Anda di halaman 1dari 62

TUTORIAL MATERI PANCASILA

I. Pemahaman terhadap ideologi


II. Sejarah perumusan Pancasila
III. Fungsi Pancasila
IV. Implementasi masing-masing sila
PEMAHAMAN TERHADAP IDEOLOGI

 Menurut A Destutt de Tracy “bagian dari falsafah


yang merupakan ilmu yang mendasari ilmu-ilmu lain
‘science of ideas”
 Menurut Dr. Alfian “suatu pandangan atau sistem
nilai yang menyeluruh dan mendalam tentang moral
untuk mengatur tingkah laku dimasyarakat”
 Menurut Karl Marx “sebagai pandangan hidup yang
dikembangkan berdasarkan kepentingan golongan
atau kelas sosial tertentu dalam bidang politik atau
sosial ekonomi”.
 Gunawan Setiardjo “mengemukakan bahwa ideologi
adalah seperangkat ide asasi tentang manusia dan
seluruh realitas yang dijadikan pedoman dan cita-cita
hidup”
 Ramlan Surbakti “ada dua pengertian Ideologi yaitu:
 Ideologi secara fungsional “seperangkat gagasan tentang kebaikan
bersama atau tentang masyarakat dan negara yang dianggap paling baik.
Penggolongan:
 Ideologi yang doktriner bilamana ajaran-ajaran yang terkandung di
dalam Ideologi itu dirumuskan secara sistematis, dan pelaksanaannya
diawasi secara ketat oleh aparat partai atau aparat pemerintah. Sebagai
contohnya adalah komunisme
 Ideologi yang pragmatis, apabila ajaran-ajaran yang terkandung di
dalam Ideologi tersebut tidak dirumuskan secara sistematis dan terinci,
namun dirumuskan secara umum hanya prinsip-prinsipnya, dan Ideologi
itu disosialisasikan secara fungsional melalui kehidupan keluarga, sistem
pendidikan, sistem ekonomi, kehidupan agama dan sistem politik.
Pelaksanaan Ideologi yang pragmatis tidak diawasi oleh aparat partai
atau aparat pemerintah melainkan dengan pengaturan pelembagaan
(internalization), contohnya individualisme atau liberalisme.
 Ideologi secara struktural “sebagai sistem pembenaran, seperti gagasan
dan formula politik atas setiap kebijakan dan tindakan yang diambil oleh
penguasa”.
Contoh Soal:
Seorang ahli yang menyatakan bahwa ideologi “sebagai
pandangan hidup yang dikembangkan berdasarkan
kepentingan golongan atau kelas sosial tertentu dalam
bidang politik atau sosial ekonomi” adalah …
A. A Destutt de Tracy

B. Menurut Karl Marx

C. Gunawan Setiardjo

D. Ramlan Surbakti
SEJARAH PERUMUSAN PANCASILA

A. Masa sebelum kemerdekaan


1. Pada masa kerajaan Kutai, adanya nilai:
nilai sosial politik,

Ketuhanan dalam bentuk kerajaan, kenduri


(selamatan) dan sedekah kepada para Brahmana.
2. Pada masa kerajaan Sriwijaya nilai persatuan,
nilai kemasyarakatan dan ekonomi yang terjalin
satu sama lain dengan nilai internasionalisme
dalam bentuk hubungan dagang.
3. Pada masa kerajaan Majapahit:
 mempersatukan nusantara berdasarkan nilai
religius magis ikatan sosial kekeluargaan.
 Adanya buku Nagarakertagama karangan Prapanca
dan buku Sutasoma karangan Empu Tantular.
Istilah Pancasila di samping mempunyai arti
“berbatu sendi yang lima” (dalam bahasa
Sansekerta), juga mempunyai arti “pelaksanaan
kesusilaan yang lima” (Pancasila Krama), yaitu
 Tidak boleh melakukan kekerasan
 Tidak boleh mencuri
 Tidak boleh berjiwa dengki
 Tidak boleh berbohong
 Tidak boleh mabuk minuman
4. Masa penjajahan Japang
Tahun 1942 Jepang menjajah bangsa Indonesia
Tahun 1944 Jepang secara terus-menerus menderita
kekalahan yang berakhir di bomnya Hirosima-
Nagasaki
Tanggal 7 September 1944 dalam sidang parlemen
Jepang ke-85 perdana menteri Koiso menjanjikan
kemerdekaan bagi Indonesia
5. Masa BPUPKI
Tanggal 29 April 1945 Badan Penyelidik Usaha-
Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia
(BPUPKI/Dokuritsu Zyunbi Tyoosakai) dibentuk
diketuai oleh Dr. Radjiman Widyodiningrat, wakil
ketua R.P. Suroso dan wakil dari Jepang Tuan
Hachibangase
 Sidang Pertama BPUPKI tanggal 29 Mei 1945 – 1 Juni
1945, ada 3 negarawan yang menyampaikan usulan dasar
Negara sebagai berikut:
 Tanggal 29 Mei 1945 Mr. Muhammad Yamin:
 Peri Kebangsaan,
 Peri Kemanusiaan,
 Peri Ketuhanan,
 Peri Kerakyatan, dan
 Kesejahteraan Rakyat.
 Tanggal 31 Mei 1945 Mr. Soepomo:
 Paham negara kesatuan
 Perhubungan negara dan agama
 Sistem badan permusyawaratan
 Sosialisasi negara
 Hubungan antar bangsa
Negara integralistik, yaitu negara yang bersatu dengan
seluruh rakyatnya.
 Tanggal 1 Juni 1945 Ir. Soekarno:
 Nasionalisme (kebangsaan Indonesia),
 Internasionalisme (peri kemanusiaan),
 Mufakat (demokrasi),
 Kesejahteraan sosial, dan
 Ketuhanan Yang Maha Esa (Berkebudayaan)
Konsep dasar Ir. Soekarno dapat diperas menjadi Tri
Sila yaitu menjadi socio-nationalisme, socio-
democratie dan ke-Tuhanan. Dari Tri Sila dapat
diperas menjadi Eka Sila yaitu Gotong Royong. Selain
itu Ir. Soekarno menyatakan bahwa Pancasila sebagai
Philosofische grond-slag yaitu sebagai pundamen,
filsafat, pikiran yang sedalam dalamnya, jiwa, hasrat,
yang sedalam-dalamnya untuk di atasnya didirikan
gedung Indonesia yang kekal dan abadi”.
 Piagam Jakarta tanggal 22 Juni 1945
Panitia kecil/panitia sembilan yang diketuai oleh Ir.
Soekarno berhasil merumuskan Pancasila dengan
sebutan Piagam Jakarta isinya:
 Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syariat
Islam bagi pemeluk-pemeluknya
 Kemanusiaan yang adil dan beradab

