Anda di halaman 1dari 5

KLIPING PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

(Prof. Dr. Hazairin, SH)

D
I
S
U
S
U
N
OLEH :

LIO ARNANDO

KELAS : XI IPS 1

GURU PEMBIMBING : Nita Nirwana,SHI

SMA NEGERI 11 OKU


TAHUN AJARAN 2022/2023
Mustafa Kemal Atatürk

Ataturk lahir dengan nama Ali Riza oglu Mustafa (Mustafa bin Ali Riza) pada 19 Mei
1881 di Salonica (sekarang Thessaloniki, Yunani), Kekaisaran Ottoman. Ayahnya, Ali Riza
Efendi, merupakan seorang perwira milisi dan juga pedagang kayu. Sedangkan ibunya
bernama Zubeyde Hanim. Nama tengah Ataturk, Kemal yang berarti Kedewasaan, diberikan
oleh guru matematikanya, Kapten Uskuplu Mustafa Efendi. Awalnya, ibunya menyuruh
Ataturk untuk menempuh pendidikan di sekolah agama, sesuatu yang diturutinya dengan
sangat enggan sehingga hanya bertahan sebentar.

Dia kemudian masuk Sekolah Semsi Efendi, sebuah sekolah dengan kurikulum yang
lebih sekuler. Ayahnya sengaja memasukkannya supaya dia menjadi pedagang. Namun tanpa
meminta pertimbangan orangtuanya, dia ikut ujian masuk Sekolah Militer Salonica di 1893.
Di 1896, dia masuk SMA Militer Monastir. Pada 14 Maret 1899, dia pindah ke Akademi
Militer di kawasan Pangalti yang dekat dengan ibu kota Konstantinopel (sekarang Istanbul).
Dia lulus pada 1902. Tiga tahun, tepatnya pada 11 Januari 1905, Ataturk lulus dari Perguruan
Tinggi Militer Ottoman Konstantinopel.

Atatürk menerbitkan banyak buku dan membuat jurnal sepanjang karier militernya.
Jurnal harian Atatürk dan catatan militer selama periode Utsmaniyah diterbitkan sebagai satu
koleksi. Koleksi lain mencakup periode antara 1923 dan 1937 dan mengindeks semua
dokumen, catatan, memorandum, komunikasi (sebagai Presiden) di bawah beberapa volume,
berjudul Atatürk'ün Bütün Eserleri ("Semua Pekerjaan Atatürk").
Daftar buku yang diedit dan ditulis oleh Atatürk diberikan di bawah ini yang dipesan pada
tanggal penerbitan:

 Takımın Muharebe Tâlimi, diterbitkan pada tahun 1908 (Terjemahan dari Jerman)
 Cumalı Ordugâhı – Süvâri: Bölük, Alay, Liva Tâlim ve Manevraları, diterbitkan pada
tahun 1909
 Ta’biye ve Tatbîkat Seyahati, diterbitkan pada tahun 1911
 Bölüğün Muharebe Tâlimi, diterbitkan pada 1912 (Terjemahan dari Jerman)
 Ta’biye Mes’elesinin Halli ve Emirlerin Sûret-i Tahrîrine Dâir Nasâyih, diterbitkan
pada tahun 1916
 Zâbit ve Kumandan ile Hasb-ı Hâl, diterbitkan pada tahun 1918
 Nutuk, diterbitkan pada tahun 1927
 Vatandaş için Medeni Bilgiler, diterbitkan pada 1930
(Untuk kelas kewarganegaraan sekolah menengah)
 Geometri, diterbitkan pada tahun 1937 (Untuk kelas
matematika sekolah menengah)

