Oleh:
Kelas/semester : B/III
Nim: 175702721
Prodi: S1 Keperawatan
KUPANG
2023
KATA PENGANTAR
Segala Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah
melimpahkan segala rahmat-Nya. Sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah dengan judul"
Menjadi Warga Negara Yang Baik".
penulis menyadari, makalah ini masih banyak kekurangan baik terkait isi maupun
susunannya. Semoga makalah ini dapat bermanfaat tidak hanya bagi penulis tapi juga bagi para
pembaca.
Penulis
DAFTAR ISI
BAB I……………………………………………………………………………………………..
PENDAHULUAN………………………………………………………………………………..
Latar Belakang……………………………………………………………………….................
1.2 RumusanMasalah…………………………………………………………………………..
1.3 Tujuan....................................................................................................................................
BAB II…………………………………………………………………………………………….
PEMBAHASAN………………………………………………………………………………….
BAB III……………………………………………………………………………………………
PENUTUP………………………………………………………………………………………...
3.1 Kesimpulan…………………………………………………………………………………
3.2 Saran………………………………………………………………………………………..
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………………………..
BAB 1
PENDAHULUAN
Ketentuan tersebut menegaskan hak dan kewajiban warga negara menjadi sebuah
kesatuan.Hak dan kewajiban warga negara juga tidak dapat dipisahkan, karena bagaimana pun
dari kewajiban itulah muncul hak-hak dan sebaliknya. Akan tetapi, sering terjadi pertentangan
karena hak dan kewajiban tidak seimbang. Misalnya, setiap warga negara memiliki hak dan
kewajiban untuk mendapatkan penghidupan yang layak, akan tetapi pada kenyataannya banyak
warga negara yang belum merasakan kesejahteraan dalam menjalani kehidupannya. Hal ini
disebabkan oleh terjadinya ketidak seimbangan antara hak dan kewajiban. Jika keseimbangan itu
tidak ada maka akan terjadi kesenjangan sosial yang berkepanjangan.Untuk menjadi warga
negara yang baik seperti apa, kita perlu mengetahui apa pengertian dari warga negara itu sendiri.
Sebagai bagaimana cara untuk menjadi warga negara yang baik.Selain itu kita perlu mengetahui
masalah sosial apa yang terjadi di Indonesia, tidak perlu yang jauh-jauh cukup masalah yang
terjadi di lingkungan kita atau mungkin masalah politik/hukum yang sedang terjadi.Menjadi
warga Negara yang baik merupakan hal yang mudah dilakukan tapi banyak dari kita yang belum
melaksanakan ini.
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian menjadi warga negara yang baik
4. Untuk mengetahui hak dan kewajiban menjadi warga negara yang baik
BAB II
PEMBAHASAN
Warga Negara yang baik adalah warga Negara yang ber-Tuhan yang diwujudkan dengan
mematuhi perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya, selain itu memiliki pemikiran dan
berperilaku yang berpedoman pada ideologi Bangsa Indonesia yaitu Pancasila.
Warga yang baik adalah warga yang terlibat dalam aktivitas di masyarakat dan saling
membantu sesama warga lain. Warga yang baik bangga dengan wilayah dan negara tempat
tinggalnya dan ingin membuatnya menjadi tempat yang lebih baik lagi.
Timbulnya warga Negara terjadi secara alami dan yuridis dan dikenal dengan 3 asas :
1. Lus Sangunius yaitu asas keturunan atau hubungan darah (kewarganegaraan seseorang
ditentukan oleh orang tuanya).
2.Lus Soli yaitu status kewarganegaraan seseorang yang ditentukan berdasarkan tempat
kelahiran seseorang.
3. Naturalisasi yaitu kewarganegaraan seseorang yang ditentukan oleh hukum atas dasar
keinginannya sendiri.