 Persatuan Indonesia

 Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat


kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan
 Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia
 Sidang Kedua BPUPKI tanggal 10-17 Juli 1945
Diterimanya Piagam Jakarta sebagai hasil rumusan
Panitia Sembilan, dalam masa sidang BPUPKI kedua
juga dibentuk panitia-panitia Hukum Dasar yang
dikelompokkan menjadi tiga kelompok Panitia
Perancang Hukum Dasar. Sidang lengkap BPUPKI
pada 14 Juli 1945 mengesahkan naskah rumusan
Panitia Sembilan berupa Piagam Jakarta sebagai
Rancangan Mukadimah Hukum Dasar (RMHD) dan
menerima seluruh Rancangan Hukum Dasar (RHD)
pada hari berikutnya, yaitu 16 Agustus 1945 yang
sudah selesai dirumuskan dan di dalamnya termuat
Piagam Jakarta sebagai Mukadimah
6. Pembubaran BPUPKI, pembentukkan Panitia Persiapan
Kemerdekaan Indonesia (PPKI/Dokuritsu Zyunbi Inkai)
Tanggal 9 Agustus 1945 BPUPKI dibubarkan dan dibentuk PPKI
yang diketuai oleh Ir. Soekarno dan wakil ketua Moh. Hatta.
Dalam sidang pertama PPKI, yaitu pada 18 Agustus 1945, berhasil
disahkan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia (UUD
NRI) yang disertai dengan Pembukaan Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia.
Perubahan Rancangan Mukadimah Hukum Dasar (RMHD) dan
Rancangan Hukum Dasar (RHD) yang diprakarsai Moh, Hatta, sila
‘Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi
pemeluk-pemeluknya’, dalam Piagam Jakarta sebagai Pembukaan
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tersebut diubah
menjadi ‘Ketuhanan Yang Maha Esa’. Dengan demikian, Pancasila
menurut Pembukaan UUD 1945 adalah sebagai berikut:
1) Ketuhanan Yang Maha Esa
2) Kemanusiaan yang adil dan beradab
3) Persatuan Indonesia
4) Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan
5) Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia
Contoh Soal:
Perbedaan sila Pancasila dalam Piagam Jakarta dengan
sila Pancasila saat ini terletak pada ….
A. Sila pertama

B. Sila kedua

C. Sila ketiga

D. Sila keempat
FUNGSI PANCASILA
1. Pancasila sebagai sumber nilai
Seluruh tatanan kehidupan masyarakat, bangsa, dan negara
menggunakan Pancasila sebagai dasar moral atau norma dan tolok
ukur tentang baik, buruk, dan benar salahnya sikap
2. Pancasila sebagai dasar negara
Sebagai dasar untuk mengatur pemerintahan dan penyelenggaraan
negara
3. Pancasila sebagai pandangan hidup
Sebagai pedoman atau pegangan dalam membangun bangsa dan
negara agar berdiri kokoh serta dapat mengetahui arah dan
memecahkan masalah IPOLEKSOSBUDHANKAM
4. Pancasila sebagai ligature bangsa Indonesia
Memiliki daya ikat bangsa yang mampu menciptakan suatu bangsa
dan negara yang kokoh dan diterapkan dalam kehidupan sehari-hari
oleh masyarakat
5. Pancasila sebagai jati diri bangsa Indonesia
Nilai-nilai yang berkembang dimasyarakat yang disepakati bersama
yang dijadikan sebagai landasan dinamis bagi bangsa
Contoh Soal
Pancasila berfungsi memiliki daya ikat bangsa yang
mampu menciptakan suatu bangsa dan negara yang
kokoh dan diterapkan dalam kehidupan sehari-hari oleh
masyarakat. Berarti Pancasila berfungsi sebagai …..
A. Pancasila sebagai sumber nilai
B. Pancasila sebagai dasar negara
C. Pancasila sebagai pandangan hidup
D. Pancasila sebagai ligature bangsa Indonesia
IMPLEMENTASI PENGAMALAN
MASING-MASING SILA

