Anda di halaman 1dari 9

PANCASILA SEBAGAI LANDASAN PEMERSATU

SUKU BANGSA INDONESIA

DISUSUN OLEH :

RENARA CHELSYANO ANANDI

51418038

DOSEN PEMBIMBING :

Dr. Agustinus W. Dewantara, S,S., M.Hum

UNIVERSITAS KATOLIK WIDYA MANDALA MADIUN

TAHUN AJARAN 2018/2019


ABSTRAK

Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) adalah suatu Negara yang


memiliki dasar Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945. Pancasila terdiri dari dua
kata bahasa Sanskerta: ‘pañca’ berarti lima dan ‘śīla’ berarti prinsip atau asas. Yang
memiliki tujuan melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah
Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan
bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan,
perdamaian abadi, dan keadilan social.
Pada penulisaan paper yang berjudul ”PANCASILA SEBAGAI LANDASAN
PEMERSATU SUKU BANGSA INDONESIA” bertujuan untuk mengetahui sejarah
pancasila yang bisa menyatukan bangsa Indonesia dari zaman kerajaan Majapahit
saampai sekarang.
Permasalahan yang dibahas dalam paper ini dimulai dari usaha Gajah Mada
dengan Sumpah Palapa-nya yang ingin mempersatukan nusantara, lalu pembahasan
tentang Partai Masyumi yang dilarang berdiri di Indonesia, sampai dengan
pembahasan tentang berdirinya Pancasila.
Dengan demikian, semoga paper ini dapat memberi manfaat bagi para
pembaca untuk menambah wawasan serta dapat digunakan sebagai kajian akademis
bagi para pembuat kebijakan.

