Anda di halaman 1dari 22

PANCASILA DAN IMPLEMENTASINYA

(Makalah Pendidikan Kewarganegaraan)

Oleh :
Agus Kurniawan 1704122034
Diky tri rama saputra 1704122032
Putri Septrianingrum 1704122009

PROGAM STUDI D3 PERKEBUNAN


JURUSAN AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
2018
1. Sejarah Lahirnya Pancasila

Secara historis, munculnya Pancasila tidak dapat dilepaskan dari situasi


perjuangan bangsa Indonesia menjelang kemerdekaan .Keinginan lepas dari
belenggu penjajah asing dan belenggu pemikiran ideologis dunia saat itu, yakni
ideologi liberalisme dan komunisme , para tokoh bangsa antara lain Soekarno
dengan sungguh-sungguh menggali nilai-nilai dari negerinya sendiri yang akan
dijadikan panduan dasar bagi Indonesia merdeka. Panduan dan dasar negara
Indonesia ,menurut Soekarno, mestilah bukanm meminjam dari unsur-unsur asing
yang sepenuhnya tidak sesuai dengan jati diri bangsa Indonesia, tetapi harus digali
dari rahim kebudayaan Indonesia sendiri.
Upaya sungguh-sungguh terbukti mendapat apresiasi setidaknya dri tokoh filsuf
Inggris , Bertard Russel seperti yang dikutip Latif yang menyatakan bahwa
pancasila merupakan sintetis kreatif antara declaration of american pendece
dengan Manifesto kumunis.

Dalam sidang BPUPKI , salah satu peserta sidang Dr Radjiman Widoyodiningrat


melontarkan gagasan tentang rumusan sebuah dasar negara bagi Indonesia yang
akan dibentuk.Merespon gagasan ini , sejumlah tokoh pergerakan nasional antara
lain Mohammad Yamin, Prof Soepomo, dan Soekarno masing masing
menguraikan buah pikiran mereka tentang dasar negara pada perhelatan resmi
tersebut.
Pada persidangan pertama BPUPKI 29 Mei 1945, Mr Mohhammad Yamin dalam
pidatonya mengusulkan pemikirannya tentang dasar negara yang mencerminkan
lima asas dasar negara indonesia merdeka.Kelima asas ususlan Mohhammad
Yamin antara lain.
1. Peri Kebangsaan
2. Peri kemanusiaan
3. Peri ketuhanan
4. Peri kerakyatan
5. Kesejahteraan rakyat

Kelima asas yang diuraikan Mr Yamin secara lisan tersebut kemudian disarikan
secar tertulis dalam bentuk rancangan konstitusi atau UUD Republik Indonesia .
Pada bagian pembukaan usulan konstitusi tersebut termaktub rumusan dasar
negara sebagai berikut:

1. Ketuhanan Yang Maha Esa .


2. Kebangsaan Persatuan Indonesia.
3. Rasa kemanusiaa yang Adil dan Beradap.
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan perwakilan.
5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

Dalam persidangan BPUPKI , masalah hubungan antara agama dan negara


menjadi salah satu perdebatan yang sangat dinamis di antara para peserta yang
hadir.Secara garis besar , para peserta perhelatan nasional itu dapat dikelompokn
kedalam dua kelompok : nasionalis sekuler dan Islam. Merespon keinginan
nasionalis Islam yang mengusulkan menjadikan Islam sebagi dasar negara
Indonesia merdeka , pada 31 Mei 1945 Prof. Soepomo menjabarkan tentang
gagasan negara islam dan gagasan negara yang berdasarkan nilai-nilai luhur dari
agama Islam . Menurut pengusulan konsep negara kebangsaan ini, dalam negara
yang tersusun sebagai negara islam , negar tidak dapt dipisahkan dari
agama.Kemudian Soepomo menganjurkan agar negara Indonesia tidak menjadi
negara Islam ,tetapi negara yang memakai dasar moral yang luhur yang
dianjurkan oleh agama islam. Denagan demikian pancasila tidak bertentangan
dengan prinsip tauhid dalam islam dan prinsip moral pendidikan negara dalam
ajaran islam .

Pada 1 Juni 1945 , Ir Soekarno pada gilirannya menyampaikan pidatonya tentang


dasar negara menguraikan lima unsur dasar negara.. Pada kesempatan ini
Soekarno mengusulkan kelima unsur dasar negara yang diuraikan dengan nama
Pancasila.Bersandarkan usulan ini pada tanggal 1 juni diperingati sebagai hari
lahirnya pancasila.Kelima Unsur uraian Soekarno anatara lain;

1. Nasionalisme atau kebangsaan Indonesia


2. Internasionalisme atau Perikemanusiaan
3. Mufakat atau demokrasi
4. Kesejahteraan Sosial
5. Ketuhanan yang Berkebudayaan.

Tiga minggu berselang setelah pidato Soekarno 1 juni tentang pancasila, pada
tanggal 22 juni 19454 sembilan tokoh pergerakan nasional yang tergabung dalam
panitia sembialan diberi mandat untuk merumuskan beragam usulan dan
pandangan yang telah dikemukakan ileh para tokoh pergerakan nasional.
Kesembilan anggota antara lain, Ir Soekarno,Drs Moh. Hatta, Mr. A.A.
Maramis,Abikoesno tjokro soejoso, Abdulkhahar Moezakir , Haji Agus Salim,
Mr Ahmad Soebardjo , KH Wachid Hasyim dan Mr Moh. Yamin.Setelah
membahas beragam unsulan tentang dasar negara Indonesia merdeka pada sidang
sebelumnya, panitia sembilan berhasil menyusun sebuah piagam yang kemudian
dikenal dengan “ Piagam Jakarta” . Dalam piagam Jakarta ini dirumuskan butir-
butir panacasila sebagi berikut:

1. Ketuhanan, dengan kewajiban menjalankan syariat islam bagi pemeluk-


pemeluknyaa.
2. Kemanusian yang adil dan beradap.
3. Persatuan indonesia.
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan perwakilan.
5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat indonesia.

