Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA

PASIEN STROKE

Dosen Pembimbing : Ns Lestari Lorna Lolo, M.Kep

DISUSUN OLEH :

DEA RIZKA PRATIWI


(01.2018.005)

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES)


KURNIA JAYA PERSADA PALOPO
NOVEMBER
2020
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah saya panjatkan ke hadirat Allah Subhanahu Wata’ala, karena atas Rahmatnya,saya
dapat menyusun dan menyelesaikan sebuah askep ini tentang “ASUHAN KEPERAWATAN
PADA PASIEN STROKE”
Dalam penyusunan askep ini tidak sedikit saya mengalami hambatan dan kesulitan, namun
berkat bantuan, bimbingan, dan dukungan dari berbagai pihak serta kerja keras, Alhamdulillah askep
ini dapat diselesaikan tepat waktu.
Atas bantuan, bimbingan serta dukungan, saya ucapkan terima kasih kepada Dosen yang telah
membimbing.
saya menyadari penyusunan askep ini masih jauh dari kata sempurna baik dalam segi isi
maupun penulisan. Untuk itu saya sangat mengharapkan kritik dan saran yang positif demi perbaikan
askep saya kedepannya. Dan saya juga berharap semoga askep ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Amiin.

SENGKANG,22 November 2020


DAFTAR ISI

Halaman Sampul......................................................................................................................
Daftar Isi...................................................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.......................................................................................................
B. Rumusan Masalah..................................................................................................

BAB II PEMBAHASAAN
A. Definisi Stroke.......................................................................................................
B. Etiologi Stroke.......................................................................................................
C. Patofisiologi Stroke...............................................................................................
D. Manifestasi Stroke.................................................................................................
E. Pemeriksaan Stroke...............................................................................................
F. Penatalaksanaan Stroke.........................................................................................
G. Komplikasi............................................................................................................

BAB III ASUHAN KEPERAWATAN


A. Kasus……………………………………………………………………………..
B. Analisa Data………………………………………………………………………
C. Pengkajian.............................................................................................................
D. Diagnosa................................................................................................................
E. Intervensi...............................................................................................................
F. Implementasi.........................................................................................................
G. Evaluasi …………………………………………………………………………..

BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan............................................................................................................
B. Saran......................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Stroke merupakan penyakit tidak menular penyebab kematian yang menduduki peringkat atas
di wilayah perkotaan yaitu sekitar 28,5% penderita stroke meninggal dunia di Indonesia tahun
2011. Stroke mulai terjadi pada usia produktif. Penelitian ini bertujuan mengetahui faktor yang
berhubungan dengan pengetahuan tentang stroke pada pekerja institusi pendidikan di Surabaya.
Jenis Penelitian ini adalah penelitian observasional analitik dengan menggunakan rancangan
penelitian cross sectional. Kuesioner diberikan kepada 142 responden. Variabel tergantung
dalam penelitian ini adalah pengetahuan mengenai faktor resiko stroke, tingkat pengenalan gejala
awal stroke, dan cara penanganannya. Variabel bebas adalah umur, jenis kelamin, dan tingkat
pendidikan. Analisis data dengan menggunakan uji chi square dan uji Spearman. Hasil penelitian
menunjukan tingkat pengetahuan faktor risiko stroke 78,9% responden dalam tingkat
pengetahuan “baik” mengenai faktor risiko stroke, tingkat pengenalan gejala awal stroke metode
Face, Arm, Speech, and Time (FAST) dari responden sebagian besarnya dalam kategori “tidak
baik”, dan 63,4% dari responden telah mengetahui cara penanganan dengan benar. Hasil analisis
yang menunjukan adanya hubungan yang signifikan adalah antara jenis kelamin dengan tingkat
pengetahuan faktor risiko stroke (p = 0,020) dan antara tingkat pendidikan dengan tingkat
pengenalan gejala awal stroke (p = 0,006; r = 0,229). Kesimpulan dari penelitian ini adalah
responden dalam tingkat pengetahuan dalam kategori baik mengenai faktor risiko stroke, cara
penanganan yang dilakukan sudah benar, layanan kesehatan yang dipilih juga sudah benar yaitu
rumah sakit, lama waktu penanganan kurang dari 3 jam dan hanya tingkat pengenalan gejala
awal stroke yang masih kurang diketahui dengan baik.