Keyword: Gajah Mada, Masyumi, Pancasila


Di Indonesia ada enam agama yang telah diakui dan ada pula yang hidup
berdampingan dengan rukun dan damai. Hal ini terjadi karena pada dahulu kala ada
hubungannya dengan Sumpah Palapa Patih Gajah Mada yang telah mempersatukan
Nusantara. Dapat dikatakan bahwa penamaan Nusantara ini berdasarkan sudut
pandang Majapahit (Jawa). Mengingat pada waktu itu belum ada sebutan yang pasti
untuk menyebut seluruh kepulauan yang sekarang bernama Indonesia dan juga
Malaysia. Nama Indonesia berasal dari dua kata bahasa Yunani, yaitu indo/indu yang
berarti Hindu/Hindia dan nesia/nesos yang berarti pulau.
Sumpah Palapa yaitu pengumuman resmi tentang program politik
pemerintahan yang akan dijalankan oleh Patih Gajah Mada dibawah kepemimpinan
Ratu Tribhuwana Wijayatunggadewi.
“Sira Gajah Madapatih Amangkubhumi tan ayun amuktia palapa, sira Gajah
Mada: “Lamun huwus kalah nusantara isun amukti palapa, lamun kalah ring
Gurun, ring Seran, Tañjung Pura, ring Haru, ring Pahang, Dompo, ring Bali,
Sunda, Palembang, Tumasik, samana isun amukti palapa”.
Terjemahannya: “Beliau Gajah Mada Patih Amangkubumi tidak ingin
melepaskan puasa. Beliau Gajah Mada, “Jika telah mengalahkan Nusantara,
saya (baru akan) melepaskan puasa. Jika mengalahkan Gurun, Seram, Tanjung
Pura, Haru, Pahang, Dompo, Bali, Sunda, Palembang, Tumasik, demikianlah
saya (baru akan) melepaskan puasa”.
Dari isi naskah tersebut dapat diketahui bahwa pada masa diangkatnya Gajah Mada,
sebagian wilayah Nusantara yang disebutkan pada sumpahnya belum dikuasai
Majapahit.
Tetapi Sumpah Palapa yang dinyatakan tersebut menggemparkan semua para
undangan yang menghadiri pelantikan Patih Gajah Mada. Banyak yang menghina
Sumpah Gajah Mada karena program politik yang dijalankan oleh Gajah Mada
berbeda dengan yang dijalankan oleh Prabu Kertarajasa dan Prabu Jayanagara dimana
dalam masa pemerintahan kedua tokoh tersebut para menteri kebanyakan diambil dari
orang-orang yang terdekat yang dianggap berjasa oleh kedua tokoh tersebut.
Dengan program persatuan Gajah Mada yang berbeda, berbuah pada
meredanya pertumpahan darah antar kerajaan-kerajaan tersebut yang semula selalu
saling mengintai dan berupaya saling menguasai melalui jalan peperangan yang
menimbulkan banyak korban dapat dihindari dengan pengayoman Majapahit dan
semboyan bhinneka tunggal ika, tan hana dharma mangrwa. Kemudian kerajaan-
kerajaan tersebut bisa menjadi lebih menekankan perhatiannya kepada upaya
meningkatkan kesejahteraan dan kemajuannya sendiri maupun bersama-sama
Dengan adanya program politik ini, Gajah Mada dapat menyatukan berbagai
pulau yang terdapat beragam suku bangsa. Contohnya Malaya (sekarang dikenal
sebagai Malaysia), Tumasik (sekarang dikenal sebagai Singapura), dll. Kebesaran
Majapahit mencapai puncaknya pada jaman pemerintahan Ratu Tribhuwana
Wijayatunggadewi (1328-1350 M). Dan mencapai jaman keemasan pada masa
pemerintahan Prabu Hayam Wuruk (1350-1389 M) dengan Mahapatih Gajah Mada-
nya yang terkenal dipelosok Nusantara. Stabilitas Majapahit sempat tumbang akibat
perang saudara selama lima tahun yang terkenal dengan nama Perang Pare-greg
(1401-1406 M).
Lambat laun pemberontakan itu terus terjadi pada negara-negara yang telah
disatukan Gajah Mada. Seperti Malaysia dan Singapura yang telah dijajah oleh
Inggris, lalu ada Indonesia yang dijajah oleh Belanda dan Jepang. Belanda menjajah
Indonesia selama 350 tahun dan Jepang menjajah selama 3,5 tahun. Pada tahun 1942
Jepang mulai menjajah Indonesia. Penjajahan Jepang di Indonesia hanya 3,5 tahun,
tetapi pendudukannya lebih kejam dari yang dilakukan Belanda. Meskipun demikian
tidak sedikit pula berbagai perlawanan yang dilakukan oleh masyarakat pribumi.
Akhirnya Jepang merasakan mulai terdesak perlawanannya. Salah satu contohnya
pada 24 Oktober 1943, setelah gagal mendapatkan dukungan dari kaum nasionalis
Jepang mendirikan suatu organisasi yang diberi nama ‘masyumi’. Jepang
membutuhkan organisasi ini karena ini merupakan upaya mereka untuk
mengendalikan umat Islam di Indonesia.
Pada minggu pertama, jepang sudah melarang Partai Sarekat Islam Indonesia
(PSII) dan Partai Islam Indonesia (PII). Jepang juga berusaha memisahkan golongan
para kyai di pedesaan degan golongan Islam di perkotaan. Bagi Jepang, para kyai
lebih bisa memainkan peranan untuk menggerakkan masyarakat agar mendukung
Perang Pasifik sebagai tentara maupun buruh.
Pada waktu itu Masyumi hanya terdiri dari empat anggota organisasi Islam
dan belum terbentuk sebagai partai. Anggota tersebut yaitu Nahdlatul Ulama (NU),
Muhammadiyah, Persatuan Umat Islam, dan Persatuan Umat Islam Indonesia. Pada
masa penjajahan Jepang banyak pengalaman yang sangat bervariasi, tergantung
dimana seseorang hidup dan status sosial orang tersebut. Bagi yang tinggal di daerah
yang dianggap penting dalam peperangan, mereka mengalami siksaan, terlibat
perbudakan seks, penahanan sembarang dan hukuman mati. Orang Belanda dan
campuran Indonesia-Belanda merupakan target sasaran dalam penguasaan Jepang.
Selama masa pendudukan, Jepang juga membentuk persiapan kemerdekaan
untuk Indonesia yaitu BPUPKI (Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan
Kemerdekaan Indonesia) atau Dokuritsu junbi chōsa-kai. Badan ini bertugas
membentuk persiapan-persiapan pra-kemerdekaan dan membuat dasar negara dan
digantikan oleh PPKI (Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia) atau Dokuritsu
Junbi Iinkai yang bertugas menyiapkan kemerdekaan.
Pada tanggal 1 Maret 1945 BPUPKI telah terbentuk. Sidang pertama BPUPKI
terjadi pada tanggal 29 Mei – 1 Juni 1945

