Disusun Oleh
KELOMPOK 2 :
1. Olga Fitriyani
2. Sinta Rizkia
3. Amanda Dea Chantika
4. Intan Safitri
5. Revaldo Oktaviano
6. Farel Fidra Firdana
7. Albert Palandino
8. Agustian Julius
KELAS : IX C
Puji syukur diucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmatNya sehingga makalah ini
dapat tersusun sampai dengan selesai. Tidak lupa kami mengucapkan terimakasih terhadap
bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik pikiran
maupun materinya.
Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah ini bisa pembaca
Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan
makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman Kami. Untuk itu kami sangat
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Negara merupakan subjek hukum internasional yang paling penting (par excellence)
dibandingkan dengan subjek-subjek hukum internasional lainnya. Sebagai subjek hukum
internasional, negara memiliki hak dan kewajiban menurut hukum internasional. Menurut R.
Kranenburg, negara adalah organisasi kekuasaan yang diciptakan oleh kelompok manusia yang
disebut bangsa. Suatu negara dapat dikatakan sebagai subjek internasional harus memiliki
beberapa unsur atau syarat. Unsur atau syarat dari suatu negara antara lain, adanya penduduk
yang tetap (a permanent population), adanya wilayah tertentu (a defined territory), adanya
kemampuan melakukan hubungan dengan negara lain (a capacity to enter into relations with
other states), dan adanya pemerintahan yang berdaulat (a government).
Kedaulatan merupakan atribut penting bagi suatu negara. Prinsip kedaulatan di dalam
Piagam PBB merupakan salah satu prinsip dasar yang paling penting dan dihormati terutama di
dalam kesamaan posisi hak antar negara di dunia. Hal ini merupakan salah satu prinsip atau
doktrin yang disebut dengan “jus cogens” atau “peremptory norms”, yaitu suatu norma yang
diterima sebagai norma dasar hukum internasional secara keseluruhan dan sebagai suatu norma
yang tidak boleh dilanggar. Kedaulatan jika dilihat dari aspek wilayah suatu negara mengandung
arti bahwa negara mempunyai kekuasaan penuh untuk melaksanakan hak teritorialnya dalam
batas-batas wilayah negara yang bersangkutan. Setiap negara agar tetap dipercayakan sebagai
pribadi internasional akan selalu berusaha untuk mempertahankan kedaulatannya. Dalam
konteks hubungan internasional, tiap-tiap negara telah menerima prinsip saling menghormati
kedaulatan suatu negara.
Bangsa Indonesia adalah negara yang merdeka dan berdaulat, serta telah diakui di mata
dunia internasional. Namun pada kenyataannya, kedaulatan diri dan kedaulatan Bangsa
Indonesia hingga kini belum mengalami tumbuh-kembang yang maksimal. Hal tersebut dapat
dilihat dari aspek ekonomi, budaya, dan juga politik. Setelah kemerdekaan, Bangsa Indonesia
berusaha mengubah ekonomi kolonial menjadi ekonomi nasional, tetapi hingga saat ini hal
tersebut belum berhasil atau dapat dikatakan bahwa kedaulatan ekonomi Bangsa Indonesia
belum sepenuhnya dapat diwujudkan. Jika dilihat dari segi aspek kebudayaan, Indonesia masih
kerap kali mengalami konflik dengan negara tetangga terkait dengan warisan budaya bangsa.
Ditinjau dari aspek politik, kedaulatan politik Bangsa Indonesia dalam mengatur tata kelola
kehidupan bernegara masih sangat tergantung dan sering mendapat tekanan kekuatan asing.
Ancaman kekuatan asing yang secara perlahan dan kini bersifat masif terhadap kedaulatan diri
dan Bangsa Indonesia cenderung dinikmati dan tidak disadari sebagai suatu ancaman.
