Anda di halaman 1dari 13

PANCASILA DALAM LINTASAN SEJARAH

 Nilai Klasik Pancasila


Nilai-nilai Pancasila sebenarnya telah ada dan berlangsung dalam kehidupan sehari-hari
bangsa Indonesia sejak lama
Bangsa Indonesia, jadinya, merupakan
kausa materialis (asal mula bahan) Pancasila

 Negara Kebangsaan Indonesia Menurut Muhammad Yamin


Negara Kebangsaan Lama:
1. Sriwijaya (600-1400)
2. Majapahit (1293-1525)

Negara Kebangsaan Modern:


Indonesia hasil proklamasi 17-8-1945

1. Sriwijaya
 Kerajaan maritim, menguasai Selat Sunda, Selat Malaka
 Bahasa Persatuan, bahasa Melayu kuno
 Sistem perdagangan baik, dimana pemerintah melalui pegawai raja membentuk suatu
badan yang dapat mengumpulkan hasil kerajinan rakyat sehingga rakyat mengalami
kemudahan dalam pemasaran
 Sistem pemerintahan sudah memiliki pegawai pengurus pajak
 Rohaniawan ditugasi juga sebagai pengawas teknis pembangunan gedung-gedung dan
patung-patung suci sehingga kerajaan dapat menjalankan sistem negaranya dengan
nilai-nilai moralitas dan keTuhanan

Unsur-unsur yang terdapat di dalam Pancasila, telah dilaksanakan di Sriwijaya, hanya


saja belum dirumuskan secara kongkret

1. Nilai-Nilai Pancasila di Sriwijaya


1. Nilai sila pertama, terwujud dengan adanya umat agama Budha dan Hindu hidup
berdampingan secara damai. Di Sriwijaya terdapat pusat kegiatan pembinaan dan
pengembangan agama Budha
2. Nilai sila kedua, terjalin hubungan antara Sriwijaya dengan India. Pengiriman para
pemuda untuk belajar di India. Telah tumbuh nilai-nilai politik luar negeri yang bebas
dan aktif
3. Nilai sila ketiga, sebagai negara maritim, Sriwijaya telah menerapkan konsep
negara kepulauan sesuai dengan konvensi wawasan nusantara
4. Nilai sila keempat, hubungan baik antara penguasa Sriwijaya dengan pemuka agama
Budha terjadi karena adanya komunikasi dan musyawarah yang baik antara penguasa
dan kalangan agamawan
5. Nilai sila kelima, Sriwijaya menjadi pusat pelayanan dan perdagangan, sehingga
kehidupan rakyat sangat makmur

2. Majapahit
 Mencapai zaman keemasannya pada pemerintahan raja Hayam Wuruk dengan
Mahapatih Gajah Mada yang dibantu oleh Laksamana Nala
 Wilayah kekuasaan Majapahit pernah membentang dari semenanjung Melayu (Malaysia
sekarang) sampai Irian Barat melalui Kalimantan Utara
 Nilai sila pertama, terwujud dengan adanya umat agama Budha dan Hindu hidup
berdampingan secara damai. Di Sriwijaya terdapat pusat kegiatan pembinaan dan
pengembangan agama Budha
 Nilai sila kedua, terjalin hubungan antara Sriwijaya dengan India. Pengiriman para
pemuda untuk belajar di India. Telah tumbuh nilai-nilai politik luar negeri yang bebas
dan aktif
 Nilai sila ketiga, sebagai negara maritim, Sriwijaya telah menerapkan konsep negara
kepulauan sesuai dengan konvensi wawasan nusantara
 Nilai sila keempat, hubungan baik antara penguasa Sriwijaya dengan pemuka agama
Budha terjadi karena adanya komunikasi dan musyawarah yang baik antara penguasa
dan kalangan agamawan
 Nilai sila kelima, Sriwijaya menjadi pusat pelayanan dan perdagangan, sehingga
kehidupan rakyat sangat makmur

