Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH PERBANDINGAN IDEOLOGI PANCASILA DAN

IDEOLOGI AMERIKA SERIKAT

DOSEN PEMBIMBING
Akhmad Rifky Setya Anugrah, M.Sc.

DISUSUN OLEH
Syifa Putri Damayanti

(B1021231082)

UNIVERSITAS TANJUNGPURA PONTIANAK

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

MANAJEMEN

2024
Latar Belakang

Istilah ideologi berasal dari Bahasa Yunani yaitu ‘idein’ dan ‘logos’. ‘Idein’ yang
berarti memandang, melihat, ide, dan cita-cita. Sedangkan ‘Logos’ yang berarti logia atau
ilmu. Dapat diambil kesimpulan bahwa ideologi adalah seperangkat ide yang membentuk
keyakinan dan pemahaman untuk mewujudkan cita-cita manusia. Cita-cita yang dimaksud
adalah cita-cita yang bersifat tetap itu sekaligus menjadi dasar, pandangan, atau paham.
(Retia dan Serafica, 2023). Secara harfiah, ideologi berarti ilmu pengetahuan tentang
pengertian-pengertian dasar.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), ideologi merupakan kumpulan


konsep bersistem yang dijadikan asas pendapat (kejadian) yang memberikan arah dan tujuan
untuk kelangsungan hidup. Ideologi merupakan cara berpikir seseorang atau suatu golongan
tertentu.

Ideologi yang berintikan seperangkat nilai yang bersifat menyeluruh dan mendalam
yang dimiliki dan dipegang oleh seseorang atau suatu masyarakat sebagai wawasan atau
pandangan hidup mereka. Melalui rangkaian nilai itu masyakatmengetahui bagaimana cara
yang paling baik, yaitu secara moral atau normatif dianggap benar dan adil, dalam bersikap
dan bertingkah laku untuk memlihara, memelihara, mempertahankan, membangun kehidupan
duniawi Bersama dengan berbagai dimensinya (Disdikpora, 2016).

Sebagai dasar negara Indonesia, Pancasila memegang erat pernanan penting dalam
berbangsa dan bernegara. Pancasila mendasarkan pada hakikat manusia sebagai makhluk
individual dan makhluk sosial. Oleh sebab itu ideologi Pancasila mengakui atas kebebasan
masyarakat. Selain itu, manusia menuntut Pancasila untuk memiliki kodrat sebagai makhluk
pribadi dan sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa. Dengan mempedomani Pancasila para
pejuan bisa mempersatukan berbagai golongan suku dan ras. Selain idelogi Pancasila, di
dunia ada banyak juga ideologi yang berkembang, yaitu ideologi Liberalisme, Kapitalisme,
Komunisme, dan Sosialisme.

Liberalisme merupakan ideologi yang memprioritaskan kebebasan individu dan hak


asasi manusia. Liberalisme menganggap kebebasab individu dan hak asasi menusia
merupakan prinsip-prinsip fundamental yang harus dijaga dan dilindungi oleh negara.
Liberalisme juga merupakan pandangan yang memperjuangkan kebebasan individu dalam
berbagai aspek kehidupan, seperti kebebasan berekspresi, kebebasan beragama, kebebasan
berpendapat, kebebasan dalam memilih pekerjaan, dan lain-lain. Adapun beberapa negara
yang menganut ideologi liberalisme, antara lain Amerika Serikat, Kanada, Jepang, Negara-
negara Eropa Barat, dan Australia (Fitriyani, 2023).

