Anda di halaman 1dari 6

JAWABAN

1. Pancasila dianggap sebagai suatu sistem filsafat karena mengandung nilai-


nilai dasar budaya luhur bangsa yang mengakar dan mengalir dalam
kebudayaan Indonesia, yang kemudian menjadi pedoman dalam kehidupan
manusia. Pancasila adalah suatu sistem filsafat yang memuat pandangan,
nilai, dan pemikiran yang dapat menjadi substansi dan isi terbentuknya
ideologi Pancasila. Pancasila sebagai suatu sistem filsafat mempunyai ciri
khas yang membedakannya dengan sistem filsafat lain, seperti
materialisme, idealisme, rasionalisme, liberalisme, komunisme, dan lain-
lain.

Pancasila bukan hanya sistem filsafat tetapi juga dasar negara Indonesia
dan falsafah bangsa Indonesia. Pancasila berfungsi sebagai jiwa,
kepribadian, dan pandangan hidup bangsa Indonesia, serta sebagai dasar
negara, dan segala sumber hukum di Indonesia.
(https://fisip.umsu.ac.id/2023/06/21/pancasila-sebagai-sistem-filsafat/)

2. A. Pancasila mempunyai peranan penting dalam sejarah perjuangan


bangsa Indonesia. Pancasila memuat nilai-nilai dasar budaya luhur bangsa
yang mengakar dan mengalir dalam kebudayaan Indonesia, yang
kemudian menjadi pedoman dalam kehidupan manusia.
-Pada Zaman Kutai: ditemukan berupa prasasti yupa yang isinya tulisan,
dalam prasasti tersebut dapat diketahui bahwa saat itu telah ada sistem
pemerintahan kerajaan yang didalamnya mengandung nilai-nilai sosial dan
politik ketuhanan berperngaruh dari kebudayaan dan agama hindu.

-Pada Zaman Sriwijaya: Kerajaan Sriwijaya telah mengembangkan tata


negara dan tata pemerintahan yang mampu menciptakan peraturan-
peraturan yang ditaati oleh rakyat yang berada di wilayah kekuasaannya.

-Pada Zaman Sebelum Kerajaan Majapahit Sebelum kerajaan Makapahit


muncul, yaitu kerajaan di Jawa Tengah dan Jawa Timur sebagai suatu
kerajaan yang memancang nilai-nilai nasionalisme, pada saat kerajaan di
Jawa Tengah muncul sifat yang menunjukkan bahwa mengembangkan
toleransi dan sikap humanisme dalam pergaulan antar manusia.

-Pada Zaman Majapahit Pada zaman itu, agama Hindu dan Budha
merupakan agama yang berkembang dan hidup berdampingan damai
dalam satu kerajaan. Empu Prapanca menulis Negarakertagama tahun
1365 yang terdapat istilah Pancasila. Empu Tantular mengarang buku
sutasoma yang di dalamnya terdapat seloka persatuan nasional yaitu
“Bhinneka Tunggal Ika” yang melambangkan bangsa dan negara indonesia
yang tersusun dari dari berbagai unsur bangsa yang terdiri dari berbagai
macam, suku, adat-istiadat, golongan, kebudayaan dan agama, wilayah
yang terdiri dari beribu-ribu pulau menyatu menjadi bangsa dan negara
indonesia.

-Zaman Penjajahan Belanda dan Jepang


Janji penjajah Belanda tentang Indonesia merdeka hanyalah suatu
kebohongan belaka, sehingga tidak pernah menjadi kenyataan sampai
akhir penjajahan Belanda tanggal 10 Maret 1940. Kemudian penjajah
Jepang masuk ke Indonesia dengan propaganda “Jepang pemimpin Asia,
Jepang saudara tua bangsa Indonesia”.

Karena Jepang terdesak oleh tentara Sekutu. Bangsa Indonesia


diperbolehkan memperjuangkan kemerdekaannya, dan untuk mendapatkan
simpati dan dukungan bangsa Indonesia maka Jepang menganjurkan untuk
membentuk suatu badan yang bertugas untuk menyelidiki usaha-usaha
persiapan kemerdekaan Indonesia yaitu Badan Penyelidik Usaha Persiapan
Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) atau Dokuritsu Zyumbi Tioosakai.
Pada hari itu juga diumumkan sebagai Ketua (Kaicoo) Dr. KRT. Rajiman
Widyodiningrat, yang kemudian mengusulkan bahwa agenda pada siding
BPUPKI adalah membahas tentang dasar negara.
BPUPKI menggelar sidang perdananya pada 29 Mei hingga 1 Juni 1945
yang membahas rumusan dasar negara. Hingga akhir sidang pertama
BPUPKI, kesepakatan mengenai rumusan dasar negara masih belum
tercapai. Oleh karena itu, panitia sembilan akhirnya dibentuk dengan
tujuan menerima dan menengahi berbagai masukan.

Panitia Sembilan dipimpin oleh Ir. Soekarno, dengan Moh. Hatta sebagai
wakilnya.
Pada tanggal 22 Juni 1945, Panitia Sembilan mengadakan pertemuan yang
menghasilkan rumusan dasar negara yang kemudian diwujudkan dalam
hukum dasar yang dikenal sebagai Piagam Jakarta atau Jakarta Charter
dengan isinya yang dapat ditinjau berikut ini.
1. Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-
pemeluknya
2. Kemanusiaan yang adil dan beradab
3. Persatuan Indonesia
4. Kerakyatan yang dipimpin hikmat dan kebijaksanaan dalam
pemusyawaran perwakilan
5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia
Dengan begitu, hasil sidang BPUPKI pertama yakni menyepakati
Pancasila sebagai istilah atau nilai yang digunakan dalam merumuskan
dasar negara. Walaupun demikian, belum lama setelah sidang pertama
akhirnya panitia sembilan menghasilkan Piagam Jakarta yang di dalamnya
memuat rumusan Pancasila.

BPUPKI kembali menggelar sidang resmi untuk kedua kalinya yang


dilaksanakan tanggal 10-17 Juli 1945 di tempat yang sebelumnya untuk
menghelat sidang pertama sama, yakni Gedung Chuo Sangi In (kini
Gedung Pancasila), Jakarta Pusat. Adapun agenda sidang BPUPKI kedua
ini membahas tentang:
1. Rancangan undang-undang dasar.
2. Rancangan bentuk negara, wilayah negara dan kewarganegaraan.
3. Susunan pemerintahan, unitarisme, dan federalisme.

Hasil dari sidang BPUPKI kedua ini merupakan laporan dari pembahasan
yang telah dilakukan oleh panitia-panitia kecil, salah satunya yang
dipaparkan Sukarno selaku Ketua Panitia Perancang Undang-Undang
Dasar.
Ada 3 masalah pokok dalam rancangan Undang-Undang Dasar yang
disampaikan Sukarno di sidang BPUPKI kedua, yaitu:
1. Pernyataan tentang Indonesia Merdeka
2. Pembukaan Undang-Undang Dasar
3. Batang Tubuh Undang-Undang Dasar yang kemudian dinamakan
sebagai "Undang-Undang Dasar 1945"

Pancasila dalam konteks Sejarah Perjuangan Bangsa Indonesia merupakan


cara pandang untuk menilai peristiwa yang melatarbelakangi terbentuknya
NKRI dan dasar negaranya yaitu Pancasila. Pancasila adalah dasar filsafat
negara Indonesia dan memiliki peran yang sangat penting dalam sejarah
perjuangan bangsa Indonesia. Pancasila menjadi pedoman ideologi dan
nilai-nilai yang mendorong gerakan kemerdekaan dan pembentukan
negara Indonesia.
B. Karena Pembentukan Pancasila tersebut tidak terlepas dari sejarah
kerajaan-kerajaan yang ada di nusantara dari zaman hindu, budha, dan
islam. Pancasila menjadi pedoman ideologi dan nilai-nilai yang
mendorong gerakan kemerdekaan dan pembentukan negara Indonesia.
Pancasila digunakan sebagai landasan bersama untuk menggabungkan
berbagai kelompok etnis, agama, dan budaya yang ada di Indonesia. Hal
ini sangat penting karena Indonesia merupakan negara yang terdiri dari
beragam suku dan agama. Pancasila menjadi pemersatu yang mendorong
solidaritas nasional dalam perjuangan merebut kemerdekaan dari
penjajahan.
(Suhendi, S,. (2023). Pengantar Pendidikan Pancasila Edisi Revisi. CV.
Insan Mandiri.)

3. Pancasila bukan hanya sistem filsafat tetapi juga dasar negara Indonesia
dan falsafah bangsa Indonesia. Pancasila berfungsi sebagai jiwa,
kepribadian, dan pandangan hidup bangsa Indonesia, serta sebagai dasar
negara, dan segala sumber hukum di Indonesia.
Sejauh ini belum sejalan karena masih banyak pemimpin atau petinggi di
indonesia yang masih belum paham dan belum bisa menerapkan etika
berpolitik dalam ranah politik, sebagian petinggi malah mementingkan
kepentingan mereka sendiri daripada mementingkan kepentingan
rakyatnya. Contoh Korupsi.

4. Jika kita jabarkan sedikit, maka pemimpin idaman adalah yang


mempunyai kompetensi humaniter, intelektual dan desisional (bijak dalam
membuat keputusan politis). Tetapi jika dalam bidang ekonomi dan
penegakkan hukum ialah Pemimpin yang sudah berpengalaman, yang
sudah biasa mengatur tentang perekonomian negara dan sudah
berpengalaman dalam bidang hukum khususnya politik.
(Suhendi, S,. (2023). Pengantar Pendidikan Pancasila Edisi Revisi. CV.
Insan Mandiri.)

5. Sangat penting karena Indonesia merupakan negara yang beragam dan


banyak sekali perbedaan dalam segi ras, suku bangsa, agama, adat istiadat
dan lain-lain. Jangan sampai keberagaman ini pecah hanya karena kita
tidak bertoleransi antar agama, suku, ras, dan adat istiadat. Contoh Kita
harus toleransi dan menghargai perbedaan kepada mereka yang berbeda
suku, agama, ras dan adat istiadat dengan kita, karena jikalau atau semisal
kita tidak bisa menghargai perbedaan kita pasti mencaci maki, mengolok
olok dan lebih parahnya kita menjelek-jelekkan mereka. Nah darisana
pasti muncul yang namanya konflik, konflik itulah yang menyebabkan
runtuhnya keutuhan di negara kita ini.

6. -Bintang yang memiliki lima sudut melambangkan sila pertama Pancasila,


yaitu Ketuhanan yang Maha Esa. Bintang melambangkan sebuah cahaya
yang dipancarkan oleh Tuhan kepada setiap manusia. Lambang bintang
juga diartikan sebagai sebuah cahaya untuk menerangi Dasar Negara yang
lima.

-Rantai dengan latar belakang warna merah dijadikan sebagai dasar


kemanusiaan yang adil dan beradab. Simbol gambar rantai ini dijadikan
sebagai lambang sila kedua dari pancasila. Makna simbol kedua sila
pancasila adalah manusia Indonesia yang dapat menerapkan nilai
kemanusiaan kedalam bentuk sikap tindak yang mengakui persamaan
derajat, dengan mengembangkan sikap saling menghargai.

-Pohon Beringin digambarkan sebagai negara Indonesia, dimana semua


rakyat Indonesia dapat berteduh dibawah negara Indonesia. Pohon
beringin yang bersifat menjalar kesegala arah dikorelasikan dengan
keagamaan suku bangsa yang menyatu dibawah Indonesia

-Kepala Banteng melambangkan sila keempat pancasila, yaitu kerakyatan


yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan
perwakilan. Kepala banteng melambangkan hewan sosial yang suka
berkumpul, seperti halnya musyawarah, dimana orang-orang harus
berkumpul untuk mendiskusikan sesuatu

-Padi dan Kapas melambangkan sila kelima, yaitu keadilan sosial bagi
seluruh rakyat Indonesia. Padi dan kapas dapat mewakili sila kelima,
karena padi dan kapas merupakan kebutuhan dasar setiap manusia, yakni
pangan dan sandang sebagai syarat mencapai kemakmuran.

Keterkaitannya Dalam Aspek Keluarga, Masyarakat dan Bernegara


-Simbol Bintang: Dalam keluarga, orang tua dapat mengajarkan anaknya
berdoa dan menanamkan nilai-nilai keimanan dan spiritualitas. Dalam
masyarakat, masyarakat dapat menghormati keberagaman keyakinan
agama dan mengedepankan kerukunan antaragama.

-Simbol Rantai: Dalam keluarga, orang tua dapat mendidik anaknya untuk
jujur dan bertanggung jawab. Dalam masyarakat, masyarakat dapat
mengedepankan nilai-nilai keadilan dan keadilan serta menolak korupsi
dan ketidakjujuran.
-Simbol Pohon Beringin: Dalam keluarga, orang tua dapat mengajarkan
anaknya untuk menghargai orang lain dan bekerja sama. Dalam
masyarakat, masyarakat dapat mengedepankan nilai-nilai kerukunan sosial
dan menolak intoleransi dan diskriminasi.

-Simbol Kepala Banteng: Dalam keluarga, orang tua dapat mengajarkan


anaknya untuk menghargai pendapat orang lain dan berpartisipasi dalam
pengambilan keputusan. Dalam masyarakat, masyarakat dapat
mengedepankan nilai-nilai demokrasi dan menolak otoritarianisme dan
penindasan.

-Simbol Padi dan Kapas: Dalam keluarga, orang tua dapat mendidik anak
mereka untuk peduli terhadap orang lain dan memajukan keadilan sosial.
Dalam masyarakat, masyarakat dapat mengedepankan nilai-nilai
kesejahteraan sosial dan menolak kesenjangan dan kemiskinan.
(https://ditsmp.kemdikbud.go.id/mewujudkan-pancasila-dalam-kehidupan-
sehari-hari/)

Anda mungkin juga menyukai