Anda di halaman 1dari 9

``

Standart Kompetensi :
Menampilkan sikap positif terhadap pancasila sebagai ideologi terbuka.
Kompetensi Dasar :
1. Mendiskripsikan Pancasila sebagai ideologi terbuka
2. Menganalisis Pancasila sebagai sumber nilai dan paradigma pembangunan
3. Menampilkan sikap positif terhadap pancasila sebagai ideologi terbuka.

Ringkasan Materi :
1. Pengertian ideologi :
Secara etimologis (tinjauan kata) ideology berasal dari kata Idea yang berarti gagasan, konsep,
pengertian dasar, cita-cita. dan Logos yang berarti Ilmu / Pengetahuan. Secara terminologis
(tinjauan bahasa) Ideologi adalah :
 ”Ilmu yang diyakini kebenarannya yang disusun secara sistematis dan diberi petunjuk
pelaksanaannya dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara”.
 Ilmu tentang terjadinya cita-cita, gagasan atau buah pikiran
 Seperangkat gagasan atau pemikiran yang berorientasi pada yang diorganiser menjadi
suatu sistem yang teratur.
Pada dasarnya ideologi secara konseptual meliputi :
@ Ilmu yang diyakini kebenarannya
@ Susunannya sistematis
@ Sebagai petunjuk dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara

Beberapa pendapat para ahli mengenai Ideologi :


1. NicolloMachiavelli (1469-1527) “Siasat Berpolitik Praktis”
Dalam bukunya yang berjudul Il Principle yang yang berarti Sang Penguasa
disampaikan bahwa ideologi adalah“Pengetahuan mengenai cara menyembunyikan
kepentingan, mendapatkan serta mempertahankan kekuasaan dengan memanfaatkan
konsepsi-konsepsi keagamaan dan tipu daya”.
2. Antoine Destut de Tracy (1754-1856) : “Ilmu tentang Ide-ide”
Melalui tulisannya yang termasyur dalam bukunya yang berjudul Les Elemens de I’ideologie
de Tracy adalah orang yang pertama kali menggunakan istilah ideologi. Menurutnya ideologi
adalah “ ilmu mengenai gagasan atau tentang ide-ide” yaitu ilmu pengetahuan yang tepat
mengenai dan yang mengatasi prasangka-prasangka agama maupun metafisika. Ideologi
pada dasarnya adalah berisi dua hal yaitu Ide yang sehat dan ide yang tidak sehat.
ide yang sehat adalah yang sesuai dengan realitas dan sejalan dengan akal budi

sebaliknya ide yang tidak sehat adalah ide yang tidak sesuai dengan realitas dan
bertentangan dengan akal budi atau yang dia sebut gagasan palsu. Atau dapat disimpulkan
bahwa ideologi itu harus ada gunanya dalam kehidupan sehari-hari untuk memberikan
patokan/pedoman untuk melakukan perbaikan.(Gagasan palsu disini adalah gagasan yang
bersumber dari agama/nilai-nilai agama)
3. Karl Marx (1818-1883) : “Kesadaran Palsu”
Didalam bukunya yang berjudul Die Dutch Ideologie (Ideologi Jerman) Marx memahami
ideologi berbalik dari de Tracy, bagi de Tracy ideologi adalah gagasan yang sehat yang sesuai
relitas . Sebaliknya menurut Marx ideologi adalah sebuah kesadaran palsu hal itu dikarenakan
ideologi adalah hasil pemikiran sekelompok orang pemikir yang punya kepentingan-
kepentingan maka hasil pemikirannya pun tak lebih dari sebuah pengandaian-pengadaian
spekulatif atau khayalan. (kelompok pemikir disini adalah kelas penguasa, yang memaksakan
idenya kepada masyarakat). Pengadaian spekulatif sendiri dapat berupa agama, moralitas atau
keyakinan politik, meskipun spekulatif pengadaian tersebut dianggap kenyataan.
4. Louis Altushur (1918- ) : “Idelogi adalah Pedoman Hidup”
Menurut althusur ideologi memang berisi gagasan spekulatif tapi bukan berarti merupakan
kesadaran palsu sebab gagasan tersebut digunakan untuk memberikan gambaran tentang
bagaimana manusia semestinya menjalankan hidup (Pedoman hidup. Dengan kata lain setiap
orang membutuhkan ideologi sebab, Setiap orang memiliki keyakinan tentang bagaimana
semestinya ia menjalankan kehidupannya.