 Majapahit & Nilai ke-Indonesiaan


 Majapahit menjulang dalam arena sejarah kebangsaan Indonesia dan banyak
meninggalkan nilai-nilai yang diangkat dalam nasionalisme Indonesia 17 Agustus 1945.
 Hanya karena faktor keadaan dalam negeri sendiri seperti perselisihan dan perang
saudara pada permulaan abad XV, sinar kejayaan Majapahit berangsur-angsur memudar
dan akhirnya mengalami keruntuhan dengan ‘Sinar Hilang Kertaning Bumi’ pada
permulaan abad XVI (1520)

MAKNA KATA “PANCASILA”


1. Pancasila Secara Etimologi
 Kata “Pancasila” sebagai pandangan hidup serta dasar negara bangsa Indonesia, secara
etimologis berasal dari bahasa Sansekerta.
 Menurut Muhammad Yamin, dalam bahasa Sansekerta perkataan “Pancasila” memiliki
dua macam arti secara leksikal, yaitu :
o “panca” artinya lima
o “syila” artinya bantu sendi, alas atau dasar
o “Syiila” artinya peraturan tingkah laku yang baik, yang penting atau yang senonoh
 Kata tersebut dalam bahasa Indonesia diartikan sama dengan kata “susila” yang
berhubungan dengan moralitas. Jadi secara etimologis Pancasila berarti berbatu sendi lima
atau peraturan tingkah laku yang penting
 Dalam kitab suci agama Budha (Tri Pitaka), terdapat ajaran moral dalam upaya mencapai
Nirwana. Ajaran moral tersebut adalah : Dasasyiila, Saptasyiila, dan Pancasyiila
 Pancasyiila berdasarkan ajaran Budha merupakan lima aturan atau larangan yang harus
ditaati dan dilaksanakan oleh penganutnya :
o orang dilarang membunuh
o orang dilarang mencuri
o orang dilarang berzina
o orang dilarang berdusta
o orang dilarang minum minuman keras
 Perkataan Pancasila yang berasal dari bahasa Sansekerta kemudian menjadi bahasa Jawa
Kuno yang artinya tetap sama pada jaman Majapahit
 Setelah Kerajaan Majapahit runtuh dan agama Islam masuk ke Indonesia, maka ajaran-
ajaran moral tersebut (Pancasila) masih dijadikan sebagai pandangan hidup dalam
masyarakat Jawa, yaitu dalam bentuk lima larangan (pantangan, wewaler, pamali) yang
sering disebut dengan MA-LIMA, yaitu :
o MATENI : dilarang membunuh
o MALING : dilarang mencuri
o MADON : dilarang berzina
o MADAT : dilarang minum-minuman keras, mengisap candu
o MAIN : dilarang berjudi
Istilah Pancasila yang berasal dari bahasa Sansekerta lalu menjadi bahasa Jawa Kuno akhirnya
dijadikan istilah untuk memberi nama filsafat dasar negara kesatuan Republik Indonesia

LAHIRNYA PANCASILA DASAR NEGARA


1. Periode Pengusulan Pancasila
 Tanggal 29 April 1945 dibentuk Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan
(BPUPK) atau Dokuritsu Zyunbi Tjoosakai oleh Jepang dan dilantik pada tanggal 28 Mei
1945, dengan susunan anggota :
 Ketua: Dr. K.R.T. Radjiman Widiodiningrat
 Ketua Muda : Ichibangase
 Ketua Muda : R.P. Soeroso
 Anggota : 60 orang (diluar Ketua dan Ketua Muda)

 BPUPKI mengadakan sidang 2 kali :


