Anda di halaman 1dari 47

PANCASILA DALAM

PENDEKATAN HISTORIS

ERNA YULIANDARI, S.H, M.A


Pengantar
 Mempelajari sejarah atau asal-usul yang
menyebabkan sesuatu muncul ke permukaan sangat
penting supaya tidak kehilangan lacak sehingga
tidak kehilangan konteks yang sebenarnya ketika
akan menginterpretasi atau menafsirkannya
 To be ignorance of what heppend before is to be
ever a child : CICERO
 Kajian dan pendekatan Pancasila sebagai dasar dan
falsafah negara sangat penting tidak hanya
sekedar mengetahui dan mengenal apa yang tertulis
dalam kelima kalimat semata-mata, tetapi dapat
memahami apa yang tersirat dibalik kelima kalimat
tersebut.
 Pancasila dapat dipahami secara obyektif,
rasional komprehensif.
Nilai-nilai Pancasila telah ada sejak zaman dahulu sebelum bangsa Indonesia
mendirikan negara. Nilai-nilai tersebut antara lain berupa :
1. Adat istiadat
2. Kebudayaan
3. Nilai-nilai religius
Proses perumusan materi Pancasila secara formal dilakukan dalam :
1. Sidang BPUPKI I
2. Sidang Panitia 9
3. Sidang BPUPKI II
4. Disyahkan secara yuridis sebagai dasar filsafat negara Republik
Indonesia
Proses Terbentuknya Negara dan Bangsa Indonesia :
a. Zaman batu
b. Kerajaan-kerajaan abad ke IV
c. Kerajaan-kerajaan abad ke V
d. Dasar-dasar kebangsaan Indonesia mulai nampak pada abad ke VII,
yaitu :
1). Timbulnya kerajaan Sriwijaya
2). Airlangga
3). Majapahit
Dasar-dasar Pembentukan Nasionalisme Modern, antara lain :
a. Rintisan oleh tokoh pejuang Kebangkitan Nasional 1908
b. Sumpah Pemuda 1928
c. Titik kulminasi 17 Agustus 1945
B. ZAMAN KUTAI
Ditemukannya Prasasti 7 Yupa (tiang batu), bahwa raja Mulawarman,
keturunan dari raja Aswawarman keturunan dari Kudungga mengadakan kenduri
dan memberi sedekah kepada para Brahmana. Yupa tersebut dibangun oleh para
Brahmana sebagai tanda terima kasih raja yang dermawan (Bambang Sumadio
dalam Kaelan, 2008:29).
Masyarakat Kutai yang membuka zaman sejarah Indonesia pertama kalinya ini
menampilkan nilai-nilai sosial politik dan ketuhanan dalam bentuk kerajaan,
kenduri, serta sedekah kepada para Brahmana.
C. ZAMAN SRIWIJAYA
Negara Kebangsaan Indonesia terbentuk melalui tiga tahap, yaitu :
1. Zaman Sriwijaya di bawah wangsa Syailendra (600-1400) yang
bercirikan kedatuan
2. Zaman Majapahit (1293-1525) yang bercirikan keprabuan
3. Negara Kebangsaan Modern, yaitu negara Indonesia merdeka
Sriwijaya muncul pada abad ke VII di Sumatera Selatan, di bawah kekuasaan
wangsa Syailendra, yang merupakan kerajaan maritim yang mengandalkan
kekuatan lautnya dan merupakan pusat agama Budha di Asia Tenggara.
Cita-cita tentang kesejahteraan bersama dalam suatu negara telah tercermin
pada kerajaan Sriwijaya yang berbunyi “marvuat vanua Criwijaya siddhayatra
subhiksa”, suatu cita-cita negara yang adil dan makmur.
D. ZAMAN MAJAPAHIT
Pada abad ke VIII kedudukan Sriwijaya digantikan oleh kerajaan Majapahit
yang berpusat di Jawa Timur. Wilayah kekuasaan Majapahit semasa jayanya
membentang dari semenanjung melayu (Malaysia sekarang) sampai Irian Barat melalui
Kalimantan Utara.
Puncak kebesaran Majapahit di bawah pemerintahan raja Hayam Wuruk
(1350-1389) dengan Maha Patihnya, Gadjah Mada (1319- 1364).
Politik luar negeri Majapahit adalah “politik damai” (Majapahit ingin hidup
damai dengan negara-negara tetangganya). Mpu Prapanca dalam bukunya
“Negarakertagama” (1365) menyebutkan dengan istilah “Mitreka Satata”,
persahabatan yang sederajat.
Di dalam negeri, Majapahit pun menjalankan politik perdamaian dalam hidup
keagamaan. Mpu Tantular dalam bukunya “Sutasoma” menyebutkan dengan
istilah Bhineka Tunggal Ika, tanhana dharma mangriiwa (berbeda-beda namun satu
jua adanya sebab tidak ada agama yang memiliki Tuhan yang berbeda. Hal ini
menunjukkan realitas kehidupan agama pada saat itu, yaitu agama Hindu dan Budha.
Baik Sriwijaya maupun Majapahit telah mempraktikan apa yang terkandung
dalam Sila Pertama Pancasila, yaitu Ketuhanan Yang Maha Esa, ialah toleransi dalam
hidup beragama.
Kata Pancasila juga terdapat dalam Buku Negarakertagama maupun Buku
Sutasoma, mpu Prapanca dan mpu Tantular mengartikan sebagai lima dasar menuju
