Anda di halaman 1dari 45

ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA

GANGGUAN PADA SISTEM SARAF : STROKE

OLEH:

KELOMPOK IV

NELA CAHYA PRATIWI : S.0019.P.015

NUR ISRAWATI : S.0019.P.017

SARINA : S.0019.P.024

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN

STIKES KARYA KESEHATAN

KENDARI

2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadiran allah SWT atas segala rahmat dan hidayah. Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas makalah ‘ASUHAN
KEPERAWATAN PADA LANSIA DENGAN GANGGUAN PADA SISTEM
SARAF : STROKE ’ dengan baik dan tepat pada waktunya. Adapun tujuan
penyusunan tugas ini untuk memenuhi mata kuliah keperawatan Home Care
Geriatrik.

Dengan segala kerendahan hati penulis selalu penyusun makalah ini, menyadari
bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, penulis
senantiasa mengharapkan kritik dan saran dari semuah pihak terutama dosen
pengampu, yang bersifat membangun demi kesempurnaan makalah ini.

Akhir kata, semoga segala yang tertulis didalam makalah ini dapat bermanfaat
bagi kita semuah.
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................................................2
DAFTAR ISI....................................................................................................................3
BAB I................................................................................................................................4
PENDAHULUAN.............................................................................................................4
A. Latarbelakang......................................................................................................4
B. Rumusan masalah................................................................................................4
BAB II...............................................................................................................................5
TINJAUAN PUSTAKA...................................................................................................5
A. Definisi Stroke......................................................................................................5
B. Klasifikasi.............................................................................................................5
C. Etiologi..................................................................................................................6
D. Manifestasi Klinis.................................................................................................7
E. Patofisiologi...........................................................................................................7
F. Komplikasi............................................................................................................8
G. Pemeriksaan Penunjang..................................................................................9
H. Penatalaksanaan...............................................................................................9
BAB III...........................................................................................................................14
ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA DENGAN MASALAH PADA
SISTEM SARAF : STROKE.........................................................................................14
A. PENGKAJIAN...................................................................................................14
B. Diagnosa Keperawatan......................................................................................28
C. Perencanaan Keperawatan................................................................................30
D. Implementasi Keperawatan...............................................................................33
E. Evaluasi keperawatan........................................................................................37
BAB V.............................................................................................................................44
KESIMPULAN DAN SARAN......................................................................................44
A. Kesimpulan.........................................................................................................44
B. saran....................................................................................................................44
Daftar Pustaka...............................................................................................................45
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latarbelakang
Stroke merupakan defisit (gangguan) fungsi sistem saraf yang terjadi
mendadak dan disebabkan oleh gangguan peredaran darah otak. Stroke terjadi
akibat gangguan pembuluh darah di otak. Gangguan peredaran darah dapat
tersumbatnya pembuluh darah di otak. Otak yang seharusnya mendapat pasokan
oksigen ke otak akan memunculkan kematian sel saraf (neuron). Gangguan fungsi
otak ini akan memunculkan gejala stroke. Pada Data Riskasdes, terjadi kenaikan
frekuensi penderita Hipertensi. Pada tahun 2013 penderita Stroke tercatat
sebanyak 7% dan pada tahun 2018 tercatat sebanyak 10,3 %. Sehingga pada kurun
waktu 5 tahun terjadi peningkatan sebanyak 3,3%.

Bertambahnya usia akan sejalan dengan penurunan fungsi setiap organ


manusia yang terjadi secara terus menerus. Menurut Meiner (2015) bertambahnya
usia maka akan terjadi proses alamiah yang disebut dengan penuaan yang
menyebabkan terjadinya penurunan fungsi setiap organ termasuk jantung, dan
pembuluh darah. Beberapa gangguan akibat penurunan fungsi organ
diantaranya hipertensi dan stroke (Meiner 2015). Di negara maju, satu dari empat
pria berusia diatas 85 tahun, dan satu dari setiap lima wanita di atas 85 tahun
mengalami stroke (Bernhardt, 2016). Berdasarkan hasil penelitian ini, kejadian
stroke pada kelompok usia 45 sampai 84 tahun lebih tinggi dibandingkan negara-
negara Barat lainnya (Azarpazhooh, 2010).

B. Rumusan masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan rumusan
masalah ini adalah: “Bagaimana asuhan keperawatan Stroke Pada Lansia?”.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi Stroke
Stroke adalah suatu keadaan yang timbul karena terjadi gangguan di
peredaran darah di otak yang menyebabkan terjadinya kematian jaringan otak,
sehingga mengakibatkan seseorang menderita kelumpuhan atau kematian
(fransisca, 2012). Stroke adalah gangguan peredaran darah otak yang
menyebabkan defisit neurologis mendadak sebagai akibat iskemia atau hemoragi
sirkulasi saraf otak (Amin, 2015).

Stroke merupakan kelainan fungsi otak yang timbul mendadak yang


disebabkan terjadinya gangguan peredaran darah otak dan bisa terjadi pada siapa
saja dan kapan saja. Stroke merupakan penyakit yang paling sering menyebabkan
cacat berupa kelumpuhan anggota gerak, gangguan bicara, proses berfikir, daya
ingat dan bentuk-bentuk kecacatan yang lain sebagai akibat gangguan fungsi otak
(Mutaqin, 2011).

Stroke adalah penyakit pada otak berupa gangguan fungsi saraf lokal dan
atau global, yang muncul mendadak, progresif, dan cepat. Gangguan fungsi saraf
pada stroke disebabkan oleh gangguan peredaran darah otak non traumatik.
Gangguan saraf tersebut menimbulkan gejala antara lain : kelumpuhan wajah atau
anggota badan, bicara tidak lancar, bicara tidak jelas (pelo), mungkin perubahan
kesadaran, gangguan penglihatan, dan lain-lain (Riskesdas, 2013). Stroke
melibatkan onset mendadak defisit neurologis fokal yang berlangsung setidaknya
24 jam dan diduga berasal dari pembuluh darah (Dipiro, 2015)

B. Klasifikasi
Menurut Septi Shinta (2011) Stroke di kelompokkan menjadi dua yaitu Stroke
Iskemik (Non Hemorgik) dan Stroke Hemoragik.

1. Stroke Iskemik (Non Hemoragik)


Terjadi apabila salah satu cabang dari pembuluh darah otak mengalami
penyumbatan, sehingga bagian otak yang seharusnya mendapatkan suplai
darah dari cabang pembuluh darah tersebut akan mati karena tidak
mendapatkan suplai oksigen dan aliran darah.
a) Stroke Trombotik yaitu proses terbentuknya thrombus yang membuat
penggumpalan
b) Stroke embolik yaitu tertutupnya pemuluh darah arteri oleh bekuan darah
c) Hipoperfusion sistemik yaitu berkurangnya aliaran darah ke seluruh
bagian tubuh karena adanya gangguan denyut jantung.
2. Stroke Hemoragik
Terjadinya karena pecah pembuluh darah di otak terkait dengan
terjadinya peningkatan tekanan darah akibat gesekan dari darah yang
mengalir penderita hipertensi yang bisa menyebabkan pecahnya pembuluh
darah.

C. Etiologi
Stroke di bagi menjadi dua jenis yaitu Stroke iskemik dan Stroke hemorogik.

1. Stroke iskemik atau Non hemoragik yaitu tersumbatnya pembuluh darah yang
menyebabkan aliran darah ke otak sebagian atau seluruhan terhenti. 80%
adalah Stroke iskemik.
a) Stroke trombotik : proses terbentuknya trombus yang menyebabkan
penggumpalan.
b) Stroke embolik : tertutupnya pembuluh arteri oleh bekuan darah.
c) Hipoperfusion embolik : berkurangnya aliran darah keselurh bagian
tubuh karena adanya gangguan denyut jantung.
2. Stroke yang di sebebkan oleh pecahnya pembuluh darah otak.
Hampir 70% kasus Stroke hemoragik terjadi pada penderita hipertensi. Stroke
hemoragik terbagi menjadi 2 jenis yaitu :
a) Hemoragik intra serebral : perdarahan yang terjadi di dalam jaringan
otak.
b) Hemoragik subaraknoid : perdarahan yang terjadi pada ruang
subaraknoid (ruang sempit antara permukaan otak dan selaput yang
menutupi otak) (Amin,2015).
D. Manifestasi Klinis
Menurut Amin (2015) manifestasi klinis yang ada pada penderita Stroke
yaitu mengalami kelemahan dan kelumpuhan, tiba-tiba hilang rasa kepekaan,
bicara pelo atau cadel, gangguan bicara, gangguan penglihatan, mulut mencong
atau tidak simetris ketika menyeringai, gangguan daya ingat, nyeri kepala hebat,
vertigo, penurunan kesadaran, proses kencing terganggu dan mengalami gangguan
fungsi otak.

E. Patofisiologi
Faktor pencetus dari Stroke seperti hipertensi, Dm, penyakit jantung dan
beberapa faktor lain seperti merokok, stress, gaya hidup yang tidak baik dan
beberapa faktor seperti obesitas dan kolestrol yang meningkat dalam darah dapat
menyebabkan penimbunan lemak atau kolestrol yang meningkat dalam
darahdikarenakan ada penimbunan tersebut, pembuluh darah menjadi infark dan
iskemik. Dimana infark adalah kematian jaringan dan iskemik adalah kekurangan
suplai O2. Hal tersebut dapat menyebabkan arterosklerosis dan pembuluh darah
menjadi kaku. Arterosklerosis adalah penyempitan pembuluh darah yang
mengakibatkan pembekuan darah di cerebral dan terjadi lah Stroke non
hemoragik. Pembuluh darah menjadi kaku, menyebabkan pembuluh darah mudah
pecah dan mengakibatkan Stroke hemoragik.

Dampak dari Stroke non hemoragik yaitu suplai darah kejaringan cerebral
non adekuat dan dampak dari Stroke hemoragik terdapat peningkatan tekanan
sistemik. Kedua dampak ini menyebabkan perfusi jaringan cerebral tidak adekuat.
Pasokan Oksigen yang kurang membuat terjadinya vasospasme arteri serebral dan
aneurisma. Vasospasme arteri serebral adalah penyempitan pembuluh darah arteri
cerebral yang kemungkinan akan terjadi gangguan hemisfer kanan dan kiri dan
terjadi pula infark /iskemik di arteri tersebut yang menimbulkan masalah
keperawatan gangguan mobilitas fisik. Aneurisma adalah pelebaran pembuluh
darah yang disebabkan oleh otot dinding di pembuluh darah yang melemah hal ini
membuat di arachnoid (ruang antara permukaan otak dan lapisan yang menutupi
otak) dan terjadi penumpukan darah di otak atau disebut hematoma kranial karena
penumpukan otak terlalu banyak, dan tekanan intra kranial menyebabkan jaringan
otak berpindah/ bergeser yang dinamakan herniasi serebral.

Pergeseran itu mengakibatkan pasokan oksigen berkurang sehingga terjadi


penurunan kesadaran dan resiko jatuh. Pergeseran itu juga menyebabkan
kerusakan otak yang dapat membuat pola pernapasan tak normal (pernapasan
cheynes stokes) karena pusat pernapasan berespon erlebhan terhadap CO2 yang
mengakibatkan pola napas tidak efektif dan resiko aspirasi (Amin, 2015).

F. Komplikasi
Menurut (Smeltzer & bare,2010) komplikasi Stroke meliputi hipoksia
serebral, penurunan aliran darah serebral dan embolisme serebral.

1. Hipoksia serebral.
Fungsi otak bergantung pada ketersediaan oksigen yang dikirimkan
kejaringan.Hipoksia serebral diminimalkan dengan pemberian oksigenasi
yang ade kuat ke otak. Pemberian oksigen berguna untuk mempertahankan
hemoglobin serta hematokrit yang akan membantu dalam mempertahankan
oksigenasi jaringan.
2. Penurunan aliran darah serebral
Aliran darah serebral bergantung pada tekanan darah, curah jantung, dan
integrasi pembuluh darah serebral.Hidrasi adekuat cairan intravena,
memperbaiki aliran darah dan menurunkan viscositas darah.Hipertensi atau
hipotensi perlu di hindari untuk mencegah perubahan pada aliran darah
serebral dan potensi meluasnya area cidera.
3. Embolisme serebral
Terjadi setelah imfak miokard atau vibrilasi atrium. Embolise akan
menurunkan aliran darah ke otak dan selanjutnya akan menurunkan aliran
darah ke serebral. Distritmia dapat menimulkan curah jantung tidak konsisten,
distritmia dapat menyebabkan embolus serebral dan harus segera di perbaiki.

G. Pemeriksaan Penunjang
Menurut Lukman, Nurna, (2012) pemeriksaan yang dapat dilakukan pada
lansia Stroke sebagai berikut :
1. Angiografi Serebral
Membantu menentukan penyebab Stroke secara spesifik misalnya pertahanan
atau sumbatan arteri.
2. Scan Tomografi Komputer (CT-Scan)
Mengetahui adanya tekanan normal dan adanya thrombosis, emboli serebral,
dan tekanan normal dan adanya thrombosis, emboli serebral, dan tekanan
intracranial (TIK). Peningkatan TIK dan cairan yang mengandung darah
menunjukan adanya perdarahan subarakhnoid dan perdarahan intracranial.
Kadar protein total meningkat, beberapa kasus thrombosis disertai proses
inflamasi.
3. Magnetic Resonance Imaging (MRI)
Menunjukan daerah infark, perdarahan, malformasi arteriovena (MAV).
4. Ultrasonografi Doppler (USG doppler)
Mengidentifikasi penyakit arteriovena (masalah sistem arteri karotis atau
aliran darah timbulnya plak dan arteriosklerosis).
5. Elektroensefalogram (EEG)
Mengidentifikasi masalah pada gelombang otak dan memperlihatkan daerah
lesi yang spesifik.
6. Sinar tengkorak
Menggambarkan perubahan kelenjar lempeng pienal daerah yang berlawanan
dari massa yang meluas, klasifikasi karotis interna terdapat pada thrombosis
serebral; klasifikasi parsial dinding aneurisma pada perdarahan subarachnoid.
7. Pemeriksaan laboratorium rutin
Berupa cek darah, Gula darah, Urine, Cairan serebrospinal, AGD, Biokimia
dara dan elektrolit.

H. Penatalaksanaan
Penderita Stroke sejak mulai sakit pertama kali dirawat sampai proses rawat
jalan di luar rumah sakit, memerlukan perawatan dan pengobatan terus menerus
sampai optimal dan mencapai keadaan fisik maksimal. Pengobatan pada Stroke
non hemoragik dibedakan menjadi:
1. Pengobatan umum
Untuk pengobatan umum ini dibedakan menjadi 5B , yaitu :
a) Breathing
Harus dijaga agar jalan nafas bebas dan fungsi paru-paru cukup
baik.Fungsi paru sering terganggu karena curah jantung yang kurang,
maka jantung harus dimonitor dengan seksama. Pengobatan dengan
oksigen hanya perlu jika kadar oksigen dalam darah berkurang.
b) Blood
 Tekanan darah
Tekanan darah dijaga agar tetap cukup tinggi untuk mengalirkan darah
ke otak.Pada fase akut pada umumnya tekanan darah meningkat dan
secara spontan akan menurun secara gradual. Pengobatan hipertensi
pada fase akut dapat mengurangi tekanan perfusi yang justru
menambah iskemik lagi.
 Komposisi darah
Kadar Hb dan glukosa harus di jaga cukup baik untuk metabolisme
otak.Bila terdapat polisitemia harus di lakukan hemodilusi. Pemberian
infuse glukosa harus di hindari karena akan menambah terjadinya
asidosis di daerah infark yang mempermudah terjadinya edem dan
karena hiperglikemia menyebabkan perburukan fungsi neurologis dan
keluaran. Keseimbangan elektrolit harus di jaga.
c) Bowel
Defekasi dan nutrisi harus di perhatikan. Hindari terjadinya obstipasi
karena akan membuat lansia gelisah. Nutrisi harus cukup, bila
perludiberikan melalui nasogastic tube
d) Bladder
Miksi dan balance cairan harus di pehatikan. Jangan sampai terjadi
retensio urine. Bila terjadi inkontinensia, untuk laki-laki harus di pasang
kondom kateter,kalau wanita harus di pasang kateter tetap
e) Brain
Edema otak dan kejang harus di cegah dan di atasi.Bila terjadi edema
otak, dapat di lihat dari keadaan penderita yang mengantuk, adanya
bradikardiatau denganpemeriksaanfunduskopi, dapat di berikan manitol.
Untuk mengatasi kejang-kejang yang timbul dapat di berikan
diphenylhydantion atau carbamazepine
2. Pengobatan khusus
Pada fase akut pengobatan di tujukan untuk membatasi kerusakan otak
semaksimal mungkin agar kecatatan yang di timbulkan menjadi seminimal
mungkin.Untuk daerah yang mengalami infark, kita tidak bisa berbuat
banyak, yang penting adalah menyelamatkan daerah di sekitar infark yang di
sebut daerah penumbra.Neuron-neuron di daerah penumbra ini sebenarnya
masih hidup, akan terapi tidak dapat berfungsi oleh karena aliran darahnya
tidak adekuat. Daerah inilah yang harus di selamatkan agar dapat berfungsi
kembali.Untuk keperluan tersebut maka aliran darah tersebut harus di
perbaiki.
Menurut hukum hagen-poisseuille, viskositas darah memegang peranan
penting. Viskositas darah di pengaruhi oleh:
a) Hematokrit
b) Plasma fibrinogen
c) Rigiditas eritrosit
d) Agregasi trombosit
3. Terapi farmakologi
a) Trombolisis
Satu-satunya obat yang di akui FDA sebagai standar adalah pemakaian r-
TPA ( recombinant- Tissue plasminogen Activitor) yang di berikan pada
penderita Stroke iskemik dengan syarat tertentu baik i.v maupun arterial
dalam waktu kurang dari 3 jam setelah onset Stroke.
b) Antikoagulan
Obat yang di berikan adalah heparin atau heparinoid (fraxiparine).Efek
antikoagualan heparin adalah inhibisi terhadap faktor koagulasi dan
mencegah atau memperkecil pembentukan fibrin dan propagasi
trombus.Antikoagulasia mencegah terjadinya gumpalan darah dan
embolisasi trombus.Antikoagulansia mencegah terjadinya gumpalan
darah dan emboisasi trombus.Antikoagulansia masih sering di gunakan
pada penderita Stroke dengan kelainan jantung yang dapat menimbulkan
embolus.
c) Anti agregasi trombosit
Obat yang di pakai untuk mencegah penggumpalan sehingga mencegah
terbentuknya trombus yang dapat menyumbat pembuluh darah.Obat ini
dapat digunakan pada TIA. Obat yang banyak digunakan adalah asetosal
(aspirin) dengan dosis 40mg-1,3 gram/hari. Akhir-akhir ini di gunakan
tiklodipin dengan dosis 2 x 250 mg.
d) Neuroprotektor
Mencegah dan memblok proses yang menyebabkan kematia sel-sel
terutama di daerah penumbra. Berperan dalam menginhibisi dan
mengubah reverbilitas neuronal yang tergangguakibat ischemic
cascade.Obat-obat ini misalnya puracetam, citikolin, nimodipin,
pentoksifilin.
e) Anti edema
Obat anti edema otak adalah cairan hiperosmolar, missalnya manitol
20%, larutan gliserol 10%. Pembatas cairan juga dapat membantu. Dapat
pula menggunakan kortikosteroid.
4. Terapi Non farmakologi
a) Terapi menggenggam bola
Terapi ini berpengaruh untuk meningkatkan kekuatan otot pada
ekstermitas atas, sehingga dapat terjadi peningkatan pada kekuatan
otot.Terapi ini juga pernah di teliti oleh Chaidir &Zuardi (2014) di RSSN
Bukit Tinggi.
b) Latihan keterampilan motorik
Latihan-latihan ini dapat membantu meningkatkan kekuatan dan
koordinasi otot lansia kembali. Biasanya orang yang melakukan terapi ini
adalah orang yang otot lidahnya melemah. Terapi ini bias memperkuat
otot lansia untuk berbicara atau menelan.
c) Terapi mobilitas
Alat bantu dalam terapi mobilitas itu alat bantu berjalan, tongkat, kursi
roda, atau penahan pergelangan kaki. Penyangga pergelangan kaki dapat
menstabilkan dan memperkuat pergelangan kaki lansia untuk membantu
mendukung berat badan lansia saat lansia belajar berjalan kembali.
d) Terapi constraint induced
Terapi ini di lakukan oleh anggota tubuh lain yang tidak terkena dampak
dari kondisi ini. Anggota tubuh yang tidak terkena harus membantu
anggota tubuh lain untuk meningkatkan fungsinya. Terapi stroke ini
kadang-kadang di sebut terapi penggunaan paksa.
e) Terapi Range of motion (ROM)
Latihan dan perawatan ini bertujuan untuk mengurang kekegangan oto
(kelenturan) dan membantu lansia mendapatkan kembali gerak tubuh
yang lentur.
BAB III

ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA DENGAN MASALAH PADA


SISTEM SARAF : STROKE
A. PENGKAJIAN
1. Biodata
a) Klien
Nama :Tn. N
Umur :68 tahun
Jenis Kelamin :Laki-laki
Agama :Islam
Pendidikan Terakhir :SMA
Pekerjaan :Wiraswasta
Alamat :Jl. Timbau
Tanggal Pengkajian 15 April 2022
b) Keluarga klien
Nama :Tn. A
Umur :57 tahun
Jenis Kelamin :Laki-laki
Agama :Islam
Pendidikan Terakhir :SMA
Pekerjaan :Wiraswasta
Alamat :Jl. Timbau
Hubungan dengan klien :adik kandung
2. Alasan masuk panti : klien mengatakan ia dibawa ke panti oleh adik
kandungnya dengan alasan agar klienbisa ada yang rawat, dikarenakan klien
tidak memiliki anak untk merawatnya.
3. Status kesehatan saat ini
a) Status kesehatan selama setahun
klien tidak mengalami masalah kesehatan selama setahun yang lalu.
b) Status kesehatan umum selama 5 tahun yang lalu
Menurut penuturan klien sekitar ±5 tahun yang lalu klien pernah
mengalami penyakit stroke.
c) keluhan utama klien mengatakan kedua kaki sulit untuk digerakan
d) Pengetahuan tentang penatalaksanaan masalah kesehatan klien hanya
tahu ketika sakit harus segera pergi kedokter
e) Derajat keseluruhan fungsi relatif terhadap masalah kesehatan dan
diagnosa medis
f) obat-obatan
saat ini klien tidak mengkonsumsi therapy obat
g) nutrisi
klien tidak memiliki makanan pantangan untuk saat ini
4. Riwayat kesehatan dahulu
klien mengatakan pernah mengalami tekanan darah tinggi dan stroke
5. Riwayat kesehatan keluarga
Klien mengatakan tidak ada keluarga yang memiliki riwayat penyakit
sepertinya.
6. Pemeriksaan fisik
a) Keadaan umum

Masalah Ya Tidak
Kelelahan √
Perubahan nafsu makan √
Demam √
Keringat malam √
Kesulitan tidur √
Sering pilek, infeksi √
Penilaian diri terhadap status kesehatan √
Kemampuan untuk melakukan AKS √
b) Integumen

Masalah Ya Tidak
Pruritus √
Perubahan pigmentasi √
Perubahan tekstur √
Sering memar √
Perubahan rambut √
Perubahan kuku √
Pemajanan terhadap matahari √
Pola penyembuhan lesi, memar √

c) hemapoetik

Masalah Ya Tidak
Perdarahan/memar abnormal √
Pembengkakan kelenjar limfa √
anemia √
Riwayat transfusi √

d) kepala

Masalah Ya Tidak
Sakit kepala √
Trauma pada masa lalu √
Pusing √
Gatal pada kulit kepala √

e) mata

Masalah Ya Tidak
Perubahan penglihatan √
Kaca mata / kontak lensa √
Nyeri √
Air mata berlebih √
Bengkak sekitar mata √
Kabur √
Foto phobia √

f) telinga

Masalah Ya Tidak
Perubahan pendengaran √
Tinnitus √
Vertigo √
Sensitivitas pendengaran √
Alat-alat protesa √
Riwayat infeksi √
Tanggal pemeriksaan paling akhir √
Kebiasaan perawatan telinga √
Dampak pada penampilan AKS √

g) hidung

Masalah Ya Tidak
Rinorea √
Rabas √
Epistaksis √
Obstruksi √
Mendengkur √
Nyeri pada sinus √
Alergi √
Riwayat infeksi √
Penilaian diri pada kemampuan olfaktori √

h) mulut dan tenggorokan

Masalah Ya Tidak
Sakit tenggorokan √
Ulkus/lesi √
Serak √
Perubahan suara √
Kesulitan menelan √
Alat-alat protesa √
Riwayat infeksi √
Tanggal pemeriksaan gigi paling akhir √
Pola menggosok gigi √
Masalah dan kebiasaan membersihkan gigi √
palsu

i) Leher

Masalah Ya Tidak
Kekakuan √
Nyeri/nyeri tekan √
Benjolan/Massa √
Keterbatasan gerak √

j) Payudara

Masalah Ya Tidak
Benjolan/Massa √
Nyeri/nyeri tekan √
Bengkak √
Keluar cairan dari putting susu √
Perubahan pada putting susu √
Pola pemeriksaan payudara sendiri tanggal dan √
hasil
Mamografi paling akhir √

k) Pernafsan

Masalah Ya Tidak
Batuk √
Sesak nafas √
Hemopteses √
Sputum √
Mengi √
Asma / alergi Pernafsan √

l) Kardiovaskuler

Masalah Ya Tidak
Nyeri / ketidaknyamanan dada √
Palpitasi √
Sesak nafas √
Diapnea pada aktifitas √
Dipsnea nokturak paroksimal √
Ortopnea √
Murmur √
Edema √
Varises √
Kaki timpang √
Parastesia √
Perubahan warna kaki √

m) Gastrointestinal

Masalah Ya Tidak
Disfagia √
Tak dapat mencerna √
Nyeri ulu hati √
Mual / muntah √
Hematemesis √
Perubahan nafsu makan √
Intoleran aktifitas √
Nyeri √
Ikterik √
Benjolan / massa √
Perubahan kebiasaan defekasi √
Diare √
Konstipasi √
Melena √
Hemoroid √
Perdarahan rectum √
Pola defekasi biasanya √

n) Perkemihan

Masalah Ya Tidak
Disuria √
Menetes √
Ragu-ragu √
Dorongan √
Hematuria √
Poliuria √
Oliguria √
Nokturia √
Inkontinensia √
Nyeri saat berkemih √
Batu √
Infeksi √

o) Genitalia

Masalah Ya Tidak
Lesi √
Rabas √
Nyeri testikuler √
Massa testikuler √
Masalah prostat √
Penyakit kelamin √
Perubahan hasrat seksual √
Impotensi √
Masalah aktivitas seksual √

p) Muskuloskletal

Masalah Ya Tidak
Nyeri persendian √
Kekakuan √
Pembengkakan sendi √
Deformitas √
Spasme √
Kram √
Kelemahan otot √
Masalah cara berjalan √
Nyeri punggung √
Protesa √
Pola kebiasaan latihan / olahraga √
Dampak pada penampilan AKS √

q) Persyarafan

Masalah Ya Tidak
Sakit kepala √
Kejang √
Serangan jantung √
Paralisis √
Paresis √
Masalah koordinasi √
Tic/tremor/spasme √
Parastesis √
Cedera kepala √
Masalah memori √

r) Endokrin

Masalah Ya Tidak
Intoleran panas √
Intoleran dingin √
Goiter √
Pigmentasi kulit/tekstur √
Perubahan rambut √
Polifagia √
Polidipsi √
Polyuria √

7. Pengkajian Status Fungsional (Modifikasi dari Barthel Indeks)

NO KRITERIA BANTUAN MANDIRI KETERANGAN


1 Makan 5 10√ I porsi nasi, lauk dan pauk
2 minum 5 10√ 1 gelas air putih
Berpindah dari kursi roda ke 5-10 15√
3
tempat tidur, sebaliknya
personal toilet (cuci muka, 0 5√
4 2 kali sehari
menyisir rambut, gosok gigi)
Keluar masuk toilet 5 10√
5 (mencuci pakaian, menyeka
tubuh, menyiram)
6 Mandi 5 15√ 2 kali sehari
7 Jalan di permukaan datar 0 5√
8 Naik turun tangga 5√ 10
5 10√ Dapat melakukan secara
9 Mengenakan pakaian
mandiri
5 10√ BAB 1x sehari konsistensi
10 Kontrol Bowel (BAB)
lembek
5 10√ 4-5x sehari warna kuning
11 Kontrol Bladder (BAK)
jernih
5√ 10 Jalan-jalan disekitar
12 Olahraga atau latihan
Wisma.
Rekreasi atau pemantapan 5√ 10 Pengajian dan membuat
13
waktu luang kerajinan tangan.
jumlah 115 Ketergantungan sebagian
Keterangan :

≥ 130 : Mandiri

65-125 : Ketergantungan Sebagian

≥ 60 : Ketergantungan Total

8. Pengkajian Status Mental Gerontik

Identifikasi tingkat kerusakan intelektual dengan menggunakan Short Portable


Mental Status Quisioner (SPMSQ)

NO PERTANYAAN BENAR TIDAK


1 Tanggal berapa hari ini? √
2 Hari apa sekarang? √
3 Apa nama tempat ini? √
4 Dimana alamat anda? √
5 Berapa umur anda? √
6 Kapan anda lahir? (minimal tahun lahir) √
7 Siapa presiden Indonesia sekarang? √
8 Siapa presiden Indonesia sebelumnya? √
9 Siapa nama Ibu anda? √
10 Kurangi 3 dari 20 dan tetap engurangan 3 dari √
setiap angka baru, semua secara menurun
Jumlah 8 2
Interpretasi Hasil
Salah 0-3 = fungsi intelektual utuh Fungsi intelektual
Salah 4-5 = fungsi intelektual ringan
utuh
Salah 6-8 = kerusakan intelektual sedang
Salah 9-10 = kerusakan intelektual berat

9. Riwayat Psikososial Klien


Selama berinteraksi klien menunjukkan sikap kooperatif, klien juga mengatakan
senang jika ada mahasiswa karena dapat menjadi teman bicara.
10. Riwayat Spiritual Klien
Klien mengatakan rajin beribadah 5 waktu dan juga sering mengikuti pengkajian
di masjid

FAKTOR RESIKO SKALA SKOR STANDAR


Riwayat jatuh yang baru Ya 25
atau 3 bulan terakhir Tidak 0 0
Diagnose sekunder lebih Ya 15 15
dari 1 diagnosa Tidak 0
Menggunakan alat bantu Berpegangan pada benda-benda 30 30
sekitar
Kruk, tongkat, walker 15
Menggunakan IV dan Bedrest/ dibantu perawat 0
Cateter Ya 20
Kemampuan berjalan Tidak 0
Gangguan (pincang/ diseret) 20 20
Status mental Lemah 10 10
Normal/ bedrest/ immobilisasi 0
Tidak sadar akan kemampuan / 15
post op 24 jam
Orientasi sesuai kemampuan diri 0
Total skor 75
ANALISA DATA

No Data Etiologi Masalah Keperawatan


1 Ds : Penurunan kekuatan Gangguan mobilitas
 Klien mengatakan sulit untuk otot fisik (D.0054)
menggerakan tangan sebelah
kanan
 klien mengatakan sulit untuk
duduk di lantai maupun di
kursi
 klien mengatakan tidak dapat
berjalan lama
Do :
 Klien berjalan dengan pelan
dan berpegangan
 Klien terlihat berjalan dengan
lemah
 Klien hanya duduk di kasur
 Kekuatan otot
5 2
5 3

2 Ds : Perubahan pada citra Harga diri rendah


 klien mengatakan malu tubuh situasional (D.0087)
ketika ada orang yang
membantu dirinya
 klien mengatakan malu jika
ada orang yang melihat dia
berjalan

Do :
 klien terlihat ketika
berjalanhanya menunduk
 klien lebih sering
menghabiskan waktunya di
dalam kamar
3 Ds : Gangguan Gangguan komunikasi
 klien mengatakan sulit untuk Neuromuskuler verbal (D.0119)
berbicara secara perlahan
 klien mengatakan sulit
berbicara dengan jelas
Do:
 klien berbicara pelo
 klien sulit untuk mendengar
 klien sulit untuk berbicara

4 Ds: Kurang terpapar Defisit pengetahuan


 Klien mengatakan tidak tau informasi (D.0111)
apa yang harus di lakukan
dengan penyakitnya.
 Klien mengatakan sering
mengalami gejala-gejala
yang di jelaskan oleh perawat
Do:
 Klien sering bertanya ketika
di jelaskan oleh perawat
 Klien terlihat antusias ketika
perawat menjelaskan tentang
penyakitnya

5 Ds: - Kelemahan anggota Resiko jatuh (D.0143)


Do: gerak
 klien berjalan dengan
berpegangan pada benda-
benda sekitar.
 Kemampuan berjalan klien
lemah
 Skor skala morse adalah 75

B. Diagnosa Keperawatan
1. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan penurunan kekuatan otot
(D.0054)
2. Harga diri rendah situasional berhubungan dengan perubahan citra tubuh
(D.0087)
3. Gangguan komunikasi verbal berhubungan dengan neuromuskuler (D.0119)
4. Defisit Pengetahuan berhubungan dengan kurang terpapar informasi (D.0111)
5. Resiko jatuh berhubungan dengan kelemahan anggota gerak (D.0143)
C. Perencanaan Keperawatan
Diagnosa
No Tujuan dan Kriteria Hasil Rencana Tindakan
Keperawatan
1 Gangguan mobilitas Setelah di lakukan tindakan selama 1.1 Kaji kemampuan klien dalam melakukan mobilisasi
fisik berhubungan 3x23 jam diharapkan gangguan 1.2 Latih klien dalam melakukan activity daily living
dengan penurunan mobilitas fisik tidak memburuk, dengan 1.3 Dampingi dan bantu klien saat mobilisasi.
kekuatan otot kriteria hasil : 1.4 Latih rentang gerak / ROM
(D.0054) 1) Aktifitas fisik klien meningkat 1.5 Berikan alat bantu jika klien memerlukan
2) Memperagakan penggunaan alat 1.6 Ajarkan klien bagaimana merubah posisi dan berikan bantuan
bantu untuk mobilisasi jika diperlukan.

2 Harga diri rendah Setelah di lakukan tindakan selama 2.1 Kaji alasan-alasan untuk mengkritik atau menyalahkan diri
situasional 2x24 jam di harapkan Harga diri sendiri.
berhubungan dengan meningkat dengan kriteria hasil: 2.2 Monitor frekuensi komunikasi verbal pasien yang negative.
perubahan citra tubuh 1) Mengungkapkan penerimaan diri 2.3 Dorong pasien mengidentifikasi kekuatan dirinya
(D.0087) 2) Komunikasi terbuka 2.4 Ajarkan kererampilan bermain perilaku yang positif memalui
bermain peran, model peran
2.5 Kolaborasi dengan sumber- sumber lain (petugas dinas sosial,
perawat spesialis klinis, dan layanan keagamaan)
3 Gangguan Setelah di lakukan tindakan selama 3.1 Kaji kemampuan dalam berbicara
komunikasi verbal 3x24 jam di harapkan gangguan 3.2 Dorong pasien untuk berkomunikasi secara perlahan.
berhubungan dengan komunikasi verbal dapat teratasi, 3.3 Berikan pujian positif
neuromuskuler dengan kriteria hasil : 3.4 Dengarkan dengan penuh perhatian
(D.0119) 1) Lisan, tulisan, dan non verbal 3.5 Anjurkan ekpresi diri dengan cara lain dalam menyampaikan
meningkat informasi(bahasa isyarat)
2) Komunikasi ekspresif (kesulitan 3.6 Konsultasikan dengan dokter kebutuhan terapi wicara
berbicara) ekspresi pesan verbal atau
non verbal yang bermakna diskusi.
4 Defisit Pengetahuan Setelah di lakukan tindakan selama 4.1 kaji penilaian tentang tingkat pengetahuan klien tentang
berhubungan dengan 1x30 menit di harapkan klien dapat penyakit yang dialami.
kurang terpapar mengerti dengan kriteria hasil: 4.2 Gambarkan tanda dan gejala yang muncul pada penyakit
informasi (D.0111) 1) Klien memahami penjelasan 4.3 Jelaskan tentang penyakit yang dialami dengan cara yang
mahasiswa. tepat.
2) Klien memahami definisi, 4.4 Sediakan informasi pada klien tentang penyakit.
penyebab, tanda dan gejala,
komplikasi dan
penatalaksanaannya.
3) Klien mampu menjelaskan kembali
penjelasan dari perawat.

5 Resiko jatuh Setelah di lakukan tindakan selama 5.1 Identifikasi Defisit kognitif atau fisik klien yang dapat
berhubungan dengan 3x24 jam di harapkan tidak terjadi jatuh meningkatkan potensi jatuh dalam lingkungan tertentu.
kelemahan anggota dengan kriteria hasil: 5.2 Identifikasi perilaku dan factor yang mempengaruhi resiko
gerak (D.0143) 1)Gerakan terkoordinasi : jatuh.
kemampuan otot untuk bekerja sama 5.3 Identifikasi karakteristik lingkungan yang dapat
secara volunteer untuk melakukan meningkatkan potensi untuk jatuh, missal lantai licin dan
gerakan yang bertujuan. tangga terbuka.
2)Kejadian jatuh : tidak ada riwayat 5.4 Anjurkan klien untuk menggunakan. tongkat atau alat
jatuh. pembantu berjalan.
3)Pengetahuan: pemahaman terhadap 5.5 Memantau kemampuan untuk mentransfer dari tempat tidur
pencegahan jatuh. ke kursi dan demikian pula sebaliknya.
4)Perilaku pencegahan jatuh : tindakan 5.6 Ajarkan klien jatuh untuk meminimalkan cidera.
individu atau pemberi asuhan
keperwatanuntuk meminimalkan
faktor resiko yang dapat memicu jatuh
di lingkungan individu
D. Implementasi Keperawatan
Waktu Pelaksanaan Tindakan Keperawatan Evaluasi
Hari : selasa 1.1 Menilai kemampuan klien dalam mobilisasi. Klien dapat mobilisasi dengan bantuan benda-
tanggal : 16-04-2020 benda di sekitar
Jam : 08.30 1.2 membantu klien dalam melakukan activity daily living Mahasiswa menemani klien saat melakukan
ADL
1.3 mendampingi dan membantu klien saat mobilisasi Mahasiswa mendampingi klien saat
mobilisasi
1.4 melatih rentang gerak / ROM Klien melakukan gerakan rom
1.5 menyediakan alat bantu jika klien memerlukan Klien mengatakan menggunakan kursi roda
jika ingin berpergian ke masjid

1.6 menjelaskan kepada klien bagaimana merubah posisi dan Klien mengerti bagaimana cara merubah
berikan bantuan jika diperlukan posisi.
1.1 Menanyakan alasan-alasan untuk mengkritik atau Klien mengatakan malu ketika saat berjalan
menyalahkan diri sendiri.

1.2 mendorong klien mengidentifikasi kekuatan dirinya Klien mengatakan bahwa klien bisa
melakukan ADL dengan mandiri
1.3 Menilai kemampuan bicara Klien terlihat berbicara dengan sedikit tidak
jelas
1.4 Mendengarkan dengan penuh perhatian Klien senang jika ada yang mendengarkan
ceritanya
1.5 Memberitahu tanda dan gejala yang muncul pada penyakit Klien mengatakan mengalami tanda dan
gejala yang telah di sebutkan oleh mahasiswa

1.6 Menilai defisit kognitif atau fisik klien yang dapat Klien berjalan lemah, fisik lemah
meningkatkan potensi jatuh dalam lingkungan tertentu.
1.7 menilai perilaku dan factor yang mempengaruhi resiko Klien saat berjalan pelan dan menyeret
jatuh
1.8 menilai karakteristik lingkungan yang dapat meningkatkan Lantai di wisma klien tidak licin dan tidak ada
potensi jatuh dalam lingkungan tertentu. tangga terbuka

1.9 menyarankan klien untuk menggunakan tongkat atau alat Klien berjalan dengan berpegangan benda-
pembantu jalan benda di sekitar.

1.10 memantau kemampuan untuk mentransfer dari tempat Klien dapat berpindah secara mandiri dari
tidur ke kursi dan demikian pula sebaliknya tempat tidur ke kursi roda.
Hari : Rabu 1.1 membantu klien dalam melakukan activity daily living Mahasiswa menemani klien dalam melakukan
Tanggal: 10-04-2019 ADL
Jam :08.00 1.2 mendampingi dan membantu klien saat mobilisasi Klien di damping oleh mahasiswa dan siswa
1.3 melatih rentang gerak / ROM Klien mengikuti gerakan rom

1.4 mendorong klien mengidentifikasi kekuatan dirinya Mahasiswa mengatakan klien masih bisa
melakukan ADL dengan mandiri
1.5 menilai kempuan dalam berbicara Klien berbicara pelo
1.6 mengajak klien berbicara secara perlahan Klien berbicara dengan pelan dan jelas
1.7 memberikan pujian positif Mahasiswa member pujian kepada klien
karena masih bisa elakukan ADL dengan
mandiri
1.8 mendengarkan dengan penuh perhatian Mahasiswa mendengarkan apa yang di
bicarakan oleh klien
1.9 menilai tentang tingkat pengetahuan klien tentang penyakit Klien masih belum tau tentang penyakitnya
yang dialami.
1.10 Memberitahu tentang tanda dan gejala yang muncul pada Mahasiswa memberiahu kepada klien tanda
penyakit yg dialami dan gejala yang muncul pada penyakitnya
1.11 menyarankan klien untuk menggunakan tongkat atau alat Klien berpegangan pada benda-benda di
pembantu berjalan sekitar

Hari : Kamis 1.1 membantu klien dalam melakukan ADL Mahasiswa membantu klien dalam melakukan
Tanggal : 11-04- ADL
2021 1.2 mendampingi dan membantu klien saat mobilisasi Klien di damping oleh mahasiswa dan siswa
Jam : 08.45 1.3 melatih rentang gerak / ROM Klien mengikuti gerakan ROM
1.4 mendengerkan dengan penuh perhatan Klien terlihat senang ketika ada yang
mendengarkan ceritanya
1.5 menjelaskan tentang penyakit yang di alai dengan cara yang Mahasiswa menjelaskan tentang penyakit
tepat yang diderita klien
1.6 Memberi informasi pada klien tentang penyakitnya Klien terlihat dapat memahami apa yang di
jelaskan oleh mahasiswa

E. Evaluasi keperawatan
Hari/ Diagnosa Keperawatan Catatan perkembangan
Tanggal
Selasa, 16 Gangguan mobilitas fisik S : klien mengatakan masih susah menggerakan tangan kirinya
April 2019 berhubungan dengan O:klien terlihat susah menggerakan tangan kirinya
penurunan kekuatan otot A: masalah belum teratasi
(D.0054) P :lanjutkan intervensi
1.2 Latih klien dalam melakukan activity daily living
1.3 Dampingi dan bantu klien saat mobilisasi
1.4 Latih rentang gerak / ROM
1.5 Berikan alat bantu jika klien memerlukan
1.6 Ajarkan klien bagaimana merubah posisi dan berikan bantuan jika diperlukan.
Harga diri rendah S :klien mengatakan masih malu jika berjalan
situasional berhubungan O:klien ketika berjalan pandangannya ke bawah
dengan perubahan citra A:masalah belum teratasi
tubuh (D.0087) P :lanjutkan intervensi
2.3 Dorong pasien mengidentifikasi kekuatan dirinya
2.4 Ajarkan kererampilan bermain perilaku yang positif memalui bermain peran, model
peran, diskusi.
Gangguan komunikasi S : klien mengatakan sulit berbicara dengan jelas
verbal berhubungan dengan O: klien terluhat sulit untuk berbicara A: masalah belum teratasi
neuromuskuler (D.0119) P : lanjutkan intervensi
3.2 Dorong pasien untuk berkomunikasi secara perlahan.
3.3 Berikan pujian positif
3.4 Dengarkan dengan penuh perhatian
3.5 Anjurkan ekpresi diri dengan cara lain dalam menyampaikan informasi(bahasa isyarat)
Defisit Pengetahuan S :klien mengatakan mengalami gejala- gajala yg di katakan mahasiswa
berhubungan dengan kurang O: klien selalu bertanya kepada mahasiswa
terpapar informasi (D.0111) A: masalah teratasi sebagian
P : lanjutkan intervensi
4.3 Jelaskan tentang penyakit yang dialami dengan cara yang tepat.
4.4 Sediakan informasi pada klien tentang penyakit.
Resiko jatuh berhubungan S :-
dengan kekuatan otot O: klien berjalan dengan diseret
menurun (D.0143) A: masalah belum teratasi
P : lanjutkan intervensi
5.2 Identifikasi perilaku dan factor yang mempengaruhi resiko jatuh.
5.3 Identifikasi karakteristik lingkungan yang dapat meningkatkan potensi untuk jatuh,
missal lantai licin dan tangga terbuka.
5.4 Anjurkan klien untuk menggunakan. tongkat atau alat pembantu berjalan
Rabu,17 Gangguan mobilitas fisik S : klien mengatakan masih sulit menggerakan tangan kanannya.
April 2019 berhubungan dengan O:klien terlihat sulit untuk beraktifitas
penurunan kekuatan otot A: masalah belum teratasi
(D.0054) P :lanjutkan intervensi
1.2 Latih klien dalam melakukan activity daily living
1.3 Dampingi dan bantu klien saat mobilisasi
1.4 Latih rentang gerak / ROM
1.5 Berikan alat bantu jika klien memerlukan
1.6 Ajarkan klien bagaimana merubah posisi dan berikan bantuan jika diperlukan.
Harga diri rendah S :klien mengatakan sudah tidak terlalu malu ketika berjalan ke luar kamar
situasional berhubungan O:klien sudah mulai merasa percaya diri
dengan perubahan citra A:masalah teratasi sebagian
tubuh (D.0087) P :lanjutkan intervensi
2.3 Dorong pasien mengidentifikasi kekuatan dirinya
2.4 Ajarkan kererampilan bermain perilaku yang positif memalui bermain peran, model
peran, diskusi.
Gangguan komunikasi S :klien mengatakan mencoba berbicara secara perlahan
verbal berhubungan dengan O: klien sudah mulai berbicara dengan jelas secara perlahan
neuromuskuler (D.0119) A: masalah teratasi sebagian
P :lanjutkan intervensi
3.2 Dorong pasien untuk berkomunikasi secara perlahan.
3.3 Berikan pujian positif
3.4 Dengarkan dengan penuh perhatian
3.5 Anjurkan ekpresi diri dengan cara lain dalam menyampaikan informasi(bahasa isyarat)

Defisit Pengetahuan S :klien sudah mulai mengerti tentang penyakitnya


berhubungan dengan kurang O: klien terlihat sudah memahami tentang penyakitnya
terpapar informasi (D.0111) A: masalah teratasi sebagian
P : lanjutkan intervensi
4.3 Jelaskan tentang penyakit yang dialami dengan cara yang tepat.
4.4 Sediakan informasi pada klien tentang penyakit.

Resiko jatuh berhubungan S :-


dengan kekuatan otot O: klien berjalan pelan dan berpegangan
menurun (D.0143) dengan benda-benda di sekitar
A: masalah teratasi sebagian
P : lanjutkan intervensi
5.2 Identifikasi perilaku dan factor yang mempengaruhi resiko jatuh.
5.3 Identifikasi karakteristik lingkungan yang dapat meningkatkan potensi untuk jatuh,
missal lantai licin dan tangga terbuka.
5.4 Anjurkan klien untuk menggunakan. tongkat atau alat pembantu berjalan.
Kamis, 18 Gangguan mobilitas fisik S : klien mengatakan masih sulit untuk menggerakan telapak tangan sebelah kanan
April berhubungan dengan O:klien terlihat susah menggerakan tangan kanannya
2019 penurunan kekuatan otot A: masalah belum teratasi
(D.0054) P : lanjutkan intervensi
1.2 Latih klien dalam melakukan activity daily living
1.3 Dampingi dan bantu klien saat mobilisasi
1.4 Latih rentang gerak / ROM
1.5 Berikan alat bantu jika klien memerlukan
1.6 Ajarkan klien bagaimana merubah posisi dan berikan bantuan jika diperlukan.
Harga diri rendah S :klien mengatakan sudah tidak merasa malu lagi ketika berjalan ke luar kamat
situasional berhubungan O: klien terlihat seperti percaya diri
dengan perubahan citra A: masalah teratasi sebagian
tubuh (D.0087) P : lanjutkan intervensi
2.2 Dorong pasien mengidentifikasi kekuatan dirinya
2.3 Ajarkan kererampilan bermain perilaku yang positif memalui bermain peran, model
peran, diskusi.
Gangguan komunikasi S : klien mengatakan senang berbicara dengan mahasiswa
verbal berhubungan dengan O: klien berbicara dengan pelan dan jelas
neuromuskuler (D.0119) A: masalah teratasi sebagian
P : lanjutkan intervensi
3.2 Dorong pasien untuk berkomunikasi secara perlahan.
3.3 Berikan pujian positif
3.4 Dengarkan dengan penuh perhatian
3.6 Anjurkan ekpresi diri dengan cara lain dalam menyampaikan informasi(bahasa isyarat)
Defisit Pengetahuan S: klien mengatakan sudah mengerti tentang penyakitnya
berhubungan dengan kurang O: klien terlihat sudah paham tentang penyakitnya
terpapar informasi (D.0111) A: masalah teratasi
P : hentikan intervensi
Resiko jatuh berhubungan S :-
dengan kekuatan otot O: klien berjalan dengan menyeret
menurun (D.0143) A: masalah belum teratasi
P : lanjutkan intervensi
5.2 Identifikasi perilaku dan factor yang mempengaruhi resiko jatuh.
5.3 Identifikasi karakteristik lingkungan yang dapat meningkatkan potensi untuk jatuh,
missal lantai licin dan tangga terbuka.
5.4 Anjurkan klien untuk menggunakan. tongkat atau alat pembantu berjalan.
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN


A. Kesimpulan
Stroke adalah suatu keadaan yang timbul karena terjadi gangguan di
peredaran darah di otak yang menyebabkan terjadinya kematian jaringan otak,
sehingga mengakibatkan seseorang menderita kelumpuhan atau kematian
(fransisca, 2012). Dua jenis stroke : pertama Stroke iskemik atau Non hemoragik
yaitu tersumbatnya pembuluh darah yang menyebabkan aliran darah ke otak
sebagian atau seluruhan terhenti. 80% adalah Stroke iskemik. Kedua Stroke yang
di sebebkan oleh pecahnya pembuluh darah otak. Hampir 70% kasus Stroke
hemoragik terjadi pada penderita hipertensi. Menurut Amin (2015) manifestasi
klinis yang ada pada penderita Stroke yaitu mengalami kelemahan dan
kelumpuhan, tiba-tiba hilang rasa kepekaan, bicara pelo atau cadel, gangguan
bicara, gangguan penglihatan, mulut mencong atau tidak simetris ketika
menyeringai, gangguan daya ingat, nyeri kepala hebat, vertigo, penurunan
kesadaran, proses kencing terganggu dan mengalami gangguan fungsi otak.

Hasil pengkajian yang di dapatkan dari kedua kasus menunjukkan adanya


tanda dan gejala yang sama oleh kedua klien. Umumnya keluhan yang di rasakan
klien 1 dirasakan juga oleh klien 2. Tanda dan gjala yang muncul dan dirasakan
oleh kedua klien yaitu adanya kelemahan otot pada ekstermitas, susah
menggerakan anggota tubuh, dan adanya kekakuan pada anggota tubuh. Hal ini
menunjukan jika seseorang terdiagnosa Stroke memiliki kemungkinan akan
timbul masalah dan keluhan yang sama yang akan dirasakan oleh penderita.

B. saran
1. Bagi penulis
Tetap berusaha untuk meningkatkan pengetahuan dalam melaksanakan
asuhan keperawatan pada tatanan nyata di masyarakat.
2. Bagi institusi pendidikan
Mempertahankan bimbingan kepada mahasiswa dalam memberikan asuhan
keperawatan yang komprehensif.
Daftar Pustaka
Amin, N dan Hardhi Kusuma (2015). Nanda Nic-Noc Jilid 3. Jogjakarta:
Mediaction.

Bram, I. (2017). Stroke Non Hemoragik. https://www.Academia.edu/1144500


7/stroke_non_hemoragik. diakses pada tanggal 5 Desember 2018.

Daya, DA. (2017). Pengaruh Terapi Aktif Menggenggam Bola Karet Terhadap
Kekuatan Otot Pada Pasien Stroke Non Hemoragik Di Wiliyah Kerja
Puskesmas Pengasih II Kulon Progo Yogyakarta.

Dinarti dan Yuli Mulyani (2017). Dokumentasi Keperawatan.


http://www.kemkes.go.idpusdiksmdk/wp-
content/uploads/2017/11/praktika-dokumen-keperawatn-dafis.pdf. diunduh
pada 11 desember 2018.

Lukman dan Nurma Ningsih (2012). Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan
Gangguan Sistem Muskuloskeletal. Jakarta: Salemba Medika.

Prok, W dkk (2016). Pengarh Latihan Gerak Aktif Menggenggam Bola Pada
Pasien Stroke. Volume 4, Nomor 1, Januari-April 2016.

PPNI 2016. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia: Definisi dan Indikator


Diagnostik, Edisi 1. Jakarta: PPNI.

Smeltzer dan Bare (2010). Textbook Of Medical-Surgical Nursing Volume 1.


Philadelphia : Lippin Cott.

Sudrajat, B. (2017). Penerapan Terapi Genggam Menggunakan Bola Karet Untuk


Pemenuhan Kebutuhan Mobilitas Fisik Pada Pasien Stroke Non Hemoragik.

Suryanti SS. (2011). 14 Penyakit Yang Sering Menyerang Dan Sangat


Mematikan. Jakarta: flash book.

William (2014). Manajemen Stroke Pada Lansia. https://www.scribd.com

/doc/242510750/jurnal-william-manajemen-stroke-lansia. Diakses pada tanggal


10 Desember 2018.

Anda mungkin juga menyukai