Anda di halaman 1dari 6

Nama: Maryam Robani

Nim: 2102112583
Uas Pendidikan Pancasila

1. Perkembangan ketatanegaraan Republik Indonesia terjadi sejak masa pra kemerdekaan,


masa kemerdekaan dan pasca kemerdekaan. Oleh karena itu Pancasila menjadi dasar untuk
terbentuknya negara. Jelaskanlah perkembangan pancasila sebagai dasar negara sejak masa
pra kemerdekaan, kemerdekaan dan pasca kemerdekaan!
A.  PANCASILA DI ERA PRA KEMERDEKAAN
Pancasila adalah ideologi dasar negara dan rumusan kehidupan bagi negara Indonesia. Pada
tanggal 1 Maret 1945 di bentuk Badan Penyelidikan Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia
yang diketuai oleh Dr. Kanjeng Raden Tumenggung (K.R.T) Radjiman Wedyodiningrat. Dalam
pembukaan pidato pada sidang pertama Radjiman Widyodiningrat mengelontarkan pertanyaan
"Apa dasar negara kita dan mau dibentuk apa ? " Untuk merumuskan Pancasila sebagai dasar
negara, terdapat usulan-usulan pribadi yang dikemukakan dalam sidang BPUKI yaitu
Muhammad Yamin,Soekarno,dan Soepomo. Sidang pertama dilaksanakan pada tanggal 29 Mei
1945-1 Juni 1945 untuk merumuskan falsafah dasar negara untuk negara Indonesia.

B. PANCASILA DI ERA KEMERDEKAAN.


Pada di era Pra Kemerdekaan selepas perumusan dasar negara Indonesia yang dilaksanakan
tanggal 29 Mei - 1 Juni 1945. Sesudah itu dibentuk panitia kecil ( 9 Orang ) untuk merumuskan
gagasan-gagasan tentang dasar-dasar negara yang dilontarkan oleh 3 pembicara pada
persidangan pertama.Pada tanggal 18 Agustus 1945 Piagam Jakarta mengesahkan pada sidang
PPKI dalam pembentukkan UUD 1945. Naskah Piagam Jakarta ditulis dengan menggunakan
ejaan Republik dan ditandatangani oleh Ir.Soekarno, Moh Hatta, A.A  Maramis, Abdul Kahar,
H.A Salim, Achmad Subadjo, Abikoeno, K.H Wahid Hasjim, dan Muhammad Yamin.Pada tanggal
22 Juni 1945 Piagam Jakarta meperbandingkan perumusan dasar negara menjadi :
1. Ketuhanan yang Maha Esa.
2. Kemanusiaan yang adil dan beradab.
3. Persatuan Indonesia.
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaa dalam permusyawaratan perwakilan
5. Keadilan sosial bagi seluruh Indonesia.
C.PANCASILA DI ERA PASCA KEMERDEKAAN
Pancasila di pasca kemerdekaan adalah lima nilai dasar luhur yang ada dan berkembang
bersama dengan bangsa Indonesia sejak dahulu. Sejarah merupakan deretan peristiwa yang
saling berhubungan. Peristiwa-peristiwa masa lampau yang berhubungan dengan kejadian
masa sekarang dan semuanya bermuara pada masa yang akan datang. Hal ini berarti bahwa
semua aktivitas manusia pada masa lampau berkaitan dengan kehidupan masa sekarang untuk
mewujudkan masa depan yang berbeda dengan masa yang sebelumnya. Sejarah perjuangan
bangsa Indonesia berlalu dengan melewati suatu proses waktu yang sangat panjang. Dalam
proses waktu yang panjang itu dapat dicatat kejadian-kejadian penting yang merupakan
tonggak sejarah perjuangan. Dan Dasar Negara merupakan alas atau fundamen yang menjadi
pijakan dan mampu memberikan kekuatan kepada berdirinya sebuah Negara. Negara Indonesia
dibangun juga berdasarkan pada suatu landasan atau pijakan yaitu pancasila. Pancasila, dalam
fungsinya sebagai dasar Negara, merupakan sumber kaidah hukum yang mengatur Negara
Replubik Indonesia, termasuk di dalamnya seluruh unsur-unsurnya yakni pemerintah, wilayah,
dan rakyat. Pancasila dalam kedudukannya seperti inilah yang merupakan dasar pijakan
penyelenggaraan Negara dan seluruh kehidupan Negara Replubik Indonesia. B. Saran-Saran
Pancasila merupakan kepribadian bangsa Indonesia yang mana setiap warga negara Indonesia
harus menjunjung tinggi dan mengamalkan sila-sila dari Pancasila tersebut dengan setulus hati
dan penuh rasa tanggung jawab. Agar pancasila tidak terbatas pada coretan tinta belaka tanpa
makna.

