puji syukur kehadirat Allah Swt yang telah melimpahkan rahmat serta hidayah-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan laporan pendahuluan ini. Sholawat serta salam tetap terlimpah
kepada nabi besar kita Nabi Muhammad Saw kepada keluarga dan para sahabatnya sampai
generasi berikutnya hingga akhir zaman. Laporan pendahuluan ini dapat diselesaikan atas izin
Allah serta bantuan dan dukungan dosen serta teman-teman yang memberikan semangat dan
motivasi kepada kami, dan kami menyadari bahwa dalam penyusunan laporan pendahuluan ini
jauh dari kesempurnaan karena keterbatasan kemampuan kami.Semoga laporan pendahuluan ini
dapat memberikan manfaat dan menambah wawasan bagi para pembaca. Kami mengharapkan
kritik dan saran sebagai bahan pembelajaran. Sekian yang dapat kami sampaikan dan terima kasih.
DAFTAR ISI

Kata pengantar..................................................................................................................i

Daftar isi.............................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................................

1.1 Latar belakang.........................................................................................................

1.2 Rumusan masalah...................................................................................................

1.3 Tujuan penelitian.....................................................................................................

1.4 Manfaat penelitian..................................................................................................

BAB II TINAJAUAN PUSTAKA..........................................................................................

2.1 Definisi.....................................................................................................................

2.2 Etiologi.....................................................................................................................

2.3 Patofisiologi............................................................................................................

2.4 Manifestasi klinis...................................................................................................

2.5 Pathway...................................................................................................................

2.6 Komplikasi..............................................................................................................

2.7 Data diagnostik.......................................................................................................

2.8 Penatalaksanaan medin non medis......................................................................

2.9 Prosew keperawatan.............................................................................................

BAB III ANALISA JURNAL................................................................................................

BAB IV PENUTUP.............................................................................................................

3.1 Kesimpulan............................................................................................................

3.2 Saran......................................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang

Neurogenic bladder adalah suatu gangguan pada lower urinary tract yang disebabkan oleh
kerusakan pada sistem saraf yang dapat terjadi akibat trauma, infeksi atau kongenital. Di Amerika
Serikat, kasus neurogenic bladder ditemukan pada 40-90% pasien dengan multiple sclerosis, 37-
72% dengan penyakit Parkinson, 15% dengan stroke, 70-80% dengan spinal cord injury, 40% pada
anak usia 5 tahun dengan spina bifida, dan 60,9% pada remaja dengan spina bifida.Penyebab
umum lainnya dapat ditemukan diabetes melitus dengan neuropati otonom, gejala sisa operasi
punggung, cauda equina syndrome karena tulang belakang lumbal yang patologi (Ginsberg, 2013).
Pasien yang mengalami neurogenic bladder memiliki risiko dan insiden yang tinggi untuk
mengalami infeksi jalur urin maupun obstruksi dinding luar kandung kemih. Apabila tidak
ditangani dengan optimal, pasien dengan neurogenic bladder berisiko mengalami sepsis dan gagal
ginjal. Selain itu, pasien juga dapat mengalami inkontinensia urin yang akan memberi dampak
negatif pada kualitas hidupnya karena rasa malu, depresi, dan terjadinya isolasi sosial (Dorsher &
McIntosh 2012).
Mengingat tingginya morbiditas neurogenic bladder, oleh karena itu topik mengenai neurogenic
bladder ini penting untuk dibahas dalam student project kali ini, agar dampak negatif yang
ditimbulkan dapat diantisipasi dengan diagnosis serta penatalaksanaan yang tepat. Adapun dalam
student project ini akan dibahas mengenai definisi, etiologi, patofisiologi, klasifikasi, manifestasi
klinis, diagnosis,managemen dan prognosis neurogenic bladder.

1.2 Rumusan masalah

Sesuai dengan latar belakang di atas maka muncul rumusan masalah yaitu: Bagaimana cara
penanganan pasien dengan syok neurogenik secara kritis?

