Sae
NIM:175802721
PRODI:S1 KEPERAWATAN
KELAS:B
SEMESTER:III
MATA KULIAH:KEWARGANEGARAAN
Pengertian Negara
Negara Indonesia yang sering disebut sebagai Negara Kesatuan Republik Indonesia atau yang dapat
disingkat NKRI. Sebuah wilayah dapat dikatakan sebagai sebuah negara jika wilayah tersebut telah
memenuhi berbagai unsur yang diperlukan oleh sebuah negara di dalamnya. Hingga saat ini, jumlah
negara yang di seluruh dunia mencapai 195 negara. Setiap negara tersebut memiliki bentuk
pemerintahan yang berbeda antara satu sama lain, dimana ada yang menggunakan sistem
pemerintahan kerajaan sampai republik.
Menurut Prof. Miriam Budihardjo, negara merupakan organisasi yang ada di dalam suatu wilayah
yang dapat memaksakan kekuasaannya yang sah terhadap semua golongan kekuasaan yang berada
di dalamnya dan dapat menetapkan berbagai tujuan dari kehidupan tersebut.
Menurut Prof. Nasroen, definisi sebuah negara adalah sebuah bentuk pergaulan hidup. Oleh karena
itu, sebuah negara harus ditinjau secara sosiologis agar dapat dijelaskan serta dipahami.
Menurut Prof. Dr. Djokosoetono, SH. yang mendefinisikan sebuah negara sebagai organisasi manusia
maupun kumpulan individu yang berada di bawah sebuah pemerintahan yang sama.
Menurut Prof. Farid S., negara merupakan sebuah wilayah merdeka yang sudah mendapatkan
pengakuan dari negara lain serta memiliki sebuah kedaulatan.
Menurut G. Pringgodigdo, SH. yang mendefinisikan negara sebagai sebuah organisasi kekuasaan
maupun organisasi kewibawaan yang harus persyaratan berupa berbagai unsur tertentu.
Menurut Dr. Wirjono Prodjodikoro, SH., negara merupakan sebuah organisasi yang berada di atas
kelompok maupun beberapa kelompok individu yang mendiami suatu wilayah atau teritori tertentu
bersama dan mengakui adanya sebuah pemerintahan yang bertugas untuk mengurus tata tertib
serta keselamatan sebuah kelompok maupun beberapa kelompok individu yang ada.
Pengertian negara menurut Gettel, negara merupakan sebuah komunitas berbagai oknum yang
secara permanen mendiami suatu wilayah tertentu, menuntut secara sah akan kemerdekaan diri
dari pihak luar serta memiliki sebuah organisasi pemerintah serta hukum yang berjalan secara
menyeluruh di dalam sebuah lingkungan.
Dalam An Introduction to Politics (1951), Roger H. Soltau mengemukakan definisi negara adalah
sebuah agen maupun kewenangan yang mengatur maupun mengendalikan segala persoalan
bersama atas nama masyarakat di dalamnya.
Menurut Harold J. Laski dalam The State in Theory and Practice (1947), definisi negara merupakan
sebuah masyarakat yang diintegrasikan karena memiliki wewenang yang sifatnya memaksa.
Dalam Dasar-dasar Ilmu Politik (2007), ahli ilmu politik yaitu Miriam Budiardjo mengemukakan
rangkuman definisi dari sebuah negara menjadi, negara merupakan sebuah daerah teritorial yang
rakyat di dalamnya diperintah oleh sejumlah pejabat yang berhasil menuntut dari warga negara di
dalam suatu wilayah ketaatan pada peraturan mengenai undang-undang melalui kontrol
monopolistis terhadap kekuasaan yang sah.
Unsur Negara secara Tradisonal, Unsur terbentuknya negara seacar tradisional adalah apabila
negara berdiri sendiri secara alami, maka cukup memenuhi tiga unsur pokok. Misalnya ketika sebuah
wilayah tidak sedang dijajah atau dikuasai oleh negara lain, maka unsur negara terdiri dari:1. Rakyat:
Semua orang yang secara nyata berada dalam suatu wilayah dan tunduk pada peraturan wilayah
tersebut.2. Wilayah: Landasan material atau fisik adanya sebuah negara.3. Pemerintahan: Kekuasaan
tertinggi yang berlaku untuk segenap warganya.