Rumusan dan sistematis yang tercantum dalam piagam jakarta bentukan panitia
sembilan ini kemudian diterima oleh BPUPKI pada tanggal 14-15 juni 1945.Pada
saat bersamaan terjadi keosongan kekuasaan di Indonesia akibat menyerahnya
tentara Jepang terhadap sekutu pada tanggal 14 Agustus 1945 . Situasi ini
dimanfaatkan oleh kalangan pemuda untuk mempersiapkan kemerdekaan
Indonesia. Tekad yang bulat untuk memerdekaan Indonesia akhirnya terwujud
pada tanggal 17 Agustus 1945 pukul 10 tepat pada hari jumat atas nama bangsa
Indonesia.Ir Soekarno dan Drs.Moh Hatta membacakan teks proklamasi di jalan
panganggasan timur 56 , jakarta yang dikenal dengan jalan proklamasi.
Sehari setelah proklamasi , pada tanggal 18 Agustus 1945 peran umat islam
sangatlah signifikat sebagi kelompok mayoritas dalam perubahan uraian sila
pertama panacasial dalam piagam jakarta menjadi “Ketuhanan Yang Maha Esa”.
Adalah Moh Hatta yang berinisiatif untuk mrngundang sejumlah tokoh islam
untuk bersama-sama merumuskan kembali butir sila pertama Pancasila yang
sempat menjadi polemik dikalangan umat islam pada waktu itu.Diantara tokoh
islam repesentatif yang hadir pada saat itu adalah ketua Muhhamadyah periode
1944-1953 Ki Bagus Hadikusuma, didampingi Muhammad Hasan dan khabar
Muzakir.Sehari setelah proklamasi , pada tanggal 18 Agustus 1945 sidang PPKI
mengesahkan Uud 1945 yang disebut UUD 45. Pengesahan ini meliputi;

1. Melakukan beberapa perubahan pada rumusan piagam Jakarta yang kemudian


berfungsi sebagai pembukaan UUD 45.
2. Menetapkan rencan hukum dasar yang telah diterima badan Penyidik pada 17
Juli 1945 setelah mengalami berbagai perubahan karena berkaitan dengan
perubahan piagam Jakarta , kemudian berfungsi sebagai UUD 45.
3. Memilih Presiden dan Wakil Presiden untuk yang pertama kali.
4. Menetapkan berdirinya Komite Nasional Indonesia Pusat sebagai Badan
Musawarah Darurat.

Berdasarkan pengesahan tersebut, susunan UUD 45 terdiri dari dua bagian


pembukaan dan pasal-pasalnya yang terdiri dari 37 pasal . 1 aturan peralihan
yang terdiri atas 4 pasal dan 1 aturan tambahan yang terdiri dari 2 pasal.
Pada bagian pembukaan konstitusi UUD 45 inilah kelima sila pada pancasila yang
tercantum sebagai berikut:

1. Ketuhanan Yang Maha Esa.


2. Kemanusiaan yang Adil dan Beradap.
3. Persatuan Indonesia.
4. Kerakyatan yang dipimpin Oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam
Permusyawaratan Perwakilan.
5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

Rumusan Pancasila yang tercantum pada pembukaan UUD 45 adalah sah dan
benar karena mempunyai kedudukan konstitusional dan disahkan melalui
persidangan badan yang mewakili seluruh bangsa Indonesia yaitu PPKI. Namun
demikian, rumusan pancasila pada perjalanannya mengalami perubahan-perubahn
sebagi akibat dinamika sejarah perjalanan ketatanegaraan bangsa indonesia
setelah merdeka.

2. Pancasila Sebagai Ideologi Berbangsa dan Negara Indonesia

Pada perinsipnya terdapat tiga arti utama dari kata ideologi , yaitu ideologi sebagi
kesadaran palsu ,ideologi dalam arti netral dan ideologi dalam arti keyakinan
yang tidak ilmiah. Ideologi dalam arti yang pertama, yaitu sebagai kesadaran
palsu biasanya dipergunakan oleh kalangan filosof dan ilmuan sosial.Ideologi
adalah teori-teori yang tidak beroreantasi pada kebenaran,melainkan pada
kepentingan pihak yang mempropagandakannya. Ideologi juga dilihat sebagai
sarana kelas atau kelompok sosial tertentu yang berkuasa untuk melegitimasikan
kekuasaannya.

Arti kedua dalam arti netral dalam hal ini ideologi adalah keseluruhan sistem
berfikir nilai-nilai,dan sikap dasar atau kelompok sosial atau kebudayaan
tertentu.Dalam arti kedua ini terutama ditemukan dalam negar-negara yang
menganggap penting adanya suatu “ideologi negara”.Disebut dalam arti netral,
baik buruknya tergantung pada isi ideologi tersebut .

