• Ir. Soekarno, dalam Majalah Indonesia Moeda, telah menulis esai berjudul:
“Nasionalisme, Islamisme, dan Marxisme” yang memimpikan persatuan dan sintesis
ideologi-ideologi besar sebagai konstruksi kemerdekaan dan kebangsaan Indonesia.
ZAMAN KEMERDEKAN
1. Peri Kebangsaan
2. Peri Kemanusiaan
3. Peri Ketuhanan
4. Peri Kerakyatan
5. Kesejahteraan Rakyat
Usul yang sedikit lebih sistematis juga
dikemukakan oleh Soepomo. Ia mengemukakan
pentingnya prinsip-prinsip:
• Ketuhanan
• Kemanusian
• Persatuan
• Permusyarawatan
• Keadilan/Kesejahteraan
Ciri-Ciri Dua usul Muhammad Yamin dan Soepomo,
• Kategorisasi-kategorisasi yang dibuat mereka masih banyak
menimbulkan kerancuan-kerancuan juga masih terdapat konsep-konsep
yang masih implisit. Misalnya, oleh Yamin permusaywaratan, perwakilan
dan kebijaksanaan, disebut sebagai dasar negara (dasar yang tiga),
sementara kebangsaan dan kemanusiaan, dan kesejahteraan disebut
sebagai asas. Di bagian lain, perwakilan digolongkan sebagai paham,
sedangkan “kerakhmatan” tuhan tidak jelas digolongkan kemana.
• Selain itu Yamin juga sering mencampur adukkan antara dasar negara
dan bentuk negara. Bahkan yang dimaksud dengan dasar negara oleh
Yamin diartikan “pembelaan negara”. “budi pekerti”, “daerah negara”,
”pendduduk dan putera negara”, “susunan pemerintahan” dan “tentang
hak tanah”. (latif; 2002; 11).
• Soekarno tertantang untuk merumuskan
gagasan tentang dasar negara secara
sistematis, holistik, dan koheren.
• Maka pada tanggal 1 Juni 1945 (pidato
lahirnya pancasila) Ir Soekarno berusaha
menjawab permintaan akan dasar negara.
Soekarno dalam pidatonya tanggal 1 Juni 1945
menjawab tantangan atau pemintaan ketua sidang
BPUPKI tentang philosofische grond-slag seperti
diungkatan dalam larik-larik pidatonya dalam Lima Dasar
• 1. Kebangsaan Indonesia
• 2. Perikemanusiaan/internasionalisme
• 3. Mufakat/Demokrasi
• 4. Kesejahteraan Sosial
• 5. Ketuhanan yang berkebudayaan
Kebangsaan Indonesia
• Yakni sebuah dasar yang “hendak mendirikan
sebuah negara, ‘semua buat semua’. Bukan
buat satu orang untuk satu orang, bukan satu
golongan, baik golongan bangsawan maupun
golongan kaya, tetapi ‘semua buat semua’”.
Perikemanusiaan/Internasionalisme