Unsur Negara secara Modern, Unsur terbentuknya negara secara modern adalah salah satu unsur
negara terhadap suatu wilayah yang membentuk negaranya dengan cara memerdekakan diri dari
penjajahan atau kekuasaan negara lain. Contohya ketika Indonesia melepaskan diri dari penjajahan
Jepang dengan mengumandangkan proklamasi pada 17 Agustus 1945 sebagai legalitas pengakuan
secara faktual dari beberapa negara, sesungguhnya secara politik Indonesia sudah berdiri. Kemudian
pascaproklamasi Indonesia berdiri secara yuridis konstitusional dengan pengesahan Undang-Undang
Dasar 1945 oleh PPKI. Pengangkatan Soekarno sebagai presiden dan Mohammad Hatta sebagai wakil
presiden pada 18 Agustus 1945. Unsur negara modern seperti inilah yang menjadi syarat pokok
berdirinya sebuah negara dengan kemerdekaan.
Unsur Negara secara Konvensi Montevideo, Unsur Negara secara Konvensi Montevideo merupakan
unsur negara yang dicetuskan dalam konvensi hukum internasional di Montevideo, Uruguay pada
1933. Pada hakikatnya, terdapat dua unsur yaitu unsur konstitutif dan unsur deklaratif.
Unsur Konstitutif, Unsur konstitutif merupakan unsur penting yang harus dimiliki sebuah negara.
Unsur konstitutif sifatnya pokok dan wajib bagi calon negara. Berikut yang termasuk unsur
konstitutif: Penghuni: Harus ada rakyat, penduduk, warga negara, atau bangsa. Wilayah: Daerah
yang menjadi kekuasaan negara sekaligus tempat tinggal bagi rakyat. Wilayah mencakup darat, laut,
dan udara. Pemerintah yang Berdaulat: Kekuasaan tertinggi untuk mengamnkan, mempertahankan,
nebgatur, dan melancarkan tata cara penyelenggaraan pemerintahan negara secara penuh.
Hubungan Internasional: Kesanggupan berhubungan dengan negara-negara lain. Unsur Deklaratif,
Unsur deklaratif adalah adanya pengakuan dari negara lain Unsur deklaratif tidak mutlak ada ketika
suatu negara berdiri, tetapi boleh dipenuhi di kemudian hari. Dua jenis pengakuan tersebut adalah:
De facto: Pengakuan atas fakta adanya sebuah negara yang telah terbentuk atas adanya rakyat,
wilayah, dan pemerintahan yang berdaulat. De Jure: Pengakuan berdasarkan pernyataan resmi
menurut hukum internasional, sehingga suatu negara mendapatkan hak-hak dan kewajiban sebagai
anggota keluarga bangsa-bangsa di dunia.
Sifat-sifat Negara
1. Sifat memaksa
Negara dapat memaksakan kehendak melalui hukum atau kekuasaan. Negara memiliki kekuasaan
memaksa agar masyarakat tunduk dan patuh terhadap negara tanpa tidak ada pemaksaan fisik.Hak
negara ini memiliki sifat legal agar tercipta tertib di masyarakat dan tidak ada tindakan anarki.
Paksaan fisik dapat dilakukan terhadap hak milik
2. Sifat monopoli
Negara menetapkan tujuan bersama dalam masyarakat. Negara dapat menguasai hal-hal seperti
sumberdaya penting untuk kepentingan orang banyak. Negara mengatasi paham individu dan
kelompok.
3. Sifat totalitas
Fungsi Negara
Negara wajib melindungi unsur negara(rakyat, wilayah, dan pemerintahan) dari segala ancaman,
hambatan, dan gangguan, serta tantangan lain yang berasal dari internal atau eksternal. Contoh: TNI
menjaga perbatasan negara
Fungsi Keadilan
Negara wajib berlaku adil dimuka hukum tanpa ada diskriminasi atau kepentingan tertentu. Contoh:
Setiap orang yang melakukan tinfakan kriminal dihukum tanpa melihat kedudukan dan jabatan.
