Anda di halaman 1dari 19

ASUHAN KEPERAWATAN PADA

KLIEN STROKE

OLEH:
NAMA-NAMA KELOMPOK 5 :
1. PRISKA KAMEO
2. REVALYN DJAMI
3. ROMAMTI PUAY
4. RONALD ANONE
5. ROSINA LOEMNANU

PRODI S1 KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MARANATHA
KUPANG
2023
KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat dan tuntunannya
kami boleh menyelesaikan laporan pendahuluan dan askep ini dengan baik.Laporan pendahuluan dan askep
ini di buat untuk memenuhi tugas mata kuliah keperawatan dewasa yang berjudul “ STROKE “.

Kami menyadari bahwa penulisan laporan pendahuluan dan askep masih kurang sempurna, maka
dari itu kritik dan saran dari pembaca dapat membantu untuk mengembangkan laporan pendahuluan dan
askep tersebut.

Penulis

Kupang,03 Oktober 2023


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..........................................................................................................i
DAFTAR ISI........................................................................................................................iii
LATAR BELAKANG..........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang..................................................................................................1
1.2. Rumusan Masalah .........................................................................................2
1.3. Tujuan ..............................................................................................................3
BAB II PEMBAHASAN................................................................................................3
2.1. Definisi..............................................................................................................4
2.2. Klasifikasi ........................................................................................................5
2.3.Etiologi...............................................................................................................7
2.4 Patofisiologi.......................................................................................................8
2.5. Manifestasi Klinis ............................................................................................9
2.6. Komplikasi........................................................................................................10
2.7.Faktor Resiko.....................................................................................................11
2.8.Penatalaksanaan Medis .....................................................................................12
BAB III...........................................................................................................................12
3.1. Konsep Asuhan keperawatan............................................................................12
BAB IV PENUTUP........................................................................................................13
4.1. Kesimpulan.......................................................................................................13
4.2. Saran.................................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................15
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Penyakit stroke merupakan masalah kesehatan yang utama bagi masyarakat modern saat ini. Stroke
menjadi masalah serius yang dihadapi di seluruh dunia. Hal ini dikarenakan Stroke adalah penyebab kematian
ketiga
terbanyak setelah penyakit jantung koroner dan kanker. Stroke merupakan suatu keadaan yang timbul karena
terjadi gangguan peredaran darah di otak yang menyebabkan terjadinya kematian jaringan otak sehingga
mengakibatkan
seseorang menderita kelumpuhan bahkan kematian (Batticaca B Fransisca,2011). Yang dimana pada tahun
2013, diperkirakan 6,4 juta kematian (11,8%dari semua kematian) disebabkan oleh stroke (Kim, Cahill, &
Cheng, 2015).
Stroke dibagi dalam dua kategori mayor yaitu stroke iskemik dan strokehemoragik. Stroke non hemoragik
terjadi karena aliran darah ke otakterhambat akibat aterosklorosis atau pembekuan darah. Sedangkan stroke
hemoragik terjadi karena pecahnya pembuluh darah otak sehingga menyebabkan terhambat aliran darah ke
otak, darah merembas ke area otak dan merusaknya(Batticaca B Fransisca, 2011).
Otak sangat bergantung pada oksigen dan tidak mempunyai cadangan oksigen. Jika aliran darah kesetiap
bagian otak terhambat karena thrombus dan embolus, maka mulai terjadi kekurangan oksigen ke jaringan
otak.
Kekurangan oksigen dalam waktu yang lebih lama dapat menyebabkan nekrosisi mikroskopik neuron-
neuron. Area nekrotik kemudian disebut infark, hal ini menyebabkan terjadinya infark pada otak yang akan
mempengaruhi
kontrol motorik karena neuron dan jalur medial atau venteral berperan dalam
kontrol otot-otot (Wijaya & Putri, 2013)
Amerika serikat, stroke merupakan penyebab utama kecacatan orang dewasa jangka Panjang dan
penyebab kematian nomor lima dengan 795.000 peristiwa setiap tahun. Diperkirakan akan meningkat
prevalensi stroke oleh 3,4 juta orang antara tahun 2012 dan 2030 (A. Boehme, C. Esenwa, 2018). Prevalensi
penyakit stroke tertinggi didunia adalah china dengan prevalensi stroke 69,6%, perdarahan intraserebral 23,8%
dan 15,8%,
perdarahan subarachnoid 4,4% dan 4,4%, dan tipe yang tidak ditentukan 2,1%dan 2,0%, dengan hipertensi
88%, merokok 48%, dan penggunaan alcohol 44% (Wang et al., 2017).Penyakit Stroke di Indonesia
merupakan terbanyak dan menduduki urutan pertama di Asia. Jumlah kematian yang disebabkan oleh stroke
menduduki
urutan kedua pada usia diatas 60 tahun dan urutan kelima pada usia 15-59 tahun. Wilayah Kalimantan Timur
merupakan wilayah tertinggi pengidap penyakit stroke dengan (14,7%), diikuti Di Yogyakarta (14,3%)
Bangka
Belitung dan DKI Jakarta masing-masing (11,4%) dan Bali berada pada posisi 17 dengan (10,8%)
(RISKESDAS 2018).

1.2 Rumusan Masalah


1. Untuk mengetahui pengertian stroke.
2. Untuk mengetahui klasifikasi stroke.
3. Untuk mengetahui etiologi stroke.
4. Untuk mengetahui patofisiologi stroke.
5. Untuk mengetahui manifestasi stroke.
6. Untuk mengetahui komplikasi stroke.
7. Untuk mengetahui factor resiko stroke.
8. Untuk mengetahui penatalaksanaan stroke.

1.3 Tujuan
1..3.1 Tujuan khusus
Mahasiswa mampu mengetahui tentang ap aitu stroke
1.3.2 Tujuan umum
1. Untuk mengetahui pengertian stroke.
2. Untuk mengetahui klasifikasi stroke.
3. Untuk mengetahui etiologi stroke.
4. Untuk mengetahui patofisiologi stroke.
5. Untuk mengetahui manifestasi stroke.
6. Untuk mengetahui komplikasi stroke.
7. Untuk mengetahui factor resiko stroke.
8. Untuk mengetahui penatalaksanaan stroke.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Penyakit Stroke

1. Definisi Stroke

Stroke merupakan kegawatdaruratan neurologi yang mendadak (akut) karena oklusi


atau hipoperfusi pada pembuluh darah otak,sehingga jika tidak segera diatasi maka akan
terjadi kematian sel dalam beberapa menit, kemudian akan menimbulkan defisit neurologis
dan menyebabkan kecacatan atau kematian (Misbach, 2011). Sedangkan menurut Irfan
(2010) stroke adalah gangguan fungsi saraf yang disebabkan oleh gangguan aliran darah
dalam otak yang dapat timbul secara mendadak dalam beberapa detik atau secara cepat
dalam beberapa jam dengan gejala atau tanda-tanda sesuai dengan daerah yang
terganggu.Definisi menurut WHO, Stroke adalah suatu keadaan dimana ditemukan tanda-
tanda klinis yang berkembang cepat berupa defisit neurologik fokal dan global, yang dapat
memberat dan berlangsung lama selama 24 jam atau lebih dan atau dapat menyebabkan
kematian, tanpa adanya penyebab lain yang jelas selain vascular. Menurut Padila (2015)
istilah stroke lebih dikenal daripada Cerebro Vaskuler Accident (CVA), kelainan ini terjadi
pada organ otak. Lebih tepatnya adalah ganguan pembuluh darah otak. Berupa penurunan
kualitas pembuluh darah otak yang menyebabkan angka kematian yang tinggi. Kejadian
sebagian besar dialami oleh kaum laki-laki dan usianya umumnya diatas 55 tahun. Stroke
iskemik/stroke non hemoragik biasanya juga dikenal sebagai infark serebral karena
penyumbatan arteri. Sekitar 80 persendari stroke adalah iskemik, karena gangguan
pasokan darah. Biasanya disebabkan oleh penyumbatan pembuluh darah (arteri) di otak.
Jikaarteri tersumbat, sel-sel otak tidak bias mendapatkan oksigen dan nutrisi dan akhirnya
akan berhenti bekerja. Jika arteri tetap tersumbat lebih dari beberapa menit, sel-sel otak
mungkin mati (Silva, dkk. 2014).Seiring dengan perkembangan zaman, perubahan pola
hidup masyarakat stroke dapat menyerang di usia dibawah 55 tahun. Dapat diambil
kesimpulan bahwa stroke adalah penyakit sistem persyarafan yang mana pada pembuluh
darah otak mengalami penyumbatan atau pecahnya pembuluh darah otak yang dapat
mengakibatkan kematian jika tidak segera ditangani.
2. Klasifikasi

Klasifikasi stroke menurut Corwin (2009) adalah :

a. Stroke non hemoragik

1) Trombosis cerebri, terjadi penyempitan lumen pembuluh darah otak perlahan proses
arterosklerosis cerebral dan perlambatan sirkulasi serebral.

2) Embolisme cerebral, penyempitan pembuluh darah terjadi mendadak akibat


abnormalitas patologik pada jantung. Embolus biasanya menyumbat arteri cerebral
tengah atau cabang-cabangnya yang merusak sirkulasi cerebral.

b. Stroke hemoragik

Stroke hemoragik merupakan pendarahan serebral dan mungkin perdarahan subarachnoid.


Disebabkan oleh pecahnya pembuluh darah otak pada daerah otak tertentu. Kejadiannya
biasanya saat melakukan aktivitas atau saat aktif, namun bisa juga terjadi saat istirahat.
Kesadaran psien umunya dapat menurun.

3. Etiologi

Penyebab stroke menurut Rendi dan Margareth (2015) : a. Infark otak (80%)

1) Emboli

Emboli kardiogenik, fibrilasi atrium dan aritmia lain, thrombus mural dan ventrikel kiri,
penyakait katub mitral atau aorta, endokarditis (infeksi atau non infeksi).

2) Emboli paradoksal

Emboli arkus aorta, aterotrombotik (penyakit pembuluh darah sedang-besar), penyakit


eksrakanial, arteri karotis interna, arteri vertebralis.

3) Penyakit intracranial

a.Arteri karotis interna, arteri serebri interna, arteri basilaris, lakuner (oklusi arteri
perforans kecil).

b. Pendarahan intraserebral (15%) Hipertensi, malformasi arteri-vena, angipati amiloid.

c. Pendarahan subaraknoid (5%)


d. Penyebab lain (dapat menimbulkan infark/pendarahan) Trobus sinus dura, diseksi arteri
karotis/vertebralis, vaskulitis system saraf pusat, penyakit moya-moya (oklusi arteri besar
intra cranial yang progresif), migren, kondisi hiperkoagulasi, penyalahgunaan obat, dan
kelainan hematologist (anemia sel sabit, polisistema, atau leukemia), serta miksoma atrium.

4. Patofisiologi

Patofisiologi stroke berbeda berdasarkan jenis stroke, iskemik dan hemorhagik yaitu
(Permana, 2018) :

a. Stroke iskemik

Infark serebri diawali dengan terjadinya penurunan Cerebral Blood Flow (CBF) yang
menyebabkan suplai oksigen ke otak akan berkurang. Nilai kritis CBF adalah 23 ml/100
gr/mnt, dengan nilai normal 50 ml/100 gr/mnt. Penurunan CBF di bawah nilai normal dapat
menyebabkan infark. Suatu penelitian menyebutkan bahwa nilai CBF pada pasien dengan
infark adalah 4,8-8,4 ml/100 gr/mnt. Patofisiologi stroke iskemik dibagi menjadi dua
bagian yaitu vaskular dan metabolisme. Iskemia disebabkan karena terjadi oklusi vaskular.
Oklusi vaskular yang menyebabkan iskemia ini dapat disebabkan oleh emboli, thrombus,
plak, dan16 penyebab lainnya. Iskemia menyebabkan hipoksia dan akhirnya kematian
jaringan otak. Oklusi vaskular yang terjadi menyebabkan terjadinya tanda dan gejala pada
stroke iskemik yang muncul berdasarkan lokasi terjadinya iskemia. Sel-sel pada otak akan
mati dalam hitungan menit dari awal terjadinya oklusi. Hal ini berujung pada onset stroke
yang tiba-tiba Gangguan metabolisme terjadi pada tingkat selular, berupa kerusakan pompa
natrium-kalium yang meningkatkan kadar natrium dalam sel. Hal ini menyebabkan air
tertarik masuk ke dalam sel dan berujung pada kematian sel akibat edema sitotoksik.Selain
pompa natrium-kalium, pertukaran natrium dan kalsium juga terganggu. Gangguan ini
menyebabkan influks kalsium yang melepaskan berbagai neurotransmiter dan pelepasan
glutamat yang memperparah iskemia serta mengaktivasi enzim degradatif. Kerusakan
sawar darah otak (membran pemisah sirkulasi darah dari cairan ekstraselular otak) juga
terjadi, disebabkan oleh kerusakan pembuluh darah oleh proses di atas, yang menyebabkan
masuknya air ke dalam rongga ekstraselular yang berujung pada edema. Hal ini terus
berlanjut hingga 3-5 hari dan sembuh beberapa minggu kemudian. Setelah beberapa jam,
sitokin terbentuk dan terjadi inflamasi. Akumulasi asam laktat pada jaringan otak bersifat
neurotoksik dan berperan dalam perluasan kerusakan sel. Hal ini terjasi apabila kadar
glukosa darah otak tinggi seehingga terjadi peningkatan glikolisis dalam keadaan
iskemia.Stroke iskemik dapat berubah menjadi stroke hemorhagik. Pendarahan yang terjadi
tidak selalu menyebabkan defisit neurologis. Defisit neurologis terjadi apabila perdarahan
yang terjadi luas. Hal ini dapat disebabkan oleh rusaknya sawara darah otak, sehingga sel
darahmerah terekstravasasi dari dinding kapiler yang lemah.

b. Stroke hemorhagik

Stroke hemorhagik dibagi menjadi pendarahan intraserebral dan pendarahan subaraknoid

1) Perdarahan intraserebral

Perdarahan masuk ke parenkim otak akibat pecahnya arteri penetrans yang merupakan
cabang dari pembuluh darah superficial dan berjalan tegak lurus menuju parenkim otak yang
di bagian distalnya berupa anyaman kapiler. Hal ini dapat disebabkan oleh diathesis
perdarahan dan penggunaan antikoagulan seperti heparin, hipertensi kronis, sertaaneurisma.
Masuknya darah ke dalam parenkim otak menyebabkan terjadinya penekanan pada berbagai
bagian otak seperti serebelum, batang otak, dan thalamus. Darah mendorong struktur otak
dan merembes ke sekitarnya bahkan dapat masuk ke dalam ventrikel atau ke rongga
subaraknoid yang akan bercampur dengan cairan serebrospinal dan merangsang meningen.
Hal ini menyebabkan peningkatan tekanan intrakranial yang menimbulkan tanda dan gejala
seperti nyerikepala hebat, papil edema, dan muntah proyektil.

2) Pendarahan subaraknoid

Lokasi pendarahan umumnya terletak pada daerah ganglia basalis, pons, serebelum dan
thalamus. Perdarahan pada ganglia basalis sering meluas hingga mengenai kapsula interna
dan kadang-kadang ruptur ke dalam ventrikel lateral lalu menyebar melalui sistem
ventrikuler ke dalam rongga subaraknoid. Adanya perluasan inttraventrikuler sering
berakibat fatal.

5. Manifestasi klinis

Pada stroke non hemoragik (iskemik), gejala utamanya adalah timbulnya defisit
neurologist, secaara mendadak/subakut, di dahului gejala prodromal, terjadinya pada waktu
istirahat atau bangun pagi dan biasanya kesadaran tidak menurun, kecuali bila embolus
cukup besar,biasanya terjadi pada usia > 50 tahun. Menurut WHO dalam International
Statistic Dessification Of Disease And Realeted Health Problem 10th revitoan, stroke
hemoragik dibagi atas Pendarahan Intra Serebral (PIS) dan Pendarahan Subaraknoid (PSA)
(Rendi, Margareth, 2015). Stroke akibat PIS mempunyai gejala yang tidak jelas, kecuali
nyeri kepala karena hipertensi, serangan sering kali siang hari, saat aktifitas atau
emosi/marah, sifat nyeri kepala hebat sekali, mual dan muntah sering terdapat pada
permulaan serangan, kesadaran biasanya menurun dan cepat masuk koma (60% terjadi
kurang dari setengah jam, 23% antara setengah jam s.d dua jam, dan 12% terjadi setelah dua
jam, sampai 19 hari) (Rendi, Margareth, 2015). Pada pasien PSA gejala prodormal berupa
nyeri kepala hebat dan akut, kesadaran sering terganggu dan sangat bervariasi, ada
gejala/tanda rangsang maningeal, oedema pupul dapat terjadi bila ada subhialoid karena
pecahnya aneurisma pada arteri komunikans anterior atau arteri karotis interna. Gejala
neurologis tergantung pada berat ringannya gangguan pembuluh darah dan lokasinya
(Rendi, Margareth, 2015). Manifestasi klinis stroke akut dapat berupa kelumpuhan wajah
atau anggota badan (hemiparesis yang timbul mendadak), gangguan sensabilitas pada satu
atau lebih anggota badan (gangguan hemiparesik), perubahan mendadak status mental
(konfusi, delirium, letargi, stupor, atau koma), afasia (bicara tidak lancar, kurangnya ucapan,
atau kesulitan memahami ucapan), disartria (bicara pelo/cadel), gangguan penglihatan
(hemianopia/monokuler, atau diplopia), ataksia (trunkal/anggota badan), vertigo, mual dan
muntah, atau nyeri kepala (Rendi, Margareth, 2015). 20

6. Komplikasi

Komplikasi yang dapat terjadi akibat stroke diantaranya bias menyebabkan aspirasi,
paralitic illeus, atrial fibrilasi, diabetus insipidus, peningkatan TIK, dan hidrochepalus
(Padila, 2015)

7. Faktor Resiko

Menurut Silva, D. A. E., Venketasurbramanian, N., Roxas, A. A., Kee, L. P., dan Lampl
Y. (2014) faktor risiko adalah karakteristik pada seseorang yang meningkatkan
kemungkinannya mengembangkan kondisi penyakit tertentu. Banyak yang tahu tentang
faktor risiko paling umum untuk stroke, tekanan darah tinggi (hipertensi). Tapi itu hanya satu
dari banyak faktor terkait dengan stroke. Kolesterol tinggi, diabetes mellitus, penyakit
jantung, tidak teratur detak jantung yang disebut atrial fibrillation, dan kelainan pembekuan
adalah faktor risiko lainnya pukulan. Faktor resiko dapat dibagi menjadi 2, yaitu dabat diubah
dan tidak dapat diubah.

a. Faktor resiko yang dapat diubah : tekanan darah, penyakit jantung, kolesterol darah,
diabetes, masalah pembekuan, merokok, asupan alkohol yang berlebihan, obesitas, gaya
hidup yang tidak berpindah-pindah
b. Faktor resiko yang tidak dapat diubah: usia, jenis kelamin, ras-

etnis, genetic 8. Pemeriksaan Penunjang Menurut Padila (2015) pemeriksaan penunjang


pasien stroke terdiri atas:

a. Diagnostik

Scan kepala, angiografi serebral, EEG44, Fungsi lumbal, MRI, danX ray tengkorak

b. Pemeriksaan laboratorium

Hitung darah lengkap, kimia klinik, masa protombin, urinalisis

8. Penatalaksanaan medis

Stroke dapat dilakukan pengobatan dengan cara (Padila, 2015) :

a. Konservatif

1) Pemenuhan cairan dan elektrolit denganpemasangan infus

2) Mencegah peningkatan TIK dengan obat antihipertensi, deuritika, vasodiator perifer,


antikoagulan, diazepam bila kejang, anti tukak misal cimetidine, kortikosteroid (pada
kasus ini tidak ada manfaatnya karena pasien akan mudah terkena infeksi, hiperglikemi
dan stress ulcer/perdarahan lambung),dan manitol luntuk mengurangi edema otak.

b. Operatif

Apabila upaya menurunkan TIK tidak berhasil maka perlu dipertimbangkan evakuasi
hematom karena hipertensi intracranial yang menetap akan membahayakan kehidupan
pasien.

c. Pada fase sub akut/pemulihan (>10 hari) perlu :

Terapi wicara, terapi fisik dan stoking anti embolisme.


BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN

B. Konsep Asuhan Keperawatan

A. Pengkajian Keperawatan

Proses pengkajian menurut Bakri (2017) merupakan pengumpulan informasi yang


berkesinambungan, dianalisa dan diinterpretasikan serta diidentifikasi secara mendalam.
Sumber data pengkajian diperoleh dari anamnesa (wawancara), pengamatan (observasi),
pemeriksaan fisik anggota keluarga dan data dokumentasi. Alat yang dapat digunakan saat
pengkajian biasanya quisioner dan check list. Cara mengumpulkan data menurut Dion dan
Betan (2013) dalam Bakri (2017):

a. Wawancara

Tujuan dari wawancara yaitu mendapatkan informasi yang diperlukan dari keluarga,
meningkatkan hubungan perawat- keluarga dalam satu komunikasi, membantu keluarga
untuk memperoleh informasi yang dibutuhkan.

b. Pengamatan (observasi)

Pengamatan yang dilakukan berkaitan dengan hal-hal yang tidak perlu ditanyakan
(ventilasi, penerangan, kebersihan lingkungan rumah dan sekitarnya).

c. Data dokumentasi

Data dokumentasi yang dimaksud adalah pengkajian terhadap data atau catatan
kesehatan pasien. Contoh : KMS, kartu keluarga, dan catatan lain yang ada hubungannnya
dengan pasien.

d. Pemeriksaan fisik

Jika pasien adalah inidivu, maka pemeriksaan fisik hanya pada anggota keluarga yang
mempunyai masalah kesehatan, akan tetapi bisa juga dilakukan kepada seluruh anggota
keluarga jika pasien adalah satu keluarga bukan pasien individu. Pengkajian rentang gerak
sendi merupakan pengkajian fungsi sendi, termasuk didalamnya adalah pengkajian
kekuatan otot. Pengkajian ini digunakan untuk menguji fungsi otot disekitar sendi. Perawat
melakukan pengkajian kekuatan otot dengan memberikan tekanan pada sendi tertentu pada
atau di dekat otot di sekeliling sendi.

B. Diagnosa Keperawatan

Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul menurut Tim Pokja SDKI DPP PPNI
(2017) dan Donsu, Induniasih, Purwanti(2015) diantaranya yaitu :

a. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga memberikan


perawatan bagi anggotanya yang sakit (D.0054).

b. Resiko gangguan integritas kulit/jaringan berhubungan dengan ketidakmampuan


keluarga memberikan perawatan bagi anggotanya yang sakit (D.0129).

c. Ketidakefektifan Perfusi jaringan serebral berhubungan dengan aliran darah ke


otakterhambat

d. Kerusakan komunikasi verbal berhubungan dengan penurunan sirkulasi ke otak

e. Kerusakan mobilitas fisik berhubungan dengan kerusakan neurovaskuler


C. Rencana Keperawatan

NO DIAGNOSA SLKI SIKI


KEPERAWATAN
1 Ketidak efektifan Luaran: Perfusi Serebral Manajemen Peningkatan
perfusi jaringan Meningkat (L.02014) Tekanan Intrakranial (I.
serebral b.d aliran 06198)
darah ke otak Setelah dilakukan Tindakan
 Identifikasi penyebab
terhambat selama 2x24 jam,diharapkan
peningkatan TIK
suplai darah ke aliran otak
seperti Lesi, gangguan
lancer dengan kriteria hasil:
metabolisme, dan
 Tingkat kesadaran dan edema serebral.
kognitif meningkat  Monitor tanda/gejala
 Tekanan intrakranial peningkatan TIK
menurun seperti Tekanan darah
 Sakit Kepala, gelisah, meningkat, tekanan
kecemasan, dan agitasi nadi melebar,
menurun bradikardia, pola
 Nilai rata-rata tekanan napas ireguler,
darah membaik kesadaran menurun
 Kesadaran dan refleks  Monitor MAP (Mean
saraf membaik Arterial Pressure)
 Monitor CVP (Central
Venous Pressure), jika
perlu
 Monitor PAWP, jika
perlu
 Monitor PAP, jika
perlu
 Monitor ICP (Intra
Cranial Pressure), jika
tersedia
 Monitor CPP
(Cerebral Perfusion
Pressure)
 Monitor gelombang
ICP
 Monitor status
pernapasan
 Monitor intake dan
output cairan
 Monitor cairan
serebro-spinalis (mis.
Warna, konsistensi)
 Minimalkan stimulus
dengan menyediakan
lingkungan yang
tenang
 Berikan posisi semi
fowler
 Hindari maneuver
Valsava
 Cegah terjadinya
kejang
 Hindari penggunaan
PEEP
 Hindari pemberian
cairan IV hipotonik
 Atur ventilator agar
PaCO2 optimal
 Pertahankan suhu
tubuh normal
 Kolaborasi pemberian
sedasi dan
antikonvulsan, jika
perlu
 Kolaborasi pemberian
diuretic osmosis, jika
perlu
 Kolaborasi pemberian
pelunak tinja, jika
perlu

D.IMPLEMENTASI DAN EVALUASI


1.Implementasi

Implementasi merupakan tahap keempat dari proses keperawatan dimana rencana


keperawatan dilaksanakan melaksanakan intervensi/aktivitas yang telah ditentukan, pada
tahap ini perawat siap untuk melaksanakan intervensi dan aktivitas yang telah dicatat dalam
rencana perawatan klien. Agar implementasi perencanaan dapat tepat waktu dan efektif
terhadap biaya, pertama-tama harus mengidentifikasi prioritas perawatan klien, kemudian
bila perawatan telah dilaksanakan, memantau dan mencatat respons pasien terhadap setiap
intervensi dan mengkomunikasikan informasi ini kepada penyedia perawatan kesehatan
lainnya. Kemudian, dengan menggunakan data, dapat mengevaluasi dan merevisi rencana
perawatan dalam tahap proses keperawatan berikutnya (Wilkinson, 2012).

2.Evaluasi Keperawatan

Menurut setiadi (2012) dalam buku konsep dan penulisan asuhan keperawatan tahapan
penilaian atau evaluasi adalah perbandingan yang sistematis dan terencana tentang Kesehatan
klien dengan tujuan yang telah ditetapkan, dilakukan dengan cara berkesinambungan dengan
melibatkan klien, keluarga dan tenaga kesehatan lainnya. Terdapa dua jenis evaluasi:

a. Evaluasi Formatif (Proses) Evaluasi formatif berfokus pada aktivitas proses keperawatan
dan hasil tindakan keperawatan. Evaluasi formatif ini dilakukan segera setelah perawat
mengimplementasikan rencana keperawatan guna menilai keefektifan tindakan
keperawatan yang telah dilaksanakan. Perumusan evaluasi formatif ini meliputi 4
komponen yang dikenal dengan istilah SOAP, yakni subjektif, objektif, analisis data dan
perencanaan.

1) S (subjektif) : Data subjektif dari hasil keluhan klien, kecuali pada klien yang afasia

2) O (objektif) : Data objektif dari hasi observasi yang dilakukan oleh perawat.

3) A (analisis) : Masalah dan diagnosis keperawatan klien yang dianalisis atau dikaji dari
data subjektif dan data objektif.

4) P (perencanaan) : Perencanaan kembali tentang pengembangan tindakan keperawatan,


baik yang sekarang maupun yang akan datang dengan tujuan memperbaiki keadaan
kesehatan klien.

b. Evaluasi Sumatif (Hasil) Evaluasi sumatif adalah evaluasi yang dilakukan setelah semua
aktivitas proses keperawatan selesi dilakukan. E telah diberikan. Ada 3 kemungkinan
evaluasi yang terkait dengan pencapaian tujuan keperawatan (Setiadi, 2012), yaitu:

1) Tujuan tercapai atau masalah teratasi jika klien menunjukan perubahan sesuai dengan
standar yang telah ditentukan.

2) Tujuan tercapai sebagian atau masalah teratasi sebagian atau klien masih dalam proses
pencapaian tujuan jika klien menunjukkan perubahan pada sebagian kriteria yang telah
ditetapkan.

3) Tujuan tidak tercapai atau masih belum teratasi jika klien hanya menunjukkan sedikit
perubahan dan tidak ada kemajuan sama sekali.valuasi sumatif ini bertujuan menilai dan
memonitor kualitas asuhan keperawatan yang

BAB IV PENUTUP
A.Kesimpulan
Dari penjelasan diatas dapat kita simpulkan bahwa Stroke merupakan kegawatdaruratan
neurologi yang mendadak (akut) karena oklusi atau hipoperfusi pada pembuluh darah
otak,sehingga jika tidak segera diatasi maka akan terjadi kematian sel dalam beberapa menit,
kemudian akan menimbulkan defisit neurologis. istilah stroke lebih dikenal daripada Cerebro
Vaskuler Accident (CVA), kelainan ini terjadi pada organ otak. Lebih tepatnya adalahganguan
pembuluh darah otak. Berupa penurunan kualitas pembuluh darah otak yang menyebabkan
angka kematian yang tinggi

B.Saran
Sehat merupakan sebuah keadaan yang sangat berharga, sebab dengan kondisi fisik yang
sehat seseorang mampu menjalankan aktivitas sehar-harinya tanpa mengalamihambatan.
Maka menjaga seluruh organ yang berada didalam tubuh menjadi sangat penting mengingat
betapa berpengaruhnya sistem organ tersebut terhadap kelangsunganhidup serta aktivitas
seseorang.

DAFTAR PUSTAKA
Wahyuningtias Puspita, Sri Dewi (2023) GAMBARAN KADAR HEMOGLOBIN PADA
PEROKOK ELEKTRIK DI BANJAR JEROKUTA, DESA ADAT JIMBARAN,
KUTA SELATAN, BADUNG. Diploma thesis, Poltekkes Kemenkes Denpasar
Jurusan Teknologi Laboratorium Medis 2023.
Krisnara, Selvi Felicia Putri (2023) UJI DAYA HAMBAT KOMBUCHA TEH STEVIA
(Stevia rebaudiana) TERHADAP BAKTERI Staphylococcus aureus. Diploma thesis,
Poltekkes Kemenkes Denpasar Jurusan Teknologi Laboratorium Medis 2023.
Dewi, Ni Putu Dian Komala (2023) UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK
KOMBINASI DAUN MIMBA DAN DAUN LEGUNDI TERHADAP BAKTERI
Staphylococcus aureus. Diploma thesis, Poltekkes Kemenkes Denpasar Jurusan
Teknologi Laboratorium Medis 2023
Putri Yasa, Putu Nanda Aura Nhaha (2023) HUBUNGAN PEMENUHAN KEBUTUHAN
SPIRITUAL DENGAN TINGKAT DEPRESI PADA LANSIA PENDERITA
DIABETES MELLITUS DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS I DENPASAR
SELATAN TAHUN 2023. Diploma thesis, Poltekkes Kemenkes Denpasar Jurusan
Keperawatan 2023..
Febrian, Diki (2023) GAMBARAN KADAR HEMOGLIBIN PADA PETANI PENGGUNA
PESTISIDA DI DESA GAYASAN A KECAMATAN JENGGAWAH KABUPATEN
JEMBER. Diploma thesis, Poltekkes Kemenkes Denpasar Jurusan Teknologi
Laboratorium Medis 2023.
Maulinda, Salsabila Meita (2023) GAMBARAN KADAR KREATININ SERUM PADA
PENDERITA HIPERTENSI DI PUSKESMAS KUTA I. Diploma thesis, Poltekkes
Kemenkes Denpasar Jurusan Teknologi Laboratorium Medis 2023.

Anda mungkin juga menyukai