Ketuhanan Yang Maha Esa


 Bangsa Indonesia menyatakan kepercayaannya dan ketaqwaannya
terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
 Manusia Indonesia percaya dan taqwa terhadap Tuhan Yang Maha
Esa, sesuai dengan agama dan kepercayaannya masing-masing
menurut dasar kemanusiaan yang adil dan beradab.
 Mengembangkan sikap hormat menghormati dan bekerjasama
antara pemeluk agama dengan penganut kepercayaan yang berbeda-
beda terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
 Membina kerukunan hidup di antara sesama umat beragama dan
kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
 Agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa adalah
masalah yang
menyangkut hubungan pribadi manusia dengan Tuhan Yang Maha
Esa.
 Mengembangkan sikap saling menghormati kebebasan menjalankan
ibadah sesuai dengan agama dan kepercayaannya masing-masing.
 Tidak memaksakan suatu agama dan kepercayaan terhadap Tuhan
Yang Maha Esa kepada orang lain.
Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab
 Mengakui dan memperlakukan manusia sesuai dengan harkat
dan martabatnya sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa.
 Mengakui persamaan derajad, persamaan hak dan kewajiban
asasi setiap manusia, tanpa membeda-bedakan suku,
keturrunan, agama, kepercayaan, jenis kelamin, kedudukan
sosial, warna kulit dan sebagainya.
 Mengembangkan sikap saling mencintai sesama manusia.
 Mengembangkan sikap saling tenggang rasa dan tepa selira.
 Mengembangkan sikap tidak semena-mena terhadap orang lain.
 Menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan.
 Gemar melakukan kegiatan kemanusiaan.
 Berani membela kebenaran dan keadilan.
 Bangsa Indonesia merasa dirinya sebagai bagian dari seluruh
umat manusia.
 Mengembangkan sikap hormat menghormati dan bekerjasama
dengan bangsa lain.
Persatuan Indonesia
 Mampu menempatkan persatuan, kesatuan, serta
kepentingan dan keselamatan bangsa dan negara sebagai
kepentingan bersama di atas kepentingan pribadi dan
golongan.
 Sanggup dan rela berkorban untuk kepentingan negara
dan bangsa apabila diperlukan.
 Mengembangkan rasa cinta kepada tanah air dan bangsa.
 Mengembangkan rasa kebanggaan berkebangsaan dan
bertanah air Indonesia.
 Memelihara ketertiban dunia yang berdasarkan
kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial.
 Mengembangkan persatuan Indonesia atas dasar Bhinneka
Tunggal Ika.
 Memajukan pergaulan demi persatuan dan kesatuan
bangsa.
Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam
Permusyawaratan/ Perwakilan
 Sebagai warga negara dan warga masyarakat, setiap manusia Indonesia
mempunyai kedudukan, hak dan kewajiban yang sama.
 Tidak boleh memaksakan kehendak kepada orang lain.
 Mengutamakan musyawarah dalam mengambil keputusan untuk
kepentingan bersama.
 Musyawarah untuk mencapai mufakat diliputi oleh semangat kekeluargaan.
 Menghormati dan menjunjung tinggi setiap keputusan yang dicapai sebagai
hasil musyawarah.
 Dengan i’tikad baik dan rasa tanggung jawab menerima dan melaksanakan
hasil keputusan musyawarah.
 Di dalam musyawarah diutamakan kepentingan bersama di atas
kepentingan pribadi dan golongan.
 Musyawarah dilakukan dengan akal sehat dan sesuai dengan hati nurani
yang luhur.
 Keputusan yang diambil harus dapat dipertanggungjawabkan secara moral
kepada Tuhan Yang Maha Esa, menjunjung tinggi harkat dan martabat
manusia, nilai-nilai kebenaran dan keadilan mengutamakan persatuan dan
kesatuan demi kepentingan bersama.
 Memberikan kepercayaan kepada wakil-wakil yang dipercayai untuk
melaksanakan pemusyawaratan.
Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia
 Mengembangkan perbuatan yang luhur, yang mencerminkan
sikap dan suasana kekeluargaan dan kegotongroyongan.
 Mengembangkan sikap adil terhadap sesama.
 Menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban.
 Menghormati hak orang lain.
 Suka memberi pertolongan kepada orang lain agar dapat berdiri
sendiri.
 Tidak menggunakan hak milik untuk usaha-usaha yang bersifat
pemerasan terhadap orang lain.
 Tidak menggunakan hak milik untuk hal-hal yang bersifat
pemborosan dan gaya hidup mewah.
 Tidak menggunakan hak milik untuk bertentangan dengan atau
merugikan kepentingan umum.
 Suka bekerja keras.
 Suka menghargai hasil karya orang lain yang bermanfaat bagi
kemajuan dan kesejahteraan bersama.
 Suka melakukan kegiatan dalam rangka mewujudkan kemajuan
yang merata dan berkeadilan sosial.
Contoh Soal:
Bila dalam kehidupan bermasyarakat kita
mengembangkan sikap gotong royong dan kekeluargaan
dengan lingkungan masyarakat sekitar, maka sikap kita
telah mengamalkan sila …
A. Sila I C. Sila III
B. Sila II D. Sila IV
PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI TERBUKA
 Menurut Abdulkadir Besar, Pancasila sebagai Ideologi terbuka
nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila karena bersifat
konseptual dan dinamis.
 Menurut Dr. Alfian, Pancasila sebagai ideologi terbuka karena
memiliki 3 dimensi yaitu:
 Dimensi realitis, adanya nilai-nilai yang hidup dimasyarakat
 Dimensi idealisme, memberikan harapan yang lebih baik
untuk masa depan
 Dimensi fleksibilitas, berkembang mengikuti perkembangan
zaman tanpa merubah nilai-nilai Pancasila

Pancasila sebagai ideologi terbuka tersirat dalam penjelasan UUD


1945, yang pada pokoknya Pancasila sebagai dasar dari UUD 1945
hanya memuat garis-garis besar, sedangkan UU yang
melaksanakan aturan pokok dibuat lebih mudah caranya dapat
diubah dan dicabut.
Contoh Soal:

DALAM PANDANGAN DR. ALFIAN, PANCASILA MERUPAKAN IDEOLOGI


TERBUKA HAL INI DIKARENAKAN PANCASILA MEMILIKI 3 DIMENSI,
YAITU …
A. REALITAS, IDEALISME, DAN FLEKSIBILITAS
B. KONSEPTUAL, DINAMIS, DAN FLEKSIBILITAS
C. KONSEPTUAL, DINAMIS, DAN IDEALISME
D. KONSEPTUAL, REALITAS, DAN IDEALISME
Tahukah Saudara gambar apakah diatas?
Tahukah Saudara masing-masing sila dilambangkan oleh
gambar apa dalam perisai secara berurutan?
TUTORIAL UUD 1945
I. Sejarah UUD
II. UUD yang pernah berlaku di Indonesia
III. Proses amandemen UUD
IV. Isi batang tubuh UUD setelah amandemen
SEJARAH UUD