 Sidang pertama : 29 Mei - 1 Juni 1945
 Sidang kedua : 10 - 17 Juli 1945
 Dalam sidang pertama telah dikemukakan usul dan pendapat oleh anggota
BPUPK mengenai dasar negara dan rancangan Undang-Undang Dasar
Sidang Pertama BPUPKI 29 Mei - 1 Juni 1945
Pada tanggal 29 Mei 1945 Mr. Muhammad Yamin menyampaikan Azas dan Dasar Negara
yaitu:
1. Peri Kebangsaan
2. Peri Kemanusiaan
3. Peri KeTuhanan
4. Peri Kerakyatan
5. Kesejahteraan Rakyat
Muhammad Yamin juga menyampaikan usulan tertulis naskah Rancangan Undang-Undang
Dasar. Di dalam Pembukaan Rancangan UUD itu tercantum rumusan lima azas dasar
negara yaitu:
1. Ketuhanan Yang Maha Esa
2. Kebangsaan Persatuan Indonesia
3. Rasa Kemanusiaan yang adil dan beradab
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan
perwakilan
5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia

31 Mei 1945
Ki Bagus Hadikusumo mengusulkan Dasar Negara Indonesia adalah ISLAM karena mayoritas
rakyat beragama Islam

Teori Negara yang Dikemukakan Soepomo dalam Sidang BPUPKI


1. Teori negara perseorangan (Individualis), sebagaimana diajarkan oleh Thomas Hobbes (abad
17), Jean Jacques Rousseau (abad 18), Herbert Spencer (abad 19), H.J. Laski (abad 20).
Menurut paham ini, negara adalah masyarakat hukum (legal society) yang disusun atas
kontrak antara seluruh individu (contract social). Paham negara ini banyak terdapat di
Eropa dan Amerika
2. Paham negara kelas (Class theory) atau teori ‘golongan’. Teori ini diajarkan oleh Karl Marx,
Engels dan Lenin. Negara adalah alat dari suatu golongan (suatu klasse) untuk menindas
klasse lain. Negara kapitalis adalah alat dari kaum borjuis, oleh karena itu kaum Marxis
menganjurkan untuk meraih kekuasaan agar kaum buruh dapat ganti menindas kaum
borjuis
3. Paham negara integralistik, yang diajarkan oleh Spinoza, Adam Muller, Hegel (abad 18 dan
19). Menurut paham ini negara bukanlah untuk menjamin perseorangan atau golongan akan
tetapi menjamin kepentingan masyarakat seluruhnya sebagai suatu persatuan. Negara adalah
susunan masyarakat yang integral dan anggotanya saling berhubungan erat. Negara tidak
memihak kepada golongan yang paling kuat atau yang paling besar, tidak memandang
kepentingan seseorang sebagai pusat akan tetapi negara menjamin keselamatan hidup
bangsa seluruhnya sebagai suatu persatuan
Usulan Soepomo tentang Dasar filsafat negara Indonesia:
1. Negara yang kita bentuk harus berdasarkan aliran pikiran kenegaraan (staatsidee)
negara kesatuan yang bersifat integralistik atau negara nasional yang bersatu dalam arti
totaliter, yaitu negara yang tidak akan mempersatukan diri dengan golongan terbesar, akan
tetapi yang mengatasi semua golongan, baik golongan besar atau kecil. Dalam negara yang
bersatu itu urusan agama diserahkan kepada golongan-gologan agama yang bersangkutan
2. Setiap warganya dianjurkan untuk hidup berkeTuhanan
3. Dalam susunan pemerintahan negara harus dibentuk suatu Badan
Permusyawaratan, agar pimpinan negara dapat bersatu jiwa dengan wakil-wakil rakyat
secara terus-menerus
4. Sistem ekonomi Indonesia hendaknya diatur berdasarkan asas kekeluargaan,
sistem tolong menolong dan sistem koperasi
5. Negara Indonesia yang besar atas semangat kebudayaan Indonesia yang asli,
dengan sendirinya akan bersifat negara Asia Timur Raya

