Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

PENDIDIKAN PANCASILA

Tentang :

“ILMU NEGARA” (KEDAULATAN)

Di Susun Oleh :

KELOMPOK 6

1. MOH. ARDYANSYAH
2. ABDUL ARSI LUTFI
3. HARIANTO
4. TAUFIK HIDAYAT
5. TAUFIK JUFRI
6. M. ZULHILMAN SAIMIMA
7. MUHAMMAD ZULFI IMAM
8. SUDANDI MAHMUD
9. JUNIVER P.
10. MUH YUSRIL MAHENDRA
11.TARMIZI

Dosen Pembimbing :

Malik La Dahiri SH. MH


A. PENDAHULUAN

Negara merupakan subjek hukum internasional yang paling penting (par excellence)

dibandingkan dengan subjek-subjek hukum internasional lainnya. Sebagai subjek hukum

internasional, negara memiliki hak dan kewajiban menurut hukum internasional. Menurut R.

Kranenburg, negara adalah organisasi kekuasaan yang diciptakan oleh kelompok manusia yang

disebut bangsa. Suatu negara dapat dikatakan sebagai subjek internasional harus memiliki

beberapa unsur atau syarat. Unsur atau syarat dari suatu negara antara lain, adanya penduduk

yang tetap (a permanent population), adanya wilayah tertentu (a defined territory), adanya

kemampuan melakukan hubungan dengan negara lain (a capacity to enter into relations with

other states), dan adanya pemerintahan yang berdaulat (a government).

Kedaulatan merupakan atribut penting bagi suatu negara. Prinsip kedaulatan di dalam Piagam

PBB merupakan salah satu prinsip dasar yang paling penting dan dihormati terutama di dalam

kesamaan posisi hak antar negara di dunia. Hal ini merupakan salah satu prinsip atau doktrin

yang disebut dengan “jus cogens” atau “peremptory norms”, yaitu suatu norma yang diterima

sebagai norma dasar hukum internasional secara keseluruhan dan sebagai suatu norma yang tidak

boleh dilanggar. Kedaulatan jika dilihat dari aspek wilayah suatu negara mengandung arti bahwa

negara mempunyai kekuasaan penuh untuk melaksanakan hak teritorialnya dalam batas-batas

wilayah negara yang bersangkutan. Setiap negara agar tetap dipercayakan sebagai pribadi

internasional akan selalu berusaha untuk mempertahankan kedaulatannya. Dalam konteks

hubungan internasional, tiap-tiap negara telah menerima prinsip saling menghormati kedaulatan

suatu negara.

Bangsa Indonesia adalah negara yang merdeka dan berdaulat, serta telah diakui di mata

dunia internasional. Namun pada kenyataannya, kedaulatan diri dan kedaulatan Bangsa
Indonesia hingga kini belum mengalami tumbuh-kembang yang maksimal. Hal tersebut dapat

dilihat dari aspek ekonomi, budaya, dan juga politik. Setelah kemerdekaan, Bangsa Indonesia

berusaha mengubah ekonomi kolonial menjadi ekonomi nasional, tetapi hingga saat ini hal

tersebut belum berhasil atau dapat dikatakan bahwa kedaulatan ekonomi Bangsa Indonesia

belum sepenuhnya dapat diwujudkan. Jika dilihat dari segi aspek kebudayaan, Indonesia masih

kerap kali mengalami konflik dengan negara tetangga terkait dengan warisan budaya bangsa.

Ditinjau dari aspek politik, kedaulatan politik Bangsa Indonesia dalam mengatur tata kelola

kehidupan bernegara masih sangat tergantung dan sering mendapat tekanan kekuatan asing.

Ancaman kekuatan asing yang secara perlahan dan kini bersifat masif terhadap kedaulatan diri

dan Bangsa Indonesia cenderung dinikmati dan tidak disadari sebagai suatu ancaman.