1. Mr. Prof. Mohammad Yamin, S.H. (29 Mei 1945) berpidato mengemukakan
gagasan mengenai rumusan lima asas dasar negara Republik Indonesia, yaitu: “1.
Peri Kebangsaan; 2. Peri Kemanusiaan; 3. Peri Ketuhanan; 4. Peri Kerakyatan;
dan 5. Kesejahteraan Rakyat”.
2. Prof. Mr. Dr. Soepomo (31 Mei 1945) berpidato mengemukakan gagasan
mengenai rumusan lima prinsip dasar negara Republik Indonesia, yang beliau
namakan "Dasar Negara Indonesia Merdeka", yaitu: “1. Persatuan; 2.
Kekeluargaan; 3. Mufakat dan Demokrasi; 4. Musyawarah; dan 5. Keadilan
Sosial”.
3. Ir. Soekarno (1 Juni 1945) berpidato mengemukakan gagasan mengenai rumusan
lima sila dasar negara Republik Indonesia, yang beliau namakan "Pancasila",
yaitu: “1. Kebangsaan Indonesia; 2. Internasionalisme dan Peri Kemanusiaan; 3.
Mufakat atau Demokrasi; 4. Kesejahteraan Sosial; dan 5. Ketuhanan Yang Maha
Esa”.

“Selanjutnya Soekarno menguraikan dasar-dasar apa saja yang perlu dimiliki


bagi bangunan Indonesia Merdeka. Dasar-dasar yang ia sebutkan adalah
kebangsaan Indonesia, internasionalisme (kemanusiaan),
mufakat/permusyawaratan, kesejahteraan (keadilan sosial), dan akhirnya
Ketuhanan. Kelima prinsip itulah yang dia namakan Pancasila, dan diusulkan
sebagai Weltanschauung negara Indonesia merdeka.” (Diskursus Filsafat
Pancasila Dewasa Ini, hlm. 62)
Lalu lima asas tersebut kini dikenal dengan istilah Pancasila yang lahir pada
tanggal 1 Juni 1945.
“Kesimpulan yang bisa diambil dari sini adalah teks yang dijadikan rujukan
dalam karya tulis ini benar-benar merupakan naskah pidato Soekarno yang
dikemukakan pada 1 Juni 1945. Teks pidato Soekarno yang dihimpun dalam
risalah tersebut adalah bukti sejarah yang otentik, dan dengan demikian
lahirnya Pancasila tanggal 1 Juni 1945 adalah suatu fakta sejarah yang tidak
dapat dipungkiri.” (“Alangkah Hebatnya Negara Gotong Royong” (Indonesia
dalam Kacamata Soekarno), hlm. 31)
Setelah sekian lama berunding dan mempersiapkan dasar negara akhirnya pada
Indonesia telah merdeka. Upacara kemerdekaan tersebut dilaksanakan pada hari
Jumat, 17 Agustus 1945 bertempat di Jalan Pegangsaan Timur 56 (sekarang jl.
Proklamasi). Tak lama setelah kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus 1945,
organisasi masyumi berubah menjadi partai masyumi karena semakin banyaknya
anggota dari organisasi tersebut. Partai masyumi tersebut terbentuk pada 7 November
1945.
Tidak membutuhkan waktu yang lama, akhirnya partai masyumi ini menjadi
partai politik terbesar di Indonesia. Lalu pada tahun 1955, masyumi mengikuti
pemilihan umum dan mereka memenangkan pemilu tersebut dengan suara terbanyak.
Pada masa itu, Masyumi menjadi partai Islam terkuat di Indonesia. Identitas
keislaman dalam Masyumi sangat menonjol, baik dalam mengambil keputusan dan
pola pikirnya yang bersumber dari ajaran Islam.
Nahdlatul Ulama (NU) adalah salah satu organisasi Islam yang sangat
berperan penting dalam pembentukan Masyumi. Salah satu tokoh NU, KH Hasyim
Asy'arie terpilih sebagai pimpinan tertinggi Masyumi pada saat itu. Kemudian
Nahdlatul Ulama keluar dari Masyumi melalui surat keputusan Pengurus Besar
Nahdlatul Ulama (PBNU) pada tanggal 5 April 1952. NU keluar karena adanya
pergesekan politik di antara kaum intelektual Masyumi yang ingin membatasi para
kyai NU hanya pada persoalan agama saja.
Hubungan antara Muhammadiyah dengan Masyumi pun juga mengalami
pasang-surut secara politis dan sempat merenggang pada Pemilu 1955.
Muhammadiyah pun melepaskan keanggotaan istimewanya pada Masyumi menjelang
pembubaran Masyumi pada tahun 1960. Dan akhirnya partai Masyumi dibubarkan
pada tahun 1960 karena Masyumi menolak untuk mengutuk para anggotanya yang
terlibat dalam Pemerintahan Revolusioner Republik Indonesia (PRRI).
Pada tanggal 17 Agustus 1960 pukul 05.20, akhirnya Masyumi menerima surat
dari Direktur Kabinet No. 2730/TU/60 yang isinya berbunyi:
"Paduka Yang Mulia Presiden telah berkenan memerintahkan kepada kami untuk
menyampaikan Keputusan Presiden Nomor 200/1960, bahwa Partai Masyumi harus
dibubarkan. Dalam waktu 30 hari sesudah tanggal keputusan ini, yaitu 17 Agustus
1960, Pimpinan Partai Masyumi harus menyatakan partainya bubar. Pembubaran ini
harus diberitahukan kepada Presiden secepatnya. Kalau tidak, Partai Masyumi akan
diumumkan sebagai 'partai terlarang'."
Partai Masyumi didirikan karena mereka ingin mendirikan negara Islam di
Indonesia. Tetapi semua itu tidak dapat terwujud karena memang Pancasila-lah yang
pantas dan cocok untuk Indonesia. Pancasila memiliki lima sila yang sangat mewakili
kepribadian rakyat Indonesia. Berikut penjabaran dari sila-sila Pancasila:
1. Ketuhanan yang Maha Esa
Inti dari sila yang pertama adalah kesesuaian sifat-sifat dan hakikat
negara dengan hakikat Tuhan. Kesesuaian itu dalam arti kesesuaian sebab-
akibat.. maka dalam segala aspek penyelenggaraan negara Indonesia harus
sesuai dengan hakikat nilai-nilai yang berasal dari Tuhan yaitu nilai-nilai
agama.
2. Kemanusiaan yang adil dan beradab
Inti dari sila kedua adalah adanya pengakuan terhadap martabat
manusia dengan segala hak asasinya yang harus dihormati oleh siapapun.
Perlakuan yang adil terhadap sesama manusia yang memiliki daya cipta,
rasa, karsa dan iman, sehingga nyatalah bedanya dengan makhluk lain.
3. Persatuan Indonesia
Inti dari sila ketiga adalah mampu menempatkan persatuan, kesatuan,
serta kepentingan dan keselamatan bangsa dan negara sebagai kepentingan
bersama diatas kepentingan pribadi dan golongan. Dan bisa
mengembangkan rasa cinta kepada tanah air Indonesia.
4. Kerakyatan yag dipimpin oleh hikmat kebijaksanaandan
permusyawaratan perwakilan
Inti dari sila keempat adalah harus mengutamakan kepentingan negara
dan masyarakat. Bermusyawarah sampai mencapai kata mufakat yang
diliputi semangat kekeluargaan. Dan juga harus bisa mengutamakan
budaya bermusyawarah dalam mengambil keputusan bersama.
5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia
Inti dari sila kelima adalah selalu bersama-sama berusaha mewujudkan
kemajuan yang merata dan berkeadilan sosial. Bisa menghormati hak-hak
orang lain dan juga bersikap adil.