Dari keempat pemahaman mengenai ideologi tersebut dapat disimpulkan bahwa ideologi
punya dua persepsi yaitu ideologi dapat menjadi sesuatu yang baik manakala mampu
menjadi pedoman hidup menuju kehidupan yng lebih baik dan sebaliknya ideologi menjadi
sesuatu yang buruk ketika ideologi tsb dijadikan alat untuk menyembunyikan kepentingan
penguasa.

2. Sejarah Perumusan Pancasila sebagai ideology


Proses lahirnya Pancasila sebagai ideology dimulai ketika kedudukan bangsa Jepang di
Asia Timur Raya mulai melemah termasuk di Indonesia maka sebagai bagian dari upaya untuk
menutupi keadaan itu dan untuk menarik simpati bangsa Indonesia maka pemerintah Jepang
menjanjikan kemerdekaan pada bangsa Indonesia, untuk itu dibentuklah Dokuritsu zyumbi
tyoosakai (BPUPKI) yang beranggotakan 62 orang dengan ketuanya Dr. Radjiman
Widyadiningrat yang dibantu oleh 2 orang wakil satu berasal dari Indonesia dan seorang lagi
dari Jepang (Ichibangase). Setelah terbentuk maka BPUPKI segera melaksanakan Agendanya
untuk membentuk dasar negara sebagai bagian dari persiapan kemerdekaan bangsa Indonesia
berupa sidang-sidang.
Sidang ke-1 BPUPKI tanggal 29 Mei s/d 1 Juni 1945, menghasilkan konsep dasar
negara yang dikemukakan oleh tiga orang, yakni :

1. Mr. M. Yamin dengan gagasannya :


1. Peri Kebangsaan
2. Peri Kemanusiaan
3. Peri Ketuhanan Lisan
4. Peri Kerakyatan
5. Kesejahteraan rakyat

1. Ketuhanan Yang Maha Esa


2. Kebangsaan Persatuan Indonesia
3. Rasa Kemanusiaan yang adil dan beradab
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan
perwakilan.
5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia
(# Tertulis)
2. Mr. Soepomo
1. Paham negara persatuan
2. Perhubungan negara dan agama
3. Sistem badan permusyawaratan
4. Sosialisasi negara
5. Hubungan antar bangsa yang bersifat Asia Timur Raya
3. Ir. Soekarno
1. Kebangsaan Indonesia
2. Internasionalisme dan perikemanusiaan
3. Mufakat Demokrasi Trisila : - Socio Nasionalisme
4. Kesejahteraan sosial - Mufakat
5. Ketuhanan yang berkebudayaan - Demokrasi
Selanjutnya trisila diperas jadi eka sila yaitu gotong royong
Tgl. 1 Juni adalah hari lahirnya istilah Pancasila dari Ir. Sukarno, yang mana istilah tersebut
berasal dari kawan beliau seorang ahli bahasa.
Sampai dengan berakhirnya sidang BPUPKI belum di dapat kata sepakat tentang dasar
Indonesia merdeka antara kelompok nasionalis dan kelompok agama sehingga pada tanggal 22
Juni 1945 9 orang anggota BPUPKI yang tinggal di Jakarta yang selanjutnya disebut panitia
sembilan, yang terdiri dari “Ir. Soekarno, Drs. Moh. Hatta, Muh. Yamin, Subardjo, A.A
Maramis, Abdul Kahar Muzakir, Wakhid Hasyim, Abikusno Tjokro sujoso, K.H Agus
Salim) menghasilkan piagam Jakarta.yang berisi :
1. Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syariat islam bagi pemeluk-pemeluknya
2. Kemanusiaan yan adil dan beradab
3. Persatuan Indonesia
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan
perwakilan
5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia

Sidang kedua BPUPKI Tgl. 10-17 Juli 1945 menghasilkan Rancangan UUD, yang
mana isi Piagam Jakarta dijadikan usul pembukaan UUD. Kronologis atau rentetan
peristiwanya adalah sebagai berikut :
1.Ketua BPUPKI membentuk panitia perancang UUD yang diketuai Ir. Soekarno. Selanjutnya
Soekarno membentuk panitia kecil yang beranggotakan 7 orang yang diketuai Soempomo
untuk membuat rancangan UUD
2.Tgl. 11 Juli 1945 panitia perancang membicarakan rancangan pembukaan UUD
3.Tgl. 13 Juli 1945 Hasil kerja panitia kecil dibicarakan dan diterima oleh panitia perancang
4.Tgl. 14 - 15 Juli 1945 sidang BPUPKI membicarakan rancangan pembukaan UUD dan
menerima dg sedikit perubahan.
5.Tgl. 16 Juli 1945 rancangan UUD tsb diterima secara bulat. Dari sini tugas BPUPKI
berakhir dan di bentuk lagi PPKI tanggal 7 Agustus 1945 yang terdiri dari 21 orang dengan
ketua Ir. Soekarno dan Muh. Hatta sebagai wakil.
6.Tgl. 18 Agustus 1945 PPKI bersidang dengan menghasilkan keputusan :
a. Mengesahkan Pembukaan UUD ’45
b. Mengesahkan UUD ’45
c. Memilih Presiden dan Wapres
d. Menetapkan bahwa sementara waktu presiden dan wapres dibantu oleh sebuah Komite
Nasional.
Mengenai polemik rumusan definitif pancasila yang benar adalah rumusan yang telah
ditetapkan PPKI tanggal 18 Agustus 1945. ( Pancasila yang terdapat dalam Pemb UUD’45),
yg diperkuat dengan INPRES No.12 Th. 1968.

@ Fungsi Pancasila sebagai Ideologi


 Mempersatukan bangsa, memelihara dan mengukuhkan persatuan dan kesatuan
bangsa.
 Membimbing dan mengarahkan bangsa menuju tujuannya (pada pemb. UUD’45)
 Memberikan tekad untuk memelihara dan mengembangkan identitas bangsa
 Menyoroti dan mengkritisi kenyataan yang ada dalam upaya mewujudkan cita-cita
yang terkandung dalam pancasila.
3. Pancasila sebagai Ideologi terbuka
Pancasila sebagai idelogi terbuka artinya bahwa ”pancasila sebagai ideologi negara
mampu menerima atau menyerap nilai2, ide, atau gagasan lain yang berasal dari luar
asalkan tidak bertentangan dengan nilai-nilai pancasila yang telah diyakini kebenarannya
dan diterima oleh bangsa Indonesia”
Ciri-ciri Pancasila sebagai ideologi terbuka antara lain:
 Pancasila adalah pandangan hidup yang berakar pada kesadaran masyarakat Indonesia
 Isi pancasila tidak langsung operasional (Masih dapat menimbulkan penafsiran2)
 Pancasila bukan ideologi yang membelenggu kebebasan dan tanggung jawab
masyarakat
 Pancasila bukan ideologi totaliter
 Pancasila menghargai Pluraritas/Kemajemukkan

Perbedaan ideologi yang bersifat terbuka dan tertutup :


Idelogi terbuka :
 Merupakan kekayaan moral, rohani, dan budaya masyarakat(original) jadi merupakan
konsensus sebagai suatu bangsa bukan pemikiran sekelompok orang
 Isinya tidak langsung operasional sehingga tiap generasi dapat menggali falsafah dan
mencari implikasi yang tepat sesuai dengan situasi di jamannya (prinsip kekinian)
 Menghargai HAM dan Pluraritas
 Pelaksanaanya tidak totaliter
Iideologi tertutup kebalikan dari ideologi terbuka.
Menurut Dr. Alfian, kekuatan ideologi bergantung pada tiga dimensi, yaitu :
 1. Dimensi Realita yaitu, ”nilai-nilai sebuah ideologi haruslah merupakan suatu realitas
yang terjadi pada masyarakat pada waktu pembuatannya.
 2. Dimensi Idealisme yaitu, ” nilai-nilai idealisme yang ada pada suatu ideologi
sebagai suatu ideologi haruslah ideal dan mampu mengantarkan bangsa dalam meraih
masa depannya”
 3. Dimensi Fleksibilitas yaitu, ” Nilai-nilai yang ada pada ideologi memiliki keluwesan
untuk mampu beradaptasi atau menyesuaikan diri dengan tantangan perkembangan
jaman”.

4. Pancasila sebagai sumber nilai dan Paradigma pembangunan Nasional

@ Sebagai sumber nilai


Nilai adalah Sesuatu yang berharga, berguna, yang indah, yang memperkaya

bathin, yang menyadarkan manusia akan harkat dan martabatnya (Laboratorium

Pancasila IKIP Malang)


Nilai adalah Ide tentang apa yang baik, benar, bijaksana, dan apa yang berguna

sifatnya lebih abstrak dari norma (Kamus ilmiah Populer)

Nilai adalah bukan keinginan, tetapi apa yang diinginkan. Artinya tidak

sekedar diharapkan tetapi diupayakan sebagai sesuatu yang pantas bagi diri

pribadi dan orang lain (C. KLUCKHON).