Usulan Soepomo tentang Dasar negara Indonesia


1. Persatuan
2. Kekeluargaan
3. Keseimbangan Lahir dan Batin
4. Musyawarah
5. Keadilan Rakyat

Usulan Sokarno tentang Dasar negara Indonesia


Tanggal 1 Juni 1945, Ir Soekarno rumusan dasar negara Indonesia merdeka :
1. Kebangsaan Indonesia - Nasionalisme
2. Peri Kemanusiaan - Internasionalisme
3. Mufakat atau Demokrasi
4. Kesejahteraan Sosial
5. Ketuhanan yang berkebudayaan
Lima asas atau dasar tesebut atas petunjuk seorang temannya ahli bahasa diberi nama Pancasila

Konsep dasar yang diajukan Ir. Soekarno dapat diperas menjadi Tri Sila, yaitu :
1. Socio-Nationalisme, perasan sila I dan II
2. Socio-Democratis, perasan sila III dan IV
3. Ketuhanan
Ketiga sila itu dapat diperas lagi menjadi satu sila atau Eka Sila, yaitu ; Gotong Royong

2. Periode Perumusan Pancasila


Piagam Jakarta ( 22 Juni 1945 )
Pada tanggal 22 Juni 1945, anggota BPUPK mengadakan pertemuan untuk membahas pidato-
pidato dan usulan-usulan mengenai dasar negara yang telah menjadi pembahasan dalam sidang
pertama BPUPK. Setelah diadakan pembahasan kemudian disusunlah Piagam yang kemudian
dikenal sebagai Piagam Jakarta, dengan rumusan Pancasila sebagai berikut :

1. Ketuhanan, dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk- pemeluknya


2. Kemanusiaan yang adil dan beradab
3. Persatuan Indonesia
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksaan dalam permusyawaratan perwakilan
5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia

Sidang Kedua BPUPKI 10 - 17 Juli 1945

PIAGAM JAKARTA yang di dalamnya terdapat perumusan dan sistematika Pancasila


kemudian diterima oleh BPUPK sebagai Rancangan Pernyataan Kemerdekaan Indonesia

 7 Agustus 1945

BPUPK dibubarkan karena dianggap telah menyelesaikan tugasnya yaitu menyusun


rancangan UUD bagi negara Indonesia merdeka diganti PPKI (Panitia Persiapan
Kemerdekaan Indonesia/Dokuritsu Junbi Linkai) dengan Ir. Sukarno sebagai Ketua

 15 Agustus 1945 Jepang menyerah pada sekutu


 16 Agustus 1945
 Soekarno-Hatta “diculik” ke Rengasdengklok
 Ahmad Subardjo menjemput Sukarno-Hatta di Rengasdengklok
 Soekarno - Hatta tiba di Jakarta
 Teks Proklamasi Dirumuskan
 17-8-1945: Proklamasi Kemerdekaan Indonesia

3. Periode Pengesahan Pancasila

Pancasila Secara Terminologis

18 Agustus 1945, Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) yang menggantikan


BPUPK, bersidang dan memutuskan :
3. Menetapkan dan mengesahkan Pembukaan Undang-Undang dasar 1945 yang diambil dari
Piagam Jakarta setelah mengadakan beberapa perubahan atau penggantian, yaitu :
a. kata “Mukaddimah” diganti denga kata “Pembukaan”
b. “ …dalam suatu Hukum Dasar Negara Indonesia….” diganti dengan “…..dalam suatu
Undang-Undang Dasar Negara Indonesia…….”
c. “…..Dengan berdasar kepada keTuhanan dengan kewajiban menjalankan syariat-
syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya……” diganti dengan “……dengan berdasar
kepada Ketuhanan Yang Maha Esa.…..”
d. “menurut dasar kemanusiaan yang adil dan beradab” diganti dengan “Kemanusiaan
yang adil dan beradab”

4. Menetapkan dan mengesahkan Undang-Undang Dasar 1945 yang bahan- bahannya


diambil dari rancangan Undang-Undang Dasar dengan beberapa perubahan/penggantian,
yaitu :
a. Istilah “Hukum Dasar” diganti dengan “Undang-Undang Dasar”
b. Dua orang wakil Presiden diganti dengan seorang Wakil Presiden
c. Presiden harus seorang Indonesia asli dan beragama Islam diganti dengan Presiden harus
orang Indonesia asli
Disebutkan: selama perang, pimpinan perang dipegang oleh Jepang dengan persetujuan
Pemerintah Indonesia dihapuskan 
5. Memilih Ketua PPKI yaitu Ir. Soekarno dan Wakil Ketua PPKI yaitu Moh. Hatta menjadi
Presiden dan Wakil Presiden Republik Indonesia
6. Pekerjaan Presiden untuk sementara waktu dibantu oleh sebuah Komite Nasional

19 Agustus 1945 PPKI mengadakan sidang yang kedua dengan menghasilkan keputusan :
1. Pembentukan Pemerintahan Republik Indonesia yang terdiri dari 12 kementerian
2. Pembagian wilayah Republik Indonesia kedalam 8 Propinsi, dan tiap Propinsi dibagi
dalam Karesidenan-karesidenan
Kesimpulan dari proses pengesahan Pancasila sebagai dasar negara dan Undang-Undang dasar
1945 adalah :
1. Pancasila yang dibahas dalam sidang BPUPK pada tanggal 1 Juni 1945 telah diterima
secara bulat sebagai dasar negara Republik Indonesia
2. Secara yuridis formal Pancasila disahkan menjadi dasar negara oleh PPKI dalam
sidangnya pada tanggal 18 Agustus 1945, yaitu menetapkan dan mengesahkan Undang-
Undang Dasar 1945 sebagai Undang-Undang Dasar Republik Indonesia
3. Undang-Undang Dasar 1945 terdapat Pembukaan yang di dalamnya memuat rumusan
Pancasila. Dengan demikian maka sejak tanggal 18 Agustus 1945 Pancasila telah sah
sebagai Dasar Negara Republik Indonesia

Ancaman setelah UUD 1945 disyahkan :


 Belanda ingin menguasai kembali Indonesia
 Belanda mengakui Kedaulatan RI 27 Desember 1949
 17 Agustus 1950 dari RIS menjadi NKRI kembali tapi tidak menggunakan UUD 1945
tapi dibuat UUDS 1950
 Dengan UUDS 1950 diadakan Pemilu pertama 1955
 1956 Badan Kosntituante bersidang untuk membuat UUD definitif mengganti UUDS
1950
 Terjadi kebuntuan dasar negara…Islam ATAU Pancasila
 5 Juli 1959 : Dekrit Presiden
Arti Proklamasi Kemerdekaan Indonesia

Proklamasi Kemerdekaan adalah pernyataan yang memberitahukan kepada diri kita sendiri dan
dunia luar bahwa pada saat itu kita telah merdeka
Kepada bangsa lain kita beritahukan bahwa kemerdekaan kita tidak boleh diganggu gugat,
tetapi harus dihormati
Pemberitahuan kepada diri kita sendiri mengandung konsekuensi bahwa mulai saat itu kita
telah siap untuk mempertahankan negara kita dan siap pula mengisi kemerdekaan dengan
hal-hal yang bermakna
“Proklamasi Kemerdekaan ialah suatu alat hukum internasional untuk menyatakan kepada
seluruh rakyat dan seluruh dunia, bahwa bangsa Indonesia mengambil nasib ke dalam
tangannya sendiri untuk menggenggam seluruh hak kemerdekaan yang meliputi bangsa, tanah
air, pemerintahan dan kebahagiaan rakyat.” (Muhammad Yamin dalam buku Naskah Persiapan
UUD 1945)

M. Mardojo SH (1985) :
Arti Proklamasi Kemerdekaan Indonesia bila ditinjau dari perspektif Ilmu Hukum dan Politis-
Ideologis adalah:
Ilmu Hukum Politis-ideologis