Sampai saat ini konsep dan realisasi kedaulatan diri dan bangsa sering menimbulkan
perbedaan dan kontroversi dalam pemaknaan serta realisasinya. Kedaulatan negara juga
membawa konsekuensi untuk merealisasikan kedaulatan rakyatnya. Tanpa negara yang
berdaulat, rakyat Indonesia sulit merealisasikan kedaulatan diri secara maksimal dan
bermartabat. Sebaliknaya, negara yang berdaulat tanpa memberi ruang kedaulatan diri rakyatnya
akan menjadi praktek kekuasaaan yang otoritarian. Para pendiri bangsa dengan cerdas telah
merumuskan bahwa perjuangan mencapai kedaulatan politik dari penjajahan merupakan sarana
atau suatu jembatan emas untuk membangun dan memfasilitasi kesejahteraan dan keamanan
rakyat tanpa harus mengorbankan kedaulatan dirinya. Hal tersebutlah yang sejak awal mendasari
para pendiri bangsa menetapkan bentuk negara yang dipilih adalah republik bukan monarki dan
kedaulatan tertinggi berada ditangan rakyat. Negara Indonesia menganut negara hukum agar
keadilan dapat ditegakkan sesuai dengan aspirasi rakyat. Oleh karena itu, penting untuk
memahami pentingnya kedaulatan negara dan kedaulatan rakyat dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara di Republik Indonesia.
B. Rumusan Masalah:
1. Apa yang dimaksud dengan kedaulatan?
2. Bagaimana prinsip dan aspek kedaulatan suatu negara?
3. Apa yang dimaksud dengan kedaulatan rakyat?
4. Bagaimana konsep kedaulatan rakyat dalam UUD 1945?
5. Bagaimana konsep kedaulatan rakyat dalam Pancasila?
6. Apa Sifat-Sifat Kedaulatan?
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi Kedaulatan
Kedaulatan berasal dari Bahasa Inggris, yaitu “sovereignty”, dalam Bahasa Perancis
disebut “souverainete”, dan dalam bahasa Itali disebut ”sovranus”, yang asal katanya berasal
dari Bahasa Latin ”superanus”, yang berarti yang tertinggi atau teratas (supreme). Kedaulatan
(sovereignty) juga dapat dipakai sebagai sinonim untuk istilah kemerdekaan (independent).
Kedaulatan merupakan kekuasaan tertinggi untuk menentukan hukum suatu negara. Konsep
kedaulatan berarti kekuasaan pemerintahan yang tertinggi dalam suatu negara yang ditujukan
untuk kepentingan warga negaranya.
Kedaulatan mempunyai pengertian negatif dan positif. Kedaulatan dalam arti negatif
berarti bahwa Negara tidak tunduk pada ketentuan-ketentuan hukum internasional yang
mempunyai status yang lebih tinggi atau kekuasaan apapun dan dari manapun tanpa persetujuan
negara yang bersangkutan. Kedaulatan dalam pengertian positif berarti kedaulatan memberikan
titulernya kepada Negara pemimpin tertinggi atas Negaranya, hal ini yang dinamakan wewenang
penuh dari suatu Negara.
Berdasarkan ada atau tidaknya hubungan dengan negara lain, kedaulatan mempunyai dua
pengertian, yaitu kedaulatan ke dalam dan ke luar. Kedaulatan ke dalam adalah kedaulatan suatu
negara untuk mengatur segala kepentingan rakyatnya tanpa campur tangan negara lain. Dalam
Pembukaan UUD NRI Tahun 1945, kedaulatan tersebut tampak pada tujuan negara, yaitu untuk
melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia, serta memajukan
kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa. Sedangkan kedaulatan keluar adalah
kedaulatan suatu negara untuk mengadakan hubungan atau kerjasama dengan negara-negara lain
demi kepentingan bangsa dan Negara. Hubungan dan kerjasama ini tentu saja untuk kepentingan
bersama. Hal ini juga menandakan bahwa bahwa negara Indonesia mempunyai kedudukan yang
sederajat dengan negara lain.