Sampai saat ini konsep dan realisasi kedaulatan diri dan bangsa sering menimbulkan perbedaan

dan kontroversi dalam pemaknaan serta realisasinya. Kedaulatan negara juga membawa

konsekuensi untuk merealisasikan kedaulatan rakyatnya. Tanpa negara yang berdaulat, rakyat

Indonesia sulit merealisasikan kedaulatan diri secara maksimal dan bermartabat. Sebaliknaya,

negara yang berdaulat tanpa memberi ruang kedaulatan diri rakyatnya akan menjadi praktek

kekuasaaan yang otoritarian. Para pendiri bangsa dengan cerdas telah merumuskan bahwa

perjuangan mencapai kedaulatan politik dari penjajahan merupakan sarana atau suatu jembatan

emas untuk membangun dan memfasilitasi kesejahteraan dan keamanan rakyat tanpa harus

mengorbankan kedaulatan dirinya. Hal tersebutlah yang sejak awal mendasari para pendiri

bangsa menetapkan bentuk negara yang dipilih adalah republik bukan monarki dan kedaulatan

tertinggi berada ditangan rakyat. Negara Indonesia menganut negara hukum agar keadilan dapat

ditegakkan sesuai dengan aspirasi rakyat. Oleh karena itu, penting untuk memahami pentingnya

kedaulatan negara dan kedaulatan rakyat dalam kehidupan berbangsa dan bernegara di Republik

Indonesia.
Rumusan Masalah:

1. Apa yang dimaksud dengan kedaulatan?

2. Bagaimana prinsip dan aspek kedaulatan suatu negara?

3. Apa yang dimaksud dengan kedaulatan rakyat?

4. Bagaimana konsep kedaulatan rakyat dalam UUD 1945?

5. Bagaimana konsep kedaulatan rakyat dalam Pancasila?

B. PEMBAHASAN

a. Definisi Kedaulatan

Kedaulatan berasal dari Bahasa Inggris, yaitu “sovereignty”, dalam Bahasa Perancis

disebut “souverainete”, dan dalam bahasa Itali disebut ”sovranus”, yang asal katanya berasal

dari Bahasa Latin ”superanus”, yang berarti yang tertinggi atau teratas (supreme). Kedaulatan

(sovereignty) juga dapat dipakai sebagai sinonim untuk istilah kemerdekaan (independent).

Kedaulatan merupakan kekuasaan tertinggi untuk menentukan hukum suatu negara. Konsep

kedaulatan berarti kekuasaan pemerintahan yang tertinggi dalam suatu negara yang ditujukan

untuk kepentingan warga negaranya.

Kedaulatan mempunyai pengertian negatif dan positif. Kedaulatan dalam arti negatif

berarti bahwa Negara tidak tunduk pada ketentuan-ketentuan hukum internasional yang

mempunyai status yang lebih tinggi atau kekuasaan apapun dan dari manapun tanpa persetujuan

negara yang bersangkutan. Kedaulatan dalam pengertian positif berarti kedaulatan memberikan

titulernya kepada Negara pemimpin tertinggi atas Negaranya, hal ini yang dinamakan wewenang

penuh dari suatu Negara.


Berdasarkan ada atau tidaknya hubungan dengan negara lain, kedaulatan mempunyai dua

pengertian, yaitu kedaulatan ke dalam dan ke luar. Kedaulatan ke dalam adalah kedaulatan suatu

negara untuk mengatur segala kepentingan rakyatnya tanpa campur tangan negara lain. Dalam

Pembukaan UUD NRI Tahun 1945, kedaulatan tersebut tampak pada tujuan negara, yaitu untuk

melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia, serta memajukan

kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa. Sedangkan kedaulatan keluar adalah

kedaulatan suatu negara untuk mengadakan hubungan atau kerjasama dengan negara-negara lain

demi kepentingan bangsa dan Negara. Hubungan dan kerjasama ini tentu saja untuk kepentingan

bersama. Hal ini juga menandakan bahwa bahwa negara Indonesia mempunyai kedudukan yang

sederajat dengan negara lain.