Negara bisa mengeksplorasi sumber daya alam yang dimiliki untuk meningkatkan kehidupan
masyarakat agar lebih makmur dan sejahtera.
Negara Indonesia
Indonesia (pengucapan bahasa Indonesia: [in.ˈdo.nɛ.sja]), dikenal secara resmi sebagai Republik
Indonesia, adalah negara kepulauan di Asia Tenggara yang dilintasi garis khatulistiwa dan berada di
antara daratan benua Asia dan Oseania, sehingga dikenal sebagai negara lintas benua, serta
antara Samudra Pasifik dan Samudra Hindia.
Indonesia berbatasan dengan sejumlah negara di Asia Tenggara dan Oseania. Indonesia berbatasan
di wilayah darat dengan Malaysia di Pulau Kalimantan dan Sebatik, dengan Papua Nugini di Pulau
Papua, dan dengan Timor Leste di Timor. Negara yang hanya berbatasan laut dengan Indonesia
adalah Singapura, Filipina, Australia, dan wilayah persatuan Kepulauan Andaman dan
Nikobar di India.
Ibu kota Indonesia saat ini adalah Jakarta. Pada tanggal 18 Januari 2022, pemerintah Indonesia
menetapkan Ibu Kota Nusantara yang berada di Pulau Kalimantan, yang menempati
wilayah Kabupaten Penajam Paser Utara, untuk menggantikan Jakarta sebagai ibu kota yang
baru. Hingga tahun 2022, proses peralihan ibu kota masih berlangsung.
Indonesia terdiri dari berbagai suku bangsa, bahasa, dan agama. Berdasarkan rumpun bangsa,
Indonesia terdiri atas bangsa asli pribumi yakni Austronesia dan Melanesia di mana bangsa
Austronesia yang terbesar jumlahnya dan lebih banyak mendiami Indonesia bagian barat.
Dengan suku Jawa dan Sunda membentuk kelompok suku bangsa terbesar dengan persentase
mencapai 57% dari seluruh penduduk Indonesia.[23] Semboyan nasional Indonesia, "Bhinneka
Tunggal Ika" (berbeda tetapi bersatu), bermakna keberagaman sosial-budaya yang membentuk satu
kesatuan negara. Selain memiliki penduduk yang padat dan wilayah yang luas, Indonesia memiliki
alam yang mendukung tingkat keanekaragaman hayati terbesar ke-2 di dunia.
Prinsip-prinsip Negara
Pembukaan UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 menghendaki diadakannya Undang-
Undang Dasar dalam hal ini adalah batang tubuh atau pasal-pasal. Kehendak ini menegaskan prinsip
Indonesia sebagai negara hukum. Pemerintahan diselenggarakan berdasarkan konstitusi atau
peraturan perundang-undangan, tidak atas dasar kekuasaan belaka. Segala sesuatu harus
berdasarkan hukum yang berlaku. Setiap warga negara wajib menjunjung tinggi hukum, artinya
wajib mentaati hukum. Dalam alinea keempat Pembukaan UUD Negara Republik Indonesia Tahun
1945 memuat prinsip-prinsip negara Indonesia, yaitu : 1. Tujuan negara yang akan diwujudkan oleh
pemerintah negara 2. Ketentuan diadakannya Undang-Undang Dasar 3. Bentuk negara, yaitu bentuk
republik yang berkedaulatan rakyat 4. Dasar negara yaitu Pancasila
KONSTITUSI
Konstitusi berasal dari bahasa Perancis “constituer” yang artinya membentuk negara, menyusun
negara, dan menyatakan negara. Sedangkan dalam bahasa Latin kata konstitusi berasal dari 2 (dua)
kata yakni “cume” dan “statuere”. Kata “cume” artinya “bersama dengan”, sedangkan “statuere”
adalah “membuat sesuatu agar berdiri atau mendirikan atau menetapkan”. Dengan demikian
pengertian konstitusi dalam bentuk tunggal (konstitutio) adalah menetapkan sesuatu secara
bersama-sama dan pengertian konstitusi dalam bentuk jamak (constitusiones) adalah segala sesuatu
yang telah ditetapkan.