1.3 Tujuan penelitian

Berikut tujuan dari makalah syok neurogenik:

1. Tujuan umum

Tujuan umum dari penyusunan makalah syok neurogenik yaitu untuk mengetahui pemenuhan
asuhan keperawatan kritis dengan diagnosa syok neurogenik

2. Tujuan khusus

- Untuk mengetahui definisi,etioligi,manifestasi klinis,data diganostok,patjway,pemeriksaan


penunjang
-untuk mengetahui penangan kritis atau gawat darurat dari syok neurogenik

1.4 Manfaat penulisan

- Mahasiswa mampu memahami definisi,etiologi,patofisiologi,manifestasi klinis,data


diagnostik,pathway,

- Mahasiswa mampu memahami penanganan kritis atau gawat darurat dari syok neurogenik
BAB II

PEMBAHASAN
A. Definisi

Syok neurologik disebut juga syok spinal merupakan bentuk dari syok distributif, Syok
neurogenik terjadi akibat kegagalan pusat vasomotor karena hilangnya tonus pembuluh darah
secaraa mendadak di seluruh tubuh sehingga terjadi hipotensi dan penimbunan darah pada
pembuluh tampung (capacitance vessels). Hasil dari perubahan resistensi pembuluh darah sistemik
ini diakibatkan oleh cidera pada sistem saraf (seperti trauma kepala, ideraspinal, atau anestesi
umum yang dalam.

B. Etiologi

Syok neurogenik disebabkan oleh gangguan susunan saraf simpatis, yang menyebabkandilatasi
arteriola dan kenaikan kapasitas vaskular. Tekanan darah sistolik biasanya akan turunhingga
dibawah 80-90 mmHg walaupun curah jantung normal atau meningkat. Pingsan yang biasa
merupakan contoh syok neurogenik sementara. Kerusakan medula spinalis servikalis merupakan
sebab tersering syok neurogenik traumatik. (Boswick, 1667)

C. Patofisiologi

Syok neurogenik diawali dengan gangguan saraf otonom oleh adanya interupsi jalur simpatetik.
Hal tersebut menyebabkan aktivasi parasimpatetik yang berlebih, serta menyebabkan vasodilatasi
dan bradikardia. Hal ini terjadi pada orang dengan kerusakan / cedera medula spinalis dan penyakit
sistem saraf perifer seperti sindrom Guillain-Barre.

D. Manifestasi Klinis

Syok neurogenik spinal ditandai dengan kulit kering, hangat, dan bukan dingin, lembabseperti
yang terjadi pada syok hipovolemik. Tanda lainnya adalah bradikardia dan bukan takikardia seperti
yang terjadi pada bentuk syok lainnya (Smeltzer " Brenda 2013)

Hampir sama dengan syok pada umumnya tetapi pada syok neurogenik terdapat tanda tekanan
darah turun,nadi tidak bertambah cepat, bahkan dapat lebih lambat (bradikardi)kadang disertai
dengan adanya defisit neurologis berupa quadriplegia atau paraplegia.

E. Pathway
F. Pemeriksaan diagnostik

1.Voiding cystourethrography : mengevaluasi fungsi leher kandungkemih, refluks vesikoureter


dan kontinensia.

2.Pemeriksaan urodinamika : terdiri dari sistometri, uroflometri, profiltekanan uretra dan


elektromielografi sfingter; mengevaluasi kerjakandung kemih untuk penyimpanan urin,
pengosongan kandung kemihdan kecepatan aliran urin keluar darikandung kemih pada saat buang
airkecil.

3.Retrograde urethroghraphy: mengungkapkan keberadaan striktur dan divertikulum

4.Pemeriksaan aliran urine : berkurangnya atau terganggunya aliranurine. (Saputra, 2012)

Pemeriksaan lebih lanjut mungkin diperlukan tergantung padakondisi seseorang. Penelitian yang
lebih rinci dari saluran kemih (misalnya, cystography, cystoscopy, dan cystometrography)
dapatdilakukan untuk memeriksa fungsi kandung kemih atau untukmembantu menentukan durasi
dan penyebab kandung kemih neurogenik

G. Komplikasi

Syok neurogenik dapat menyebabkan kerusakan permanen pada organ atau jaringan tubuh yang
tidak mendapat cukup pasokan darah. Hal ini bisa terjadi secara bersamaan pada seluruh organ
sehingga dapat menyebabkan kematian.