Kesimpulan yang bisa didapat adalah bahwa Pancasila lah yang pantas
menjadi ideologi dasar bagi negara Indonesia. Pancasila merupakan rumusan dan
pedoman kehidupan berbangsa dan bernegara bagi seluruh rakyat Indonesia. Yang
bisa menyatukan berbagai suku bangsa dan agama yang sekarang berada di
Indonesia. Yang bisa menjadi landasan bagi keutuhan negara Indonesia, yang
mempunyai sifat bisa saling menghormati, bergotong royong antar sesama umat
yang bisa menjadikan Negara Aman, Damai dan Sejahtera.

SUMBER REFERENSI:
Dewantara, A. (2017). Diskursus Filsafat Pancasila Dewasa Ini.
Dewantara, A. (2017). Alangkah Hebatnya Negara Gotong Royong (Indonesia
dalam Kacamata Soekarno).
http://www.kabarpapua.net/2017/05/kisah-pembubaran-partai-masyumi-yang.html
https://id.wikipedia.org/wiki/Partai_Masyumi
https://www.academia.edu/19079706/PENJABARAN_SILA_SILA_PANCASILA
https://hmjisp.wordpress.com/2011/06/29/penjelasan-sila-ke-2-kemanusiaan-yang-
adil-dan-beradab-by-andhika-satria-nugraha-s-pd/
https://www.scribd.com/doc/9061158/Penjelasan-Pancasila-Sila-Ke-3
https://www.academia.edu/9434614/Makna_sila_ke-4_Pancasila
https://www.ekaikhsanudin.net/2011/10/sila-ke-5-keadilan-sosial-bagi-seluruh.html
https://id.wikipedia.org/wiki/Lahirnya_Pancasila
https://id.wikipedia.org/wiki/Sumpah_Palapa

Anda mungkin juga menyukai