Soehino
Konstitusi adalah dokumen yang memuat aturan-aturan hukum dan ketentuan-ketentuan hukum
yang pokok-pokok atau dasar-dasar yang sifatnya, baik tulisan maupun tidak tertulis yang
mengambarkan tentang sistem ketatanegaraan suatu negara.
L. J. Van Apeldoorn
Gronwet atau UUD adalah bagian tertulis dari suatu konstitusi, sedangkan constitution memuat baik
peraturan tertulis maupun yang tidak tertulis.
Herman Heller
Pengertian konstitusi dibagi menjadi tiga, yaitu konstitusi mencerminkan kehidupan politik di dalam
masyarakat sebagai suatu kenyataan (mengandung arti politis dan sosiologis), konstitusi sebagai
kaidah yang hidup dalam masyarakat (mengandung arti hukum atau yuridis), dan konstitusi sebagai
kesepakatan yang ditulis dalam suatu naskah sebagai undang-undang yang tertinggi yang berlaku
dalam suatu negara.
C. F. Strong
F. Lasalle
Secara sosiologis dan politis, konstitusi adalah naskah yang memuat bangunan negara dan sendi
pemerintahan. Konstitusi megandung pengertian yang lebih luas dari UUD. Namun, secara yuridis
terdapat faham kodifikasi yang menyamakan konstitusi dengan UUD.
K. C. Wheare
Pengertian konstitusi adalah keseluruhan sistem ketatanegaraan dari suatu negara, berupa
kumpulan peraturan yang membentuk, mengantur, atau memerintah dalam pemerintahan negara.
Kesimpulannya, berdasarkan berbagai pendapat para ahli mengenai pengertian konstitusi, dapat
dikatakan bahwa berdasarkan pendapat para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa konstitusi
meliputi peraturan tertulis dan tidak tertulis. Dengan demikian, konstitusi adalah kumpulan kaidah
yang memberikan pembatasan kekuasaan kepada para penguasa, gambaran dari lembaga-lembaga
negara, serta gambaran yang menyangkut masalah hak-hak asasi manusia.
Tujuan Konstitusi
Tujuan Konstitusi Setiap konstitusi memiliki tujuan tertentu. Berikut tujuan konstitusi: Sebagai
Batasan dan Pengawasan Tujuan konstitusi adalah untuk memberikan batasan dan pengawasan
terhadap kewenangan pemerintah, sehingga menghindari kesewenang-wenangan. Di Indonesia,
sebagai negara dengan sistem kepemimpinan terpusat atau presidensial, Dewan Perwakilan Rakyat
atau DPR dibutuhkan untuk mengawasi jalannya pemerintahan. Fungsi pengawasan DPR bertujuan
mencegah kesewenang-wenangan presiden dan wakil presiden. Sebaliknya, presiden juga
memberikan persetujuan terhadap undang-undang.
Fungsi konstitusi
Fungsi Konstitusi Pada dasarnya, fungsi konstitusi tidak jauh berbeda dengan tujuan konstitusi.
Berikut fungsi konstitusi, yaitu: Konstitusi sebagai dokumen nasional yang mengandung perjanjian
luhur, Konstitusi sebagai piagam kelahiran negara baru. Konstitusi sebagai sumber hukum tertinggi,
Konstitusi sebagai identitas nasional dan lambang persatuan. Konstitusi sebagai alat untuk
membatasi kekuasaan, Konstitusi sebagai pelindung HAM. Selain itu, prinsip utama sebuah konstitusi
setidaknya harus memiliki empat fungsi penting, yaitu: Fungsi limitatif: Konstitusi sebagai pembatas
kekuasaan. Fungsi Integratif: Konstitusi membutuhkan proses integrasi nasional. Fungsi Protektif:
Konstitusi harus mengatur hak-hak dasar perlindungan rakyat. Fungsi Transformatif: Konstitusi harus
mampu melakukan rekayasa sosial sesuai dengan perkembangaan zaman.