Komplikasi utama kandung kemih neurogenik adalah infeksi yang terjadiakibat stasis urin dan
kateterisasi yang dilakukan kemudian. Hipertrofi dindingkandung kemih juga terjadi dan akhirnya
menimbulkan refluks vesikouretral(kembalinya urin dari kandung kemih ke dalam ureter) dan
hidronefrosis (dilatasistruktur internal ginjal dengan meningkatnya tekanan dari urin yang
mengalir balik). Pada klien dengan neurogenic bladder juga memungkinkan untukmeningkatkan
resiko gangguan saluran keluar kandung kemih.

H. Penatalaksanaan medis dan non medis

Medis:

1. Pemberian vasoaktif seperti fenilefrin dan efedrin, untuk mengurangi daerah vaskuler dengan
penyempitan sfingter prekapiler dan vena kapasitan untuk mendorong keluar darah yang
berkumpul ditempat tersebut.

2. Memasang penopang pada jalan napas pasien dan memberikan bantuan oksigen

3. Meningkatkan tekanan darah dengan memberikan cairan infus dan obat penyempit pembuluh
darah, seperti dopamin, norepinephrine, epinephrine, dan vasopressin

4. Meningkatkan detak jantung dengan memberikan obat atropin.


Non medis:

1. Baringkan pasien dengan posisi kepala lebih rendah dari kaki (posisiTrendelenburg).

2. meminimalkan perubahan posisi tubuh pasien atau membuat pasien tidak bergerak sama sekali.
Hal ini bertujuan untuk mencegah kerusakan lebih lanjut pada sistem saraf.
I. Proses Keperawatan

Asuhan Keperawatan

1.Pengkajian.

Pada pengkajian dilakukan anamnesa (wawancara) dan pemeriksaan fisik secara langsung guna
memperoleh data yang akurat.Data tersebut digunakan sebagai acuan dalam membuat rencana
asuhankeperawatan (Nursalam, 2008).

a.Identitas klien, meliputi nama, umur, jenis kelamin, agama, bahasa, pekerjaan, kebangsaan,
alamat, pendidikan, tanggal MRS, dan diagnosamedis (Nursalam, 2008).

b.Keluhan utamaKlien biasanya mengeluh sulit berkemih (Unbound Medicine, 2013).

c.Riwayat kesehatan sekarangKlien mengalami perubahan berat badan. Tanyakan juga kepada
klienmengenai frekuensi berkemih, pola berkemih, warna dan jumlah pengeluaran urin per hari
(Unbound Medicine, 2013).

d.Riwayat penyakit sebelumnya

1)Klien memiliki riwayat merokok, penggunaan alkohol, asupankafein, dan terpapar zat
nefrotoksik,

2)Pembedahan. (Morton, 2008)

e.Riwayat penyakit keluargaPerawat perlu menanyakan apakah penyakit ini pernah dialami
olehanggota keluarga lain. Adakah anggota keluarga yang pernahmengalami penyakit infeksi
saluran kemih lainnya.

f.Pengkajian psikososialKlien merasa cemas dengan kondisi yang dialaminya serta maluakan bau
urin dan kurangnya kontrol berkemih. Pasien merasaalternatif satu-satunya adalah kateterisasi urin.
Klien juga mungkintakut akan terjadinya disfungsi seksual (Unbound Medicine, 2013).

g.Pemeriksaan FisikBerdasarkan Smeltzer (2004), perawat dapat melakukan pemeriksaan fisik


secara per system ( Review of System), yakni

1. B1(Breath) Pada pasien dengan masalah disfungsi perkemihan biasanya pada sistem pernapasan
tidak ditemukan kelainan

2. B2 (Blood)Pada sistem peredaran darah biasanya juga tidak ditemukan kelainan

3. B3 (Brain) Kaji tingkat kesadaran klien dengan GCS. GCS : E= 4 V=5 M= 6 Total nilai: 154)
4. B4 (Bladder)Pada pasien dengan masalah disfungsi perkemihan biasanyamengalami perubahan
dalam proses berkemih, meliputifrekuensi berkemih, disuria, enuresis, poliuria, oliguria,
danhematuria.

5)B5 (Bowel)Perubahan pada bising usus, distensi abdomen, mual, danmuntah. Perubahan pada
pola defekasi misal terdapat darah pada feses, diare, nyeri pada defekasi.