2. Dalam kehidupan bernegara, Pancasila dijadikan sebagai sistem filsafat bernegara.


Jelaskanlah secara ringkas mengenai esensi dan urgensi Pancasila sebagai sistem filsafat
negara! Serta uraikan sumber historis, sosiologis dan politis dari Pancasila sebagai sistem
filsafat!
1.Esensi (hakikat) Pancasila sebagai Sistem Filsafat
Hakikat (esensi) Pancasila sebagai sistem filsafat terletak pada hal-hal sebagai berikut:
a.Pertama; hakikat sila ketuhanan terletak pada keyakinan bangsa Indonesia bahwa Tuhan
sebagai prinsip utama dalam kehidupan semua makhluk.
b. Kedua; hakikat sila kemanusiaan adalah manusia monopluralis, yang terdiri atas 3
monodualis, yaitu susunan kodrat (jiwa, raga), sifat kodrat (makhluk individu, sosial),
kedudukan kodrat (makhluk pribadi yang otonom dan makhluk Tuhan).
c Ketiga, hakikat sila persatuan terkait dengan semangat kebangsaan. Rasa kebangsaan
terwujud dalam bentuk cinta tanah air, yang dibedakan ke dalam 3 jenis, yaitu tanah air real,
tanah air formal, dan tanah air mental. Tanah air real adalah bumi tempat orang dilahirkan dan
dibesarkan, bersuka, dan berduka, yang dialami secara fisik sehari-hari. Tanah air formal adalah
negara bangsa yang berundang-undang dasar. Tanah air mental bukan bersifat territorial
karena tidak dibatasi oleh ruang dan waktu, melainkan imajinasi yang dibentuk dan dibina oleh
ideologi atau seperangkat gagasan vital.
d.Keempat, hakikat sila kerakyatan terletak pada prinsip musyawarah.
e. Kelima, hakikat sila keadilan terwujud dalam tiga aspek, yaitu keadilan distributif, legal, dan
komutatif. Keadilan distributif adalah keadilan bersifat membagi dari negara kepada warga
negara. Keadilan legal adalah kewajiban warga negara terhadap negara atau dinamakan
keadilan bertaat. Keadilan komutatif adalah keadilan antara sesama warga negara.

2. Urgensi Pancasila sebagai Sistem Filsafat


Hal-hal penting yang sangat urgen bagi pengembangan Pancasila sebagai sistem filsafat
meliputi hal-hal sebagai berikut:
a.Pertama, meletakkan Pancasila sebagai sistem filsafat dapat memulihkan harga diri bangsa
Indonesia sebagai bangsa yang merdeka dalam politik, yuridis, dan juga merdeka dalam
mengemukakan ide-ide pemikirannya untuk kemajuan bangsa, baik secara materiil maupun
spiritual.
b.Kedua, Pancasila sebagai sistem filsafat membangun alam pemikiran yang berakar dari nilai-
nilai budaya bangsa Indonesia sendiri sehingga mampu dalam menghadapi berbagai ideologi
dunia.
c. Ketiga, Pancasila sebagai sistem filsafat dapat menjadi dasar pijakan untuk menghadapi
tantangan globalisasi yang dapat melunturkan semangat kebangsaan dan melemahkan sendi-
sendi perekonomian yang berorientasi pada kesejahteraan rakyat banyak.
d. Keempat, Pancasila sebagai sistem filsafat dapat menjadi way of life sekaligus way of
thinking bangsa Indonesia untuk menjaga keseimbangan dan konsistensi antara tindakan dan
pemikiran.
1. Sumber historis Pancasila sebagai Sistem Filsafat
a. Sila ke-1 : masih berlangsungnya sistem penyembahan dari berbagai kepercayaan dalam
agama-agama yang hidup di Indonesia.
b. Sila ke-2 : Kemanjuran konsepsi internasionalisme yang berwawasan kemanusiaan yang
adil dan beradab menemukan ruang pembuktiannya segera setelah proklamasi kemerdekaan
Indonesia.
c. Sila ke-3 : Indonesia adalah bangsa majemuk paripurna yang menakjubkan karena
kemajemukan sosial, kultural, dan teritorial dapat menyatu dalam suatu komunitas politik
kebangsaan Indonesia.
d. Sila ke-4 : Demokrasi sebagai bentuk pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk
rakyat memang merupakan fenomena baru di Indonesia, yang muncul sebagai ikutan formasi
negara republik Indonesia merdeka.
e. Sila ke-5 : Sejarah mencatat bahwa bangsa Indonesia dahulunya adalah bangsa yang hidup
dalam keadilan dan kemakmuran, keadaan ini kemudian dirampas oleh kolonialisme (Yudi-Latif,
2011: 493--494).

2. Sumber sosiologis Pancasila sebagai Sistem Filsafat


- Kelompok pertama, masyarakat awam yang memahami Pancasila sebagai sistem filsafat
yang sudah dikenal masyarakat Indonesia dalam bentuk pandangan hidup, Way of life yang
terdapat dalam agama, adat istiadat, dan budaya berbagai suku bangsa di Indonesia.
- Kelompok kedua, masyarakat ilmiah-akademis yang memahami Pancasila sebagai sistem
filsafat dengan teori-teori yang bersifat akademis.
Pancasila sebagai sistem filsafat, menurut Notonagoro merupakan satu kesatuan utuh yang
tidak dapat dipisah-pisahkan. Artinya, sila-sila Pancasila merupakan suatu kesatuan utuh yang
yang saling terkait dan saling berhubungan secara koheren.

3. Sumber politis Pancasila sebagai Sistem Filsafat


- Kelompok pertama meliputi wacana politis tentang Pancasila sebagai sistem filsafat pada
sidang BPUPKI, sidang PPKI, dan kuliah umum Soekarno antara tahun 1958 dan 1959, tentang
pembahasan sila-sila Pancasila secara filosofis.
- Kelompok kedua, mencakup berbagai argumen politis tentang Pancasila sebagai sistem
filsafat yang disuarakan kembali di era reformasi dalam pidato politik Habibie 1 Juni 2011.
Wacana politis tentang Pancasila sebagai sistem filsafat mengemuka ketika Soekarno
melontarkan konsep Philosofische Grondslag, dasar filsafat negara. Artinya, kedudukan
Pancasila diletakkan sebagai dasar kerohanian bagi penyelenggaran kehidupan bernegara di
Indonesia.

3. Era globalisasi memiliki dampak positif dan negatif dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara. Jelaskanlah pengaruh globalisasi dibidang kehidupan sosial budaya masyarakat
Indonesia dan menurut anda bagaimana peran pancasila dalam menghadapi arus globalisasi
dan pengembangan ilmu pengetahuan!
Pengaruh positif dari globalisasi dalam bidang sosial budaya adalah meningkatnya solidaritas
antar bangsa diberbagai negara, karena melalui kemajuan teknologi informasi dan komunikasi
memungkinan masyarakat dunia saling terhubung untuk berbagi informasi dan pikiran tanpa
dibatasi ruang dan waktu, masuknya budaya asing juga dapat menambah pengetahuan serta
wawasan bagi masyarakat mengenai budaya yang ada di dunia, selain itu juga mampu
meningkatkan pembelajaran mengenai tata nilai sosial budaya, cara hidup, pola pikir yang baik,
maupun ilmu pengetahuan dan teknologi dari bangsa lain yang telah maju, serta meningkatkan
etos kerja yang tinggi, suka bekerja keras, disiplin, mempunyai jiwa kemandirian yang menjadi
motivasi buat negara-negara lain untuk mencapai kemajuan.
dampak positif era globalisasi juga mempunyai dampak negatif dalam bidang sosial budaya
yang sangat membahayakan bagi negara-negara berkembang seperti Negara Indonesia. Dalam
bidang sosial akan menimbulkan sikap seperti, gaya hidup yang matrealistisyang menilai segala
sesuatunya dengan materi dan selalu berusaha memperkaya diri dengan materi berlebih.
Menimbulkan sikap individualistis, dulu sosialisasi hanya dapat terjadi jika kita pergi keluar
rumah, menyapa tetangga ataupun mengobrol. Namun pada era globalisasi, hanya dengan
duduk dialam rumah dengan internet, bahkan kita bisa bersosialisasi dengan orang-orang yang
berada sangat jauh. Menimbulkan sikap konsumerisme, yaitu paham dimana seseorang atau
kelompok melakukan atau menjalankan proses konsumsi atau pemakaian barang barang hasil
produksi secara berlebihan atau tidak sepantasnya secara sadar dan berkelanjutan. Dan inilah
hal yang paling sering terjadi seperti berbelanja pakaian terlalu banyak. Padahal pakaian
tersebut tidak semuanya dipakai dalam kehidupan sehari-hari. Sikap yang serba Instant, era
globalisasi membuat mudah segala sesuatunya. Ingin makan mie, cukup menyeduh mie instant.
Bagaimana peran pancasila dalam menghadapi arus globalisasi dan pengembangan ilmu
pengetahuan.
Peran Pancasila dalam menghadapi pengaruh era globalisasi dalam bidang sosial budaya adalah
dengan cara memfilter atau menyaring pengaruh budaya global melalaui Pendidikan Pancasila
dan Kewarganegaraan. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan dapat dijadikan sebagai
dasar dan arahan dalam upaya mengatasi krisis dan disintegrasi yang dihadapi oleh bangsa
Indonesia pada era globalisasi sekarang ini. Hal tersebut dilakukan sebagai upaya menjaga nilai-
nilai luhur yang terkandung di dalam Pancasila sebagai dasar negara dan ideologi nasional. Oleh
sebab itu, perlu dipersiapkan lahirnya generasi-generasi yang sadar dan terdidik berdasarkan
nilai-nilai moral yang ada pada Pancasila. Sadar dalam arti generasi yang hati nuraninya selalu
merasa terpanggil untuk melestarikan dan mengembangkan nilai-nilai Pancasila, terdidik dalam
arti generasi yang mempunyai kemampuan dan kemandirian dalam mengembangkan ilmu
pengetahuan sebagai sarana pengabdian kepada bangsa dan negara. Dengan demikian akan
muncul generasi-generasi yang mempunyai ide-ide segar dalam mengembangkan Pancasila.
Sehingga dari sini lah diharapkan akan tercipta generasi penerus bangsa yang akan mampu
membangun bangsa Indonesia menuju kesejahteraan. Selain itu untuk mangatasi dampak dari
globalisasi, Pancasila juga seharusnya benar-benar dipegang teguh oleh masyarakat Indonesia
sebagai pandangan hidup yang harus tetap menjadi pijakan dalam bersikap. Kita sebagai warga
bangsa Indonesia harus bisa meneladani nilai yang terkandung dalam pancasila. Salah satunya
yaitu nilai kemanusiaan yang adil dan beradab. Disini Pancasila sudah menerangkan bahwa kita
harus sadar terhadap sikap dan perilaku yang sesuai dengan nilai–nilai moral dan hidup
bersama. Maka dari itu Pancasila sangat berperan dalam menyaring setiap budaya yang masuk
ke Indonesia dan tak lupa pula dengan perantaraan pemerintah. Mereka harus memegang
teguh nilai–nilai Pancasila jika ingin menerapkan kebudayaan baru di Indonesia dan harus di
dasarkan kepada nilai–nilai yang terkandung dalam Pancasila, dan jika belum sesuai maka
budaya tersebut tidak boleh masuk ke Indonesia ini. Namun dibalik itu semua tak luput dari
kesadaran dan introfeksi diri kita masing masing, sebagai bangsa yang berladaskan dasar
Pancasila, seharusnya kita lebih bisa memilih budaya yang cocok untuk kita terapkan di
kehidupan sehari-hari, bukannya memaksa kebudayaan luar yang negatif tersebut kita terapkan
di kehidupan sehari hari tapi kita sebagai masyarakat Indonesia belum bisa menerimanya dalam
budaya kita.

4. Perkembangan kasus korupsi setiap tahunnya mengalami peningkatan dan melibatkan


tokoh politik dan pemerintahan di Indonesia. Menurut anda apa saja faktor yang paling
mempengaruhi peningkatan kasus korupsi tersebut? Dan Langkah apa yang dapat dilakukan
oleh generasi milenial sebagai bentuk perang melawan korupsi? Jelaskan!
Faktor yang mempengaruhi tingkat korupsi:
-Hukuman yang Ringan Terhadap Koruptor
-Pengawasan yang Tidak Efektif
-Pejabat yang Serakah
-Sistem Penyelenggaraan Negara yang Keliru
-Penegakan Hukum Tidak Berjalan
-Budaya Masyarakat yang Mengakar
-Tidak Ada Keteladanan Pemimpin
Langkah yang perlu dilakukan generasi milenial yaitu dapat melakukan peran edukatif dengan
memberikan bimbingan dan penyuluhan kepada masyarakat baik pada saat melakukan kuliah
kerja lapangan mengenai masalah korupsi dan mendorong masyarakat berani melaporkan
adanya korupsi yang ditemuinya pada pihak yang berwenang.

Anda mungkin juga menyukai