kemajuan. Oleh karena itu, Sriwijaya dan Majapahit dapat dipandang sebagai
penjelmaan gagasan tentang Negara Persatuan Indonesia.
E. MASA PENJAJAHAN
Setelah Majapahit runtuh pada permulaan abad XVI maka berkembanglah agama
Islam di Indonesia. Bersamaan dengan itu berkembang pula kerajaan Islam seperti
kerajaan Demak. Pada abad ini mulailah berdatangan orang-orang Eropa di nusantara.
Mula-mula datang adalah bangsa Portugis disusul Belanda dan kemudian Inggris.
1. Portugis
Pada tahun 1512 berlayar tiga kapal Portugis dari Malaka melalui perairan
Indonesia, dipimpin oleh Antonio d’Areu. Pada tahun 1512 tersebut Portugis
mulai merebut Ternate, kemudian seluruh Maluku dijajahnya. Rakyat Maluku serentak
melawan Portugis, dipimpin Raja Baabullah dan pada tahun 1570 Portugis dapat
diusir keluar dari Maluku.
2. Belanda/VOC
Tahun 1596 Belanda tiba di Indonesia, kemudian mendirikan
persatuan (Verenigde) antara perseroan-perseroan (compagnie) yang berdagang
di Indonesia (Oost-Indie), sehingga persatuan tersebut bernama “Verenigde
Oost Indische Compagnie” disebut VOC.
Dengan VOC, Belanda menjadi kuat, mereka merebut Jayakarta
dari tangan Banten yang kemudian namanya giganti menjadi Batavia (1619).
Banten berusaha merebut kembali , namun gagal. Kemudian Mataram di bawah
pemerintahan Sultan Agung dua kali menyerang Batavia secara besar-besaran,
namun juga gagal karena tidak bersatu.
Dari Batavia, Belanda meluaskan jajahannya dengan menggunakan taktik
“Devide et Impera”, yang berarti cerai beraikan mereka kemudian baru dikuasai.
Dengan taktik ini sedikit-sedikit Belanda menguasai kerajaan-kerajaan di
Indonesia, sedangkan Indonesia dalam melawan Belanda pun juga cerai-berai, tidak
bersatu. Contohnya Raja Gowa Hasanuddin di Sulawesi Selatan bermusuhan dengan
Raja Bone Am Palaka, Belanda datang memukul dan menguasainya (1699).
3. Inggris
Inggris berhasil merebut Indonesia dari tangan Belanda pada tahun
1811. Gubernur Jenderal Inggris di India mengirimkan Raffles ke Indonesia
sebagai Letnan Gubernur. Raffles menginginkan jajahan Indonesia untuk
selama-lamanya tapi pada tahun 1916 ia memerintahkan untuk menyerahkan
Indonesia kembali pada Belanda, sehingga Indonesia kembali
dijajah Belanda.
4. Belanda/Pemerintahan Hindia Belanda
VOC telah dibubarkan pada tahun 1800, sehingga Indonesia
diperintah langsung dari negeri Belanda, dan membentuk Pemerintahan Hindia
Belanda di Indonesia.
F. KEBANGKITAN NASIONAL
Pada abad XX terjadi pergolakan kebangkitan Dunia Timur dengan suatu
kesadaran akan kekuatannya sendiri. Di Indonesia bergolak kebangkitan akan
kesadaran berbangsa yaitu kebangkitan nasional (1908).
Budi Utomo berdiri pada tanggal 20 Mei 1908, merupakan pelopor pergerakan
nasional, dipelopori oleh dr. Sudiro Husodo.
Pada tahun 1909, Haji Samanhudi di Surakarta mendirikan Sarekat Dagang
Islam, yang pada tahun 1911 menjadi Sarekat Islam di bawah pimpinan H.O.S
Tjokroaminoto.
Tahun1913 berdiri partai politik, Indische Partij di Bandung, pendirinya adalah
dr. Douwes Dekker, dr. Tjipto Mangunkusumo, dan RM Suwardi Suryaningrat (Ki
Hajar Dewantara).
Tahun 1927, didirikan Partai Nasional Indonesia oleh Ir. Sukarno, yang
menuntut satu Indonesia yang merdeka .
28 Oktober 1928, Sumpah Pemuda yang berisi satu Bahasa, satu Bangsa, dan
satu tanah air Indonesia. Pada saat ini lagu Indonesia Raya pertama kali
dikumandangkan dan sekaligus sebagai penggerak kebangkitan kesadaran
berbangsa.
G. ZAMAN PENJAJAHAN JEPANG
Fasis Jepang masuk ke Indonesia dengan propaganda “Jepang pemimpin Asia,
Jepang saudara tua bangsa Indonesia”.
29 April 1945, Jepang memberikan janji berupa kemerdekaan tanpa syarat,
dalam janji tersebut bangsa Indonesia diperkenankan untuk memperjuangkan
kemerdekaannya.
Sebagai realisasi janji tersebut dibentuklah BPUPKI, badan yang bertugas
untuk menyelidiki usaha-usaha persiapan kemerdekaan Indonesia.
 Tinjauan historis Pancasila dengan demikian
mengkaji sejarah perumusan Pancasila sejak :
1. Masa Sidang BPUPKI
2. Piagam Jakarta
3. Sidang PPKI
4. Pancasila dalam berbagai UUD
Pembentukan BPUPKI
 Jepang menjanjikan kemerdekaan bagi bangsa
Indonesia