Aryti ketiga, ideologi sebagai keyakinan yang tidak ilmiah biasanya digunakan
dalam filsafat dan ilmu-ilmu sosial yang positifistik.segala prmikiran yang tidak
dapat dibuktikan secara logis , matematis atau empiris adalah suatu ideologi.
Segala masalah etis dan moral asumsi-asumsi normatif dan pemikiran-pemikiran,
metafisis termasuk dalam wilayah ideologi.Dari tiga arti kata ideologi tersebut,
yang dimaksudkan dalam pembahasan adalah ideologi dalam arati netral yaitu
sebagai sistem berfikir dan tata nilai dari suatu kelompok.
Terdapat dua tipe ideologi sebagi ideologi suatu negara . kedua tipe ideologi
tersebut adalah Ideologi tertutup dan Ideologi terbuka. Ideologi tertutup adalah
ajaran atau pandangan dunia atau filsafat yang menentukan tujuan –tujuan dan
norma-norma politik dan sosial,yang ditasbihkan sebagai kebenaran yang tidak
boleh dipersoalkan lagi,melaikan harus diterima sebagai suatu yang sudah jadi
dan harus dipatuhi.Salah satu ciri khas ideologi tertutup adalah tidak hanya
menentukan kebenaran nilai-nilai dan prinsip-prinsip dasar,tetapi juga
menentukan hal-hal yang bersifat konkrit dan oprasional.Ciri lain dari suatu
ideologi tertutup adalah tidak bersumber dari masyarakat, melainkan dari pikiran
elit yang harus dipropagandakan kepada masyarakat.

Contoh paling baik dari ideologi tertutup adalah Marxisme Leninisme. Ideologi
yang dikembangkan dari pemikiran karl marx yang dilanjutkan oleh Vladinir
Illianov Lenin ini berisi sitem berfikir mulai dari tatanan nilai dan prinsip dasar
dan dikembangkan hingga praktis oprasional dalam kehidupan masyarakat,
berbangsa dan bernegara.

Tipe kedua adalah ideologi terbuka.ideologi terbuka hanya berisi orientasi dasar ,
sedangkan penerjemahannya kedalam tujuan-tujuan dan norma-norma sosial
politik selalu dapat dipertanyakan an disesuaikan dengan prinsip moral yang
berkembang dimasyarakat.

Pancasila sebagi ideologi bangsa indonesia memiliki perbedaan dengan sistem


kapitalisme liberal maupun sosialisme komunis.Panacasila mengakui dan
melindungi baik hak-hak individu maupun hak rakyat baik dibidang ekonomi
atau politik dengan demikian ideologi kita mengakui secara selaras baik
koliktvisme maupun individualisme. Demokrasi yang dikembangkan ,bukan
demokrasi politik semata seperti dal;am ideologi liberal kapitalis tetapi juga
demokrasi ekonomi. Dalam sistem kapitalisme liberal dasar perekonomian bukan
usaha bersama dan kekeluargaan, namun kebebasan individua untuk
berusaha.Sedangkan dalam sistem etatisme , negara yang mendominasi , bukan
warga negara baik individu maupun dengan warga negara lainnya.

Istilah ideologi yang berasal dari kata idea yang berartigagasan, konsep
pengertian dasar, cita-cita dan logos yang berati ilmu.Jadi secara harfiah ideologi
berarti ilmu tentang pengertian dasar,Ide atau cita-cita.Ideologi yang semula
berarti gagasan,ide, cita-cita berkembang menjadi suatu paham mengenai
seperangkat nilai atau pemikiran yang oleh seseorang atau kelompok orang
menjadi pegangan hidup.Pancasila sebagi ideologi mengandung nilai-niali yang
berakar pada pandangan hidup bangsa dan falsafat bangsa.Dengan demikian
memnuhi syarat sebagi suatu ideologi terbuka.Makna pancasila sebagi ideologi
bangsa indonesia adalah bahwa nilai-niali yang terkandung didalam ideologi
pancasila itu menjadi cita-cita normatif bagi penyelenggara bernegara. Dengan
kata lain visi dan arah dari penyelenggaran kehidupan berbangsa dan bernegara
indonesia adalah terwujudnya kehidupan yang ber-ketuhanan , yang ber-
kemanusian, yang ber-persatuan yang ber-kerakyatan dan yang berkeadilan.
Sedangkan substansi yang terkandung dalam makna pancasila sendiri adalah
sebagai berikut:
1. Sila ketuhanan Yang Maha Esa membari landasan kebenaran pengetahuan
manusia yang bersumber pada institusi.
2. Manusia pada hakikatnmya kedudukan dan kodratnya sebagai mahluk Tuhan
Yang Maha Esa , maka sesuai sesuai dengan sial pertama pancasila ,
epistermologi pancasila juga mengakui kebenaran wahyu yang bersifat
mutlak. Hal ini sebagi tingkat kebenaran yang tinggi. Dengan demikian
kebenaran dan pengetahuan manusia merupakan suatu sintesa yang harmonis
antara potensi-potensi kejiwaan manusia yaitu akal , rasa , dan kehendak
manusia untuk mendapatkan kebenaran yang tinggi.
3. Selanjutnya dalam sila ke-tiga , ke-empat dan ke-lima , maka epistimologi
pancasila mengakui kebenaran konsensus terutama dalam kaiatan nya dengan
hakikat sifat kodrat manusia sebagai mahluk individun dan mahluk sosial.
4. Sebagai salah satu paham epistimologi , maka pancasila mendasarkan pada
pandangan nya bahwa ilmu pengetahuan pada hakikatnya tidak bebas nilai
karena harus diletakan pada kerangka moralitas kodrat manusia secara
moralitas religius dalam upaya untuk mendapatkan suatu tingkat pengetahuan
yang mutlak dalam hidup manusia.

Pancasila lahir sebagai hasil dari suatu intelectual exercised Bung Karno, yang
digali dari pandangan hidup, kesadaran dan cita-citamoral yang meliputi
kejiwaandan watak yang sudah berurat berakar dari dalam bangsa Indonesia
Kareana itu pancasila bukan saja merupaka politik kontrak atau konsensus
nasional tentang dasar negara ,tetapi juga merupakan ideologi dan jati diri bangsa
Indonesia.