a. Prinsip dan Aspek Kedaulatan Negara


Negara dikatakan berdaulat atau sovereign karena kedaulatan merupakan suatu sifat atau

ciri hakiki oleh suatu negara. Prinsip kedaulatan negara menetapkan bahwa suatu negara

memiliki kekuasaan atas suatu wilayah atau teritorial dan hak-hak yang kemudian timbul dari

penggunaan kekuasaan teritorial. Prinsip kedaulatan negara menegaskan bahwa dilarang

melakukan campur tangan terhadap keberadaan negara lain. Apabila suatu negara dikatakan

berdaulat, hal ini dimaksudkan bahwa negara tersebut mempunyai kekuasaan tertinggi.

Walaupun demikian, kekuasaan tertinggi ini mempunyai batasan. Ruang keberlakuan kekuasaan

tertinggi ini dibatasi oleh batas wilayah tersebut, yang berarti bahwa kekuasaan terbatas pada

batas wilayah negara yang memiliki kekuasaan itu dan kekuasaan akan berakhir ketika

kekuasaan suatu negara lain dimulai.

Dalam hukum internasional, kedaulatan negara (state sovereignty) dan kesederajatan

(equality) antar negara merupakan konsep yang diakui dan menjadi dasar bekerjanya sistem

hukum internasional. Kedaulatan dan kesederajatan negara merupakan dasar pesona dan atribut
yang melekat pada negara merdeka sebagai subjek hukum internasional. Berdasarkan konsep

hukum internasional, kedaulatan memiliki tiga aspek utama yaitu:

1. Aspek ekstern kedaulatan adalah hak bagi setiap Negara untuk secara bebas menentukan

hubungannya dengan berbagai negara atau kelompok-kelompok lain tanpa tekanan atau

pengawasan dari negara lain.

2. Aspek intern kedaulatan yaitu hak atau wewenang eksklusif suatu negara untuk

menentukan bentuk lembaga, cara kerja lembaga, dan hak untuk membuat undang-undang yang

diinginkannya, serta tindakan-tindakan untuk mematuhi.

3. Aspek teritorial kedaulatan berarti kekuasaan penuh dan eksklusif yang dimiliki oleh

suatu Negara atas individu-individu dan benda-benda yang terdapat di wilayah tersebut.

Dalam mengimplementasikan politik bebas-aktif, suatu negara harus memperhatikan prinsip


kedaulatan negara. Pada dasarnya, setiap negara yang berdaulat memiliki hak-hak dasar (basic
rights) dan kewajiban dasar (basic duties) sebagaimana yang terdapat pada Draft Declaration on
the Rights and Duties of States tahun 1949. Hak dasar yang dimiliki oleh suatu Negara berupa
kekuasaan seperti: (1) Kedaulatan dan persamaan negara (independence and equality of states);
(2) Yurisdiksi teritorial (territorial jurisdiction); dan (3) Mempertahankan diri (self-defence) atau
mengembangkan diri (self-preservation). Kewajiban dasar yang dimiliki oleh suatu Negara antara
lain: (1) Tidak menyatakan perang (not resorting to war); (2) Tidak menyulut kerusuhan sipil di
suatu negara (civil strife); (3) Menaati hak asasi orang; (4) Menyelesaikan sengketa secara damai;
(5) Melaksanakan kewajiban dengan itikad baik (good faith); dan (6) Non-intervensi dalam
persoalan dengan negara lain.
Prinsip kedaulatan negara merupakan prinsip penting dalam Piagam PBB, seperti terdapat dalam
Pasal 2 ayat (1) yang berbunyi, “The organization is based on the principle of the sovereign
equality of all its members”. Prinsip-prinsip yang terdapat dalam Piagam PBB ini dipertegas lagi
dalam Resolusi Majelis Umum No. 2625 Tahun 1970 (General Assembly Declaration on
Principles of International Law concerning Friendly Relations and Cooperation among States in
accordance with the Charter of the United Nations) yang menyatakan bahwa setiap Negara
menimati persamaan kedaulatan dan setiap Negara mempunyai hak dan kewajiban yang sama
sebagai anggota masyarakat tanpa membedakan sistem ekonomi, sosial, dan politik.