6)B6 (Bone)Perawat mengkaji kondisi kulit untuk mengetahui statushidrasi klien, meliputi turgor
kulit dan mukosa mulut. Kaji adanya nyeri, kelemahan/ keletihan serta keterbatasan partisifasi
pada latihan

J. Analisa data

Data Etiologi Masalah keperawatan

Ds: Multiple Vehicle Trauma Nyeri kronis

-Mengeluh nyeri

-Merasa depresi SCI

Do:

-Tampak meringis Fraktur tulang

-Gelisah

-Tidak mampu Trauma kepala


menuntaskan aktivitas

Ds:
Nyeri kronis
-Merasa takut mengalami
cedera berulang

Do:

-Bersikap
protektif(mis.posisi
menghindari nyeri)

-Waspada

-Pola tidur berubah

-Anoreksia
-Fokus menyempit

-Berfokus pada diri


sendiri

Faktor Risiko: Defisit Neurogenik Resiko cedera

Eksternal

-Terpapar patogen Quadriplegi

-Terpapar zat kimia toksik

-Terpapar agen Paraplegi


nosokomial

-Ketidak amanan
transportasi Tidak sadar

Internal

-Ketidaknormalan profil Risiko cedera


darah

-Perubahan orientasi
afektif

-Perubahan sensasi

-Disfungsi autoimun

-Hipoksia jaringan

-Kegagalan mekanisme
pertahanan tubuh

-Malnutrisi

-Perubahan fungsi
psikomotor

-Perubahan fungsi
kognitif

Ds: - Syok neurogenik Perfusi jaringan tidak efektif


Do:

-Pengisian kapiler >3detik Hilangnya kontrol saraf simpatis

-Nadi perifer menurun terhadap tahanan vaskular


atau tidak teraba

-Akral teraba dingin


Vasolidatasi
-Warna kulit pucat

-Turgor kulit menurun


Dilatasi vena
Ds:

-Parastesia
Dilatasi arteri
-Nyeri
ekstremitas(klaudikasi
intermiten)
Tonus pemb.darah perifer
Do:

-Edema
Perfusi jaringan tidak efektif
-Penyembuhan luka
lambat

-Indeks ankle-brachial
<0,90

-Bruit femoralis

Ds:- Syok neurogenik Hipertermi

Do:

-Suhu tubuh diatasi nilai Pengumpulan darah di arteciol,


normal
vena dan kapiler
Ds:-

Do:
Kulit merah,vasokontrik sikulit
-Kulit merah

-Kejang
Hipertermi
-Takikardi

-Takipnea

-Kukit terasa hangat

K. Diagnosa keperawatan

1. Nyeri kronis b.d SCI (Spinal Cord Injury)

2. Resiko cedera b.d quadriplegi

3. Perfusi jaringan tidak efektif b.d tonus pemb.darah perifer

4. Hipertermi b.d kulit merah vasokontrik sikulit

L. Intervensi keperawatan

Dx Tujuan Intervensi
keperawatan

Nyeri kronis Setelah di Observasi


b.d SCI lakukan
(Spinal Cord tindakan -Identifikasi
Injury) keperawatan lokasi,karakteristik,durasu,frekuensi,kualitas,intensitas
selama nyeri
2x24jam -Identifikasi skala nyeri
nyeri teratasi
-Identifikasi respons nyeri non verbal
Kriteria hasil:
-Identifikasi faktor yang memperberat da
-Keluhan memperingan nyeri
nyeri
menurun - identifikasi pengetahuan dan keyakinan tentang
nyeri
-Meringis
menurun - identifikasi pengaruh budaya terhadap respon nyeri

-Gelisah - Identifikasi pengaruh nyeri pada kualitas hidup


menurun
- monitor keberhasilan terapi komplementer yang
sudah diberikan
-Anoreksia - monitor efek samping Penggunaan analgetik
menurun
Terapeutik
-Berfokus
pada diri - berikan teknik non farmakologis untuk mengurangi
sendiri rasa nyeri (mis.TRNS,hipnosia,akupresur,terapi
menurun musik,biofeedback, terapi pijat,aromaterapi, teknik
imajinasi terbimbing, kompres hangat atau dingin,
-Pola tidur terapi bermain
membaik
- kontrol lingkungan yang memperberat rasa nyeri
-Fungsi (mis. Suhu ruangan, pencahayaan, kebisingan)
berkemih
membaik - fasilitasi istirahat dan tidur