C. Kedaulatan Rakyat
Kedaulatan rakyat merupakan kedaulatan yang menggambarkan suatu sistem kekuasaan
dalam sebuah negara yang menghendaki kekuasaan tertinggi dipegang oleh rakyat. Kedaulatan
rakyat merupakan cara untuk memecahkan masalah berdasarkan sistem tertentu yang memenuhi
kehendak umum yang tidak hanya ditunjukkan kepada hal terkait penyelenggaraan kekuasaan
pemerintah dan peradilan, tetapi juga kekuasaan dalam pembentukan peraturan.
Kedaulatan rakyat yang diberlakukan di Indonesia adalah kedaulatan rakyat yang
berdasarkan Pancasila, yakni konsepsi kedaulatan yang sesuai dengan budaya dan peradaban
bangsa Indonesia. Sedangkan kedaulatan rakyat dalam rumusan konseptual barat, merupakan
kedaulatan rakyat yang bersumber dari faham individualisme dan kolektivisme yang berlaku
pada bangsa Eropa. Hal tersebut tentu berbeda dan tidak dapat begitu saja disama-ratakan.
Kedaulatan rakyat di Indonesia berarti bahwa sekalipun kekuasaan tertinggi ada pada
rakyat, bukan berarti rakyat berhak turut andil dalam pemerintahan peradilan dan bahkan
pembentukan peraturan, melainkan kedaulatan rakyat yang dimaksud ialah menghendaki agar
setiap tindakan pemerintah harus berdasarkan kemauan rakyat (demokrasi). Oleh karena itu,
menurut ketatanegaraan Undang-Undang Dasar 1945, kedaulatan rakyet diserahkan kepada
Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR), dimana MPR adalah lembaga tertinggi negara karena
lembaga tersebut dikatakan sebagai miniatur (penjelmaan kecil) dari seluruh rakyat Indonesia.
D. Konsep Kedaulatan Rakyat dalam UUD 1945
Negara Indonesia adalah penganut teori kedaulatan rakyat dan kedaulatan hukum
sehingga jelas bahwa Indonesia menganut paham demokrasi. Rumusan kedaulatan di tangan
rakyat menunjukkan bahwa kedudukan rakyatlah yang tertinggi dan paling sentral. Rakyat
adalah sebagai asal mula kekuasaan negara dan sebagai tujuan kekuasaan negara. Konsep-
konsep Kedaulatan Negara Republik Indonesia sebagaimana diatur dalam UUD 1945, yaitu:
1. Negara Indonesia ialah negara kesatuan yang berbentuk Republik {Pasal 1 ayat (1)}
2. Kedaulatan berada di tangan rakyat dan dilaksanakan menurut Undang-Undang Dasar
{Pasal 1 ayat (2)}
3. Negara Indonesia adalah negara hukum {Pasal 1 ayat (3)}
4. Majelis Permusyawaratan Rakyat berwenang mengubah dan nmenetapkan UUD. MPR
melantik Presiden dan/atau Wakil Presiden. MPR hanya dapat memberhentikan Presiden
dan/atau wakil presiden dalam masa jabatannya menurut UUD (Pasal 3)
5. Presiden tidak dapat membekukan dan/atau membubarkan Dewan Perwakilan Rakyat
(Pasal 7C)
6. Presiden dibantu oleh menteri-menteri negara. Menteri-menteri itu diangkat dan
diberhentikan oleh presiden. Setiap menteri membidangi urusan tertentu dalam
pemeritahan. Pembentukan, pengubahan, dan pembubaran kementerian negara diatur
dalam undang-undang (Pasal 17)
Negara Indonesia memiliki tujuan untuk menegakkan hukum dan menjamin kebebasan
kepada warga negaranya. Kebebasan disini adalah kebebasaan dalam batas undang-undang,
karena undang-undang sendiri merupakan penjelmaan dari kemauan atau kehendak rakyat. Jadi,
rakyatlah yang mewakili kekuasaan tertinggi atau berdaulat dalam negara. Indonesia sendiri
merupakan negara yang menganut paham demokrasi. Paham tersebut tergambar jelas secara
konstitusional dan fundamental dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945, alenia IV yang
antara lain menegaskan salah satu dasar negara yang berbunyi: ”Kerakyatan yang dipimpin oleh
hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan” dan dalam Pasal 1 ayat (2) Batang
Tubuh Undang-Undang Dasar 1945 menegaskan bahwa: “Kedaulatan adalah di tangan rakyat”.