Tanggal 18 Agustus 1945, Panitia Persiapan


Kemerdekaan Indonesia (PPKI) mengadakan sidang
pertama yang salah satu keputusannya adalah
mengesahkan UUD yang kemudian disebut UUD 1945
Contoh Soal:
Secara resmi pembukaan dan batang tubuh UUD 1945
disahkan pada sidang PPKI tanggal ….
A. 22 Juni 1945 C. 1 Juni 1945
B. 16 Juli 1945 D. 18 Agustus 1945
UUD YANG PERNAH BERLAKU DI INDONESIA

1. UUD 1945 (18 Agustus 1945 – 27 Desember


1949)
 Disahkan tanggal 18 Agustus 1945. Terdiri dari
Pembukaan, Batang Tubuh, dan Penjelasan. Perlu
dikemukakan bahwa Batang Tubuh terdiri atas 16 bab
yang terbagi menjadi 37 pasal, serta 4 pasal Aturan
Peralihan dan 2 ayat Aturan Tambahan
 bentuk Negara: negara kesatuan yang berbentuk republik
 kedaulatan: Majelis Permusywaratan Rakyat (MPR)
adalah sebagai lembaga tertinggi pemegang kedaulatan
rakyat
 sistem pemerintahan: sistem presidensial
 lembaga Negara: Majelis Permusyawaratan Rakyat
(MPR), Presiden, Dewan Pertimbanagan Agung (DPA),
Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), Badan Pemeriksa
Keuangan (BPK), dan Mahkamah Agung (MA)
2. Konstitusi RIS (27 Desember 1949 – 17 Agustus
1950)
Dilatarbelakangi karena hasil KMB 23 Agustus – 2
November 1949 didirikannya Negara Rebublik Indonesia
Serikat.
Terdiri atas Mukadimah yang berisi 4 alinea, Batang
Tubuh yang berisi 6 bab dan 197 pasal, serta sebuah
lampiran.
bentuk Negara: federasi
kedaulatan: Majelis Permusywaratan Rakyat (MPR)
adalah sebagai lembaga tertinggi pemegang kedaulatan
rakyat
sistem pemerintahan: parlementer
lembaga Negara: Presiden, Menteri-Menteri, Senat,
Dewan Perwakilan Rakyat, Mahkamah Agung, Dewan
Pengawas Keuangan
3. UUDS 1950 (17 Agustus 1950 – 5 Juli 1959)
 Dilatarbelakangi karena Mei 1950 terjadi penggabungan
negaranegara bagian dalam negara RIS.
 Kesepakatan tersebut kemudian dituangkan dalam Piagam
Persetujuan tanggal 19 Mei 1950 isinya mengubah negara
serikat menjadi Negara kesatuan sehingga diperlukan suatu
UUD Negara kesatuan
 Tanggal 15 Agustus 1950 ditetapkanlah Undang-Undang
Federal No.7 tahun 1950 tentang Undang-Undang Dasar
Sementara (UUDS) 1950, yang berlaku sejak tanggal 17
Agustus 1950
 Terdiri dari Mukadimah dan Batang Tubuh, yang meliputi 6
bab dan 146 pasal
 bentuk Negara: kesatuan
 sistem pemerintahan: parlementer
 lembaga Negara: Presiden dan Wakil Presiden, Menteri-
Menteri, Dewan Perwakilan Rakyat, Mahkamah Agung, dan
Dewan Pengawas Keuangan
4. UUD 1945 (5 Juli 1959 – 19 Oktober 1999)
 Dilatarbelakangi ”Konstituante (Lembaga Pembuat UUD) yang
bertugas menetapkan UUD Republik Indonesia yang akan
menggantikan UUDS tidak dapat menyelesaikan tugasnya
dikarenakan adanya pertentangan pendapat di antara partai-
partai politik di badan konstituante dan juga di DPR serta di
badan-badan pemerintahan.
 tanggal 5 Juli 1959 Presiden Soekarno mengeluarkan sebuah
Dekrit Presiden yang isinya adalah:
1. Menetapkan pembubaran Konsituante
2. Menetapkan berlakunya kembali UUD 1945 dan tidak
berlakunya lagi UUDS 1950
3. Pembentukan MPRS dan DPAS
 Bentuk Negara, kedaulatan, sistem pemerintahan, dan lembaga
Negara sama dengan UUD 1945 yang disahkan tanggal 18
Agustus 1945.
5. UUD NRI Tahun 1945 Hasil Amandemen (19 Oktober 1999 –
sekarang)
Contoh Soal:
UUD yang berlaku di Indonesia tanggal 27 Desember
1949 – 17 Agustus 1950 adalah ……
A. Konstitusi RIS

B. UUD Sementara

C. UUD 1945
D. UUD 1945 hasil amandemen
PROSES AMANDEMEN UUD

 Dilatarbelakangi karena adanya tuntutan reformasi


dan setelah lengsernya Presiden Soeharto sebagai
penguasa Orde Baru, maka sejak tahun 1999
dilakukan perubahan (amandemen) terhadap UUD
1945.
 Mengalami 4 kali amandamen yaitu pada tahun 1999,
2000, 2001, dan 2002. Penyebutan UUD setelah
perubahan menjadi lebih lengkap, yaitu : Undang-
Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun
1945. Tahapan perubahan
Sidang Umum MPR 1999 tanggal 14-21 Oktober 1999