B. Rumusan Masalah
1. Apa Itu Definisi Stroke?
2. Apa Itu Etiologi Stroke?
3. Apa Tanda dan Gejala Stroke?
4. Apa Patofisiologi Stroke?
5. Apa Penatalaksanaan Medis Stroke?
6. Apa Itu Penatalaksanaan Keperawatan Stroke?
7. Bagaimana Pemeriksaan Diagnostik Stroke?
BAB II
PEMBAHASAN

A. Definisi Stroke
Stroke atau cedera cerebrovaskular (CVA) adalah kehilangan fungsi otak yang
diakibatkan oleh berhentinya suplai darah ke bagian otak (Smeltzer & Bare, 2002). Stroke
adalah sindrom klinis yang awal timbulnya mendadak, progesi cepat, berupa defisit neurologis
fokal dan/ atau global, yang berlangsung 24 jam atau lebih atau langsung menimbulkan
kematian, dan semata–mata disebabkan oleh gangguan peredaran darah otak non traumatik
(Mansjoer, 2000). Menurut Price & Wilson (2006) pengertian dari stroke adalah setiap
gangguan neurologik mendadak yang terjadi akibat pembatasan atau terhentinya aliran darah
melalui sistem suplai arteri otak. Dari beberapa uraian diatas dapat disimpulkan bahwa
pengertian stroke adalah gangguan sirkulasi serebral yang disebabkan oleh sumbatan atau
penyempitan pembuluh darah oleh karena emboli, trombosis atau perdarahan serebral sehingga
terjadi penurunan aliran darah ke otak yang timbulnya secara mendadak. Sedangkan
Stroke Non Hemoragik merupakan stroke yang terjadi karena tersumbatnya pembuluh darah di
otak yang menyebabkan aliran darah ke otak sebagian ataupun keseluruhan terhenti. Hal ini
disebabkan oleh aterosklerosis yaitu penumpukan kolesterol pada dinding pembuluh darah atau
bekuan darah yang telah menyumbat suatu pembuluh darah ke otak (Pudiastuti, 2011).
Menurut Arif Muttaqin (2008), pada tingkat makroskopik stroke non hemoragik sering
disebabkan oleh emboli ekstrakranial atau trombosis intrakranial.
B. Etiologi
Menurut Smeltzer & Bare (2002) stroke biasanya diakibatkan dari salah satu empat kejadian
yaitu:
a. Thrombosis yaitu bekuan darah di dalam pembuluh darah otak atau leher.
b. Embolisme serebral yaitu bekuan darah atau material lain yang di bawa ke otak dari bagian
tubuh yang lain.
c. Iskemia yaitu penurunan aliran darah ke area otak
d. Hemoragi serebral yaitu pecahnya pembuluh darah serebral dengan perdarahan ke dalam
jaringan otak atau ruang sekitar otak.
Akibat dari keempat kejadian diatas maka terjadi penghentian suplai darah ke otak, yang
menyebabkan kehilangan sementara atau permanen gerakan, berpikir, memori, bicara, atau
sensasi.
C. Tanda dan Gejala
Menurut Smeltzer & Bare (2002) dan Price & Wilson (2006), tanda dan gejala penyakit
stroke :
a. Kelemahan atau kelumpuhan lengan atau tungkai atau salah satu sisi tubuh
b. Hilangnya sebagian penglihatan atau pendengaran
c. Penglihatan ganda atau kesulitan melihat pada satu atau kedua mata
d. Pusing dan pingsan
e. Nyeri kepala mendadak tanpa kausa yang jelas
f. Bicara tidak jelas (pelo)
g. Sulit memikirkan atau mengucapkan kata-kata yang tepat
h. Tidak mampu mengenali bagian dari tubuh
i. Ketidakseimbangan dan terjatuh
j. Hilangnya pengendalian terhadap kandung kemih.
D. Patofisiologi (Price, 2006)
Gangguan pasokan aliran darah otak dapat terjadi di mana saja di dalam arteriarteri yang
membentuk sirkulasi Willisi: arteri karotis interna, dan sistem vertebrobasiler atau semua
cabang-cabangnya. Secara umum, apabila aliran darah ke jaringan otak terputus selama 15—20
menit, akan terjadi infark atau kematian jaringan. Perlu diingat bahwa oklusi di suatu arteri tidak
selalu menyebabkan infark di daerah otak yang diperdarahi oleh arteri tersebut. Alasanya adalah
bahwa mungkin terdapat sirkulasi kolateral yang memadai ke daerah tersebut. Proses patologik
yang mendasari mungkin salah satu dari berbagai proses yang terjadi di dalam pembuluh darah
yang memperdarahi otak. Patologinya dapat berupa (1) keadaan penyakit pada pembuluh darah
itu sendiri, seperti pada aterosklerosis dan thrombosis, robeknya dinding pembuluh, atau
peradangan; (2) berkurangnya perfusi akibat gangguan status aliran darah, misalnya syok atau
hiperviskositas darah; (3) gangguan aliran darah akibat bekuan atau embolus infeksi yang berasal
dari jantung atau pembuluh ekstrakranium; atau (4) rupture vascular di dalam jaringan otak atau
ruang subaraknoid.
E. Penatalaksanaan Medis
Penatalaksaan medis menurut menurut Smeltzer & Bare (2002) meliputi:
a. Diuretik untuk menurunkan edema serebral yang mencapai tingkat maksimum 3 sampai 5
hari setelah infark serebral.
b. Antikoagulan untuk mencegah terjadinya thrombosis atau embolisasi dari tempat lain
dalam sistem kardiovaskuler.
c. Antitrombosit karena trombosit memainkan peran sangat penting dalam pembentukan
thrombus dan embolisasi.
F. Penatalaksanaan Keperawatan
a. Pemasangan jalur intravena dengan cairan normal salin 0,9% dengan kecepatan 20 ml/jam.
Cairan hipotonis seperti dekstrosa 5% sebaiknya tidak digunakan karena dapat
memperhebat edema serebri.
b. Pemberian oksigen melalui nasal kanul.
c. Jangan memberikan apapun melalui mulut.
d. Pemeriksaan EKG
e. Pemeriksaan rontgen toraks.
f. Pemeriksaan darah: Darah perifer lengkap dan hitung trombosit, Kimia darah (glukosa,
ureum, kreatinin dan elektrolit), PT (Prothrombin Time)/PTT (Partial Thromboplastin time)
g. Jika ada indikasi lakukan pemeriksaan berikut:

1. Kadar alcohol
2. Fungsi hepar
3. Analisa gas darah
4. Skrining toksikologi

G. Pemeriksaan Diagnostik
a. Angiografi Serebral : membantu menentukan penyebab stroke secara spesifik, seperti
pendarahan, atau obstruksi arteri, adaanya titik oklusi atau ruptur.
b. Skan CT : Mempelihatkaan adanya edema, hematoma, iskemia, dan adanya infark.
Catatan : mungkin tidaak dengan segera menunjukkan semua perubahan tersebut.
c. Pungsi Lumbal : Menunjukkan adanya tekanaan normal dan biasanya ada trombosis,
emboli serebral, dan TIA. Tekanan meningkat dan cairan yang mengandung darah
menunjukkan adanya hemoragik subarakhnoid atau perdarahan intra kranial. Kadar
protein total meningkat pada kasus trombosis sehubungan dengan adaanya proses
inflamasi.
d. MRI : Menunjukkan daerah yang mengalami infark, hemoragik, malformasi arteriovena
(MAV).
e. Ultrasonografi Doppler : Mengidentifikasi penyakit arteriovena (masalah sistem arteri
karotis [aliran darah /muncul plak] arteriosklerotik).
f. EEG : Mengidentifikasi masalah didasarkan pada gelombang otak dan mungkin
memperlihatkan daerah lessi yang spesifik.
g. Sinar X tengkorak : Menggambarkan perubahan kelenjar lempeng pineal daerah yang
berlawanan dari massa yang meluas; klasifikasi karotis interna terdapat pada trombosis
serebral; klasifikasi parsial dinding aneurisma pada perdarahan sub-arakhnoid.
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN

A. Kasus
Seorang wanita berusia 60 tahun dengan riwayat hipertensi dan hiperlipidemia datang
ke primer pusat stroke dengan kelemahan tiba-tiba pada extremitas sisi kanan. Pada
pemeriksaan, dia memiliki afasia global, preferensi pandangan kiri, hemianopsia homonim
kanan (potongan lapangan), wajah terkulai kanan, disartria, dan hemiplegia kanan (Skala
Stroke NIH = 22). CT kepala hanya menunjukkan samar-samar hipodensitas di wilayah arteri
serebral tengah kiri.

B. Analisa Data
Seorang wanita berusia 60 tahun memiliki riwayat hipertensi dan hiperlipidemia, pada
pemeriksaan pasien memiliki afasia global, preferensi pandangan kiri, hemianopsia homonim
kanan (potongan lapangan), wajah terkulai kanan, disartria, dan hemiplegia kanan (Skala
Stroke NIH = 22). CT kepala hanya menunjukkan samar-samar hipodensitas di wilayah arteri
serebral tengah kiri. Afasia ini sendiri adalah gangguan berkomunikasi yang disebabkan oleh
kerusakan pada otak. Gangguan ini dapat memengaruhi kemampuan berbicara dan menulis,
serta kemampuan memahami kata-kata saat membaca atau mendengar.

C. Pengkajian
Adapun pengkajian pada klien dengan stroke (Doenges dkk, 1999) adalah :
1. Aktivitas/ Istirahat
Gejala : merasa kesulitan untuk melakukan aktivitas karena kelemahan, kehilangan sensasi
atau paralisis (hemiplegia), merasa mudah lelah, susah untuk beristirahat (nyeri/ kejang
otot).
Tanda : gangguan tonus otot, paralitik (hemiplegia), dan terjadi kelemahan umum, gangguan
penglihatan, gangguan tingkat kesadaran.
2. Sirkulasi
Gejala : adanya penyakit jantung, polisitemia, riwayat hipotensi postural.
Tanda : hipertensi arterial sehubungan dengan adanya embolisme/ malformasi vaskuler,
frekuensi nadi bervariasi, dan disritmia.
3. Integritas Ego
Gejala : perasaan tidak berdaya, perasaan putus asa
Tanda : emosi yang labil dan ketidaksiapan untuk marah, sedih, dan gembira, kesulitan
untuk mengekspresikan diri
4. Eliminasi
Gejala : perubahan pola berkemih
Tanda : distensi abdomen dan kandung kemih, bising usus negatif.
5. Makanan/ Cairan
Gejala : nafsu makan hilang, mual muntah selama fase akut, kehilangan sensasipada lidah,
dan tenggorokan, disfagia, adanya riwayat diabetes, peningkatan lemak dalam darah.
Tanda : kesulitan menelan, obesitas.
6. Neurosensori
gejala : sakit kepala, kelemahan/ kesemutan, hilangnya rangsang sensorik kontralateral pada
ekstremitas, penglihatan menurun, gangguan rasa pengecapan dan penciuman.
Tanda : status mental/ tingkat kesadaran biasanya terjadi koma pada tahap awal hemoragis,
gangguan fungsi kognitif, pada wajah terjadi paralisis, afasia, ukuran/ reaksi pupil tidak
sama, kekakuan, kejang.
7. Kenyamanan / Nyeri
Gejala : sakit kepala dengan intensitas yang berbeda-beda
Tanda : tingkah laku yang tidak stabil, gelisah, ketegangan pada otot
8. Pernapasan
Gejala : merokok
Tanda : ketidakmampuan menelan/ batuk/ hambatan jalan nafas, timbulnya pernafasan sulit,
suara nafas terdengar ronchi.
9. Keamanan
Tanda : masalah dengan penglihatan, perubahan sensori persepsi terhadap orientasi tempat
tubuh, tidak mampu mengenal objek, gangguan berespons terhadap panas dan dingin,
kesulitan dalam menelan, gangguan dalam memutuskan.
10. Interaksi Sosial
Tanda : masalah bicara, ketidakmampuan untuk berkomunikasi
11. Penyuluhan/ Pembelajaran
Gejala : adanya riwayat hipertensi pada keluarga, stroke, pemakaian kontrasepsi oral,
kecanduan alkohol.
D. Analisa Data
DS :
 Seorang wanita berusia 60 tahun dengan riwayat hipertensi dan hiperlipidemia datang ke
primer pusat stroke dengan kelemahan tiba-tiba pada extremitas sisi kanan.

DO :

 Pasien memiliki afasia global.


 preferensi pandangan kiri.
 hemianopsia homonim kanan (potongan lapangan).
 wajah terkulai kanan.
 disartria, dan hemiplegia kanan (Skala Stroke NIH = 22).
 CT kepala hanya menunjukkan samar-samar hipodensitas di wilayah arteri serebral
tengah kiri.

E. Diagnosa Keperawatan (NANDA)

1. Gangguan perfusi jaringan serebral b.d O2 otak menurun


2. Gangguan komunikasi verbal b.d. kerusakan neuromuscular, kerusakan sentral bicara.
3. Hambatan mobilitas fisik b.d penurunan kekuatan otot.

F. Intervensi (NIC)
1. Gangguan perfusi jaringan serebral b.d O2 otak menurun
Intervensi :
 Pantau TTV tiap jam dan catat hasilnya
 Kaji respon motorik terhadap perintah sederhana
 Pantau status neurologis secara teratur
 Dorong latihan kaki aktif atau pasif
 Kolaborasi pemberian obat sesuai indikasi
2. Gangguan komunikasi verbal b.d. kerusakan neuromuscular,kerusakan sentral bicara.
Intervensi :
 Lakukan komunikasi dengan wajar,bahasa jelas,sederhana da bila perlu diulang
 Dengarkan dengan tekun jikaa pasien mulai berbicara
 Berdiri di dalam lapang pandang pasien paada saat bicara
 Latih otot bicara secara optimal
 Libatkan keluarga dalam melatih komunikasi verbal pada pasien
 Kolaborasi dengan ahli terapi wicara
3. Hambatan mobilitas fisik b.d penurunan kekuatan otot
Intervensi :
 Terapi aktivitas,ambulasi
 Terapi aktivitas, mobilitas sendi
 Ajrkan klien tentang dan pantau penggunaan alat
G. Implementasi (NOC)
1. Gangguan perfusi jaringan serebral b.d O2 otak menurun
Implementasi :
 Mampu mempertahankan tingkat kesadaran
 Fungsi sensori dan motorik membaik
2. Gangguan komunikasi verbal b.d. kerusakan neuromuscular,kerusakan sentral bicara.
Implementasi :
 Klien dapat mengekspresikan perasaan
 Memahami maksud dan pembicaraan orang lain
 Pembicaraan pasien dapat dipahami
3. Hambatan mobilitas fisik b.d penurunan kekuatan otot
Implementasi :
 Menunjukkan penggunaan alat bantu secara benar dengan pengawasan.
 Meminta bantuan untuk beraktivitas mobilisasi jika diperlukan.
 Menggunakan kursi roda secara efektif.
H. Evaluasi

Evaluasi merupakan perbandingan yang sistemik dan terencana mengenai


kesehatan klien dengan tujuan yang telah ditetapkan dan dilakukan secara
berkesinambungan dengan melibatkan klien dan tenaga kesehatan lainnya. Penilaian dalam
keperawatan bertujuan untuk mengatasi pemenuhan kebutuhan klien secara optimal dan
mengukur hasil dari proses keperawatan.
DAFTAR PUSTAKA

NANDA-I diagnosis keperawatan, Jakarta, EGC, 2018.

Nursing Interentions Clasification (NIC), 6th edition, GloriaM. Bulechek, Yogyakarta, Mocomedia,
2018.
Nursing Outcomes Classification Outcomes (NOC), 5th edition, Sue Moorhead, PhD, RN, Yogyakarta,
Mocomedia, 2018.

Hidayat Alimul, dkk.2002.Buku saku praktikum kebutuhan dasar manusia,EGC,penerbit buku


kedokteran. Jakarta

Anda mungkin juga menyukai