Nilai-nilai yang ada pada pancasila sebagai sumber nilai meliputi :

1. Nilai Dasar yaitu, Pancasila memuat lima nilai dasar tentang penyelenggaraan

negara yang meliputi lima sila. (universal/umum)

2. Nilai Instrumental yaitu : Merupakan penjabaran dari nilai dasar, dimana nilai

itu berlaku untuk kurun waktu tertentu dan kondisi tertentu sesuai tuntutan

jaman.

3. Nilai Praksis yaitu, : Merupakan penjabaran dari nilai instrumental dalam

situasi konkret pada tempat tertentu dan situasi tertentu sifatnya amat

dinamis dilaksanakan dalam praktek kehidupan kenegaraan (lembaga

ekasekutif, legislatif, dan yudhikatif).

@ Pancasila sebagai paradigma pembangunan.


Paradigma adalah anggapan dasar yang menjadi kerangka keyakinan (anggapan

dasar yang dijadikan sebagai landasan berpijak/berbuat/melakukan sesuatu).

Pembangunan adalah Usaha untuk meningkatkan mutu dan taraf hidup masyarakat

sehingga menjadi lebih baik.

Pembangunan adalah ”Mengupayakan sesuatu yang belum ada menjadi ada atau

mengupayakan sesuatu yang sudah ada agar menjadi lebih bermanfaat.

Sebagai paradigma pembangunan pancasila berisi anggapan-anggapan dasar yang

merupakan kerangka keyakinan. Kerangka keyakinan tersebut berfungsi sebagai

acuan, kiblat, pedoman dalam perencanaan, pelaksanaan, pengawasan, dan

pemanfaatan hasil-hasil pembangunan.

Pembangunan mencakup tiga hal, yaitu :

a. Emansipasi Bangsa : usaha untuk melepaskan diri dari ketergantungan pihak

asing dan berdiri dengan kekuatan kaki sendiri (Percaya Diri)

b. ModeRenNisasi : Upaya untuk mencapai taraf kehidupan yang lebih baik.

c. HuMANisaSI : Bahwa pembangunan untuk manusia Indonesia seutuhnya

baik fisik mAupun RoHanI. (weltanschaung)


Pokok Bahasan : Sistem Pemerintahan Negara

Standar kompetensi : Mengevaluasi berbagai sistem pemerintahan

Kompetensi Dasar : 1. Menganalisa sistem pemerintahan diberbagai

Negara

2. Menganalisa pelaksanaan sistem pemerintahan

Negara Indonesia

3. Membandingkan pelaksanaan sistem pemerintaha

Yg berlaku di Indoneesia dg negara lain

Materi :

1. KONSEP DASAR

Sistem adalah Seperangkat unsur yang secara teratur saling berkaitan sehingga

membentuk suatu totalitas (Kamus Besar Bahasa Indonesia).

Sistem adalah Susunan pandangan, teori, azas yang teratur (KBBI)

Pemerintahan berarti ”Proses,cara, perbuatan memerintah” (KBBI)

Pemerintahan berarti pula ”Segala urusan yang dilakukan negara dalam

menyelenggarakan kesejahteraan dan kepentingan rakyat” (KBBI)

Pemerintahan dapat pula berarti ”Proses kegiatan pemerintah, yaitu : proses

membuat dan menegakkan hukum dalam suatu negara.

Pemerintah adalah Sekelompok orang dan sejumlah lembaga yang membuat dan

menegakkan hukum dalam suatu negara.(Austin Raney)

Kesimpulannya, bahwa sistem pemerintahan negara berarti ”Susunan

yang teratur dari prinsip-prinsip yang melandasi berbagai kegiatan

atau hubungan kerja antara lembaga legislatif, eksekutif, dan

yudhikatif.
2. BENTUK NEGARA, BENTUK PEMERINTAH DAN BENTUK

PEMERINTAHAN.

