ISTILAH PANCASILA
Sebelum masyarakat Indonesia mengenal Pancasila, ternyata nilai-nilai
Pncasila sudah hidup didalam keseharian bangsa Indonesia, nilai-nilai
tersebut seperti:
1. Di Indonesia tidak pernah putus-putusnya orang percaya kepada Tuhan,
bukti-buktinya: bangunan peribadatan, kitab suci dari berbagai agama dan
aliran kepercayaan kepada Tuhan Yang Maha Esa, upacara keagamaan pada
peringatan hari besar agama, pendidikan agama, rumah-rumah ibadah,
tulisan karangan sejarah/dongeng yang mengandung nilai-nilai agama. Hal
ini menunjukkan kepercayaan Ketuhanan Yang Maha Esa.
5. Dalam hal Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia, bangsa Indonesia dalam
menunaikan tugas hidupnya terkenal lebih bersifat sosial dan berlaku adil terhadap sesama,
bukti-buktinya adanya bendungan air, tanggul sungai, tanah desa, sumur bersama,
lumbungdesa, tulisan sejarah kerajaan Kalingga, Sejarah Raja Erlangga, Sunan Kalijaga,
Ratu Adil, Jaka Tarub, Teja Piatu, dan sebagainya, penyediaan air kendi di muka rumah,
selamatan, dan sebagainya.
Pancasila sebenarnya secara budaya merupakan
kristalisasi nilai-nilai yang baik-baik yang digali
dari bangsa Indonesia. Adapun kelima sila dalam
Pancasila merupakan serangkaian unsur-unsur tidak
boleh terputus satu dengan yang lainnya.
PANCASILA
Pancasila sendidiri Berasal dari bahasa Sanskerta, yaitu panca yang artinya lima, dan
sila yang berarti asas atau dasar.
Pertama istilah Pancasila diperkenalkan oleh Mpu Tantular pada zaman Majapahit,
dalam tulisannya Sutasoma dan Negarakertagama didalam buku Sutasoma ini, selain
mempunyai arti “Berbatu sendi yang lima” Pancasila juga mempunyai arti
“Pelaksanaan kesusilaan yang lima” (Pancasila Krama) didalam buku sutasoma juga
dikenal dengan istilah “Mo Limo”(kejahatan yang merusak masyarakat) yakni :
1. Dilarang berjudi
2. Dilarang mencuri
3. Dilarang madat (candu,narkoba dll)
4. Dilarang mabuk (minum-minuman keras)
5. Dilarang berzina
PANCASILA YANG DISAHKAN PPKI
SEBAGAI DASAR NEGARA REPUBLIK
INDONESIA
Persatuan Indonesia
Teks naskah proklamasi kemerdekaan Otentik adalah teks naskah proklamasi yang sudah
mengalami perubahan. Teks naskah ini adalah hasil ketikan dari Mohammad Ibnu Sayuti Melik
(seorang tokoh pemuda yang turun andil dalam persiapan proklamasi). Adapun teks naskah
proklamasi Otentik adalah sebagai berikut.
P R O K LAMAS I
Kami bangsa Indonesia dengan ini menjatakan kemerdekaan Indonesia.
Hal-hal jang mengenai pemindahan kekoeasaan d.l.l., diselenggarakan dengan tjara seksama dan
dalam tempo jang sesingkat-singkatnja.
Djakarta, hari 17 boelan 8 tahoen 45
Atas nama bangsa Indonesia.
Soekarno/Hatta.
Kemudian, Sukarni mengusulkan supaya yang menandatangani teks proklamasi tersebut adalah
Soekarno dan Moh. Hatta atas nama bangsa Indonesia.
Makna proklamasi bagi bangsa Indonesia
Teks proklamasi kemerdekaan Indonesia bisa dikatakan sebagai pernyataan untuk merdeka
dari segala bentuk penjajahan bangsa lain kepada bangsa dan negara Indonesia. Proklamasi
kemerdekaan Indonesia adalah jambatan emas yang mengantarkan dan menghubungkan
bangsa Indonesia untuk mencapai masyarakat baru, yakni kehidupan yang bebas tanpa ikatan
dan tekanan.
Proklamasi sendiri merupakan seruan yang bersifat legal (berdasarkan hukum) dan resmi.
Dengan pernyataan proklamasi, maka bangsa Indonesia bisa terbebas dari segala bentuk
penjajahan yang dilakukan bangsa lain.
PANCASILA ERA ORDE LAMA
Terdapat dua pandangan besar terhadap Dasar Negara yang
berpengaruh terhadap munculnya Dekrit Presiden. Pandangan tersebut
yaitu mereka yang memenuhi “anjuran” Presiden/ Pemerintah untuk
“kembali ke Undang- Undang Dasar 1945” dengan Pancasila
sebagaimana dirumuskan dalam Piagam Jakarta sebagai Dasar Negara.
Sedangkan pihak lainnya menyetujui ‘kembali ke Undang-Undang Dasar
1945”, tanpa cadangan, artinya dengan Pancasila seperti yang
dirumuskan dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar yang disahkan
PPKI tanggal 18 Agustus 1945 sebagai Dasar Negara.
Karena Negara Kesatuan Republik Indonesia baru berdiri,Pancasila
belum begitu tertanam didalam kehidupan Berbangsa dan bernegara
masih banyak pemberontakan dan penyimpangan yang tidak sesuai
dengan nilai Pancasila
PANCASILA ERA ORDE BARU
Pancasila dijadikan sebagai political force di samping sebagai kekuatan
ritual.
Instruksi Presiden Nomor 12 tahun 1968 yang menjadi panduan dalam
mengucapkan Pancasila sebagai dasar negara, yaitu:
Pada tanggal 22 Maret 1978 ditetapkan ketetapan (disingkat TAP) MPR
Nomor II/MPR/1978 tentang Pedoman Penghayatan dan Pengamalan
Pancasila (Ekaprasetya Pancakarsa) yang salah satu pasalnya tepatnya
Pasal 4 menjelaskan, “Pedoman Penghayatan dan Pengamalan
pancasila merupakan penuntun dan pegangan hidup dalam kehidupan
bermasyarakat berbangsa dan bernegara bagi setiap warga negara
Indonesia, setiap penyelenggara negara serta setiap lembaga kenegaraan
dan lembaga kemasyarakatan, baik Pusat maupun di Daerah dan
dilaksanakan secara bulat dan utuh”.
Pelaksanaan Pancasila kaku dan otoritarian
PANCASILA ERA REFORMASI
Pancasila yang seharusnya sebagai nilai, dasar moral etik bagi
negara dan aparat pelaksana Negara, dalam kenyataannya
digunakan sebagai alat legitimasi politik. Puncak dari keadaan
tersebut ditandai dengan hancurnya ekonomi nasional, maka
timbullah berbagai gerakan masyarakat yang dipelopori oleh
mahasiswa, cendekiawan dan masyarakat sebagai gerakan
moral politik yang menuntut adanya “reformasi” di segala bidang
politik, ekonomi dan hukum .
ANY QUESTION?
ANKS
For
Your
Attention