 Sebagai realisasi janji tsb, dibentuk BPUPKI (I


Maret 1944), diangkat pada tanggal 29 April 1945
dan dilantik pada tanggal 28 Mei 1945. Anggota
BPUPK sejumlah 60 orang dan 4 orang Jepang.
Ketua : Dr. Rajiman Wediodiningrat
Sidang BPUPKI
 Sidang I BPUPKI tanggal 29 Mei – 1 Juni 1945 membicarakan
dasar-dasar negara Indonesia merdeka. Beberapa anggota yang
berpidato : Mr. Soepomo, Muh. Yamin, Soekarno, Muh. Hatta, Ki
Bagus Hadikusumo
Sidang II tanggal 10 – 16 Juli 1945.
 Tanggal 1 Juni 1945 adalah pidato Soekarno di depan sidang
BPUPKI yang kemudian dikenal dengan pidato “lahirnya
Pancasila”
 Rumusan “Pancasila” Soekarno adalah : kebangsaan,
internasionalisme atau perikemanusiaan, mufakat atau demokrasi,
kesejahteraan sosial dan keTuhanan yang berkebudayaan
1. Sidang BPUPKI Pertama
a. Mr. Muh. Yamin (29 Mei 1945)
1). Peri Kebangsaan
2). Peri Kemanusiaan
3). Peri Ketuhanan
4). Peri Kerakyatan
5). Kesejahteraan Rakyat
b. Prof. Dr. Soepomo (31 Mei 1945)
1). Persatuan
2). Kekeluargaan
3). Keseimbangan Lahir dan Batin
4). Musyawarah
5). Keadilan Rakyat
c. Ir. Sukarno (1 Juni 1945)
1). Kebangsaan
2). Internasionalisme atau Peri Kemanusiaan
3). Mufakat atau Demokrasi
4). Kesejahteraan Sosial
5). Ketuhanan Yang Maha Esa
(dinamakan Pancasila)