A. Bentuk Negara

Bentuk negara adalah pengelompokkan negara berdasarkan kriteria

distribusi kekuasaan (secara resmi) antar berbagai tingkat pemerintahan dalam

suatu negara. Berdasarkan kriteria tersebut bentuk negara dibedakan menjadi 3

kategori, Yaitu :

 Kesatuan; adalah negara yang pemerintah pusatnya berdaulat penuh atas

semua tingkat pemerintahan yang ada dibawahnya. (Indonesia Kesatuan

yang menganut sistem desentralisasi)

 Serikat/Federal; negara yang kekuasaannya secara formal dibagi menjadi

dua, sebagaian menjadi kekuasaan pemerintah pusat federal dan sebagaian

menjadi kekuasaan negara bagian. Yang mana baik pemerintah pusat

federal maupun pemerintah negara bagian sama-sama berdaulat atas

kekuasaan masing-masing. (Politik, Moneter, Pertahanan)

 Konfederasi; Bentuk kerjasama negara dimana pemerintah pusat tunduk

pada kedaulatan masing-masing negara anggotanya.

B. Bentuk Pemerintah

Bentuk pemerintah adalah pengelompokkan negara berdasarkan cara

pengisian jabatan kepala negaranya. Maka bentuk pemerintah dibedakan menjadi

2 yaitu;

 Kerajaan; Negara yang jabatan kepala negaranya diisi melalui sistem

pewarisan.

 Republik; negara yang kepala negaranya diisi melalui cara-cara diluar sistem

pewarisan.(melalui Pemilu)

c. Bentuk Pemerintahan

adalah pengelompokkan negara berdasarkan letak kekuasaan tertinggi

dalam sebuah negara. Bentuk pemerintahan dibedakan menjadi 3, yaitu;

@ Monarki (Kekuasaan tertinggi di tangan raja/ratu)

@ Aristokrasi (Kekuasaan tertinggi pada lembaga kecil yang terdiri atas

beberapa orang atau elite politik yang memiliki hak istimewa)

@ Demokrasi (Kekuasaan tertinggi ditangan rakyat)


Sementara itu ARISTOTELES memilah bentuk pemerintahan berdasarkan dua

ukuran, yaitu ditangan siapa kekuasaan tertinggi itu berada dan untuk siapa

kekuasaan tersebut digunakan, Menurutnya ada 6 bentuk pemerintahan :

1. Monarki : Bentuk pemerintahan dimana kekuasaan negara tertinggi ada

ditangan satu orang yang memerintahuntuk kepentingan rakyat.

2. Tirani : bentuk pemerintahan dimana kekuasaan tertinggi berada ditangan

satu orang yang memerintah untuk kepentingan sendiri

3. Aristokrasi : bentuk pemerintahan dimana kekeuasaan tertinggi ditangan

sekelompok elite yang memerintah untuk kepentingan rakyat

4. Oligarki : bentuk pemerintahan dimana kekuasaan tertinggi ditangan

sekelompok elite dan memerintah untuk kepentingan kelompok penguasa itu

sendiri

5. Politi : bentuk pemerintahan dimana kekuasaan tertinggi ditangan rakyat

yang pemerintahannya untuk kepentingan rakyat

6. Demokrasi : bentuk pemerintahan dimana kekuasaan tertinggi ditangan

rakyat namun pemerintahannya hanya untuk kepentingan penguasa

Selanjutnya ajaran Aristoteles ini dikembangkan oleh Polybus dengan teori

perputaran/siklus. Menurut Polybus Pemerintah negara umunya diawali dg bentuk

kerajaan/monarki dimana raja memerintah sebagai penguasa untuk kesejahteraan

rakyatnya namun lamakelaman berubah menjadi tirani dimana raja dan

keturunannya mulai tidak memikirkan kepentingan umum dan memerintah dengan

sewenang-wenang, dlm keadaan seperti ini biasanya akan muncul reaksi dari

sekelompok bangsawan yang muncul memberikan perlawanan dan berupaya

menyejahterakan rakyat (aristokrasi) dan pada perjalanan selanjutnya akan

kembali terjadi penindasan terhadap rakyat dan terjadi penyalahgunaan

kekuasaan yang melahirkan pemerintahan Oligarki.

Dari situasi ini akan lahir pemerintahan dari rakyat oleh rakyat dan untuk rakyat

(Demokrasi). Akan tetapi selanjutnya akan timbul kekacauan keadaan yang kacau,

bobrok dan korup karena rakyat juga mementingakan diri sendiri ( oklokrasi).

(weltanschaung)

Anda mungkin juga menyukai