Pasal yang Perubahan


Dirubah
• 5 ayat 1 • Hak Presiden untuk mengajukan RUU kepada
• Pasal 7 DPR
• Pasal 9 ayat 1 • Pembatasan masa jabatan Presiden dan Wakil
dan 2 Presiden
• Pasal 13 ayat 2 • Sumpah Presiden dan Wakil Presiden
dan 3 • Pengangkatan dan Penempatan Duta
• pasal 14 ayat 1 • Pemberian Grasi dan Rehabilitasi
• pasal 14 ayat 2 • Pemberian amnesty dan abolisi
• pasal 15 • Pemberian gelar, tanda jasa dan kehormatan lain
• Pasal 17 ayat 2 • Pengangkatan Menteri
dan 3 • DPR
• Pasal 20 ayat 1 – • Hak DPR untuk mengajukan RUU
4
• Pasal 21
Sidang Tahunan MPR 2000 tanggal 7-18 Agustus 2000

Pasal Perubahan
yang
Dirubah
• Bab VI • Pemerintahan Daerah
• Bab VII • Dewan Perwakilan Daerah
• Bab IXA • Wilayah Negara
• Bab X • Warga Negara dan Penduduk
• Bab XA • Hak Asasi Manusia
• Bab XII • Pertahanan dan Keamanan
• Bab XV • Bendera, Bahasa, Lambang Negara serta
Lagu Kebangsaan
Sidang Tahunan MPR 2001 tanggal 1-9 November 2001

Pasal Perubahan
yang
Dirubah
• Bab I • Bentuk dan Kedaulatan
• Bab II • MPR
• Bab III • Kekuasaan Pemerintahan
• Bab V Negara
• Bab VIIA • Kementerian Negara
• Bab VIIB • DPR
• Bab VIIIA • Pemilihan Umum
• BPK
• Lembaga Negara: Presiden, Majelis Permusyawaratan Rakyat, Dewan
Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, Badan Pemeriksa
Keuangan, Mahkamah Agung, Mahkamah Konstitusi, dan Komisi
Yudisial
• Perbedaan:
Sebelum Perubahan Hasil Perubahan
1. Jumlah bab 16 1. Jumlah bab 21
2. Jumlah pasal 37 2. Jumlah pasal 73
3. Terdiri dari 49 ayat 3. Terdiri dari 170
ayat.
4. 4 pasal aturan 4. 3 pasal aturan
peralihan peralihan
5. 2 ayat Aturan 5. 2 Pasal Aturan
Tambahan Tambahan
6. Dilengkapi dengan 6. Tanpa penjelasan
penjelasan
 Kesepakatan Dasar: Tidak mengubah Pembukaan UUD 1945, Tetap
mempertahankan NKRI, dan Mempertegas sistem pre-sidensiil
 Hal yang penting dalam amandeman sebagai berikut.
 MPR yang semula sebagai lembaga tertinggi negara dan berada di
atas lembaga negara lain, berubah menjadi lembaga negara yang
sejajar dengan lembaga Negara lainnya, seperti DPR, Presiden,
BPK, MA, MK, DPD, dan Komisi Yudisial.
 pemegang kekuasaan membentuk undang-undang yang semula
dipegang oleh Presiden beralih ke tangan DPR.
 Presiden dan wakil Presiden yang semula dipilih oleh MPR
berubah menjadi dipilih oleh rakyat secara langsung dalam satu
pasangan.
 Periode masa jabatan Presiden dan wakil Presiden yang semula
tidak dibatasi, berubah menjadi maksimal dua kali masa jabatan.
 Adanya lembaga negara yang berwenang menguji undang-undang
terhadap UUD 1945 yaitu Mahkamah Konstitusi.
 Presiden dalam hal mengangkat dan menerima duta dari Negara
lain harus memperhatikan pertimbangan DPR.
 Presiden harus memperhatikan pertimbangan DPR dalam hal
memberi amnesti dan rehabilitasi.
Contoh Soal:
1. UUD 1945 telah mengalami 4 kali amandemen yaitu
pada tahun …
A. 1998, 1999, 2000, 2001

B. 1999, 2000, 2001, 2002

C. 2000, 2001, 2002, 2003

D. 2001, 2002, 2003, 2004

2. Amandemen kedua UUD 1945 pada tahun …


A. 1998 C. 2000
B. 1999 D. 2001
ISI BATANG TUBUH UUD SETELAH AMANDEMEN
BAB I Bentuk dan Kedaulatan
BAB II MPR
BAB III Kekuasaan Pemerintahan Negara
BAB IV Kementerian Negara
BAB V Pemerintah Daerah
BAB VI DPR
BAB VIA DPD
BAB VIB Pemilu
BAB VII Hal Keuangan
BAB VIIA BPK
BAB VIII Kekuasaan Kehakiman
BAB VIIIA Wilayah Negara
BAB IX Warga dan Penduduk
BAB IXA HAM
BAB X Agama
BAB XI Pertahanan dan Keamanan Negara
BAB XII Pendidikan dan Kebudayaan
BAB XIII Perekonomian Nasional dan Kesejahteraan Sosial
BAB XIV Bendera, Bahasa, dan Lembaga Negara, serta Lagu Kebangsaan
BAB XV Perubahan UUD
Aturan Peralihan
Aturan Tambahan
TUTORIAL KEPEGAWAIAN
 Mengenal UU ASN
 Pemahaman Peraturan Kepegawaian, mengenai:
 Formasi, Pengadaan, dan Pengangkatan
CPNS
 Pangkat dan jabatan
 Disiplin dan Kode Etik PNS
 Pemberhentian/Pemberhentian Sementara
PNS
 Penilain Prestasi Kerja Pegawai
 Gaji dan Tunjangan
 Cuti PNS
 Perkawinan dan Perceraian PNS
MENGENAL UU ASN
 BAB IKetentuan Umum
Berisi tentang pengertian, yang perlu diketahui:
 Aparatur Sipil Negara yang selanjutnya disingkat ASN adalah
profesi bagi pegawai negeri sipil dan pegawai pemerintah dengan
perjanjian kerja yang bekerja pada instansi pemerintah
 Pegawai Aparatur Sipil Negara yang selanjutnya disebut Pegawai
ASN adalah pegawai negeri sipil dan pegawai pemerintah dengan
perjanjian kerja yang diangkat oleh pejabat pembina kepegawaian
dan diserahi tugas dalam suatu jabatan pemerintahan atau
diserahi tugas negara lainnya dan digaji berdasarkan peraturan
perundang-undangan.
 Pegawai Negeri Sipil yang selanjutnya disingkat PNS adalah
warga negara Indonesia yang memenuhi syarat tertentu, diangkat
sebagai Pegawai ASN secara tetapoleh pejabat pembina
kepegawaianuntuk menduduki jabatan pemerintahan
 Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang selanjutnya
disingkat PPPK adalah warga negara Indonesiayang memenuhi
syarat tertentu,yang diangkat berdasarkan perjanjian kerja untuk
jangka waktu tertentu dalam rangka melaksanakan tugas
pemerintahan
 Pejabat yang Berwenang adalah pejabat yang
mempunyai kewenangan melaksanakan proses
pengangkatan, pemindahan, dan pemberhentian
Pegawai ASN sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan
 Pejabat Pembina Kepegawaianadalah pejabat yang
mempunyai kewenangan menetapkan pengangkatan,
pemindahan, dan pemberhentian Pegawai ASN dan
pembinaan Manajemen ASN di instansipemerintah
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan
Contoh Soal:
Pejabat yang mempunyai kewenangan melaksanakan
proses pengangkatan, pemindahan, dan pemberhentian
Pegawai ASN sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan dinamakan ….
A. Pejabat yang berwenang