Setelah selesai sidang I BPUPKI telah dibentuk Panitia Kecil yang


bertugas menampung saran, usul, dan konsepsi-konsepsi para anggotanya
 Sidang BPUPKI yang kedua tanggal 10 – 16 Juli
1945 membahas tentang wilayah negara, bentuk
negara, rancangan undang-undang dasar,
pernyataan Indonesia merdeka, dll

 Hasil Panitia 9 disetujui dalam Sidang kedua


BPUPKI sebagai rancangan pembukaan hukum
dasar negara
 Tanggal 22 Juni 1945 terbentuk Panitia Sembilan
yang diketuai Ir. Soekarno untuk merumuskan
hasil-hasil sidang BPUPKI

 Panitia Sembilan berhasil merumuskan Usul


Rencana Pembukaan Hukum Dasar yang oleh
Moh. Yamin disebut sebagai Piagam Jakarta atau
Jakarta Charter
Pada tanggal 22 Juni 1945 dibentuk Panitia Sembilan karena kebutuhan untuk
mencari modus antara apa yang disebut golongan Islam dengan apa yang disebut
golongan kebangsaan mengenai soal agama dan negara.
Panitia berhasil mencapai modus itu yang diberi bentuk suatu rancangan pembukaan
hukum dasar yang kemudian dikenal dengan nama (oeh Yamin) “Piagam Jakarta”.
Dalam Piagam Jakarta termaktub konsepsi rumusan dasar negara sebagai berikut :
1. Ke-Tuhanan dengan kewajiban menjalankan syareat islam bagi pemeluk-
pemeluknya
2. Kemanusiaan yang adil dan beradab
Sidang PPKI
 Sidang BPUPKI menghasilkan : 1) pernyataan
Indonesia merdeka, 2) pembukaan UUD yang
dihasilkan Panitia 9, dan 3) rancangan UUD
 Setelah menyelesaikan tugas, BPUPKI dibubarkan
dan dibentuk PPKI pada 9 Agustus. Ketua : Ir.
Soekarno dan wakil ketua : Drs. Moh Hatta.
Jumlah anggota 21 orang dan ditambah 6 orang
lagi dengan representasi dari seluruh Indonesia
 PPKI yang pada mulanya sebagai komite atau
panitia menjadi lembaga perwakilan rakyat
Indonesia dan sebagai pembentuk negara
 Situasi kekosongan pemerintahan di Indonesia
dimanfaatkan oleh para pejuang pergerakan untuk
memproklamasikan kemerdekaan Indonesia pada
tanggal 17 Agustus 1945
 Setelah declaration independent, dilaksanakan
sidang PPKI tanggal 18 Agustus 1945
 Sidang PPKI menghasilkan keputusan penting,
yaitu : 1) mengesahkan UUD yang terdiri dari
pembukaan dan batang tubuh dengan beberapa
perubahan, 2) menetapkan presiden dan wakil
presiden dan 3) membentuk Komite Nasional
Indonesia Pusat
 Rumusan Pancasila dalam pembukaan UUD adalah
syah dan benar karena konstitusional dan dilakukan
oleh pembentuk negara
 Pancasila sejak awal perumusannya sampai akhir
dimaksudkan sebagai dasar (falsafah) negara
Indonesia
 Meskipun istilah Pancasila tidak tersurat dalam
Pembukaan UUD 1945 namun dikenal luas sebagai
dasar negara Indonesia
Pengertian Pancasila
 Secara etimologis, Pancasila berasal dari bahasa
Sansekerta, yaitu “panca” dan “syila” atau “syiila”
 Panca berarti lima, Syila berarti sendi, alas, dasar.
Panca Syiila berarti hal yang bersendi, berdasar,
beralas lima hal
 Panca berarti lima, Syiila berarti peraturan tingkah
laku yang baik. Panca Syiila berarti lima hal
sebagai peraturan/pedoman tingkah laku yang baik
Pengertian Pancasila
 Secara historis adalah konsepsi yang dikemukakan
Soekarno pada tanggal 1 Juni 1945 di hadapan
sidang BPUPKI yang dirancang untuk menjadi
dasar negara Indonesia merdeka di kelak kemudian
hari
 Secara terminologis adalah nama dasar negara dari
Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagaimana
tercantum dalam Pembukaan UUD 1945 aline IV
Pancasila dalam Berbagai Rumusan