3. Implementasi Pancasila dalam Kehidupan Masyarakat

Nilai yang ada dalam Pancasila memiliki serangkaian nilai, yaitu ketuhanan,
kemanusiaan, persatuan, kerakyatan, dan keadilan.Kelima nilai tersebut
merupakan satu kesatuan yang utuh dimana mengacu dalam tujuan yang satu.
Nilai-nilai dasar Pancasila seperti ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, kerakyatan,
dan keadilan yang bersifat universal, objektif, artinya nilai-nilai tersebut dapat
dipakai dan diakui oleh negara-negara lain, walaupun tidak diberi nama Pancasila.
Pancasila bersifat subjektif, artinya bahwa nilai-nilai pancasila itu melekat pada
pembawa dan pendukung nilai pancasila itu sendiri, yaitu masyarakat, bangsa, dan
negara Indonesia.

Nilai-nilai Pancasila juga merupakan suatu pandangan hidup bangsa Indonesia.


Pancasila juga merupakan nilai-nilai yang sesuai dengan hati nurani bangsa
Indonesia, karena bersumber pada kepribadian bangsa.Nilai-nilaiPancasila ini
menjadi landasan dasar, serta motivasi atas segala perbuatan baik dalam
kehidupan sehari-hari dan dalam kenegaraan.Dalam kehidupan kenegaraan,
perwujudan nilai Pancasila harus tampak dalam suatu peraturan perundangan yang
berlaku di Indonesia.Karena dengan tampaknya Pancasila dalam suatu peraturan
dapat menuntun seluruh masyarakat dalam atau luar kampus untuk bersikap sesuai
dengan peraturan perundangan yang disesuaikan dengan Pancasila.

Ciri hukum yang didasari nilai-nilai Pancasila membedakan Indonesia dengan


hukum yang ada di negara lain. Hukum di Indonesia didasari oleh keagamaan,
sedangkan di negara sekuler tidak didasari oleh keagamaan.Sehingga banyak
hukum yang bertentangan dengan keagamaan, misalnya Aborsi yang
dilegalkan.Berikut ini adalah nilai-nilai dalam tiap –tiap butir Pancasila :
1. Ketuhanan Yang Maha Esa
Nilai-nilai yang terkandung dalam sila pertama ini adalah dimana kita sebagai
manusia yang diciptakan wajib menjalankan perintahnya dan menjauhi
larangannya. Didalam konteks masyarakat dalam kampus, masyarakat kampus
berhak untuk memeluk agama dan kepercayaannya masing-masing dan wajib
menjalankan apa yang diperintahkan dalam agama masing-masing dan
menjauhi apa yang dilarang.
2. Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab
Sila kedua ini menjelaskan bahwa kita sesama manusia mempunyai derajat
yang sama di hadapan hukum.
3. Persatuan Indonesia
Makna persatuan hakikatnya adalah satu, yang artinya bulat tidak terpecah.
4. Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam
Permusyawaratan/Perwakilan
Dalam sila ini menjelaskan tentang demokrasi, adanya kebersamaan dalam
mengambil keputusan dan penanganannya, dan kejujuran bersama.
5. Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia
Makna dalam sila ini adalah adanya kemakmuran yang merata bagi seluruh
rakyat, seluruh kekayaan dan sebagainya dipergunakan untuk kebahagiaan
bersama, dan melindungi yang lemah.

A. Penerapan dan Pelaksanaan Di Masyarakat

Pancasila merupakan pandangan hidup yang berakar dalam kepribadian bangsa,


maka ia diterima sebagai dasar negara yang mengatur hidup ketatanegeraan.
pancasila berperan sebagai pengatur sikap dan tingkah laku orang Indonesia
masing-masing dalam hubungannya dengan Tuhan Yang Maha Esa (Sila-I),
dengan sesama manusia (sila II) dengan tanah air dan nusa bangsa Indonesia
(Sila-III) dengan kekuasaan dan pemerintahan negara (kerakyatan) dan dengan
negara sebagai kesatuan dalam rangka realisasi kesejahteraan (sila-V).
Pancasila memberikan corak yang khas kepada bangsa Indonesia dan tak dapat
dipisahkan dari bangsa Indonesia serta merupakan ciri khas yaitu membedakan
bangsa Indonesia dari bangsa lain. Terdapat kemungkinan, bahwa tiap-tiap sila
secara terlepas dari yagn lain, bersifat universal yang juga dimiliki bangsa-bangsa
lain di dunia ini, akan tetapi ke-5 sila yang merupakan satu kesatuan yang tidak
terpisah pula itulah yang menjadi ciri khas bangsa Indonesia. Kenyataan sehar-
hari yang kita lihat dalam masyarakat bangsa Indonesia antara lain :
1. Bangsa Indonesia sejak dahulu sebagai bangsa yang religius, percaya
akanadanya zat yang maha kuasa dan mempunyai keyakinan yang penuh,
bahwa segala sesuatu yang ada dimuka bumi ini akan ciptaan Tuhan. Dalam
sejarah nenek moyang, kita ketahui bahwa kepercayaan kepada Tuhan itu
dimulai dari bentuk dinamisme (serba tenaga), lalu animisme (serba arwah),
kemudian menjadi politeisme (serba dewa)dan akhirnya menjadi monoteisme
(kepercayaan akan adanya Tuhan Yang Maha Esa) sisanya dalam bentuk
peninggalan tempat-tempat pemujaan dan peribadatan upacara-upacara ritual
keagamaan.
2. Sejak dahulu, bangsa Indonesia berkeyakinan bahwa pada hakekatnya semua
manusia dilahirkan sama, dan karena itu yang hidup dan menikmati kehadapan
sepenuhnya watak mesti bangsa Indonesia yang sebenarnya, tidak menyukai
perbedaan perihal martabat yang disebabkan karena perbedaan warna kulit,
daerah keturunan dan kasta seperti yang terjadi masyarakat feodal.
3. Karena pengaruh keadaan geografisnya yang terpencar antara satu wilayah
dengan wilayah yang lainnya, antar satu pulau dengan pulau lainnya maka
Indonesia terkenal mempunyai banyak perbedaan yang beraneka ragam sejak
dari perbedaan bahasa daerah, suku bangsa, adat istiadat, kesenian dan
kebudayaannya (bhineka), tetapi karena mempunyai kepentingan yang sama,
maka setiap ada bahagian yang mengancam dari luar selalu menimbulkan
kesadaran bahwa dalam kebhinekaan itu terdapat ketunggalan yang harus
diutamkana kesadaran kebangsaan yang berbeda yaitu sebagai
bangsaIndonesia.
4. Ciri khas yang merupakan kepribadian bansga dari berbagai suku, bangsa
Indonesia adalah adanya prinsip musyawarah diantara warga masyarakat
sendiri dalam mengatur tata kehidupan mereka. Sedang kepala desa, kepala
suku,dan sebagainya hanya merupakan pamong (pembimbing mereka yang
dipilih dan dari antara mereka sendiri, prinsip musyawarah dan masyarakat
yang merupakan inti dari kerakyatan telah dipraktikkan dalam kehidupan
masyarakat adat seperti : desa marga, kurnia, nagori, banua, dsb.
5. Salah satu bentuk khusus dari kerakyatan ialah kerakyatan dibidang ekonomi,
yang dirumuskan sebagai keadilan atau kesejahteraan sosial bagi rakyat
Indonesia, asas ini sudah dikenal berabad-abad lamanya yang sisanya masih
dapat kita jumpai dalam masyarakat terutama di desa, yaitu kebisaaan tolong
menolong antara sesama masyarakat, gotong – royong dalam mengusahakan
kepentingan bersama atau membantu (menolong seseorang yang sangat
membutuhkan seperti materialistik, kapitalisme dan individualisme sama
sekali tidak disukai oleh bangsa Indonesia, karena tidak memungkinkan
tercapainya keadilan / kesejahteraan sosial.