Prof. Harun Nasution (Intelektual Islam ternama dan


mantan Rektor Universitas Islam Syarif Hidayatullah, Jakarta)
memasukan Mustafa Kemal Ataturk sebagai tokoh
pembaharuan dalam Islam dengan alasan bahwa Sekularisme Mustafa Kemal Ataturk
sebenarnya tidak menghilangkan agama Islam dari masyarakat Turki. Mustafa Kemal Ataturk
memang tidak bermaksud demikian, yang ia maksud ialah menghilangkan kekuasaan agama
dari bidang politik dan pemerintahan.
Prof. Dr. Hazairin,SH

Hazairin lahir di tengah-tengah keluarga taat beragama, dari pasangan Zakaria Bahri
(Bengkulu) dan Aminah (Minangkabau). Ayahnya adalah seorang guru dan kakeknya,
Ahmad Bakar, adalah seorang ulama. Dari kedua orang tersebut, Hazairin mendapat dasar
pelajaran ilmu agama dan bahasa Arab. Hazairin menamatkan pendidikannya di Sekolah
Tinggi Hukum Jakarta (Recht Hoge School) pada tahun 1936, dengan gelar doktor hukum
adat. Setamat kuliah, Hazairin bekerja sebagai kepala Pengadilan Negeri Padang Sidempuan
(1938-1945). Selama menjabat, Hazairin juga melakukan penelitian terhadap hukum adat
Tapanuli Selatan. Atas jasa-jasanya itu, dia diberikan gelar "Pangeran Alamsyah Harahap."

Pada April 1946, dia diangkat sebagai Residen Bengkulu, merangkap Wakil Gubernur
Militer Sumatra Selatan. Ketika menjabat sebagai residen, dia mengeluarkan uang kertas
yang dikenal sebagai "Uang Kertas Hazairin." Sesudah revolusi fisik berakhir, dia diangkat
menjadi Kepala Bagian Hukum Sipil Kementerian Kehakiman. Hazairin terjun di kancah
perpolitikan Indonesia, dengan ikut mendirikan Partai Persatuan Indonesia Raya (PIR).
Bersama Wongsonegoro dan Rooseno, dia menjadi anggota Dewan Perwakilan Rakyat
Sementara sebagai wakil Partai PIR. Dalam kapasitasnya sebagai wakil partai pula, Hazairin
diangkat menjadi Menteri Dalam Negeri pada Kabinet Ali Sastroamidjojo I (1953-1955).
Pada Pemilu 1955, Partai PIR terpecah menjadi dua, yakni PIR - Wongsonegoro dan PIR -
Hazairin. Dalam pemilihan tersebut, PIR - Hazairin hanya memperoleh 114.644 suara atau
setara dengan satu kursi.

Selesai terjun di dunia politik, Hazairin menjadi Guru Besar Hukum Adat dan Hukum
Islam di Universitas Indonesia. Dia juga menjadi Guru Besar di Universitas Islam Jakarta,
Perguruan Tinggi Hukum Militer (PTHM), dan Pendidikan Tinggi Ilmu Kepolisian (PTIK).
Hazairin dimakamkan di TMP Kalibata, Jakarta. Atas jasa-jasanya, pada tahun 1999
Pemerintah mengukuhkan Hazairin sebagai Pahlawan Nasional

Karya

 Pergolakan Penyesuaian Adat Kepada Hukum Islam


(1952)
 Tujuh Serangkai Tentang Hukum (1981)
 Hukum Kewarisan Bilateral menurut al-Qur’an dan
Hadits (1982)
 Hendak Kemana Hukum Islam (1976)
 Perdebatan dalam Seminar Hukum tentang Faraidhh
(1963)
 Hukum Kekeluargaan Nasional
 Tinjauan Mengenai Undang-undang Perkawinan Nomor 1 tahun 1974.
 Hukum Pidana Islam Ditinjau dari Segi-segi, dan Asas-asas Tata Hukum Nasional;
Demokrasi Pancasila (1970
 Negara Tanpa Penjara (1981)
 Hukum Baru di Indonesia (1973)
 Ilmu Pengetahuan Islam dan Masyarakat (1973)
 Demokrasi Pancasila (1981)

Anda mungkin juga menyukai