Dari ketiga asas diatas, setiap rakyat memiliki hak untuk menentukan warga Negara yang
diinginkannya. Tetapi pemindahan atau dalam penentuan warga Negara, seorang warga Negara
juga harus mengikuti norma-norma yang berlaku dan mempunyai alasan yang kuat dalam
pemutusan warga negaranya.
Maksudnya adalah kita aktif mengikuti dan mengajak orang disekitar kita untuk berpatisipasi
dalam pemilu yang diselenggarakan, melaporkan masalah / tindak kejahatan yang terjadi di
lingkungan sekitar anda.
Artinya kita patuh terhadap hukum yang sudah dibuat pemerintah dan apabila kita melihat ada
orang yang melanggar hukum sebaiknya kita laporkan ke pihak yang berwajib.
Selain itu sebagai warga Negara yang baik kita juga harus membayar pajak yang ditentukan
pemerintah. Karena manfaat pajak juga akan kembali ke masyarakat juga untuk pembangunan
infrastruktur dan lainnya.
Contohnya kita adalah pelajar maka kewajiban kita adalah belajar dengan baik agar nantinya
mendulang prestasi dan mengharumkan nama bangsa.
4. Ikut serta dalam kegiatan social
Sebagai makhluk social kita juga perlu mengikuti kegiatan-kegiatan social contohnya donor
darah dan membantu korban bencana.
5. Menjaga lingkungan,
sebagai makhluk hidup kita juga perlu menjaga alam di lingkungan sekitar kita. Hal ini dapat
dimulai dengan hal-hal kecil seperti tidak membuang sampah sembarangan, melakukan
penghijauan, mendaur ulang sampah, menghemat penggunaan listrik dan air.
Yang menjadi indikator warga Negara yang baik adalah sebagai berikut:
1. Ber-Tuhan. Artinya warga Negara yang menempatkan Tuhan sebagai kekuasaan tertinggi
sebagai maha pencipta (kuasa prima), dengan wujud sikap sebagai umat yang beragama dan
beriman.
2. Cara pandang nasional. Artinya pemikiran dan prilaku setiap warga Negara berpedoman pada
ideologi kebangsaan (nasionalisme).
3. Berjiwa besar. Artinya warga Negara tidak mengedepankan kepentingan pribadi atau
golongan tetapi memperhatikan kepentingan umum.
4. Berjiwa integritas. Artinya warga Negara selalu menjaga persatuan dan kesatuan bangsa dan
selalu mengingatkan orang yang merongrong Kesatuan Bangsa Indonesia (patriotisme).
Menjadi warga negara yang baik, bermakna langsung pada moral pribadi seseorang. Jika
moral dalam dirinya sudah baik akan tercermin akan kematangan pribadinya, dan akan
berkelanjutan pada kehidupannya sebagai warga negara di lingkungannya. Untuk itu, Menurut
Marie Yohana ciri-ciri kematangan pribadi adalah :
1. Orang dapat menguasai lingkungannya secara aktif
3. Orang yang memiliki kesanggupan menerima secara tepat dunia lingkungan dan dirisendiri
4. Orang yang dapat “berdiri di atas dua kakinya ”tanpa menuntut terlalu banyak pada orang
1. Orang yang dapat memiliki organisasi usaha yang efektif guna mencapai tujuannya
3. Orang yang dapat memiliki integritas karakter dalam pengertian etis, serius, punya tanggung
jawab, toleran, dan berdiri sendiri
4. Orang yang memiliki hubungan interpersonal dan yang baik, tidak terlalu egois,kurang/tidak
mencurigai orang lain dan dapat mempertahankan diri ( Kartono Kartini,1971 : 117 ).