Pancasila sebenarnya adalah cita-cita yang ingindicapai bersama oleh


bangsa Indonesia.Oleh karena itu, Pancasila sering disebut dengan landasan
ideal.Maksud dari ideal adalah bahwa Pancasila merupakan hal yang menjadi
sebuah gagasan dan dambaan.Hal ini sesuai dengan pengeraian Pancasila sebagai
ideologi negara.Dalam era yang hiruk-pikuk ini, eksistensi Pancasilasudah mulai
dipertanyakan.Benarkah Pancasila memang menjadi dasar hidup
bangsa, benarkah Pancasila merupakan identitas bagi bangsa
Indonesia.Melihatrealita yang ada, sulit untuk membuktikan bahwa Pancasila
masih menjiwai dan mendarah-daging dalam diri manusia Indonesia.
Pancasila pada saat ini cenderung menjadi lambangdan hanya menjadi formalitas
yang dipaksakan kehadirannya di Indonesia.Kehadiran Pancasila pada saat ini
bukan berasal dari hati nurani bangsa Indoensia.Bukti dari semua itu aalah tidak
aplikatifnya sila-sila yang terkandung dalam Pancasila dalam kehidupan
masyarakat Indonesia.

4. Pancasila sebagai Dasar dan Etika dalam Kehidupan Bermasyarakat,


Berbangsa maupun Bernegara
Nilai-nilai pancasila bagi bangsa Indonesia menjadi landasan, dasar serta motivasi
atas segala perbuatan baik dalam kehidupan sehari-hari, maupun dalam kehidupan
kenegaraan. Dengan kata lain bahwa nilai-nilai pancasila merupakan das sollen
atau cita-cita tentang kebaikan yang harus diwujudkan menjadi suatu kenyataan
atau das sein.

Di era sekarang sekarang ini, tampaknya kebutuhan akan norma etika untuk
kehidupan berbangsa dan bernegara masih perlu bahkan amat penting untuk
ditetapkan. Hal ini terwujud dengan keluarnya ketetapan MPR No. VI/MPR/2001
tentang etika kehidupan berbangsa, bernegara, dan bermasyarakat yang
merupakan penjabaran nilai-nilai Pancasila sebagai pedoman dalam berpikir,
bersikap dan bertingkah laku yang merupakan cerminan dari nilai-nilai
keagamaan dan kebudayaan yang sudah mengakar dalam kehidupan
bermasyarakat.
Etika kehidupan berbangsa, bernegara, dan bermasyarakat bertujuan untuk:
1. Memberikan landasan etik moral bagi seluruh komponen bangsa dalam
menjalankan kehidupan kebangsaan dalam berbagai aspek
2. Menentukan pokok-pokok etika kehidupan berbangsa, bernegara, dan
bermasyarakat.
3. Menjadi kerangka acuan dalam mengevaluasi pelaksanaan nilai-nilai etika dan
moral dalam kehidupan berbangsa, bernegara, dan bermasyarakat.

Etika kehidupan berbangsa meliputi sebagai berikut:


1. Etika sosial dan Budaya
Etika ini bertolak dari rasa kemanusiaan yang mendalam dengan
menampilkan kembali sikap jujur, saling peduli, saling memahami, saling
menghargai, saling mencintai, dan tolong-menolong di antara sesame
manusia dan anak bangsa. Senada dengan itu juga menghidupkansuburkan
kembali budaya malu, yakni malu berbuat kesalahan dan semua yang
bertentangan dengan moral agama dan nilai-nilai luhur budaya bangsa.
2. Etika pemerintahan dan politik
Etika ini dimaksudkan untuk mewujudkan pemerintahan yang bersih, efesien,
dan efektif serta menumbuhkan suasana politik yang demokratis yang
bercirikan keterbukaan, tanggung jawab, tanggap akan aspirasi rakyat,
menghargai perbedaan, jujur dalam persaingan, serta menjujunjung tinggi hak
asasi manusia.
3. Etika ekonomi dan bisnis
Etika ini bertujuan agar prinsip dan prilaku ekonomi baik oleh pribadi,
institusi, maupun keputusan dalam bidang ekonomi dapat melahirkan
ekonomi dengan kondisi yang baik dan realitas.