Ideologi juga merupakan kumpulan gagasan-gagasan, ide-ide, kepercayaan-


kepercayaan yang menyangkut pada beberapa aspek, seperti aspek politik, aspek sosial, aspek
keagamaan, aspek kebudayaan.
Ideologi Pancasila
Ideologi Pancasila merupakan ideologi yang dianggap paling sesuai dan tepat untuk
bangsa Indonesia karena ideologi ini menganut prinsip kebebasan yang bertanggung jawab,
mengakui hak-hak individu tanpa mengabaikan kepentingan bersama, dan juga masyarakat
serta pemerintah memiliki hak dan kewajiban yang diatur dalam Undang-Undang Dasar 1945
dan Pancasila.
Sejarah lahirnya Pancasila ini berawal dari pemberian janji kemerdekaan
kepada bangsa Indonesia oleh Perdana Menteri Jepang saat itu yaitu Kuniaki Koiso, pada
tanggal 7 September 1944. Janji ini diberikan oleh jepang guna menarik simpati bangsa
Indonesia agar bersedia membantu Jepang untuk melawan tentara sekutu. Karena terdesak,
akhirnya pada tanggal 29 April 1945 jepang memeberikan janji kemerdekaan yang kedua
pada bangsa Indonesia, yaitu janji kemerdekaan tanpa syarat yang ditungkan dalam
Makluman Gunseikan (Pembesar Tertinggi Sipil dari pemerintah Militer Jepang di Jawa dan
Madura). Dalam Maklumat tersebut dimuat dasar pembentukan Badan Penyidik Usaha-Usaha
Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI).
BPUPKI yang semula beranggotakan 70 orang (62 orang Indonesia dan *
orang anggota istimewa bangsa Jepang yang tidak berhak berbicara, hanya mengamati),
kemudian ditambah 6 orang Indonesia pada siding kedua. Rapat pertama diadakan di Gedung
Chou Sangi In atau kini dikenal dengan sebutan Gedung Pancasila. Setelah beberapa hari
tidak mendapat titik terang, akhrinya pada tanggal 1 Juni 1945 dalam sidang Dokuritsu Junbi
atau Badan Penyidik Usaha Persiapan Kemerdekaan (BPUPK), Ir. Soekarno berpidato yang
berisi konsep rumusan awal Pancasila pertama kali dikemukakan sebagai dasar negara
Indonesia.
Pada sidang tersebut diketahui dalam siding tersebut menampilkan beberapa
pembicara, yaitu Mr. Muh Yamin, Ir. Soekarno, Ki Bagus hadikusumo, dan Mr. Soepomo.
Keempat toko tersebut menyampaikan usulan tentang dasar negara menurut pandangannya
masing-masing. Pada tanggal 29 Mei 1945, Muh. Yamin menyampaikan usulan dasar
negaradengan secara lisan, yaitu: 1. Peri Kebangsaan; 2. Peri Kemanusiaan; 3. Peri
Ketuhanan; 4. Peri Kerakyatan; dan 5. Kesejahteraan Rakyat. Adapun Mr. Muh Yamin yang
menyampaikan usulan dasar negara secara tulisan, yaitu; 1. Ketuhanan Yang Maha Esa; 2.
Kebangsaan Persatuan Indonesia; 3. Rasa Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab; 4.
Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmah kebijaksaan dalaam permusyawaratan perwakilan;
dan 5. Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia. Setelah itu pada tanggal 31 Mei 1945,
Mr. Soepomo menyampaikan dasar negara.
Pada tanggal 1 Juli 1945, giliran Soekarno yang menyampaikan usulan dasar negara.
Ir. Soekarno menyampaikan lima butir gagasan yang diberi nama Pancasila yang isisnya
sebagai berikut: 1. NAsionalisme atau Kebangsaan Indonesia; 2. Internasionalisme atau Peri
Kemanusiaan; 3. Mufakat atau Demokrasi; 4. Kesejahteraan Sosial; 5. Ketuhanan Yang
Berkebudayaan. Selanjutnya, Soekarno mengusulkan jika seandainya peserta siding tidak
menyukai angka 5, makai a menawarkan angka 3, yaitu Trisila yang berisi: 1. Sosio-
Nasionalisme; 2. Sosio-Demokrasi; 3. Ketuhanan Yang Maha Esa. Soekarno juga
menawarkan angka 1, yaitu Ekasila yang berisi asas Gotong Royong.
Setelah pidato Soekarno, sidang menerima usulan nama Pancasila sebagai dasar
filsafat negara yang diusulkan oleh Soekarno, dam kemudian dibentuk panitia kecil 8 orang
yang bertugas menampung usul-usul seputar calon dasar negara. Kemudian, pada tanggal 10-
16 Juli 1945 BPUPKI menggelar sidang kedua yang isinya menyetujui naskah awal
“Pembukaan Hukum Dasar” yang dikenal sebagai Piagam Jakarta. Pada Alinea ke-empat itu
terdapat rumusan Pancasila sebgai berikut: 1. Ketuhanan, dengan kewajiban menjalankan
syariat bagi pemeluk-pemeluknya; 2. Kemanusiaan yang adil dan beradab; 3. Persatuan
Indonesia; Kerakyatan yang dipimpim oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan
perwakilan; 5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indoensia.
Piagam Jakarta ini kemudian dijadikan Pembukaan UUD 1945 dengan perubahan di
sana-sini. Ketika para pemimpin Indonesia tengah mempersiapkan kemerdekaan menurut
scenario Jpeang, secara tiba-tiba terjadi perubahan karena bom atom yang jatuh di kota
Hiroshima pada 6 Agustus 1945. Sehari setelh peristiwa itu, 7 Agustus 1945, Pemerintah
Penduduk Jepang di Jakarta mengeluarkan maklumat yang berisisi: 1. Pertengahan Agustus
1945 akan dibentuk Panitia Persiapan Kemerdekaan bagi Indonesia (PPKI); 2. Panitia itu
rencananya akan dilantik 18 Agustus 1945 dan mulai bersidang 19 Agustus 1945; dan 3.
Direncanakan 24 Agustus 1945 Indonesia dimerdekakan.
Pada pagi hari 8 Agustus 1945, Soelarno, Hatta, dan Rajiman dipanggil Jenderal
Terauchi (Penguasa Militer Jepang di Kawasan Asia Tenggara) yang berkedudukan di
Saigon, Vietnam (sekarang kota itu Bernama Ho Chi Minh). Ketiga toko tersebut diberi
kewenangan oleh Terauchi untuk segera membentuk Panitia Persiapan Kemerdekaan bagi
Indonesia sesuai dengan maklumat Pemerintah Jepang pada 7 Agustus 1945. Sepulang dari
Saigon, ketiga tokoh tersebut membentuk PPKI dengan total 21 orang, yaitu: Spekarno, Moh.
Hatta, Radjiman, Ki Bagus Hadikusumo, Otto Iskandar Dinata, Purboyo, Suryohamijoyo,
Sutarjo, Supomo, Abdul Kadir, Yap Cwang Bing, Muh. Amir, Abdul Abbas, Ratulangi, Andi
Pangerang, LAtuharhary, I Gde Puja, hamidan, Panji Suroso, Wahid Hasyim, dan T. Moh.
Hasan.
Jatuhnya Bom di Hiroshima belum membuat Jepang takluk, Amerika dan
sekutu lainnya menjatuhkan bom lagi di Nagasaki pada 9 Agustus 1945 yang
meluluhlantakkan kota tersebut sehingga kekuatan Jepang semakin melemah. Pada saat itulah
Jepang terpaksa untuk menyerah tanpa syarat kepada sekutu pada 14 Agustus 1945.
Kekosongan kekuasaan ini tidak disia-siakan oleh para tokoh nasional. PPKI yang semula
dibentuk oleh Jepang akhrinya para pemimpin nasional segera mengambil keputusan politis
yang penting. Keputusan politis yang penting itu berupa melepaskan diri dari bayang-bayang
kekuasaan Jepang dan mempercepat rencana kemerdekaan bangsa Indonesia. Pada 15
Agustus 1945 Soekarno, Hatta, dan Radjiman Kembali ke Indonesia, mereka disambut oleh
para pemuda yang mendesak agar kemerdekaan bangsa Indonesia diproklamasikan
secepatnya karena mereka tanggap pada perubahan situasi polotik masa itu. Para pmuda
sudah mengetahui bahwa Jepang menyerah kepada sekutu sehingga Jepang tidak memiliki
kekuasaan secara politis di wilayah pendudukan, termasuk Indoensia. Perubahan situasi itu
menimbulkan keselahpahaman anatara kelompok pemuda dan Soekarno dan kawan-kawan
sehingga terjadilah penculikkan Soekarno dan Moh. Hatta ke Rengas Dengklok, Tindakan
pemuda itu berdasarkan keputusan rapat yang diadakan pada 24,00 WIB menjelang 16
Agustus 1945 di Cikini no. 71 Jakarta. Akhirnya setelah melalui jalan berliku, dicetuskanlah
Proklamasi Kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus 1945. Teks kemerdekaan itu dibaca
oleh Moh. Hatta dan ditulis oleh Soekarno pada dini hari.

Ideologi Liberal
Liberalisme adalah pandangan filosofis politik dan moral yang didasarkan pada
kebebasan, persetujuan dari yang diperintah, dan persamaan di depan hukum. Kaum liberal
mempunyai pandangan berbeda, namun umumnya mereka percaya pada hak-hak individu
(termasuk hak-hak sipil dan hak asasi manusia), demokrasi, sekularisme, kebebasan
berekspresi, dan kebebasan pers, kebebasan beragama, dan ekonomi pasar. Liberalisme
menjadi salah satu gerakan utama Pencerahan yangmendapatkan popularitas besar di kalangan
filsuf dan ekonom Barat. Liberalisme berusaha menggantikan norma-norma hak istimewa
yang diwariskan, agama negara, monarki absolut, hak ilahi raja, dan konservatisme tradisional
dengan demokrasi perwakilan dan supremasi hukum. Kaum Liberal juga menghapuskan
kebijakan merkantilis, monopoli kerajaan, dan hambatan perdagangan lainnya. Hal ini
bertujuan untuk mempromosikan perdagangan bebas dan pemasaran.
Pemikiran liberal yang terisolasi telah ada dalam filsafat Barat sejak Yunani Kuno dan
dalam filsafat Timur sejak periode Song dan Ming. Ide-ide ini pertama kali disatukan dan
disistematisasikan sebagai ideologi yang berbeda oleh filsuf Inggris John Locke, yang
umumnya dianggap sebagai bapak liberalisme modern. Tanda-tanda besar dari politik liberal
muncul di zaman modern. Ide-ide ini mulai menyatu pada saat Perang Saudara Inggris.
Selama masa perang, the Levellers, sebuah gerakan politik radikal, menyerukan kebebasan
beragama dan persamaan di hadapan hukum. Pengaruh dari ide-ide ini terus berkembang
selama abad ke-17 di Inggris, yang berpuncak pada Revolusi Agung 1688, yang
mengabadikan kedaulatan parlementer dan hak revolusi serta berpengaruh pada pembentukan
apa yang oleh banyak orang dianggap sebagai negara liberal modern pertama.

Perkembangan liberalisme berlanjut sepanjang abad ke-18 dengan berkembangnya


cita-cita Pencerahan pada zaman itu. Pada masa ini, para intelektual mempertanyakan tradisi
lama dan mempengaruhi dijalankannya beberapa monarki Eropa sepanjang abad ke-18.
Ketegangan politik antara Inggris dan koloni Amerika terjadi setelah 1765 dan Perang Tujuh
Tahun karena masalah perpajakan tanpa perwakilan, yang berpuncak pada Deklarasi
Kemerdekaan republik baru, dan Perang Revolusi Amerika yang dilakukan untuk
mempertahankan kemerdekaan itu.

Setelah perang, para pemimpin berdebat tentang bagaimana cara untuk bergerak maju.
Pasal-Pasal Konfederasi, yang ditulis pada tahun 1776, sekarang tampak tidak memadai
untuk memberikan keamanan, atau bahkan pemerintahan yang fungsional. Kongres
Konfederasi yang disebut Konvensi Konstitusi pada tahun 1787 mengakibatkan penulisan
Konstitusi baru Amerika Serikat untuk membentuk pemerintah federal. Pada periode-periode
ini, Konstitusi adalah sebuah dokumen republik dan liberal. Konstitusi Amerika Serikat tetap
menjadi dokumen pemerintahan liberal tertua yang berlaku di dunia.

Di Eropa, liberalisme memiliki tradisi panjang terutama sejak abad ke-17. Revolusi
Perancis dimulai pada 1789. Dua peristiwa penting yang menandai kemenangan liberalisme
adalah penghapusan feodalisme di Prancis pada malam tanggal 4 Agustus 1789, yang
menandai runtuhnya hak-hak tradisional feodal dan hak-hak istimewa serta adanya
pembatasan kekuasaan dengan pengesahan Deklarasi Hak Man dan Citizen pada bulan
Agustus.

Selama Perang Napoleon, orang-orang Prancis mempengaruhi negara-negara Eropa


Barat dengan penghapusan sistem feodal, liberalisasi hukum properti, akhir iuran seigneurial,
penghapusan serikat, legalisasi perceraian, disintegrasi ghetto Yahudi, runtuhnya Inkuisisi,
runtuhnya Kekaisaran Romawi Suci, penghapusan pengadilan gereja dan otoritas agama di
ruang publik, pembentukan sistem metrik, dan pengakuan atas kesetaraan hukum untuk
semua orang. Salah satu pengaruh Prancis yang paling bertahan lama, KUH Perdata, telah
diadopsi di banyak negara di seluruh dunia”, tetapi juga melanggengkan diskriminasi lebih
lanjut terhadap perempuan di bawah konsep “tatanan alam”.

Di Amerika Latin, kerusuhan liberal dimulai pada abad ke-18, ketika agitasi liberal di
Amerika Latin menyebabkan kemerdekaan dari kekuasaan kekaisaran Spanyol dan Portugal.
Rezim-rezim baru ini umumnya liberal dalam pandangan politik mereka dan menggunakan
filosofi positivisme, yang menekankan kebenaran ilmu pengetahuan modern, untuk
menopang posisi mereka. Sedangkan di Amerika Serikat, perang saudara yang besar
menghasilkan penghapusan perbudakan di Selatan. Sejarawan Don Doyle berpendapat bahwa
kemenangan Union dalam Perang Saudara Amerika (1861–1865) memberikan dorongan
besar bagi jalannya liberalisme.

Pembentukan liberalisme sosial (sering disebut liberalisme sederhana di Amerika


Serikat) di Eropa dan Amerika Utara menjadi elemen penting dalam perluasan negara
kesejahteraan. Hari ini, partai-partai liberal banyak memegang kekuasaan dan pengaruh di
seluruh dunia. Elemen fundamental masyarakat kontemporer memiliki akar liberal.
Gelombang awal liberalisme mempopulerkan individualisme ekonomi sambil memperluas
pemerintahan konstitusional dan otoritas parlementer. Kaum liberal mencari dan menetapkan
tatanan konstitusional yang menghargai kebebasan individu yang penting, seperti kebebasan
berbicara dan kebebasan berserikat; kebebasan beragama, pengadilan yang independen,
pengadilan publik oleh juri; dan penghapusan hak-hak istimewa aristokrat.

Seiring berjalannya waktu, arti kata liberalisme mulai menjadi berbeda di berbagai
belahan dunia. Menurut Encyclopædia Britannica: “Di Amerika Serikat, liberalisme
diasosiasikan dengan kebijakan negara kesejahteraan dari program New Deal dari
administrasi Demokrat Pres. Franklin D. Roosevelt, sedangkan di Eropa lebih sering
dikaitkan dengan komitmen pemerintahan yang terbatas dan kebijakan ekonomi laissez-
faire“. Akibatnya, di Amerika Serikat ide-ide individualisme dan ekonomi laissez-faire yang
sebelumnya dikaitkan dengan liberalisme klasik menjadi dasar bagi munculnya aliran
pemikiran libertarian dan merupakan bagian penting dari konservatisme Amerika.

Di Eropa dan Amerika Latin, kata liberalisme berarti bentuk moderat dari liberalisme
klasik, tidak seperti Amerika Utara. Istilah ini mencakup liberalisme konservatif kanan-
tengah (liberalisme kanan) dan liberalisme sosial kiri-tengah (liberalisme kiri).
Tidak seperti Eropa dan Amerika Latin, kata liberalisme di Amerika Utara hampir secara
eksklusif merujuk pada liberalisme sosial (liberalisme kiri). Partai Kanada yang dominan
adalah Partai Liberal dan Partai Demokrat biasanya dianggap liberal di Amerika Serikat. Di
Amerika Serikat, kaum liberal konservatif biasanya disebut konservatif dalam arti luas.
Perbedaan Ideologi Pancasila dan Ideologi Liberalisme

Poin Pembedaan Pancasila Liberalisme


Gagasan Ideologi yang mengakui hak Ideologi yang didasarkan oleh
individu tanpa mengabaikan pemahaman bahwa kebebasan
kepentingan bersama. dan persamaan hak
merupakan nilai yang utama.

Prinsip Dasar Kebebasan yang Kebebasan dalam berpikir


bertanggung jawab. individu, menolak adanya
pembatasan, khususnya dari
pemerintah.
Kepemilikan Sosial Masyarakat dan pemerintah Kebebasan mayoritas menjadi
mempunyai hak dan dasar utama atas kepemilikan
kewajiban yang telah diatur sosial karena masyarakatnya
dalam Undang-Undang tidak mengenal akan batasan.
Dasar 1945 dan turunannya,
sejalan dengan amanat
Pancasila dan bersifat
resipokal.

Keterlibatan Negara Cabang-cabang produksi Kemajuan ekonomi dan


yang penting bagi negara dan kesetaraan tidak
yang menguasai hajat hidup membutuhkan keterlibatan
orang yang banyak dikuasai penuh dari negara dikarenakan
oleh negara. Adapun bumi, negara hanya boleh
air, dan kekayaan alam yang mengambil alih sebuah
terkandung dikuasai oleh lembaga dengan tujuan untuk
negara dan dipergunakan memastikan warga negara
untuk kemakmuran dan bebas memperoleh
kesejahteraan rakyat. manfaatnya.

Sistem Ekonomi Ekomoni kerakyatan, yaitu Aspek ekonomi dijalankan


Ekonomi yang berasaskan dengan bebas atau free
kekeluargaan, gotong market, sehingga para
royong, dan kerjasama. masyarakat menolak atas
campur tangan oleh
pemerintah dalam
perdangangan ataupun sektor
ekonomi.

Sistem Politik Demokrasi konstitusional, Sistem multipartai, karena


yaitu kedaulatan masyarakat setiap individu bebas
termanifestasi dalam mendirikan partai politik
pemilihan parlemen dan unutk berpartisipasi dalam
presiden setiap lima tahun. pemilihan.

Agama Sesuai dengan sila pertama Menjunjung tinggi


pada Pancasila; bebas sekularisme, yaitu
memilih agama/kepercayaan memisahkan urusan agama
masing-masing dan dengan negara.
menjunjung tinggi toleransi
antar agama.

Kesimpulan

Dapat disimpulkan bahwa Pancasila merupakan ideologi yang mengakui hak individu
tanpa mengabaikan kepentingan bersama yang didasarkan dengan tanggungjawab. Yang
kondisi sosialnya masyarakat dan pemerintah mempunyai hak dan kewajiban yang telah
diatur dalam Undang-Undang Dasar 1945 dan turunannya dan sejalan dengan amanat
Pancasila dan bersifat resipokal. Adapun sistem ekonomi yang bersifat kerakyatan dengan
berasaskan kekeluargaan, gotong royong, dan kerja sama. Sistem politik yang dianut oleh
Pancasila adalah demokrasi konstitusional yang kedaulatan masyarakatnya termanifestasi
dalam pemilihan parlemen dan presiden setiap lima tahun. Ketentuan Agama yang diatur
dalam Pancasila yaitu bebas memilih agama/kepervayaan masing-masing dan menjunjung
tinggi toleransi antar agama.
Sedangkan ideologi Liberalisme, Ideologi yang didasarkan oleh pemahaman bahwa
kebebasan dan persamaan hak merupakan nilai yang utama. Kebebasan disini merupakan
dalam berpikir individu, menolak adanya pembatasan yang khususnya dari pemerintah.
Kondisi sosial yang dimiliki oleh Liberalisme adalah kebebasan mayoritas menjadi dasar
utama atas kepemilikan sosial karena masyarakatnya tidak mengenal akan batasan. Adapaun
aspek ekonomi dijalankan dengan bebas atau free market, sehingga para masyarakat menolak
atas campur tangan oleh pemerintah dalam perdangangan ataupun sektor ekonomi. Sistem
politik yang dianut oleh Liberalisme adalah sistem multipartai, karena setiap individu bebas
mendirikan partai politik unutk berpartisipasi dalam pemilihan. Ketentuan Agama dalam
Liberalisme adalah menjunjung tinggi sekularisme, yaitu memisahkan urusan agama dengan
negara.

Daftar Pustaka
Admin Disdikpora. (2016, Oktober 7). Artikel Pengertian Ideologi. Retrieved from Dinas Pendidikan,
Pemuda, dan Olahraga :
https://disdikpora.bulelengkab.go.id/informasi/detail/artikel/artikel-pengertian-ideologi-35

Aris. (n.d.). Pengertian Liberalisme: Filosofi, dan Sejarah Awal Ideologi Liberalisme. Retrieved from
Gramedia Blog: https://www.gramedia.com/literasi/liberalisme/

Khairi, M. Y. (2023, Juni 29). HARI LAHIR PANCASILA: SEJARAH DAN NILAI-NILAINYA. Retrieved from
BDK BANJARMASIN KEMENTRIAN AGAMA RI:
https://bdkbanjarmasin.kemenag.go.id/artikel/hari-lahir-pancasila-sejarah-dan-nilai-nilainya

Siregar, C. (2022, Agustus 4). Pancasila, Liberalisme dan Sosialisme. Retrieved from Binus University:
https://binus.ac.id/character-building/2022/08/pancasila-liberalisme-dan-sosialisme/

Anda mungkin juga menyukai