B. Pejabat Pembina Kepegawaian

C. Pejabat Fungsional Umum

D. Pejabat Fungsional Tertentu


 BAB II Asas, Prinsip, Nilai Dasar, Kode Etik, dan Kode
Perilaku
 BAB III Jenis, Status, dan Kedudukan
Pegawai ASN terdiri atas PNS dan PPPK.
 BAB IV Fungsi, Tugas, dan Peran
 BAB V Jabatan ASN
1. Jabatan ASN terdiri atas Administrasi, Fungsional, dan
Pimpinan Tinggi.
2. Jabatan administrasi terdiri dari administrator,
pengawas, dan pelaksana.
3.Jabatan fungsional keahlian (utama, madya, muda, dan
pertama) dan jabatan fungsional keterampilan (penyelia,
mahir, terampil, pemula).
4. Jabatan Pimpinan Tinggi terdiri atas utama, madya,
dan pratama.
 BAB VI Hak dan Kewajiban
1. PNS berhak memperoleh:
a. gaji, tunjangan, dan fasilitas;
b. cuti;
c. jaminan pensiun dan jaminan hari tua;
d. perlindungan; dan
e. pengembangankompetensi
2. PPPK berhak memperoleh:
a. gaji dan tunjangan;
b. cuti;
c. perlindungan; dan
d. pengembangan kompetensi
BAB VII Kelembagaan
Presiden selaku pemegang kekuasaan pemerintahan
merupakan pemegang kekuasaan tertinggi dalam kebijakan,
pembinaan profesi, dan Manajemen ASN
Presiden memberikan delegasi kepada:
Kemenpan dan RB, dalam hal perumusan dan penetapan
kebijakan, koordinasi dan sinkronisasi kebijakan, serta
pengawasan atas pelaksanaan kebijakan ASN.
KASN, berkaitan dengan kewenangan monitoring dan evaluasi
pelaksanaan kebijakan dan Manajemen ASN untuk menjamin
perwujudan Sistem Merit serta pengawasan terhadap
penerapan asas serta kode etik dan kode perilaku ASN
LAN, berkaitan dengan kewenangan penelitian, pengkajian
kebijakan Manajemen ASN, pembinaan,dan penyelenggaraan
pendidikan dan pelatihan ASN
BKN, berkaitan dengan kewenangan penyelenggaraan
Manajemen ASN, pengawasan dan pengendalian pelaksanaan
norma, standar, prosedur, dan kriteria Manajemen ASN
BAB VIII Manajemen PNS
A. Manajemen PNS meliputi:
a. penyusunan dan penetapan kebutuhan
penyusunan kebutuhan jumlah dan jenis jabatan PNS berdasarkan
analisis jabatan dan analisis beban kerja yang dilakukan untuk jangka
waktu 5 (lima) tahun yang diperinci per 1 (satu) tahun berdasarkan
prioritas kebutuhan
kebutuhan jumlah dan jenis jabatan PNS secara nasional ditetapkan oleh
Menpan RB
 b. pengadaan
Pengadaan PNS untuk mengisi kebutuhan Jabatan Administrasi dan/atau
Jabatan Fungsional
tahapan perencanaan, pengumuman lowongan, pelamaran, seleksi,
pengumuman hasil seleksi, masa percobaan, dan pengangkatan menjadi
PNS
seleksi melalui 3 (tiga) tahap yaitu seleksi administrasi, seleksi
kompetensi dasar, dan seleksi kompetensi bidang
Peserta yang lolos seleksi diangkat menjadi calon PNS dengan keputusan
PPK dan masa percobaan dilaksanakan selama 1 tahun
CPNS diangkat menjadi PNS jika memenuhi syarat lulus pendidikan dan
pelatihan; dan sehat jasmani dan rohani jika tidak memenuhi syarat maka
diberhentikan sebagai calon PNS
c. pangkat dan jabatan
 PNS diangkat dalam pangkat dan jabatan tertentu.
 PNS dapat berpindah antar dan antara Jabatan Pimpinan
Tinggi, Jabatan Administrasi, dan Jabatan Fungsional di
Instansi Pusat dan Instansi Daerah berdasarkan
kualifikasi, kompetensi, dan penilaian kinerja
d. pengembangan karier
 Pengembangan karier PNS dilakukan berdasarkan
kualifikasi, kompetensi, penilaian kinerja, dan kebutuhan
Instansi Pemerintah
e. pola karier
f. promosi
 Setiap PNS yang memenuhi syarat mempunyai hak yang
sama untuk dipromosikan ke jenjang jabatan yang lebih
tinggi berdasarkan syarat yang ditentukan
g. mutasi
 Setiap PNS dapat dimutasi tugas dan/atau lokasi dalam 1 (satu)
Instansi Pusat, antar-Instansi Pusat, 1 (satu) Instansi Daerah,
antar-Instansi Daerah, antar-Instansi Pusat dan Instansi
Daerah, dan ke perwakilan Negara Kesatuan Republik Indonesia
di luar negeri.
 Mutasi PNS dalam satu Instansi Pusat atau Instansi Daerah
dilakukan oleh Pejabat Pembina Kepegawaian.
 Mutasi PNS antarkabupaten/kota dalam satu provinsi ditetapkan
oleh gubernur setelah memperoleh pertimbangan kepala BKN.
 Mutasi PNS antarkabupaten/kota antarprovinsi, dan antar
provinsi ditetapkan Mendagri setelah memperoleh pertimbangan
kepala BKN.
 Mutasi PNS provinsi/kabupaten/kota ke Instansi Pusat atau
sebaliknya, ditetapkan oleh kepala BKN.
 Mutasi PNS antar-Instansi Pusat ditetapkan oleh kepala BKN.
 Mutasi PNS dilakukan dengan memperhatikan prinsip larangan
konflik kepentingan
h. penilaian kinerja
i. penggajian dan tunjangan
 Gaji dibayarkan sesuai dengan beban kerja,
tanggungjawab, dan resiko pekerjaan dilakukan secara
bertahap.
 Selain gaji PNS juga menerima tunjangan dan fasilitas.
Tunjangan terdiri darim tunjangan kinerja (berdasarkan
pencapaina kerja) dan tunjangan kemahalan (dibayarkan
sesuai dengan tingkat kemahalan berdasarkan indeks
harga yang berlaku di daerah masing-masing)
j. penghargaan
 PNS yang telah menunjukkan kesetiaan, pengabdian,
kecakapan, kejujuran, kedisiplinan, dan prestasi kerja
dalam melaksanakan tugasnya dapat diberikan
penghargaan berupa tanda kehormatan, kenaikan pangkat
istimewa, kesempatan prioritas untuk pengembangan
kompetensi, dan/atau kesempatan menghadiri acara resmi
dan/atau acara kenegaraan
k. disiplin
l.pemberhentian;
 PNS diberhentikan dengan hormat karena:
a. meninggal dunia;
b. atas permintaan sendiri;
c. mencapai batas usia pensiun;
d. perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pensiun dini;
e. tidak cakap jasmani dan/atau rohani sehingga tidak dapat menjalankan
tugas dan kewajiban.
 PNS dapat diberhentikan dengan hormat atau tidak diberhentikan karena
dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana dengan hukuman
pidana penjara paling singkat 2 (dua) tahun dan pidana yang dilakukan
tidak berencana.
 PNS diberhentikan dengan hormat tidak atas permintaan sendiri karena
melakukan pelanggaran disiplin PNS tingkat berat.
 PNS diberhentikan tidak dengan hormat karena:
a. melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan Undang-Undang
Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;
b. dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan
yang telah memiliki kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana
kejahatan jabatan atau tindak pidana kejahatan yang ada hubungannya
dengan jabatan dan/atau pidana umum;
c. menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
atau
d. dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang
telah memiliki kekuatan hukum tetap karena melakukan
tindak pidana dengan pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan pidana yang dilakukan dengan berencana.
 PNS diberhentikan sementara, apabila:
a. diangkat menjadi pejabat negara;
b. diangkat menjadi komisioner atau anggota lembaga
nonstruktural; atau
c. ditahan karena menjadi tersangka tindak pidana.
 Batas usia pensiun yaitu:
a. 58 (lima puluh delapan) tahun bagi Pejabat Administrasi;
b. 60 (enam puluh) tahun bagi Pejabat Pimpinan Tinggi;
c. sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
bagi Pejabat Fungsional
 m. jaminan pensiun dan jaminan hari tua
 PNS diberikan jaminan pensiun apabila:
a. meninggal dunia;
b. atas permintaan sendiri dengan usia dan masa kerja
tertentu;
c. mencapai batas usia pensiun;
d. perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang
mengakibatkan pensiun dini; atau
e. tidak cakap jasmani dan/atau rohani sehingga tidak dapat
menjalankan tugas dan kewajiban.
n.perlindungan.
 Pemerintah wajib memberikan perlindungan berupa:
a. jaminan kesehatan;
b. jaminan kecelakaan kerja;
c. jaminan kematian; dan
d. bantuan hukum.
 BAB IX Pengisian Jabatan Pimpinan Tinggi
 BAB X Pegawai ASN yang Menjadi Pejabat
Negara
 BAB XI Organisasi
 BAB XII Sistem Informasi ASN
 BAB XIII Penyelesaian Sengketa
 BAB XIV Ketentuan Peralihan
 BAB XV Ketentuan Penutup
MENGENAL PERATURAN KEPEGAWAIAN
Disiplin dan Kode Etik PNS
 17 kewajiban dan 15 larangan. Yang perlu
diperhatikan masuk kerja dan menaati ketentuan
jam kerja.
 Yang dimaksud dengan kewajiban untuk “masuk
kerja dan menaati ketentuan jam kerja” adalah
setiap PNS wajib datang, melaksanakan tugas, dan
pulang sesuai ketentuan jam kerja serta tidak berada
di tempat umum bukan karena dinas. Apabila
berhalangan hadir wajib memberitahukan kepada
pejabat yang berwenang.
 Keterlambatan masuk kerja dan/atau pulang cepat
dihitung secara kumulatif dan dikonversi 7 ½ (tujuh
setengah) jam sama dengan 1 (satu) hari tidak masuk
kerja
Cuti PNS
 Jenis Cuti Cuti Tahunan, Cuti Besar, Cuti Sakit, Cuti
Bersalin, Cuti Karena Alasan Penting, dan Cuti Diluar
Tanggungan Negara
 Cuti Tahunan:
 Telah bekerja minimal 1 tahun.
 Lamanya 12 hari kerja dikurangi cuti bersama.
 Tidak kurang dari 3 hari kerja.
 Dapat digabungkan dengan cuti bersama.
 Izin mengurangi hak cuti tahunan.
 Digabung dg tahun sebelumnya maksimal 18 hari kerja
dikurangi cuti bersama.
 Digabung dg tahun-tahun sebelumnya maksimal 24 hari
kerja dikurangi cuti bersama.
 Dijalankan ditempat sulit perhubungannya ditambah 14
hari kalender.
 Dapat ditangguhkan untuk paling lama 1 tahun.
Cuti Besar:
 Telah bekerja sekurang-kurangnya 6 tahun.
 Paling lama 3 bulan.
 Akan atau telah menjalani cuti besar tidak berhak lagi atas
cuti tahunan dalam tahun yang bersangkutan.
 Dapat ditangguhkan pelaksanaanya untuk paling lama 2
tahun, apabila kepentingan dinas mendesak.
Cuti Sakit:
 Sakit 1 – 2 hari, harus memberitahu atasan dengan atau
tanpa surat keterangan dokter.
 Sakit 3 – 14 hari, harus mengajukan permintaan secara
tertulis dg melampirkan surat keterangan dokter.
 Sakit diatas 14 hari, harus mengajukan permintaan secara
tertulis dg melampirkan surat keterangan dokter Tim
Penguji Kesehatan (TPK).
 Cuti sakit diberikan paling lama 1 tahun dan berdasarkan
surat keterangan dokter TPK dapat ditambah untuk paling
lama 6 bulan.
Cuti Bersalin:
 Untuk persalinan anak kesatu, kedua, dan ketiga.
 Lamanya 1 bulan sebelum persalinan dan 2 bulan setelah
persalinan.
Cuti Penting:
 Paling lama 2 bulan, karena:
 ibu, bapak, isteri/suami, anak, adik, kakak, mertua, atau
menantu sakit keras/meninggal dunia;
 salah seorang anggota keluarga di atas meninggal dunia;
 melangsungkan perkawinan yang pertama; dan
 terjadinya kondisi force majeur.
CLTN:
 Telah bekerja paling kurang 5 tahun secara terus-menerus.
 Diberikan untuk paling lama 3 tahun dan dapat
diperpanjang paling lama 1 tahun.
Perkawinan dan Perceraian PNS
Kewajiban:
 Laporan Perkawinan, paling lambat 1 tahun
 Laporan Perceraian, paling lambat 1 bulan
 Izin:
 pria yang akan beristri lebih dari seorang;
 wanita tidak diizinkan untuk menjadi istri kedua/ketiga/keempat;
 Akan melakukan perceraian dan berkedudukan sebagai Penggugat.
 Keterangan:
 akan melakukan perceraian dan berkedudukan sebagai tergugat dalam waktu 6 hari
sejak menerima gugatan.
 Apabila perceraian atas kehendak PNS pria, maka wajib menyerahkan sebagian
gajinya:
 1/3 gaji untuk PNS pria;
 1/3 untuk bekas istrinya;
 1/3 untuk anaknya.
 Apabila perkawinan tidak menghasilkan anak, maka gaji dibagi dua, yaitu ½ untuk
PNS pria dan ½ untuk bekas istrinya.