4. Etika penegakan hukum yang berkeadilan


Etika ini bertujuan agar penegakan hukum secara adil, perlakuan yang sama
dan tidak diskriminatif terhadap setiap warga Negara di hadapan hukum, dan
menghindarkan peggunaan hukum secara salah sebagai alat kekuasaan.
5. Etika keilmuan dan disiplin kehidupan.
Etika ini diwujudkan dengan menjunjung tinggi nilai-nilai ilmu pengetahuan
dan teknologi agar mampu berpikir rasional, kritis, logis, dan objektif.
Dengan berpedoman pada etika kehidupan berbangsa tersebut, penyelenggara
Negara dan warga Negara berprilaku secara baik bersumber pada nilai-nilai
pancasila dalam kehidupannya. Etika kehidupan berbangsa tidak memiliki
sanksi hukum. Namun sebagai semacam kode etik, pedoman etik berbangsa
memberikan sanksi moral bagi siapa saja yang berprilaku menyimpang dari
norma-norma etik yang baik. Etika kehidupan berbangsa ini dapat kita
pandang sebagai norma etik Negara sebagai perwujudan dari nilai-nilai dasar
Pancasila.

Etika dan moral bagi manusia dalam kehiduan berbangsa, bernegara, dan
bermasyarakat, senantiasa bersifat relasional. Hal ini berarti bahwa etika serta
moral yang terkandung dalam sila-sila Pancasila, tidak dimaksudkan untuk
manusia secara pribadi, namun secara relasioanal senantiasa memiliki hubungan
dengan yang lain baik kepada Tuhan yang maha esa maupun kepada manusia
lainnya.

5. Kajian Kasus Untuk Pemahaman Implementasi Pancasila


1. Sila Ketuhanan Yang Maha Esa

 Positif

Contoh kasus : Jakarta, CNN Indonesia - Gereja Katedral dan Masjid Istiqlal, jadi
dua simbol agama, Islam dan Katolik di Indonesia. Kedua tempat tersebut
terletak saling berseberangan, Gereja Katedral di Jalan Katedral nomor 7B dan
Masjid Isiqlal di Jalam Taman Wijaya Kusuma, keduanya di pusat
Jakarta,memiliki sejarah toleransi beragama yang panjang. Salah satu bentuk
kecil dari toleransi beragama yang muncul dari kehadiran Katedral dan Istiqlal
adalah soal berbagi lahan parkir. Seperti diketahui, akhir pekan ini umat Katolik,
dan Kristen tentunya, sedang merayakan hari besar yang mereka namakan
Paskah.

Analisis : Menurut saya prilaku ini mencerminkan sikap seperti sila pertama yaitu
Ketuhanan Yang Maha Esa, dimana setiap individu pasti memiliki kepercayaan
dan keyakinannya masing-masing. Seperti yang ditunjukan oleh contoh diatas,
dimana Masjid Istiqlal dengan Gereja Katedral merupakan dua tempat ibadah
yang berebeda. Letak kedua tempat ibadah ini saling berhadapan, meskipun
demikian mereka memiliki sikap toleransi dan peduli satu sama lain. Seperti saat
hari raya Idul Fitri atau hari besar lainnya, bila lahan parkir di daerah Masjid
Istiqlal penuh mereka para pengunjung dapat menitipkan kendaraannya di Gereja
Katedral, begitu pula sebaliknya.

 Negatif

Contoh kasus : Bekasi (ANTARA) – Kasus penistaan agama Islam melalui situs
internet Bellarminus-Bekasi.blogspot.com yang diduga milik Yayasan Pendidikan
Bellarminus diproses aparat dan MUI Kota Bekasi terus memantau
perkembangannya.

Sekretaris Umum MUI Kota Bekasi KH Iskandar Ghazali di Bekasi, Selasa,


mengatakan, kasus tersebut telah ditangani bagian kejahatan teknologi informasi
Polda Metro Jaya, sementara dua orang yang dicurigai, F dan J telah telah
ditangani aparat Polres Metro Bekasi. Penistaan yang dilakukan oleh oknum
tersebut berupa pelecehan terhadap kitab suci Al Quran dan Nabi Muhammad
SAW, katanya.

Analisis : Menurut saya kasus ini merupakan penyimpangan terhadap sila


pertama yaitu Ketuhanan Yang Maha Esa, sebab penistaan yang dilakukan di
media internet ini sangat tidak terpuji. Pasalnya setiap individu pasti memiliki
keyakinannya masing-masing, dan oleh sebab itu dibutuhkannya sikap toleransi
dalam beragama ataupun berkeyakinan. Meskipun berbeda keyakinan tidak
sepantasnya menghina atau mencaci agama lain. Atas tindakan yang dilakukan
oleh para oknum yang tidak bertanggung jawab tersebut harus ditindaklanjuti
oleh pihak yang berwajib, agar memberikan efek jera pada si pelaku tersebut dan
memblokir situs media yang digunakan si pelaku.