Rumusan Muh. Yamin Rumusan Soekarno Rumusan Piagam


Jakarta
1. Peri Kebangsaan 1.Nasionalisme atau Ketuhanan, dengan
kewajiban menjalankan
2. Peri Kemanusiaan Kebangsaan Indonesia
syareat Islam bagi
3. Peri Ketuhanan 2. Internasionalisme atau Peri pemeluk-pemeluknya
4. Peri Kerakyatan Kemanusiaan Kemanusiaan yang adil
dan beradab
5. Kesejahteraan Rakyat 3. Mufakat atau Demokrasi
Persatuan Indonesia
4.Kesejahteraan Sosial Kerakyatan yang dipimpin
5. Ketuhanan Yang Maha Esa oleh hikmat kebijaksanaan
dalam permusyawaratan
perwakilan
Keadilan sosial bagi
seluruh rakyat Indonesia
Pembukaan UUD 1945 Konstitusi RIS UUDS 1950
1. Ketuhanan Yang Maha Esa 1. Ketuhanan Yang Maha Esa 1. Ketuhanan Yang Maha Esa
2. Kemanusiaan yang adil 2. Peri Kemanusiaan 2. Peri Kemanusiaan
dan beradab 3. Kebangsaan 3. Kebangsaan
3. Persatuan Indonesia 4. Kerakyatan 4. Kerakyatan
4. Kerakyatan yang dipimpin 5. Keadilan Sosial 5. Keadilan Sosial
oleh hikmat kebijaksanaan
dalam permusyawaratan
perwakilan
5. Keadilan sosial bagi
seluruh rakyat Indonesia
 Rumusan Pancasila yang syah dan benar
adalah rumusan Pancasila yang terdapat dalam
Pembukaan UUD 1945 alinea IV
 Ditegaskan bahwa Pancasila adalah dasar
negara sebagaimana terdapat dalam
Pembukaan UUD 1945 yang mengandung
makna pula sebagai ideologi nasional (Tap
MPR No XVIII/MPR/1998)
Pancasila sebagai Ideologi Kebangsaan Menjadi
Dasar Negara
 Perubahan rumusan Pancasila sejak dari Pidato Ir.
Soekarno 1 Juni 1945, rumusan Piagam Jakarta 22
Juni 1945, sampai dituangkan dalam alinea keempat
Pembukaan UUD 1945 mencerminkan bahwa pada
mulanya, Pancasila adalah ideologi kebangsaan
 Dengan dituangkannya Pancasila dalam alinea
keempat Pembukaan UUD 1945 maaka Pancasila
terangkat menjadi dasar negara...Kostituering atau
penuangan konstitusional dari Pancasila --
Pranarka
. PROKLAMASI KEMERDEKAAN DAN SIDANG PPKI
Dengan selesainya BPUPKI menyusun Rancangan Undang-undang Dasar maka
selesailah tugas BPUPKI.
Bersamaan dengan keadaan-keadaan perang yang makin memburuk bagi pihak
Jepang dan sebelum pihak Jepang menyerah, pemerintah Jepang di Indonesia
membubarkan BPUPKI dan pada tanggal 9 Agustus 1945 membentuk PPKI yang
beranggotakan 21 orang.
Pada tanggal 15 Agustus 1945 bertepatan dengan meyerahnya Jepang kepada
Sekutu, anggota PPKI bertambah 6 orang.
1. Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945
Setelah Jepang menyerah kepada Sekutu, kesempatan tersebut
dipergunakan sebaik-baiknya pleh para pejuang kemerdekaan bangsa Indonesia
untuk menyatakan kemerdekaannya dengan sebuah Proklamasi yang
dilaksanakan pada tanggal 17 Agustus 1945 di Pegangsaan Timur 56 Jakarta,
pada hari Jumat Legi, jam 10 pagi WIB.
2. Sidang PPKI
a. Sidang Pertama PPKI 18 Agustus 1945, menghasilkan
keputusan-keputusan :
1). Mengesahkan UUD 1945, yang meliputi :
a). Setelah melakukan beberapa perubahan pada
Piagam Jakarta yang kemudian berfungsi sebagai
Pembukaan UUD 1945
b). Menetapkan rancangan Hukum Dasar yang telah
diterima dari Badan Penyelidik pada tanggal 17 Juli
1945
2). Memilih Presiden dan Wakil Presiden yang pertama
3). Menetapkan berdirinya Komite Nasional Indonesia
pusat sebagai badan musyawarah darurat.
b. Sidang Kedua (19 Agustus 1945)
Pada sidang kedua, PPKI berhasil menentukan ketetapan sebagai
berikut :
1). Tentang daerah Propisnsi, dengan pembagian :
a). Jawa Barat
b). Jawa Tengah
c). Jawa Timur
d). Sumatera
e). Borneo
f). Sulawesi
g). Maluku
h). Sunda Kecil
LANJUTAN...
2). Untuk sementara waktu kedudukan Kooti (daerah istimewa) dan sebagainya
diteruskan seperti sekarang
3). Untuk sementara waktu kedudukan kota dan Gemeente (nama pembagian
administratif) diteruskan seperti sekarang
c. Sidang Ketiga (20 Agustus 1945)
Pada sidang ini dilakukan pembahasan tentang Badan Penolong Keluarga Korban
Perang dan keputusan yang dihasilkan salah satunya membentuk Badan Keamanan
Rakyat (BKR).
d. Sidang Keempat (22 Agustus 1945)
Membahas agenda tentang Komite Nasional Partai Nasional Indonesia, yang
berkedudukan di Jakarta.
I. MASA SETELAH PROKLAMASI KEMERDEKAAN
Proklamasi Kemerdekaan dapat mengandung arti :
1. Secara yuridis, proklamasi merupakan saat tidak berlakunya tertib hukum
kolonial, dan saat mulainya tertib hukum nasional.
2. Secara politis ideologis, Proklamasi berarti bangsa Indonesia terbebas dari
penjajahan asing dan memiliki kedaulatan untuk menentukan nasib sendiri dalam
suatu negara Proklamasi Republik Indonesia.