Larangan:
 Dilarang hidup bersama dengan wanita yang bukan istrinya atau dengan pria yang
bukan suaminya sebagai suami istri tanpa ikatan perkawinan yang sah.
Referensi
 UU No. 5 Tahun 2014
 PP No. 97 Tahun 2000 jo. PP No. 54 Tahun 2003 jo. PP No.
PP No. 98 Tahun 2000 jo. PP No. 11 Tahun 2002
 PP No. 99 Tahun 2000 jo. PP No. 12 Tahun 2002
 PP No. 100 Tahun 2000 jo. PP No. 13 Tahun 2012
 PP No. 53 Tahun 2010 jo. PP No. 24 Tahun 2011 jo. Perka
BKN No. 21 Tahun 2010 jo. Perka BPS No. 55 Tahun 2012
jo. Perka BPS No. 77 Tahun 2012
 UU No. 11 Tahun 1969 jo. PP No. 32 Tahun 1979 jo. PP No.
4 Tahun 1966 jo. SE BAKN No. 4 Tahun 1980
 PP No. 46 Tahun 2011 jo. Perka BKN No. 1 Tahun 2013
 PP No. 7 Tahun 1977
 PP No. 24 Tahun 1976 jo. SE BAKN No. 01/SE/1977 jo.
Perka BPS No. 38 Tahun 2013
 PP No. 10 Tahun 1983 jo. PP No. 45 Tahun 1990 jo. SE
BAKN No. 48 Tahun 1990
Contoh Soal:
1. Jabatan ASN terdiri atas, kecuali …
A. Jabatan funJabatan fungsional umum
B. gsional
C. Jabatan adminisrasi
D. Jabatan pimpinan tinggi
2. Yang berwenang mencabut izin penyelenggaraan
pendidikan dan latihan Pegawai ASN yang
melanggar ketentuan peraturan perundang-
undangan adalah …
A. KemenPAN dan RB
B. Pejabat Pembina kepegawaian
C. LAN
D. BKN
3. Yang berwenang menetapkan kebutuhan jumlah dan
jenis jabatan PNS secara nasional adalah ….
A. Presiden
B. Kepala BKN
C. Menteri PAN dan RB
D. Ketua LAN

Anda mungkin juga menyukai