2. Sila Kemanusiaan yang adil dan beradab

 Positif

Contoh kasus : Masyarakat di Kec. Serawai adalah kelompok orang Dayak yang
hidup dalam persahabatan dengan alam, budaya, sesama, dan Tuhan. Mereka
hidup di pinggiran sungai di pedalaman Kalimantan Barat. Suku mayoritas di
sana adalah suku Uud Danum. Rasa kekeluargaan di antara mereka tumbuh
secara alamiah karena ikatan kesukuan dan alam mereka. Mereka semakin
merasa senasib dan sepenanggungan karena sedikit demi sedikit komunitas ini
mulai tersingkir oleh modernisasi dari kota. Karena itu, pendekatan yang paling
cocok untuk pengamalan sila kedua Pancasila di tempat ini adalah pendekatan
budaya. Nilai-nilai Pancasila akan lebih tepat dan efektif jika masuk melalui
budaya mereka, karena pada dasarnya Pancasila pun berasal dari budaya. Di
sinilah letak adaptasi nilai-nilai Pancasila terhadap locus kontekstual masyarakat
di Serawai.

Anlisis : Menurut saya sikap masyarakat Serawai mecerminkan sila kedua, sebab
dalam kesehariannya mereka hidup saling berdampingan dan juga saling
membantu tanpa memandang suku, keturunan maupun agamanya. Hal inilah
yang patut untuk ditiru oleh masyarakat kita.

 Negatif

Contoh kasus : Jakarta, CNN Indonesia - Kepala Satuan Reserse dan Kriminal
Polres Kota Tangerang Komisaris Aris Tri Yunarko mengatakan bahwa Kota
Tangerang Selatan adalah kawasan rawan pembegalan sepeda motor. Kasus
pembegalan yang berakhir dengan tewasnya salah satu pelaku dengan cara
dibakar warga adalah salah satu contoh kejadian perampokan di daerah
pemekaran Kabupaten Tangerang tersebut.

"Untuk pencurian kendaraan bermotor Tangsel masuk kategori rawan karena


berbatasan dengan Jakarta," kata Aris kepada CNN Indonesia, Selasa (24/2).

Analisis : Menurut saya, prilaku ini merupakan penyimpangan dari sila kedua
yaitu Kemanusiaan yang adil dan beradab. Sebab pembegalan yang dilakukan
oleh beberapa kelompok dibeberapa daerah tidak memiliki rasa kemanusiaan. Hal
ini ditunjukan dengan cara pelaku melakukan aksinya yang mana korban
langsung dibunuh dengan cara sadis. Untuk itu perlunya peran pemerintah dalam
menindaklanjuti sikap para pembegal ini, dan perlunya diberi sanksi yang tegas
setara dengan apa yang mereka perbuat.

3. Sila Persatuan Indonesia

 Positif

Contoh Kasus : Jurnal Patroli News Bitung – Ditahun 2015 PNS jajaran Pemkot
bakal diwajibkan untuk menggunakan pakaian batik selama dua hari berturut-
turut, yakni hari Rabu dan Kamis. Penggunaan batik itu sesuai dengan peraturan
Walikota Bitung Nomor 15 Tahun 2008 tentang pakaian dinas di Lingkungan
Pemerintah Kota Bitung.

“Serta guna meningkatkan disiplin dan motivasi kerja, telah diterbitkan surat
edaran Nomor 800/WK/01/I/2015 Tanggal 2 Januari 2015 tentang penggunaan
pakaiaan dan ketentuan jam kerja,” kata Kepala BKD-PP Kota Bitung, Jossy
Kawengian, Senin (5/1/2015).

Analisis : Menurut saya sikap yang diambil oleh Pemkot Bitung mencerminkan
sila ketiga, dimana busana batik merupakan budaya asli dari Indonesia.
Mengenakan pakaian batik pada hari Rabu dan Kamis di kota Bitung
menunjukkan sebagian kecil sikap positif persatuan untuk melestarikan budaya
Indonesia. Untuk itu sudah sepatutnya kita warga negara Indonesia harus ikut
melestarikan budaya bangsa.

 Negatif

Contoh Kasus : Pengakuan atau klaim budaya indonesia oleh bangsa lain bukan
hanya terjadi satu kali. Tercatat ada lebih dari 20 budaya indonesia yang di klaim
oleh bangsa lain, angka yang menakjubkan bukan? Tidak berhenti di situ, yang
lebih fantastik adalah keanergaman budaya yang di klaim. Tidak tanggung-
tanggung pengeklamiannya yang terjadi, dari naskah kuno sampai motif batik,
dari alat musik angklung sampai tarian pendet, yang notabene adalah tarian
kebanggaan masyarakat pulau Bali.

Analisis : Menurut saya kurangnya perhatian serta rendahnya inisiatif pemerintah


dalam mempertahankan dan mematenkan budaya Indonesia adalah salahsatu
faktor penyebab pengklaiman budaya Indonesia oleh bangsa lain. Keterlambatan
pemerintah dalam menindaklanjuti ini akan berdampak buruk yaitu kehilangan
indetitas diri suatu bangsa. Tapi bukan hanya pemerintah yang berperan dalam
melestarikan budaya Indonesia, tetapi semua warga negara khususnya remaja
yang kini lebih menyukai budaya asing daripada budaya lokal. Kita sebagai warga
negara Indonesia sudah sepatutnya bangga akan budaya yang dimiliki negara ini,
dan sudah seharusnya juga kita menjaga dan melestarikan budaya Indonesia.

4. Sila Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam


permusyawaratan perwakilan

 Positif
Contoh Kasus : JAKARTA-Calon presiden nomor urut dua, Joko Widodo, hari ini
menyalurkan hak pilihnya di TPS 18 Taman Suropati, Menteng, Jakarta Pusat.
Jokowi yang didampingi sang istri, Iriana Widodo tiba di lokasi TPS pukul 10
lewat 15 menit. Usai melakukan pencoblosan, Jokowi beserta istri meninggalkan
lokasi pemungutan suara, untuk menuju kediaman Megawati Soekarno putri, di
Kebagusan, Jakarta. Sementara itu, calon presiden nomor urut satu, Prabowo
Subianto menyalurkan hak pilihnya di kediamanya di hambalang Bogor.