Berdasarkan dua dasar konstitusional dan fundamental tersebut, dapat disimpulkan bahwa
Indonesia merupakan negara demokrasi yang tidak dapat dibantah. Hal itu menjelaskan bahwa
konsepsi dasar tentang kedaulatan rakyat di dalam UUD 1945 adalah kedaulatan rakyat yang
pluralis dikarenakan dalam negara Indonesia tidak hanya melibatkan dua entitas belaka yaitu
penguasa (negara) dengan yang dikuasai (rakyat), tetapi erdapat berbagai kekuatan sosial dan
politik yang secara terbuka memperjuangkan kepentingannya di dalam sidang-sidang BPUPKI
sehingga menghasilkan sejumlah keputusan yang dihasilkan baik melalui pemungutan suara,
kompromi, maupun aklamasi. Kata ”kerakyatan” dan “kedaulatan di tangan rakyat” itulah yang
menunjukkan asas demokrasi, artinya kekuasaan sepenuhnya ada pada rakyat.
Sekalipun kedaulatan rakyat berarti kekuasaan tertinggi ada pada rakyat, bukan berarti
setiap rakyat berhak turut andil dalam pemerintahan, peradilan, dan bahkan pembentukan
peraturan, melainkan kedaulatan rakyat menghendaki agar setiap tindakan pemerintah harus
berdasarkan kemauan rakyat. Maka dari itu, kedaulatan rakyat Indonesia tidak dilakukan
melainkan diserahkan kepada Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR), dimana menurut
ketatanegaraan Undang-Undang Dasar 1945, MPR merupakan lembaga tertinggi negara, karena
lembaga tersebut dikatakan sebagai miniatur (penjelmaan kecil) dari seluruh rakyat Indonesia.
F. Sifat-sifat Kedaulatan
Secara umum ada 4 sifat kedaulatan yakni permanen, asli, bulat, dan tidak terbatas. Di bawah ini
akan dijelaskan apa saja sifat-sifat kedaulatan beserta pengertian dan penjelasanya lengkap.
1. Permanen
Sifat kedaulatan yang pertama adalah permanen. Artinya sebuah kedaulatan akan
tetap ada selama negara yang bersangkutan tetap berdiri. Meskipun rezim pemerintahan
silih berganti, namun kedaulatan itu tetap ada, hanya pelaksananya saja yang berganti.
2. Asli
Sifat kedaulatan selanjutnya adalah asli atau absolut. Artinya kedaulatan tidak
berasal dari kekuasan lain yang lebih tinggi. Dalam sebuah negara tidak ada kekuasaan
lain yang lebih tinggi di dalamnya. Kedaulatan murni berasal dari rakyat yang ada pada
negara yang bersangkutan.
3. Bulat
Selanjutnya kedaulatan bersifat bulat atau tunggal. Artinya sebuah kedaulatan
tidak dapat dibagi-bagi. Dalam sebuah negara kedaulatan harus bersifat tunggal sehingga
tidak menimbulkan perselisihan. Dalam negara demokrasi, kedaulatan tertinggi ada di
tangan rakyat.
4. Tidak Terbatas
Sifat kedaulatan yang terakhir adalah tidak terbatas. Artinya kedaulatan tidak
dibatasi oleh apa pun dan siapa pun. Jika sebuah kedaulatan terbatas, maka akan
menghilangkan ciri bahwa kedaulatan itu merupakan kekuasaan tertinggi.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kedaulatan dari berbagai bahasa dapat diartikan sebagai wewenang tertinggi dari
suatu kesatuan politik. Kedaulatan dalam suatu negara diartikan sebagai kekuasaan
tertinggi dalam negara yang tidak berasal dari kekuasaan lainnya. Aspek utama
kedaulatan berdasarkan hukum internasional antara lain aspek ekstern, aspek intern
kedaulatan, dan aspek teritorial kedaulatan. Dalam hukum internasional, kedaulatan
negara (state sovereignty) dan kesederajatan (equality) antar negara merupakan konsep
yang diakui dan menjadi dasar bekerjanya sistem hukum internasional. Kedaulatan dan
kesederajatan negara merupakan dasar pesona dan atribut yang melekat pada Negara
merdeka sebagai subjek hukum internasional.
Kedaulatan rakyat merupakan kedaulatan yang menggambarkan suatu sistem
kekuasaan dalam sebuah negara yang menghendaki kekuasaan tertinggi dipegang oleh
rakyat. Rumusan kedaulatan di tangan rakyat menunjukkan bahwa kedudukan rakyatlah
yang tertinggi dan paling sentral. Rakyat adalah sebagai asal mula kekuasaan negara dan
sebagai tujuan kekuasaan negara. Prinsip-Prinsip Kedaulatan Negara Republik Indonesia
sebagaimana diatur dalam UUD 1945, antara lain Pembukaan Undang-Undang Dasar
1945, alenia IV yang berbunyi: ”Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan
dalam permusyawaratan/perwakilan” dan dalam Pasal 1 ayat (2) Batang Tubuh Undang-
Undang Dasar 1945 menegaskan bahwa: “Kedaulatan adalah di tangan rakyat”.
Kedaulatan rakyat yang diberlakukan di Indonesia adalah kedaulatan rakyat yang
berdasarkan Pancasila, yakni konsepsi kedaulatan yang sesuai dengan budaya dan
peradaban bangsa Indonesia. Kedaulatan rakyat dalam Pancasila lahir dari budaya
bangsa Indonesia dan esensi dasar dari pembentukan nilai-nilai demokrasi kultural
bangsa Indonesia. Kedaulatan rakyat berdasarkan Pancasila, mengandung dua asas, yakni
asas kerakyatan dan asas musyawarah.
Secara umum ada 4 sifat kedaulatan yakni permanen, asli, bulat, dan tidak
terbatas.
DAFTAR PUSTAKA
Iman Santoso M, Kedaulatan dan Yurisdiksi Negara dalam Sudut Pandang Keimigrasian,
Binamulia Hukum, Volume 7, Nomor 1, 2018.
Mohamad Faisal Ridho, Kedaulatan Rakyat sebagai Perwujudan Demokrasi Indonesia, Adalah
Buletin Hukum & Keadilan, Volume 1, Nomor 8e, 2017.
Isharyanto, Kedaulatan Rakyat dan Sistem Perwakilan Menurut UUD 1945, Penerbit WR,
Yogyakarta, 2016.
Sigit Riyanto, Kedaulatan Negara dalam Kerangka Hukum Internasional Kontemporer, Yustisia,
Edisi 84, 2012.
Nike K Rumokoy, Kedaulatan dan Kekuasaan dalam UUD 1945 dalam Pembentukan Hukum di
Indonesia, Jurnal Hukum Unsrat, Volume 23, Nomor 9, 2017.
Jana Maftei, Sovereignty in International Law, Acta Universitatis Danubius, Volume 11, Nomor
1, 2015.
Khairus Fahmi. Prinsip Kedaulatan Rakyat dalam Penentuan Sistem Pemilihan Umum Anggota
Legislatif, Jurnal Konstitusi, Volume 7, Nomor 3, 2010.
Anton Priyatno, Kedaulatan Rakyat dan Politik Hukum, Masyarakat Kebudayaan dan Politik, Th
XII, Nomor 2, 1999.
Darmini Roza dan Laurensius Arliman S Peran Pemerintah Daerah Di Dalam Melindungi Hak
Anak Di Indonesia, Masalah-Masalah Hukum, Volume 47, Nomor 1, 2018.
Laurensius Arliman S, Komnas HAM dan Perlindungan Anak Pelaku Tindak Pidana,
Deepublish, Yogyakarta, 2015.