b. Kedaulatan Rakyat

Kedaulatan rakyat merupakan kedaulatan yang menggambarkan suatu sistem kekuasaan dalam
sebuah negara yang menghendaki kekuasaan tertinggi dipegang oleh rakyat. Kedaulatan
memenuhi kehendak umum yang tidak hanya ditunjukkan kepada hal terkait
penyelenggaraan kekuasaan pemerintah dan peradilan, tetapi juga kekuasaan dalam
pembentukan peraturan.
Kedaulatan rakyat yang diberlakukan di Indonesia adalah kedaulatan rakyat yang
berdasarkan Pancasila, yakni konsepsi kedaulatan yang sesuai dengan budaya dan peradaban
bangsa Indonesia. Sedangkan kedaulatan rakyat dalam rumusan konseptual barat, merupakan
kedaulatan rakyat yang bersumber dari faham individualisme dan kolektivisme yang berlaku pada
bangsa Eropa. Hal tersebut tentu berbeda dan tidak dapat begitu saja disama-ratakan.
Kedaulatan rakyat di Indonesia berarti bahwa sekalipun kekuasaan tertinggi ada pada rakyat,
bukan berarti rakyat berhak turut andil dalam pemerintahan peradilan dan bahkan pembentukan
peraturan, melainkan kedaulatan rakyat yang dimaksud ialah menghendaki agar setiap tindakan
pemerintah harus berdasarkan kemauan rakyat (demokrasi). Oleh karena itu, menurut
ketatanegaraan Undang-Undang Dasar 1945, kedaulatan rakyet diserahkan kepada Majelis
Permusyawaratan Rakyat (MPR), dimana MPR adalah lembaga tertinggi negara karena lembaga
tersebut dikatakan sebagai miniatur (penjelmaan kecil) dari seluruh rakyat Indonesia.

a. Konsep Kedaulatan Rakyat dalam UUD 1945

Negara Indonesia adalah penganut teori kedaulatan rakyat dan kedaulatan hukum sehingga jelas
bahwa Indonesia menganut paham demokrasi. Rumusan kedaulatan di tangan rakyat
menunjukkan bahwa kedudukan rakyatlah yang tertinggi dan paling sentral. Rakyat adalah
sebagai asal mula kekuasaan negara dan sebagai tujuan kekuasaan negara. Konsep-konsep
Kedaulatan Negara Republik Indonesia sebagaimana diatur dalam UUD 1945, yaitu:
1. Negara Indonesia ialah negara kesatuan yang berbentuk Republik {Pasal 1 ayat (1)}

1. Kedaulatan berada di tangan rakyat dan dilaksanakan menurut Undang-Undang Dasar

{Pasal 1 ayat (2)}

2. Negara Indonesia adalah negara hukum {Pasal 1 ayat (3)}

3. Majelis Permusyawaratan Rakyat berwenang mengubah dan nmenetapkan UUD. MPR

melantik Presiden dan/atau Wakil Presiden. MPR hanya dapat memberhentikan

Presiden dan/atau wakil presiden dalam masa jabatannya menurut UUD (Pasal 3)

4. Presiden tidak dapat membekukan dan/atau membubarkan Dewan Perwakilan Rakyat

(Pasal 7C)

5. Presiden dibantu oleh menteri-menteri negara. Menteri-menteri itu diangkat dan

diberhentikan oleh presiden. Setiap menteri membidangi urusan tertentu dalam

pemeritahan. Pembentukan, pengubahan, dan pembubaran kementerian negara diatur

dalam undang-undang (Pasal 17)

Negara Indonesia memiliki tujuan untuk menegakkan hukum dan menjamin kebebasan
kepada warga negaranya. Kebebasan disini adalah kebebasaan dalam batas undang-undang,

karena undang-undang sendiri merupakan penjelmaan dari kemauan atau kehendak rakyat. Jadi,

rakyatlah yang mewakili kekuasaan tertinggi atau berdaulat dalam negara. Indonesia sendiri

merupakan negara yang menganut paham demokrasi. Paham tersebut tergambar jelas secara

konstitusional dan fundamental dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945, alenia IV yang

antara lain menegaskan salah satu dasar negara yang berbunyi: ”Kerakyatan yang dipimpin oleh

hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan” dan dalam Pasal 1 ayat (2) Batang

Tubuh Undang-Undang Dasar 1945 menegaskan bahwa: “Kedaulatan adalah di tangan rakyat”.

Berdasarkan dua dasar konstitusional dan fundamental tersebut, dapat disimpulkan bahwa

Indonesia merupakan negara demokrasi yang tidak dapat dibantah. Hal itu menjelaskan bahwa

konsepsi dasar tentang kedaulatan rakyat di dalam UUD 1945 adalah kedaulatan rakyat yang

pluralis dikarenakan dalam negara Indonesia tidak hanya melibatkan dua entitas belaka yaitu

penguasa (negara) dengan yang dikuasai (rakyat), tetapi erdapat berbagai kekuatan sosial dan

politik yang secara terbuka memperjuangkan kepentingannya di dalam sidang-sidang BPUPKI

sehingga menghasilkan sejumlah keputusan yang dihasilkan baik melalui pemungutan suara,

kompromi, maupun aklamasi. Kata ”kerakyatan” dan “kedaulatan di tangan rakyat” itulah yang

menunjukkan asas demokrasi, artinya kekuasaan sepenuhnya ada pada rakyat.

Sekalipun kedaulatan rakyat berarti kekuasaan tertinggi ada pada rakyat, bukan berarti

setiap rakyat berhak turut andil dalam pemerintahan, peradilan, dan bahkan pembentukan

peraturan, melainkan kedaulatan rakyat menghendaki agar setiap tindakan pemerintah harus

berdasarkan kemauan rakyat. Maka dari itu, kedaulatan rakyat Indonesia tidak dilakukan

melainkan diserahkan kepada Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR), dimana menurut

ketatanegaraan Undang-Undang Dasar 1945, MPR merupakan lembaga tertinggi negara, karena

lembaga tersebut dikatakan sebagai miniatur (penjelmaan kecil) dari seluruh rakyat Indonesia.
C. PENUTUP

a. Kesimpulan

Kedaulatan dari berbagai bahasa dapat diartikan sebagai wewenang tertinggi dari suatu

kesatuan politik. Kedaulatan dalam suatu negara diartikan sebagai kekuasaan tertinggi dalam

negara yang tidak berasal dari kekuasaan lainnya. Aspek utama kedaulatan berdasarkan hukum

internasional antara lain aspek ekstern, aspek intern kedaulatan, dan aspek teritorial kedaulatan.

Dalam hukum internasional, kedaulatan negara (state sovereignty) dan kesederajatan (equality)

antar negara merupakan konsep yang diakui dan menjadi dasar bekerjanya sistem hukum

internasional. Kedaulatan dan kesederajatan negara merupakan dasar pesona dan atribut yang

melekat pada Negara merdeka sebagai subjek hukum internasional.

Kedaulatan rakyat merupakan kedaulatan yang menggambarkan suatu sistem kekuasaan

dalam sebuah negara yang menghendaki kekuasaan tertinggi dipegang oleh rakyat. Rumusan

kedaulatan di tangan rakyat menunjukkan bahwa kedudukan rakyatlah yang tertinggi dan paling

sentral. Rakyat adalah sebagai asal mula kekuasaan negara dan sebagai tujuan kekuasaan negara.

Prinsip-Prinsip Kedaulatan Negara Republik Indonesia sebagaimana diatur dalam UUD 1945,

antara lain Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945, alenia IV yang berbunyi: ”Kerakyatan

yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan” dan dalam

Pasal 1 ayat (2) Batang Tubuh Undang-Undang Dasar 1945 menegaskan bahwa: “Kedaulatan
adalah di tangan rakyat”. Kedaulatan rakyat yang diberlakukan di Indonesia adalah kedaulatan

rakyat yang berdasarkan Pancasila, yakni konsepsi kedaulatan yang sesuai dengan budaya dan

peradaban bangsa Indonesia. Kedaulatan rakyat dalam Pancasila lahir dari budaya bangsa

Indonesia dan esensi dasar dari pembentukan nilai-nilai demokrasi kultural bangsa Indonesia.

Kedaulatan rakyat berdasarkan Pancasila, mengandung dua asas, yakni asas kerakyatan dan asas

musyawarah.

b. saran

Kedaulatan diharapkan dapat meningkatkan semangat nasionalisme masyrakat dalam

menjalani kehidupan berbangsa dan bernegara. Setiap masyarakat diharapkan dapat mengetahui

serta memaknai prinsip dan konsep kedaulatan itu sendiri. Selain itu, setiap warga negara

diharapkan dapat mengimplementasikan nilai-nilai yang terkandung dalam UUD 1945 dan

Pancasila dalam kehidupan sehari-hari guna mempertahankan kedaulatan tanah air.

Penulis mengharapkan dengan adanya makalah ini, dapat menjadi wacana yang membuka

pola pikir pembaca dan memberi saran yang sifatnya tersirat maupun tersurat.
DAFTAR PUSTAKA

Iman Santoso M, Kedaulatan dan Yurisdiksi Negara dalam Sudut Pandang Keimigrasian,
Binamulia Hukum, Volume 7, Nomor 1, 2018.

Mohamad Faisal Ridho, Kedaulatan Rakyat sebagai Perwujudan Demokrasi Indonesia, Adalah
Buletin Hukum & Keadilan, Volume 1, Nomor 8e, 2017.

Isharyanto, Kedaulatan Rakyat dan Sistem Perwakilan Menurut UUD 1945, Penerbit WR,
Yogyakarta, 2016.

Sigit Riyanto, Kedaulatan Negara dalam Kerangka Hukum Internasional Kontemporer, Yustisia,
Edisi 84, 2012.

Nike K Rumokoy, Kedaulatan dan Kekuasaan dalam UUD 1945 dalam Pembentukan Hukum di
Indonesia, Jurnal Hukum Unsrat, Volume 23, Nomor 9, 2017.

Jana Maftei, Sovereignty in International Law, Acta Universitatis Danubius, Volume 11, Nomor
1, 2015.

Khairus Fahmi. Prinsip Kedaulatan Rakyat dalam Penentuan Sistem Pemilihan Umum Anggota
Legislatif, Jurnal Konstitusi, Volume 7, Nomor 3, 2010.

Anton Priyatno, Kedaulatan Rakyat dan Politik Hukum, Masyarakat Kebudayaan dan Politik, Th
XII, Nomor 2, 1999.

Sodikin. Gagasan Kedaulatan Lingkungan dalam Konstitusi dan Implementasinya dalam


Pelestarian Lingkungan Hidup, Masalah-Masalah Hukum, Jilid 48, Nomor 3, 2019.

Darmini Roza dan Laurensius Arliman S Peran Pemerintah Daerah Di Dalam Melindungi Hak
Anak Di Indonesia, Masalah-Masalah Hukum, Volume 47, Nomor 1, 2018.

Laurensius Arliman S, Komnas HAM dan Perlindungan Anak Pelaku Tindak Pidana,
Deepublish, Yogyakarta, 2015.