-Frekuensi - pertimbangkan jenis dan sumber nyeri dalam


nadi membaik pemilihan strategi meredakan nyeri

-Nafsu makan Edukasi


membaik - Jelaskan penyebab, periode dan pemicu nyeri
-Proses - Jelaskan strategi meredakan nyeri
berfikir
membaik - anjurkan memonitor nyeri secara mandiri

-Tekanan - anjurkan menggunakan analgetik secara tepat


darah
- ajarkan teknik non farmakologis untuk mengurangi
membaik
rasa nyeri

Kolaborasi

- kolaborasi pemberian analgetik, Jika perlu

Resiko cedera Setelah di Observasi


b.d quadriplegi lakukan
- identifikasi kesehatan pekerja(mis. Fungsi fisik,spiritual,
tindakan
sosial dan kebiasaan)
keperawatan
selama 2x24 - identifikasi standar prosedur kesehatan kerja
jam resiko administrasi dan penerapan peraturan tempat kerja
cedera terhadap standar
teratasi
- identifikasi faktor risiko penyakit dan kecelakaan kerja
Kriteria hasil
-toleransi - monitor kesehatan pekerja secara berkala
aktivitas
Terapeutik
meningkat
- gunakan label atau tanda untuk zat atau alat yang
-kejadian
berbahaya bagi kesehatan
cedera
menurun - terapkan program pemerintah terkait kesehatan kerja

-fraktur - lakukan Perawatan pada kondisi akut


menurun
- latih bantuan hidup dasar terkait kegawatdaruratan
-perdarahan kecelakaan kerja
menurun
Edukasi
-gangguan
kognitif - informasikan pekerja terkait cat atau alat yang
menurun berbahaya bagi kesehatan

-Tekanan - ajarkan tentang kesehatan dan modifikasi lingkungan


darah kerja yang sehat
membaik
Kolaborasi
-frekuensi
- rujuk ke rumah sakit untuk perawatan lanjut pada
nadi membaik
cedera dan penyakit akibat pekerjaan
-pola
tidur/istirahat
membaik

-nafsu makan
membaik

Perfusi
jaringan tidak
efektif b.d Setelah Observasi
tonus dilakukan
pemb.darah tindakan - periksa sirkulasi perifer(mis. Nadi perifer,edema,
perifer keperawatan pengisian kapiler, warna, suhu,ankle-brachial index)
selama - identifikasi faktor risiko gangguan sirkulasi(mis.
2x24jam Diabetes, perokok, orang tua, hipertensi dan kadar
perfusi ferifer kolesterol tinggi)
teratasi
- monitor panas, kemerahan, nyeri atau bengkak pada
Kriteria hasil ekstremitas
-jumlah urine Terapeutik
meningkat
- hindari pemasangan infus atau pengambilan darah di
-nyeri area keterbatasan perfusi
abdomen
menurun - hindari pengukuran tekanan darah pada ekstremitas
dengan keterbatasan perfusi
-distensi
abdomen - hindari penekanan dan pemasangan tourniquet pada
menurun area yang cedera

-mual muntah - melakukan pencegahan infeksi


menurun
- lakukan perawatan kaki dan kuku
-tekanan
- lakukan hidrasi
darah arteri
rata rata Edukasi
membaik
- anjurkan berhenti merokok
-kadar urea
nitrogen - anjurkan berolahraga rutin
darah
- anjurkan mengecek air mandi untuk menghindari
-kadar kulit terbakar
kreatinin
- anjurkan menggunakan obat penurun tekanan darah,
plasma
antikoagulan, dan penurunan kolesterol Jika perlu
-kadar
- anjurkan minum obat pengontrol tekanan darah
elektrolit
secara teratur
membaik
- anjurkan menghindari penggunaan obat penyekat
-
beta
keseimbangan
asam basa - anjurkan melakukan perawatan kulit yang tepat(mis.
membaik Rendah lemak jenuh, minyak ikan omega 3)

-fungsi hati - informasikan tanda dan gejala darurat yang harus


membaik dilaporkan kan(mis. Rasa sakit yang tidak hilang saat
istirahat, luka tidak sembuh, hilangnya rasa)

Hipertermi b.d Setelah di Observasi


kulit merah lakukan
vasokentrik tindakan - identifikasi penyebab hipertermia(mis. Dehidrasi,
sikulit keperawatan terpapar lingkungan panas, penggunaan inkubator)
selama 2x24 - monitor suhu tubuh
jam
hipertermi - monitor kadar elektrolit
teratasi
- monitor haluaran urine
Kriteria hasil
- monitor komplikasi akibat hipertermi
-menggigil Terapeutik
menurun
- sediakan lingkungan yang dingin
-kulit merah
menurun - longgarkan atau lepaskan pakaian

-kejang - basahi dan kipas permukaan tubuh


menurun - berikan cairan oral
-takikardia - ganti linen setiap hari atau lebih sering jika
menurun mengalami hiperhidrosis( keringat berlebih)
-takipnea - lakukan pendinginan eksternal(mis. Selimut
menurun hipotermia atau kompres dingin pada dahi, leher,
-bradikardi dada, abdominal, aksila)
menurun - hindari pemberian antipiretik atau aspirin
-hipoksia - berikan oksigen, Jika perlu
menurun
Edukasi
-suhu tubuh
membaik - anjurkan tirah baring

-suhu kulit Kolaborasi


membaik
- kolaborasi pemberian cairan dan elektrolit intravena
-ventilasi Jika perlu
membaik

-tekanan
darah
membaik
BAB III

Analisa Jurnal

Determinan Terjadinya Infeksi Saluran Kemih pada Pasien Dewasa di RSUD Kota Bekasi

Studi/Penulis Tempat Besar Usia Metode Kesimpulan


penelitian sampel/penelitian penelitian/
alat ukur

Santi Herlina, RSUD 96 responden - Uji Kohort Hasil Penelitian ini


Anggara Bekasi Retrospektif menunjukan bahwa
Kosih Mahita dari analisis
Yanah multivariat ternyata
variabel yang
berhubungan
bermakna dengan
infeksi saluran
kemih adalah jenis
klamin, riwayat
keluarga, penyakit
urologi. Sedangkan
variabel usia, dan
penyakit metabolik
sebagai perancu,
namun hasil yang
didapat dari odd ratio
(OR) adalah penyakit
metabolik yang
paling besar dengan
nilai 2, 53, dan
artinya pasien yang
mengalami penyakit
metabolik akan
mengalami lebih
besar dengan 2, 5
lebih tinggi
dibandingkan dengan
pasien yang tidak
mengalami penyakit
metabolik.

BAB IV

Penutup

4.1 Kesimpulan

Neurogenik adalah gangguan pada saluran kemih bagian bawah yang disebabkan oleh
kerusakan sistem saraf. Fasilitasi dan inhibisi berkemih berada di bawah 3 pusat utama, yaitu pusat
berkemih sakral (the sacral micturition center), pusat berkemih pons (the pontine micturition
center), dan korteks serebral. Pada lower motor neuron neurogenic bladder, kerusakan terjadi pada
pusat mikturisi maupun saraf tepi sedangkan sistem saraf simpatetik pada sistem urin masih
intak.Klasifikasi dari neurogenic baldder, yaitu neurogenic bladder tipe flaksid, neurogenic
bladder tipe spastik, dan neurogenic bladder tipe campuran. Terdapat tiga tahap dalam
mendiagnosis neurogenic bladder, yaitu anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan
laboratorium. Manajemen neurogenic bladder dilakukan melalui intervensi nonfarmakologis
meliputi perubahan gaya hidup, bladder retraining, kateterisasi interminten, dan pembedahan,
sedangkan farmakologis meliputi obat-obatan antikolinergik atau antimuskarinik dan alpha
adrenergic bladder.

4.2 Saran

Menyadari bahwa penyusunan masih jauh dari kata sempurna, kedepannya penyusunan lebih
fokus dan detail dalam menjelaskan tentang makalah di atas dengan sumber sumber yang lebih
banyak yang tentunya dapat pertanggung jawaban

Untuk saran berisi kritik atau saran terhadap penulisan juga bisa untuk menanggapi terhadap
kesimpulan dari bahasan makalah yang telah di jelaskan
Daftar pustaka

•Https://www.genitourinary-disorders/voiding-disorder/neurogenik

•httpa://ml.scribd.com/doc/92985428/syok-neurogenik(20.10.2015)

•www.mnhealthhandmedical.com+https://id.scribd.com

•https://www.academia.edu

•https://id.scribd.com

•jurnal ilmiah kesehatan msayarakat 2019-jikm upnvj.ac.id

Anda mungkin juga menyukai