Nilai Konstitusi
Nilai nominal ,berarti konstitusi berlaku secara hukum, namun dalam implementasinya belum bisa
dijalankan secara maksimal sebagaimana diterangkan Kusnardi & Harmaily Ibrahim dalam
buku Pengantar Hukum Tata Negara Indonesia .
Jenis Konstitusi
K.C. Wheare (1975) membagi konstitusi menjadi empat jenis, yaitu sebagai berikut:
Konstitusi tertulis dan konstitusi tidak dalam bentuk tertulis. Konstitusi tertulis adalah suatu
konstitusi (UUD) yang dituangkan dalam dokumen formal. Sedangkan konstitusi yang bukan dalam
bentuk tertulis adalah suatu konstitusi yang tidak dituangkan dalam dokumen formal, contohnya
konstitusi yang berlaku di Inggris, Israel, New Zaeland.
Konstitusi fleksibel dan konstitusi rigid. Konstitusi fleksibel bersifat elastis, diumumkan dan diubah
dengan cara yang sama seperti undang-undang. Sedangkan konstitusi rigid mempunyai kedudukan
dan derajat yang jauh lebih tinggi dari peraturan perundang-undangan yang lain, hanya dapat diubah
dengan cara yang khusus atau istimewa atau dengan persyaratan yang berat.
Konstitusi derajat tinggi dan konstitusi derajat tidak derajat tinggi. Konstitusi derajat tinggi adalah
suatu konstitusi yang mempunyai kedudukan tertinggi dalam negara. Sedangkan konstitusi derajat
tidak derajat tinggi adalah suatu konstitusi yang tidak mempunyai kedudukan seperti derajat tinggi,
sehingga persyaratan mengubah konstitusi ini tidak sesulit mengubah konstitusi derajat tinggi,
melainkan sama dengan pengubahan undang-undang.
Konstitusi Negara Serikat dan Negara Kesatuan. Negara serikat didapatkan sistem pembagian
kekuasaan antara pemerintah negara serikat dengan pemerintah negara bagian. Pembagian tersebut
diatur dalam konstitusinya atau undang-undang dasar. Dalam negara kesatuan pembagian
kekuasaan tersebut tidak dijumpai, karena seluruh kekuasaannya tersentralkan di pemerintah pusat,
walaupun dikenal juga dalam desentralisasi.
Konstitusi Indonesia
Konstitusi yang berlaku di Indonesia saat ini adalah Undang-Undang Dasar (UUD) 1945. UUD 1945
berbentuk dokumen tertulis yang memuat hukum dasar dan pedoman pembentukan peraturan.
Terdapat beberapa jenis konstitusi yang pernah berlaku di Indonesia. Berikut jenis konstitusi di
Indonesia: Undang-Undang Dasar (UUD) 1945 UUD 1945 merupakan konstitusi pertama yang ada di
Indonesia. UUD 1945 adalah konstitusi tertulis yang memuat dasar negara Indonesia yang
dituangkan secara formal. UUD 1945 berlaku mulai 18 Agustus 1945 - 27 Desember 1949. Naskah
konstitusi adalah hukum dasar hasil karya Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan
Reoublik Indonesia atau BPUPKI yang diubah menjadi naskah asli UUD 1945 seperti yang berlaku
saat ini. Hingga saat ini, UUD 1945 telah mengalami empat kali perubahan atau amandemen.
Amandemen pertama: 14 - 21 Oktober 1999 Amandemen kedua: 7 - 18 Agustus 2000 Amandemen
ketiga: 1 - 9 November 2001 Amandemen keempat: 1 - 11 Agustus 2002 UUD 1945 hasil
amandemen menggantikan Undang-Undang Dasar Sementara atau UUDS 1950 dan menjadi
konstitusi yang berlaku saat ini.