Laurensius Arliman S, Penguatan Perlindungan Anak Dari Tindakan Human Trafficking Di


Daerah Perbatasan Indonesia, Jurnal Selat, Volume 4, Nomor 1, 2016.

Laurensius Arliman S, Problematika Dan Solusi Pemenuhan Perlindungan Hak Anak Sebagai
Tersangka Tindak Pidana Di Satlantas Polresta Pariaman, Justicia Islamica, Volume 13,
Nomor 2, 2016.

Laurensius Arliman S, Pelaksanaan Perlindungan Anak Yang Tereksploitasi Secara Ekonomi


Oleh Pemerintah Kota Padang, Veritas et Justitia, Volume 2, Nomor 1, 2016.
Laurensius Arliman S, Kedudukan Ketetapan MPR Dalam Hierarki Peraturan Perundang-
Undangan Di Indonesia, Lex Jurnalica, Volume 13, Nomor 3, 2016.

Laurensius Arliman S, Komnas Perempuan Sebagai State Auxialiary Bodies Dalam Penegakan
Ham Perempuan Indonesia, Justicia Islamica, Volume 14, Nomor 2, 2017.

Laurensius Arliman S, Peranan Pers Untuk Mewujudkan Perlindungan Anak Berkelanjutan Di


Indonesia, Jurnal Ilmu Hukum Tambun Bungai, Volume 2, Nomor 2, 2017.

Laurensius Arliman S, Mewujudkan Penegakan Hukum Yang Baik Untuk Mewujudkan


Indonesia Sebagai Negara Hukum, Jurnal Hukum Doctrinal, Volume 2, Nomor 2, 2017.

Laurensius Arliman S, Participation Non-Governmental Organization In Protecting Child


Rights In The Area Of Social Conflict, The 1st Ushuluddin and Islamic Thought
International Conference (Usicon), Volume 1, 2017.

Laurensius Arliman S, Partisipasi Masyarakat Dalam Pembentukan PerundangUndangan


Untuk Mewujudkan Negara Kesejahteraan Indonesia, Jurnal Politik Pemerintahan
Dharma Praja, Volume 10, Nomor 1, 2017, https://doi.org/10.33701/jppdp.v10i1.379.

Laurensius Arliman S, Peran Komisi Perlindungan Anak Indonesia Untuk Mewujudkan


Perlindungan Anak, Jurnal Respublica Volume 17, Nomor 2, 2018.

Laurensius Arliman S, Menjerat Pelaku Penyuruh Pengrusakan Barang Milik Orang Lain
Dengan Mempertimbangkan Asas Fungsi Sosial, Jurnal Gagasan Hukum, Volume 1,
Nomor 1, 2019.

Laurensius Arliman S, Ilmu Perundang-Undangan Yang Baik Untuk Negara Indonesia,


Deepublish, Yogyakarta, 2019.

Laurensius Arliman S, Isdal Veri, Gustiwarni, Elfitrayenti, Ade Sakurawati, Yasri, Pengaruh
Karakteristik Individu, Perlindungan Hak Perempuan Terhadap Kualitas Pelayanan
Komnas Perempuan Dengan Kompetensi Sumber Daya Manusia Sebagai Variabel
Mediasi, Jurnal Menara Ekonomi: Penelitian dan Kajian Ilmiah Bidang Ekonomi,
Volume 6, Nomor 2, 2020.

Laurensius Arliman S, Pendidikan Kewarganegaraan, Deepublish, Yogyakarta, 2020.

Laurensius Arliman S, Makna Keuangan Negara Dalam Pasal Pasal 23 E Undang-Undang


Dasar 1945, Jurnal Lex Librum, Volume 6, Nomor 2 Juni 2020,
http://dx.doi.org/10.46839/lljih.v6i2.151.

Laurensius Arliman S, Kedudukan Lembaga Negara Independen Di Indonesia Untuk Mencapai

Anda mungkin juga menyukai