Untuk melawan propaganda Belanda pada dunia internasional, pemerintah Indonesia


mengeluarkan 3 maklumat yang berisi :
1. Memberikan kekuasaan MPR & DPR yang sebelumnya dipegang
Presiden kepada KNIP
2. Demokrasi multi partai dengan pembentukan parpol sebanyak-banyaknya
3. Kabinet Presidensial menjadi Kabinet Parlementer
PEMBENTUKAN REPUBLIK INDONESIA SERIKAT
KMB di Den Haag 27 Desember 1949 sebagai bentuk pemulihan/pengakuan
kedaulatan menghasilkan beberapa keputusan :
1. Menentukan bentuk negara serikat (16 negara bagian)
2. Sifat pemerintahan berdasarkan asas demokrasi liberal
(parlemen)
3. Menghapus jiwa, semangat, dan isi Pembukaan UUD 1945,
Proklamasi sebagai naskah Proklamasi yang terinci
MASA ORDE BARU
Tritura :
1. Pembubaran PKI dan ormas-ormasnya
2. Pembersihan Kabiner dari unsur-unsur G 30 S PKI
3. Penurunan harga

SUPERSEMAR 11 MARET 1966


1. Memulihkan keamanan
2. Membubarkan PKI dan ormas-ormasnya
3. Mengamankan 15 menteri yang indikasi terlibat G 30 S PKI
TERBENTUKNYA NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA TAHUN
1950
Seluruh negara bagian bersatu dalam negara kesatuan dengan Konstitusi
Sementara
1. Sistem multi partai dan kabinet parlementer silih berganti
2. Mukadimah Konstitusi Sementara tidak berhasil mendekati perumusan
otentik Pembukaan UUD 45

DEKRIT PRESIDEN 5 JULI 1959


1. Membubarkan Konstituante
2. Berlaku kembali UUD 1945 dan tidak berlakunya UUDS 1950
3. Dibentuk MPRS dan DPAS
Berdasarkan Dekrit Presiden maka UUD 1945 berlaku kembali di Negara Republik
Indonesia hingga saat ini.
KESIMPULAN

 Proklamasi 17 Agustus 1945 adalah “revolusi


integratif” bangsa dalam membentuk negara
Indonesia bukan pemberiaan Jepang. Pancasila
adalah tawaran di forum politik sebagai dasar
filsafat Indonesia merdeka
 Ada 2 suasana kebatinan yang sangat kental dari telaah

sejarah perumusan filsafat PANCASILA, yaitu :


1. Semangat kebangsaan
2. Jiwa Beragama
Apa sumber materiil Pancasila ?

Anda mungkin juga menyukai