Sebenarnya keterpaduan antara wajib hukum dan wajib moral dinegara kita sudah ada. Agar
wajib hukum dan wajib moral terpadu maka diperlukan ketaatan. Ketaatan merupakan syarat
mutlak. Hal ini sebagian telah dibicarakan dalam bab 1 mengenai status positif warga
negara.Ketaatan warga negara Indonesia terhadap Pancasila
1. Ketaatan hukum
2. Ketaatan moral
3. Ketaatan relegius
4. Ketaatan mutlak
Ketaatan itu berpangkal pada kesadaran, sehingga ketaatan itu hanya ada kalai ada kesadaran.
Oleh karena itu agar ketaatan itu dapat terwujud diperlukan kesadaran. Kesadarn adalah hasil
perbuatan akal yaitu pengetahuan tentang keadaan-keadaan yang ada pada diri manusia sendiri.
Jadi yang menjadi objek dari kesadaran ialah keadaan-keadaan/ fakta, segala sesuatu yang dapat
menjadi pengalaman manusia.
Pengalaman dapat bersifat jasmaniah dan rohaniah atau kejiwaan. Pengalaman juga ada
yang dapat dilihat dan ada juga yang tidak dapat dilihat yaitu pengalaman kejiwaan seperti
akal,rasa, dan karsa. Akal menimbulkan pengalaman tentang kenyataan atau kebenaran ilmu
pengetahuan, rasa menimbulkan pengalaman tentang keindahan atau estetika, dan kehendak
menimbulkan pengalaman mengenai kesusilaan atau kebaikan ( etis ) dan relegius.
Untuk mendapatkan kesadaran hidup perlu kesatuan dari semua pengalaman dan ini
memungkinkan seseorang dapat memiliki gaya hidup / pandangan hidup atau way of
life.Kesadaran nasional adalah sebagian dari kesadaran hidup manusia Indonesia.
1. Manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa
3. Berkepribadian
4. Berdisiplin
5. Bekerja keras
6. Tangguh
7. Bertanggungjwab
8. Mandiri
Disamping itu, dunia pendidikan juga dituntut untuk mampu menumbuhkan dan
mempertebal semangat kebangsaan dan rasa kesetiakawanan sosial. Sejalan dengan hal tersebut
di atas dunia pendidikan juga dituntut mampu menumbuhkan iklim belajar mengajar yang dapat
menumbuhkan rasa percaya pada diri sendiri serta sikap dan perilaku yang inovatif dan kreatif.
Lebih lanjut GBHN didalam bab Arah Pembangunan Jangka Panjang memberikan petunjuk
tentang manusia Indonesia diharapkan dimasa depan antara lain :
3. Menghendaki keselarasan hubungan antara manusia dengan sesama dan lingkungan alam
sekitar
4. Menghendaki keselarasan antara cita-cita hidup didunia dan mengejar kebahagiaan pakhirat
6. Mengejar kemajuan lahiriah seperti pangan, sandang, perumahan, kesehatan, dan sebagainya
secara serasi, selaras, dan seimbang
7. Mengejar kepuasan batiniah seperti pendidikan, rasa aman, bebas mengeluarkan pendapat
yang bertanggung jawab, rasa keadilan dan sebagainya.
Bab III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Warga Negara adalah rakyat yang menetap di suatu wilayah dan rakyat tertentu dalam
hubungannya dengan Negara. Warga Negara yang baik adalah warga Negara yang ber-Tuhan
yang diwujudkan dengan mematuhi perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya, selain itu
memiliki pemikiran dan berperilaku yang berpedoman pada ideologi Bangsa Indonesia yaitu
Pancasila.
Warga yang baik adalah warga yang terlibat dalam aktivitas di masyarakat dan saling membantu
sesama warga lain. Warga yang baik bangga dengan wilayah dan negara tempat tinggalnya dan
ingin membuatnya menjadi tempat yang lebih baik lagi.
3.2 Saran
Dalam makalah ini penulis menyadari bahwa masih terdapat banyak kekurangan untuk itu kritik
dan saran yang membangun dari pembaca sangat diharapakan bagi kemajuan penulisan makalah
ini
DAFTAR PUSTAKA