Analisis : Menurut saya kasus pemilu ini mencerminkan sila keempat sebab
Indonesia membutuhkan pemimpin untuk memajukan kesejahteraan rakyat.
Antusias yang dimiliki masyarakat dalam memilih Presiden untuk periode
selanjutnya adalah bentuk cita-cita masyarakat Indonesia untuk hidup yang lebih
baik.

 Negatif

Contoh Kasus : TEMPO.CO, Brebes - Baru dua bulan bekerja sebagai pembantu
rumah tangga di Singapura, Kunainah, 30 tahun, pulang dengan luka di sekujur
tubuhnya. Tragisnya, tenaga kerja Indonesia (TKI) asal Desa Cikuya, Kecamatan
Banjarharjo, Kabupaten Brebes, Jawa Tengah, itu telantar saat tiba di Bandara
Soekarno-Hatta pada Selasa, 3 Juni 2014.

"Dari bandara, Kunainah dipulangkan dengan bus. Dia diturunkan di Desa


Pejagan, Kecamatan Losari, Brebes," kata Ramuji, 48 tahun, sepupu Kunainah, di
Rumah Sakit Umum Daerah Brebes, Ahad siang, 8 Juni 2014. Herman beserta
sejumlah keluarganya mengantar Kunainah ke Instalasi Gawat Darurat RSUD
Brebes.

Analisis : Menurut saya kasus ini tidak mencerminkan sila keempat, sebab
kurangnya keseriusan pemerintah Indonesia dalam menangani permasalahan TKI
diluar negeri. Akibatnya banyak TKI yang merasakan penderitaan akibat
penyiksaan oleh majikannya. Untuk itu perlunya dilakukan pembenahan dan
diberlakukannya kebijakan yang dapat melindungi para TKI diluar negeri.
5. Sila Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia

 Positif

Contoh Kasus : Merdeka.com - Seorang guru honorer di Tegal, Siti Saerullah,


menyampaikan keluhannya kepada calon presiden Joko Widodo (Jokowi). Dia
mengatakan sudah menjadi guru selama sepuluh tahun, namun belum juga
menjadi Pegawai Negeri Sipil (PNS).

Dia mengungkapkan, dia belum menjadi PNS padahal kawan-kawannya yang


juga sebagai guru honorer sudah diangkat menjadi PNS. Siti pun mengeluh
lantaran penghasilannya hanya sekitar seratus ribu tiap bulannya.

"Saya sudah jadi honorer K2 sejak tahun 2004. Padahal kawan saya sudah ada
yang lolos, tapi saya ndak lolos. Penghasilan saya sekitar seratus ribu per bulan.
Kami dari honorer guru dan guru bantu minta diangkat," kata Siti di kawasan
Tegal, Jawa Tengah, Kamis (19/6).

Analisis : Menurut saya contoh kasus ini mencerminkan sila kelima, sebab guru
honorer juga manusia yang memiliki banyak kebutuhan untuk keluarganya. Hal
ini ditunjukkan oleh sekelompok guru honorer yang menceritakan keluh
kesahnya langsung kepada Bapak Jokowi. Permohonan keadilan yang dituntut
oleh para guru honorer dikawasan Tegal inipun segera ditindaklanjuti dengan
mengangkat semua guru honorer menjadi PNS meskipun akan ada prosedur dan
proses yang harus dijalani.

 Negatif

Contoh Kasus : KOMPAS.com - Inilah ironi di negeri ini. Koruptor yang makan
uang rakyat bermiliar-miliar banyak yang lolos dari jeratan hukum. Tapi nenek
Minah dari Dusun Sidoharjo, Desa Darmakradenan, Kecamatan Ajibarang,
Kabupaten Banyumas ini harus menghadapi masalah hukum hanya karena tiga
biji kakao yang nilainya Rp 2.000.
Memang, sampai saat ini Minah (55) tidak harus mendekam di ruang tahanan.
Sehari-hari ia masih bisa menghitung jejak kakinya sepanjang 3 km lebih dari
rumahnya ke kebun untuk bekerja.

Ketika ditemui sepulang dari kebun, Rabu (18/11) kemarin, nenek tujuh cucu itu
seolah tak gelisah, meskipun ancaman hukuman enam bulan penjara terus
membayangi. "Tidak menyerah, tapi pasrah saja," katanya. "Saya memang
memetik buah kakao itu," tambahnya.

Terhitung sejak 19 Oktober lalu, kasus pencurian kakao yang membelit nenek
Minah itu telah ditangani pihak Kejaksaan Negeri Purwokerto. Dia didakwa telah
mengambil barang milik orang lain tanpa izin. Yakni memetik tiga buah kakao
seberat 3 kg dari kebun milik PT Rumpun Sari Antan 4. Berapa kerugian atas
pencurian itu? Rp 30.000 menurut jaksa, atau Rp 2.000 di pasaran.
DAFTAR PUSTAKA

Junaidi ,Muhammad.2013.pendidikan kewarganegaraan.penerbit graha


ilmu.Yogyakarta.

Ubadaedillah .A dan Rozak Abdul.2012.Pancasila,demokrasi,Ham,dan


Masyarakat Madani.penerbit Civic Education.Jakarta.

Winarno.2007.Pendidikan kewarganegaraan.Penerbit Bumi Aksana.Surakarta

Wahidin.2013.Pendidikan kewarganegaraan.Penerbit In Media.Tanggerang

Sutoyo.2007.Pendidikan Kewarganegaraan.Penerbit Graha Ilmu.Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai