Disusun oleh :
Kelompok 4
1. Nadia Mazaya (2019012190)
2. Nova Fitri Nurdiana (2019012194)
3. Putri Arum Sari (2019012200)
4. Septika Faulia (2019012206)
5. Silfia Istikomah. (2019012210)
6. Wahyu Esterina A.P (2019012214)
PSIK 1B
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena telah memberikan kesempatan
dan kesehatan sehingga kami dapat menyelesaikan “Makalah Asuhan Keperawatan dengan
Pasien Stroke” ini tepat pada waktunya.
Salawat dan salam kami ucapkan kepada junjungan alam nabi besar Muhammad SAW
yang telah mengantarkan ilmu, iman, akhlaq dan islam, sehingga kami dan semua manusia
berada dalam lindungan Allah SWT.
Kami menyadari bahwa penulisan Makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena
itu segala kritik, saran serta masukan perbaikan demi sempurnanya Makalah ini kami terima
dengan tangan terbuka.
Terima kasih kami ucapkan kepada Ibu Ana Fadilah, S.Kep.,Ns.,M.Kep sebagai dosen
pembimbing dalam pembuatan Makalah ini. Dan kepada semua pihak yang telah membantu
dalam pembuatan Makalah ini.
Akhirnya kami sekali lagi mengucapkan terima kasih serta maaf, kepada semua
kalangan yang telah mendukung penulisan dan selesainya Makalah ini. Semoga apa yang
ditulis ini sebagai amal shaleh disisi Allah SWT. Amin ya Rabbal Alamin.
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................i
DAFTAR ISI.............................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.........................................................................................1
B. Rumusan..................................................................................................7
C. Tujuan.......................................................................................................4
BAB II TINJAUAN TEORITIS
A. Konsep Dasar Medis................................................................................4
1. Pengertian...........................................................................................4
2. Anatomi fisiologi................................................................................4
3. Klasifikasi...........................................................................................6
4. Etilogi.................................................................................................7
5. Patofisiologi........................................................................................9
6. Manifestasi Klinis...............................................................................10
7. Pemeriksaan Penunjang......................................................................11
8. Penatalaksanaan..................................................................................12
9. Komplikasi..........................................................................................16
B. Askep.......................................................................................................16
1. Pengkajian..........................................................................................16
2. Diagnosa Keperawatan.......................................................................18
3. Intervensi dan Rasional......................................................................19
4. Pathway..............................................................................................22
BAB IV PEMBAHASAN
A. Diagnosa Keperawatan......................................................................46
B. Perencanaan.......................................................................................46
C. Penatalaksanaa...................................................................................46
D. Evaluasi..............................................................................................46
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan........................................................................................47
B. Saran..................................................................................................47
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Stroke merupakan penyakit pembuluh darah otak (cerebrovacular) yang ditandai
dengan kematian jaringan otak, hal ini disebabkan karena adanya penyempitan,
penyumbatan serta pecahnya pembuluh darah ke otak sehingga pasokan nutrisi dan
oksigen ke otak berkurang dan menimbulkan reaksi biokimia yang merusak atau
mematikan sel-sel saraf (neuron) otak. Stroke dapat juga terjadi akibat dari gangguan
fungsi sistem saraf yang terjadi mendadak dan akibat gangguan peredaran darah otak.
Gangguan fungsi saraf akan terganggu bila aliran darah otak turun. Bila gangguan aliran
darah berkepanjangan dapat terjadi kematian jaringan saraf yang disebut infark (Pinzon,
2010).
Stroke merupakan penyebab kematian nomor tiga setelah penyakit jantung dan
kanker, dan merupakan penyebab kecacatan nomor satu di dunia. Data WHO
menunjukkan bahwa lebih dari 60% pasien stroke di dunia dan di negara berkembang.
Peningkatan kejadian stroke di beberapa negara Asia (China, India, dan Indonesia)
ditengarai akibat pengaruh perubahan pola hidup, polusi, dan perubahan pola konsumsi
misalnya hipertensi, merokok, kadar kolesterol darah yang tinggi, dan diabetes.
Penelitian di Amerika Serikat menunjukkan bahwa ada 3 juta warga Amerika yang
terkena penyakit pembuluh darah (penyakit jantung, stroke, dan pembuluh darah tepi)
dan 150.000 diantaranya meninggal setiap tahunnya. Kejadian stroke berulang umum
pula dijumpai, 33% pasien stroke yang selamat akan mengalami stroke ulang dalam
4
B.Rumusan Masalah
6. Diagnosis
C. Tujuan Penulisan
5
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
2. Anatomi fisiologi
a. Otak
Berat otak manusia sekitar 1400 gram dan tersusun oleh kurang lebih 100
triliun neuron. Otak terdiri dari empat bagian besar yaitu serebrum (otak besar),
serebelum (otak kecil), brainstem (batang otak), dan diensefalon. Serebrum terdiri
dari dua hemisfer serebri, korpus kolosum dan korteks serebri. Masing-masing
hemisfer serebri terdiri dari lobus frontalis yang merupakan area motorik primer
yang bertanggung jawab untuk gerakan-gerakan voluntar, lobur parietalis yang
berperanan pada kegiatan memproses dan mengintegrasi informasi sensorik yang
lebih tinggi tingkatnya, lobus temporalis yang merupakan area sensorik untuk
6
impuls pendengaran dan lobus oksipitalis yang mengandung korteks penglihatan
primer, menerima informasi penglihatan dan menyadari sensasi warna (Fransisca.
B, 2008).
Serebelum terletak di dalam fosa kranii posterior dan ditutupi oleh duramater
yang menyerupai atap tenda yaitu tentorium, yang memisahkannya dari bagian
posterior serebrum. Fungsi utamanya adalah sebagai pusat refleks yang
mengkoordinasi dan memperhalus gerakan otot, serta mengubah tonus dan
kekuatan kontraksi untuk mempertahankan keseimbangan sikap tubuh (Fransisca.
B, 2008).
Bagian-bagian batang otak dari bawak ke atas adalah medula oblongata, pons
dan mesensefalon (otak tengah). Medula oblongata merupakan pusat refleks yang
penting untuk jantung, vasokonstriktor, pernafasan, bersin, batuk, menelan,
pengeluaran air liur dan muntah. Pons merupakan mata rantai penghubung yang
penting pada jaras kortikosereberalis yang menyatukan hemisfer serebri dan
serebelum. Mesensefalon merupakan bagian pendek dari batang otak yang berisi
aquedikus sylvius, beberapa traktus serabut saraf asenden dan desenden dan pusat
stimulus saraf pendengaran dan penglihatan (Widagdo, 2008).
Diensefalon di bagi empat wilayah yaitu talamus, subtalamus, epitalamus dan
hipotalamus. Talamus merupakan stasiun penerima dan pengintegrasi subkortikal
yang penting. Subtalamus fungsinya belum dapat dimengerti sepenuhnya, tetapi
lesi pada subtalamus akan menimbulkan hemibalismus yang ditandai dengan
gerakan kaki atau tangan yang terhempas kuat pada satu sisi tubuh. Epitalamus
berperanan pada beberapa dorongan emosi dasar seseorang. Hipotalamus berkaitan
dengan pengaturan rangsangan dari sistem susunan saraf otonom perifer yang
menyertai ekspresi tingkah dan emosi (Widagdo, 2008).
b. Sirkulasi darah otak
Otak menerima 17 % curah jantung dan menggunakan 20 % konsumsi
oksigen total tubuh manusia untuk metabolisme aerobiknya. Otak diperdarahi oleh
dua pasang arteri yaitu arteri karotis interna dan arteri vertebralis. Da dalam rongga
kranium, keempat arteri ini saling berhubungan dan membentuk sistem
anastomosis, yaitu sirkulus Willisi (Lukman, 2011).
Arteri karotis interna dan eksterna bercabang dari arteria karotis komunis
kira-kira setinggi rawan tiroidea. Arteri karotis interna masuk ke dalam tengkorak
dan bercabang kira-kira setinggi kiasma optikum, menjadi arteri serebri anterior
7
dan media. Arteri serebri anterior memberi suplai darah pada struktur-struktur
seperti nukleus kaudatus dan putamen basal ganglia, kapsula interna, korpus
kolosum dan bagian-bagian (terutama medial) lobus frontalis dan parietalis serebri,
termasuk korteks somestetik dan korteks motorik. Arteri serebri media mensuplai
darah untuk lobus temporalis, parietalis dan frontalis korteks serebri (Lukman,
2011).
Arteria vertebralis kiri dan kanan berasal dari arteria subklavia sisi yang
sama. Arteri vertebralis memasuki tengkorak melalui foramen magnum, setinggi
perbatasan pons dan medula oblongata. Kedua arteri ini bersatu membentuk arteri
basilaris, arteri basilaris terus berjalan sampai setinggi otak tengah, dan di sini
bercabang menjadi dua membentuk sepasang arteri serebri posterior. Cabang-
cabang sistem vertebrobasilaris ini jmemperdarahi medula oblongata, pons,
serebelum, otak tengah dan sebagian diensefalon. Arteri serebri posterior dan
cabang-cabangnya memperdarahi sebagian diensefalon, sebagian lobus oksipitalis
dan temporalis, aparatus koklearis dan organ-organ vestibular. Darah di dalam
jaringan kapiler otak akan dialirkan melalui venula-venula (yang tidak mempunyai
nama) ke vena serta di drainase ke sinus duramatris. Dari sinus, melalui vena
emisaria akan dialirkan ke vena-vena ekstrakranial (Widagdo, 2008).
3. Klasifikasi
Menurut Lumbantobing (2002) kelainan yang terjadi akibat gangguan peredaran
darah. Stroke dapat dibagi menjadi 2 golongan, yaitu :
a. Infark Iskemik (Stroke non Hemoragi). Hal ini terjadi karena adanya penyumbatan
pembuluh darah otak. Infark iskemic terbagi menjadi dua yaitu : stroke trombotik,
yang disebabkan oleh thrombus dan stroke embolik, yang disebabkan oleh
embolus.
Harsono (2002) membagi stroke non haemoragi berdasarkan bentuk klinisnya
antara lain :
1) Serangan Iskemia sepintas atau transient ischemic Attack (TIA).
Pada bentuk ini gejala neurologik yang timbul akibat gangguan peredaran darah
di otak akan menghilang dalam waktu 24 jam.
2) Defisit Neurologik Iskemia Sepintas/ Reversible Ischemic Neurologik Defisit
(RIND). Gejala neurologik timbul ± 24 jam, tidak lebih dari seminggu.
3) Stroke Progresif (Progresive Stroke/ Stroke in evolution).
8
Gejala makin berkembang ke otak lebih berat.
4) Completed Stroke
Kelainan saraf yang sifatnya sudah menetap, tidak berkembang lagi.
b. Perdarahan (Stroke Hemoragi)
Terjadi pecahnya pembuluh darah otak. Stroke yang disebabkan oleh
pecahnya pembuluh darah otak. Hampir 70% kasus stroke hemoragik terjadi pada
(ruang sempit antara permukaan otak dan lapisan jaringan yang menutupi otak).
(Harsono, 2002)
4. Etiologi
Stroke non haemoragi merupakan penyakit yang mendominasi kelompok usia
menengah dan dewasa tua karena adanya penyempitan atau sumbatan vaskuler otak
yang berkaitan erat dengan kejadian.
a. Trombosis Serebri
Merupakan penyebab stroke yang paling sering ditemui yaitu pada 40% dari semua
kasus stroke yang telah dibuktikan oleh ahli patologis. Biasanya berkaitan erat
dengan kerusakan fokal dinding pembuluh darah akibat anterosklerosis.
b. Embolisme
Kebanyakan emboli serebri berasal dari suatu flowess dalam jantung sehingga
masalah yang dihadapi sesungguhnya merupakan perwujudan dari penyakit jantung.
Sedangkan menurut price (2002) mengatakan bahwa stroke haemoragi
disebabkan oleh perdarahan serebri. Perdarahan intracranial biasanya disebabkan oleh
ruptura arteria serebri. Ekstravasali darah terjadi dari daerah otak dan atau
subaracnoid, sehingga jaringan yang terletak di dekatnya akan tergeser. Perdarahan ini
dibedakan berdasarkan tempat terjadinya perdarahan.
Menurut Harsono ini dibedakan berdasarkan tempat terjadinya perdarahan antara
lain:
9
a. Perdarahan Sub Arachnoid (PSA)
Kira-kira ¾ harus perdarahan sub arachnoid disebabkan oleh pecahnya seneusisma
5-6% akibat malformasi dari arteriovenosus.
b. Perdarahan Intra Serebral (PIS)
Penyebab yang paling sering adalah hipertensi, dimana tekanan diastolik pecah.
Harsono (2002) membagi faktor risiko yang dapat ditemui pada klien dengan
Stroke yaitu:
1) Faktor risiko utama
a) Hipertensi
Hipertensi dapat mengakibatkan pecahnya maupun menyempitnya pembuluh
darah otak. Apabila pembuluh darah otak menyempit maka aliran darah ke
otak akan terganggu dan sel-sel otak akan mengalami kematian.
b) Diabetes Mellitus
Debetes mellituas mampu ,menebalkan dinding pembuluh darah otak yang
berukuran besar. Menebalnya pembuluh darah otak akan menyempitkan
diameter pembuluh darah yang akan menggangu kelancaran aliran darah ke
otak, pada akhirnya akan menyebabkan kematian sel- sel otak.
c) Penyakit Jantung
Beberapa Penyakit Jantung berpotensi menimbulkan strok. Dikemudian hari
seperti Penyakit jantung reumatik, Penyakit jantung koroner dengan infark
obat jantung dan gangguan irana denyut janung. Factor resiko ini pada
umumnya akan menimbulkan hambatan atau sumbatan aliran darah ke otak
karena jantung melepaskan sel- sel / jaringan- jaringan yang telah mati ke
aliran darah.
c. Transient Ischemic Attack (TIA)
TIA dapat terjadi beberapa kali dalan 24 jam/ terjadi berkali- kali dalam seminggu.
Makin sering seseorang mengalami TIA maka kemungkinan untuk mengalami
stroke semakin besar.
d. Faktor Resiko Tambahan
1) Kadar lemak darah yang tinggi termasuk Kolesterol dan Trigliserida.
Meningginya kadar kolesterol merupakan factor penting untuk terjadinya
asterosklerosis atau menebalnya dinding pembuluh darah yang diikuti
penurunan elastisitas pembuluh darah.
2) Kegemukan atau obesitas
10
3) Merokok
Merokok dapat meningkatkan konsentrasi fibrinogen yang akan mempermudah
terjadinya penebalan dinding pembuluh darah dan peningkatan kekentalan
darah.
4) Riwayat keluarga dengan stroke
5) Lanjut usia
Penyakit darah tertentu seperti polisitemia dan leukemia. Polisitemia dapat
menghambat kelancaran aliran darah ke otak. Sementara leukemia/ kanker darah
dapat menyebabkan terjadinya pendarahan otak.
6) Kadar asam urat darah tinggi
7) Penyakit paru- paru menahun.
5. Patofisiologi
a. Stroke Hemoragik
Perdarahan serebri termasuk urutan ketiga dari semua penyebab utama kasus
gangguan pembuluh darah otak. Perdarahan serebral dapat terjadi di luar duramater
(hemoragi ekstradural atau epidural), dibawah duramater, (hemoragi subdural),
diruang subarachnoid (hemoragi subarachnoid) atau di dalam substansi otak
(hemoragi intraserebral).
1) Hemoragi ekstradural (epidural) adalah kedaruratan bedah neuro yang
memerlukan perawatan segera. Ini biasanya mengikuti fraktur tengkorak dengan
robekan arteri dengan arteri meningea lain.
2) Hemoragi subdural (termasuk hemoragi subdural akut) pada dasarnya sama
dengan hemoragi epidural, kecuali bahwa hematoma subdural biasanya
jembatan vena robek. Karenanya, periode pembentukan hematoma lebih lama
( intervensi jelas lebih lama) dan menyebabkan tekanan pada otak. Beberapa
pasien mungkin mengalami hemoragi subdural kronik tanpa menunjukkan tanda
dan gejala.
3) Hemoragi subrachnoid dapat terjadi sebagai akibat trauma atau hipertensi, tetapi
penyebab paling sering adalah kebocoran aneurisma pada area sirkulus wilisi
dan malformasi arteri-vena kongenital pada otak. Arteri di dalam otak dapat
menjadi tempat aneurisma.
4) Hemoragi intraserebral paling umum pada pasien dengan hipertensi dan
aterosklerosis serebral, karena perubahan degeneratif karena penyakit ini
11
biasanya menyebabkan ruptur pembuluh darah. pada orang yang lebih muda
dari 40 tahun, hemoragi intraserebral biasanya disebabkan oleh malformasi
arteri-vena, hemangioblastoma dan trauma, juga disebabkan oleh tipe patologi
arteri tertentu, adanya tumor otak dan penggunaan medikasi (antikoagulan oral,
amfetamin dan berbagai obat aditif).
Perdarahan biasanya arterial dan terjadi terutama sekitar basal ganglia.
Biasanya awitan tiba-tiba dengan sakit kepala berat. Bila hemoragi membesar,
makin jelas defisit neurologik yang terjadi dalam bentuk penurunan kesadaran dan
abnormalitas pada tanda vital. Pasien dengan perdarahan luas dan hemoragi
mengalami penurunan kesadaran dan abnormalitas pada tanda vital.
b. Stroke Non Hemoragic
Terbagi atas 2 yaitu :
1) Pada stroke trombotik, oklusi disebabkan karena adanya penyumbatan lumen
pembuluh darah otak karena thrombus yang makin lama makin menebal,
sehingga aliran darah menjadi tidak lancer. Penurunan aliran arah ini
menyebabakan iskemi yang akan berlanjut menjadi infark. Dalam waktu 72 jam
daerah tersebut akan mengalami edema dan lama kelamaan akan terjadi
nekrosis. Lokasi yang tersering pada stroke trombosis adalah di percabangan
arteri carotis besar dan arteri vertebra yang berhubungan dengan arteri basiler.
Onset stroke trombotik biasanya berjalan lambat.
2) Sedangkan stroke emboli terjadi karena adanya emboli yang lepas dari bagian
tubuh lain sampai ke arteri carotis, emboli tersebut terjebak di pembuluh darah
otak yang lebih kecil dan biasanya pada daerah percabangan lumen yang
menyempit, yaitu arteri carotis di bagian tengah atau Middle Carotid Artery
( MCA ). Dengan adanya sumbatan oleh emboli akan menyebabkan iskemik.
6. Manefestasi Klinis
Stroke ini menyebabkan berbagai defisit neurologik, bergantung pada lokasi lesi
(pembuluh darah mana yang tersumbat), ukuran area yang perfusinya tidak adekuat,
dan jumlah aliran darah kolateral (sekunder atau aksesori).
a. Kehilangan motorik : hemiplegia (paralisis pada salah satu sisi) karena lesi pada
sesi otak yang berlawanan, hemiparesis atau kelemahan salah satu sisi tubuh.
12
b. Kehilangan komunikasi : disartria (kesulitan bicara), disfasia atau afasia (bicara
defektif atau kehilangan bicara), apraksia (ketidakmampuan untuk melakukan
tindakan yang dipelajari sebelumnya)
c. Gangguan persepsi: disfungsi persepsi visual, gangguan hubungan visual-spasial,
kehilangan sensori
d. Kerusakan fungsi kognitif dan efek psikologis
e. Disfungsi kandung kemih
13
BAB III
TINJAUAN KASUS
Nama : Tn. I
Umur : 32 Tahun
Pendidikan : SD
Suku Bangsa : Jawa
Pekerjaan : Pedagang Buah
Agama : Islam
Status Perkawinan : Kawin
Alamat : Jalan Melur No.24
No. Telp/HP : 0852 7172 4539
No. Medical Record : 6633351
Ruang Rawat : Merak II (Syaraf)
Golongan Darah : B
B. Penanggung Jawab
Nama : Ny. A
Pekerjaan : Ibu rumah tangga
Alamat : Jalan Melur No. 24
No. Telp/HP : 081365323196
14
Masalah keperawatan :....
: Aktifitas Terganggu
Mekanisme koping :
15
b) SOSIAL
Orang yg terdekat dengan pasien : istri(keluarga)
Hubungan antar keluarga : baik
Hubungan dengan orang lain : baik
Perhatian trhdp org lain : baik
Perhatian trhdp lawan bicara : baik
Kegemaran/hobi :-
c) SPIRITUAL
Pelaksanaan ibadah : terganggu
Kepercayaan/keagamaan dan aktifitas keagamaan yg ingin dilakukan
Keyakinan kepada tuhan : yakin
Lain lain,jelaskan :-
Keluhan lain :
Masalah Keperawatan :
1. POLA KESEHATAN FUNGSIONAL
1) Pola Nutrisi dan Cairan
a. Makan
1. Sehat
2. Sakit
Masalah Keperawatan :
16
2. Sakit
2) POLA ELIMINASI
A. BAK
a.Sehat
Jumlah urine : 1200-1500 cc
Warna : kuning bening
Bau : khas
Pola Bak :
( )Urgency ( )Dysuria
(√ )Polyuria ( )Anuria
( )Olygouria ( )Olygouria
Masalah eliminasi urine ( )Retensi Urine ( )Enuresis
( )Inkontinensia urine( )nokturia
( )hematuri
B. BAB
a.Sehat
konsistensi : 1-2 × sehari
warna : kuning
Bau : khas
Pola defekasi :-
Bentuk : padat
Lendir ( )Ada (√ )Tidak
Darah ( )Ada ( √ )Tidak
Masalah eliminasi Bowel ( )Tidak ada
( )Melena
( )Diare
( )Konstipasi
( )Fecal Imfaction
( )Inkontinensia alvi
( )Kembung
( )Hemoroid/nyeri saat BAB
17
1) Pola aktifitas/latihan
a.sehat
pola aktifitas sehari-hari : bekerja
Latihan fisik
Jenis :-
Frekuensi :-
Lama :3-4 Jam
Aktifitas yang membuat lelah : Terlalu Lama Bekerja
Lelah :
Gangguan pergerakan :-
Penyebab :-
Gejala :Pegal-Pegal
Efek :Lemas
b.sakit
pola aktifitas sehari hari : Berbaring
Latihan fisik :-
Jenis :-
Frekuensi :-
Lama :
Akifitas yg membuat lelah :-
Gangguan pergerakan :
Penyebab :-
Gejala :-
Efek :-
Tingkat ketergantungan :
Keluhan lain :
Masalah keperawatan :
b.Sakit
Pola tidur : 5 jam
Malam : 3 - 4 jam
Siang : 1 jam
Total : 5 jam
18
Gangguan tidur (√ )Insomnia ( )Hipersomnia
( )Parasomnia ( )Narcolepsy
( )mengigau
Dampak pola tidur ( )Segar ( )....................
Alat Bantu tidur ( )Obat ( )....................
6. Personal hygiene
a. Sehat
Mandi : 2 x sehari
Gosok gigi : 3 x sehari
Cuci rambut : 1 x sehari
Potong kuku : 1 x seminggu
Hambatan pemenuhan
Personal hygiene : Tidak Ada
b. Sakit
Mandi : 1 x sehari
Gosok gigi : 1 x semnggu
Cuci rambut : 1 x seminggu
Potong kuku : 1 x seminggu
Hambatan pemenuhan
Personal hygiene
Masalah keperawatan :
J . CATATAN KHUSUS
1. Apa pasien mengerti tentang
Penyakit yang di deritanya ( √ )ya ( )tidak
2. Bila dulu pernah dirawat,
Macam kegiatan perawatan
Apa yang dirasakan terganggu : tidak ada
19
4. Apakah ada pertanyaan
Yang diajukan ( )ya (√ )tidak
5. Bila ada :
K. PEMERIKSAAN FISIK
1. Umum
Keadaan umum (√ )baik ( )cukup ( )sedang
( )buruk ( )dispnea ( )nyeri
Masalah keperawatan :
3.integumen
Kulit
Inspeksi :
Kebersihan kulit ( )Bersih ( )kotor
(√ )normal ( √ )coklat
( )pucat ( )ikterik
( )merah ( )albinisme
( )sianosis ( )ptechie
Lesi ( )ya (√ )tidak
Jaringa parut ( )ya (√ )tidak
Edema ( )ya (√ )tidak
Kelembaban (√ )lembab ( )berminyak
( )kering ( )normal
Lain-lain :
Palpasi :suhu ( )dingin (√ )hangat
Tekstur ( )halus (√ )kasar
Turgor (√ )baik ( )menurun
Lain —lain :
4.Kuku
20
Inspeksi : Warna ( √ ) normal ( )sianosis ( )pucat
Bentuk ( √ )normal ( )tidak
Lesi ( )ada ( √ )tidak
Keadaan (√ )bersih ( )kotor
Palpasi Capillary Refill (√ )normal ( )lambat
Lain lain :
6.Wajah/Muka
Inspeksi :Simetris (√ )ya ( )tidak
Ekspresi wajah ( )emosi (√ )tidak ( )meringis
Kelainan ( )jerawat ( )kanker ( )pucat
Lain-lain :
Masalah keperawatan : tidak ada
7.Mata
Inspeksi : kesejajaran (√ )normal ( )strabismus
Palpebra (√ )normal ( )ptosis ( )oedema
( )peradangan ( )lagophatalmus
Sclera ( √ )normal ( )icterik
Conjunctiva (√ )normal ( )anemis ( )pus
Pupil ( √ )isokor ( )an isokor
Reaksi pupil terhadap cahaya ( )mengecil ( )melebar
Keadaan mata (√ )bersih ( )kotor
Palpasi :Nyeri tekan ( )ya ( √ )tidak
Lain-lain :
Masalah keperawatan : tidak ada
21
8.Telinga
Inspeksi ( √ )normal ( )lesi ( )massa
Keadaan telinga ( √ )bersih ( )kotor
Palpasi belakang telinga ( )nyeri ( √ )tidak
Lain lain :
Lain lain :
10.Mulut
Inspeksi : Bibir ( √ )normal ( )labioschisis
( )ulkus ( )sianosis
( )lesi ( )pucat
Gusi ( √ )normal ( )gingivitis
( )perdarahan
Gigi ( √ )normal ( )caries ( )karang gigi
( )ompong ( )sisa makanan
Lidah (√ )simetris ( )tidak
( )ulkus ( )lesi ( )edema
( )bercak putih ( )hiperemis
Keadaaan mulut(√ )bersih ( )kotor
Palpasi palatum (√ )normal ( )pembengkakan
( )fisura ( )palatoschisis
Lain lain :
Masalah keperawatan : tidak ada
11.Leher
Inspeksi : warna (√ )normal ( )icterus
( )jaringan parut( )merah
( )pembengkakan
Palpasi :leher (√ )panas ( )nyeri tekan
Kelenjar limfe submandibula ( )membesar (√ )tidak
Kelenjer tiroid ( )membesar/gondok (√ )tidak
JVD ( )ya ( )tidak
22
Lain lain :
Lain —lain :
Lain lain :
Masalah keperawatan :
14.Kardiovaskuler
Inspeksi Jantung :Pulsasi Apikal (√ )Terlihat ( )Tidak Terlihat
Inspeksi dan Palpasi :Pulsasi Apikal ( √ )Normal ( )Bergeser
JVP (√ )Normal ( )Meninggi
Palpasi :Irama Jantung ( √ )Teratur ( )Tidak Teratur
Perkusi ( )Redup
23
Auskultasi :Murmur ( )Ya (√)Tidak
Bunyi Jantung :S1 ( √ )Normal ( )Tidak
S2 (√ )Normal ( )Tidak
Bunyi Tambahan ( )S3 ( )S4
Lain lain :
15.Abdomen/Perut
a. Abdomen
Inspeksi ( √ )Normal ( )pembesaran
( )Jaringan Perut ( )Vena-Vena
Auskultasi:bising usus (√ )Terdengar ( )Sangat Lambat
( )Tidak ada ( )Hiperaktif
Perkusi Hepar (√ )Pekak ( )...................
Limpa (√ )Redup ( )...................
Abdomen (√ )Timpani ( )..................
Palpasi Ringan ( √ )Normal ( )Massa
( )Nyeri Tekan ( )Distensi bladder
b.Anus (√ )Normal ( )Hemoroid
( )Lesi ( )Kemerah-merahan
Lain-lain :
16.Genitalia
Inspeksi ( √ )Normal ( )Tidak,Sebutkan:
Kateter ( )Terpasang (√ )Tidak
Palpasi ( √ )Normal ( )Hernia
( )Lesi ( )Nyeri Tekan
Lain-lain :
17.Muskuloskeletal
Inspeksi
Otot:Ukuran (√ )Normal ( )Atrofi ( )Hipertrofi
Kontraktur ( )Ya ( √ )Tidak
Tremor ( )Ya ( √ )Tidak
Tulang ( √ )Normal ( )Deformitus
Tulang belakang ( √ )Normal ( )Kifosis ( )Skoliosis
( )Lordosis ( )Fraktur
Sendi ( √ )Normal ( )Bengkak ( )Krepitasi
ROM (√ )Normal ( )Terbatas
Palpasi:
Otot ( √ )Normal ( )Flasiditas ( )spastisitas
Tulang ( √)Normal ( )Nyeri Tekan
( )Pembengkakan
24
Sendi (√ )Normal ( )Nyeri Tekan ( )Bengkak
Lingkar Lengan atas Laki :...........................(N=28,3 cm)
Perempuan :............................(N=28,5 cm)
Uji Kekuatan otot(0-5) : 3
Lain-lain :
18.Persarafan/Neurologi
GCS (3-15) :
Orientasi (√ )Orang ( )Tempat ( )Waktu
Atensi ( √ )Baik ( )Tidak
Berbicara ( √ )Normal ( )Tidak
Sensasi (√ )Nyeri ( √ )Sentuhan
( √ )Tekanan ( √ )Suhu
Penciuman ( √ )Baik ( )Tidak Berfungsi
Pengecapan (√)Baik ( )Tidak Berfungsi
Ingesti-Digesti :Mengunyah ( √ )Mampu ( )Tidak
:Menelan (√ )Mampu ( )Tidak
Gerakan:Berjalan ( )Mampu (√ )Tidak Mampu
Parestesia pada :
Kejang ( )Ya ( √ )Tidak
Lain —lain :
Masalah Keperawatan :
Hasil labor
PH 7,43 7,35-7,45
PCO2 (mmHg) 38 35-45
PO2 241 80-104
HCO3 25,2 18-23
M.PROGRAM DOKTER
a). Captopril 3 x 25 mg
b). Nifedipin 2 x 10 mg
c). Ranitidin 2 x 50 mg
d). B1,B6,B12 3 x 1
N. CATATAN TAMBAHAN
25
Pekanbaru,2 Februari 2012
Nama Mahasiswa
(,...................................)
TTV :
TD : 170/100 mmHg
N : 84 x/ mnit
RR : 22 x/ mnit
S : 36 C
Klien tampak tidak bisa menelan
makanan dan minuman
222 555
2 DS : Kerusakan tonus Ganggguan nutrisi
a). Keluarga klien mengatakan otot/kontrol otot
klien tidak bisa menelan makan fasial/oral
menggunakan mulut sejak 5 hari
yang lalu.
b). Keluarga klien mengatakan
26
makanan yang dapat masuk
makanan yang berupa makanan cair
DO :
a). Konjungtiva anemis
b). Klien terpasang NGT untuk
makan dan minum
c). Pasien tampak kurus
d). BB klien mengalami
penurunan dari 40 kg menjadi 38
kg.
e). Diet klien : MC
TTV :
a). TD : 170/100 mmHg
b). N : 84 x/mnit
c). RR : 22 x/mnit
d). S : 36 C
DO :
a). Klien tampak terbaring di
tempat tidur
b). Kelemahan di ekstremitas
kanan
c). Kekuatan otot 2 2 2 5 5 5
222 55
5
TTV :
TD: 170/100 mmHg
N : 84 x/mnit
27
RR : 22 x/mnit
N : 36 C
III. PERENCANAAN
Nama Pasien : Tn.I Nomor Registrasi : 6633351
Umur : 32 Tahun Diagnosa Medis : Stroke non hemoragik
Ruangan/Kamar : Merak II (Syaraf)
28
rasional : Mengurangi
tekanan arteri dengan
meningkatkan drainage vena
dan memperbaiki sirkulasi
serebral.
e. Anjurkan klien untuk
menghindari batuk dan
mengejan berlebihan
rasional : Batuk dan
mengejan dapat
meningkatkan tekanan intra
cranial dan potensial terjadi
perdarahan ulang.
29
setelah makan.
Rasional : Menggunakan
gravitasi untuk memudahkan
proses menelan dan
menurunkan risiko terjadinya
aspirasi.
c. Stimulasi bibir untuk
menutup dan membuka mulut
secara manual dengan
menekan ringan diatas
bibir/di bawah dagu jika
dibutuhkan
rasional : Membantu dan
melatih kembali sensori dan
meningkatkan kontrol
muskular
d. Sentuh pipin bagian dalam
dengan spatel
lidah/tempatkan es untuk
mengetahui adanya
kelemahan lidah.
Rasional : Memberikan
stimulasi sensori (termasuk
rasa kecap) yang dapat
mencetuskan usaha untuk
menelan dan meningkatkan
masukan.
a. Berikan makan dengan
perlahan pada lingkungan
yang tenang.
Rasional : Pasien dapat
berkonsentrasi pada
mekanisme makan tanpa
adanya distraksi/gangguan
dari luar.
30
ekstremitas yang derajat kekuatan otot-otot kaki
lemah pasien.
c. Gerakan yang c. Beri penjelasan tentang
adekuat dari pentingnya melakukan
ekstremitas yang aktivitas untuk menghindari
tidak lemah timbulnya luka di bagian
bawah yang tertekan serta
mencegah kelemahan menetap
Rasional : Pasien mengerti
pentingnya aktivitas sehingga
dapat kooperatif dalam
tindakan keperawatan.
d. Melakukan ROM aktiv pada
ekstremitas yang tidak lemah,
pasiv pada yang lemah
e. Rasional: ROM aktiv dan pasif
sangat penting untuk
mobilisasi klien
f. Observasi TTV
R: Untuk mengetahui status
kesehatan umum klien
g. Libatkan keluarga dalam setiap
intervensi.
Rasional: Keluarga adalah
yang paling dekat dengan klien
Intervensi kolaboratif
a.Kerja sama dengan tim kesehatan
lain: tenaga fisioterapi.
Rasional: fisioterapi untuk
melatih pasien melakukan
aktivitas secara bertahap dan
benar.
31
32
IV.TINDAKAN
CATATAN KEPERAWATAN
2
jam dengan mika-miki
09.30 Mengajarkan klien untuk
melakukan latihan gerak aktif
pada ekstremitas yang tidak
sakit dengan ekstensi-fleksi dll
12.00 Melaakukan gerak pasif pada
ekstremitas yang sakit
14.00 Melakukan Kolaborasi dengan
ahli fisioterapi untuk latihan
fisik klien
V. EVALUASI
3
CATATAN PERKEMBANGAN
4
tubuhnya.
O : Klien dapat menggerakkan
ekstrimitasnya
A : Masalah keperawatan teratasi
P : Tindakan dihentikan
BAB V
PENUTUP
5
A. KESIMPULAN
Berdasarkan pembuatan makalah ini saya dapat menyimpulkan bahwa didalam dunia
kesehatan itu, khususnya dalam keperawatan medikal bedah sangat banyak sekali yang
dilakukakan apalagi dalam melakukan tindakan dan pemberian asuhan keperawatan
khususnya dalam oprerasi dan dalam keperawatan medikal bedah ini pun beraneka ragam
kasus yg ditangani.
Menurut WHO stroke adalah adanya tanda-tanda klinik yang berkembang cepat
akibat gangguan fungsi otak fokal (atau global) dengan gejala-gejala yang berlangsung
selama 24 jam atau lebih yang menyebabkan kematian tanpa adanya penyebab lain yang jelas
selain vaskuler.
Stroke termasuk penyakit serebrovaskuler (pembuluh darah otak) yang ditandai
dengan kematian jaringan otak (infark serebral) yang terjadi karena berkurangnya aliran
darah dan oksigen ke otak. Berkurangnya aliran darah dan oksigen ini bisa dikarenakan
adanya sumbatan, penyempitan atau pecahnya pembuluh darah.
Berbagai fakta menunjukkan bahwa sampai saat ini, Stroke masih merupakan
masalah utama di bidang neurologi maupun kesehatan pada umumnya. Untuk mengatasi
masalah krusial ini diperlukan strategi penangulangan Stroke yang mencakup aspek
preventif, terapi rehabilitasi, dan promotif.
B. SARAN
Semoga dengan adanya makalah ini bisa menambah wawasan dan bisa digunakan sebagai
acuan dalam melakukan tindakan keperawatan medik bedah pemilihan secara tepat dan baik
dikalangan dunia kesehatan khususnya dibagian keperawatan.
1. Untuk Perawat
Saran yang dapat diberikan kepada perawat adalah agar mampu mendiagnosis stroke
secara cepat dan tepat serta mampu melakukan tatalaksana gawat darurat pada pasien
dengan stroke.
6
Dapat dijadikan bahan masukan dalam melakukan proses belajar mengajar serta dapat
dijadikan sebagai bahan bacaan, perpustakaan dan masukan untuk pengembangan
pembuatan makalah yang akan datang.
3. Untuk Pasien
Saran yang dapat diberikan kepada pasien ini, terutama kepada keluarga pasien adalah
agar keluarga pasien dapat kooperatif dalam pemberian terapi pasien dan membantu
dalam menjalankan terapi seperti membantu pasien untuk memposisikan kepala setinggi
30° dengan menambahkan bantal, membantu memiringkan pasien untuk mencegah
timbulnya dekubitum, dan menemani pasien selama terapi dijalankan.
7
DAFTAR PUSTAKA
Ancowitz, A. 2002. The Stroke Book. New York : William Morrow and Company, inc.
Hudak Gallo. 2002. Keperawatan Kritis. Edisi VI Volume II. Jakarta : EGC.
Pahria, Tuti, dkk. 2002. Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Gangguan Sistem
Persarafan. Jakarta : EGC.
Smeltzer & Bare. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner & Suddarth
vol 3. Jakarta : EGC.
Ners,anda.2010.Askepstroke,:Http://Andaners.Wordpress.Com/2009/01/06/Asuhan-
Keperawatan-Pada-Klien-Stroke/
8
9