Proklamasi berarti bahwa bangsa Indonesia


Proklamasi atau pernyataan yang berisikan
telah berhasil melepaskan diri dari segala
keputusan bangsa Indonesia untuk
penjajahan, sekaligus membangun
menghapus tata hukum kolonial dan
perumahan baru, yaitu perumahan negara
menggantinya dengan tata hukum nasional
Proklamasi Republik Indonesia yang bebas
(Indonesia)
merdeka dan berdaulat

Jadi Proklamasi 17 Agustus 1945 bukan sekedar peristiwa sejarah saja melainkan juga
merupakan sumber semangat dan kekuatan bagi bangsa Indonesia

Fungsi & Peranan Pancasila


Setidaknya, terdapat 10 fungsi dan peranan Pancasila, dari yang abstrak hingga yang konkrit :
1. Pancasila sebagai jiwa bangsa Indonesia
Pancasila menjadi penggerak masyarakat Indonesia untuk mencapai tujuan bangsa
2. Pancasila sebagai kepribadian bangsa Indonesia
Pancasila menjadi pembeda kepribadian antara bangsa Indonesia dengan bangsa lain
3. Pancasila sebagai sumber dari segala sumber hukum di Indonesia
Pancasila menjadi sumber bagi semua peraturan perundangan-undangan yang
digunakan untuk mengatur penyelenggaraan pemerintahan negara
4. Pancasila sebagai dasar negara Republik Indonesia
Pancasila sebagai dasar negara terdapat dalam alinea IV Pembukaan UUD 1945.
Sebagai dasar negara, Pancasila mengatur penyelenggaraan ketatanegaraan negara,
yang meliputi bidang IPOLEKSOSBUDHANKAM
5. Pancasila sebagai perjanjian luhur
Merupakan kesepakatan nasional bangsa yang mengikat seluruh bangsa
6. Pancasila sebagai cita-cita dan tujuan bangsa Indonesia

7. Pancasila sebagai pandangan hidup yang mempersatukan bangsa Indonesia

Titik sentral fungsi dan peranan Pancasila bagi bangsa Indonesia adalah Pancasila sebagai dasar
negara Republik Indonesia. Pancasila sebagai dasar negara RI unsurnya digali dari pandangan
hidup bangsa Indonesia
Oleh sebab itu Pancasila mempunyai dua pengertian pokok yaitu :
1. Pancasila sebagai dasar negara RI
2. Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa
Penyebutan fungsi dan peranan dari Pancasila dapat dikembalikan kepada dua pengertian pokok
tersebut

Hubungan Pancasila dengan Proklamasi


 Proklamasi merupakan titik kulminasi perjuangan bangsa Indonesia untuk merdeka
 Pancasila merupakan sumber dari segala sumber hukum, pandangan hidup, dan cita-cita
moral, yang meliputi jiwa serta watak bangsa Indonesia, yaitu cita-cita mengenai
kemerdekaan
 Proklamasi merupakan titik kulminasi perjuangan bangsa Indonesia untuk merdeka
 Pancasila merupakan sumber dari segala sumber hukum, pandangan hidup, dan cita-cita
moral, yang meliputi jiwa serta watak bangsa Indonesia, yaitu cita-cita mengenai
kemerdekaan
Nilai-nilai Proklamasi
1. Nilai perjuangan untuk mewujudkan persatuan dan kesatuan nasional melalui prinsip
musyawarah.
2. Nilai perjuangan untuk mewujudkan kemandirian dan kebebasan dari intervensi asing
dan rongrongan internal berupa upaya berbagai pihak yang hendak mengenyampingkan
eksistensi NKRI
3. Nilai perjuangan untuk mewujudkan jati diri ke-Indonesia-an, ciri khas Indonesia,
keaslian warna-warni budaya nasional, dan sifat-sifat dasar ke-Indonesiaan seperti
religius, ramah, santun, peduli, serta rela berkorban demi Tanah Air melalui perjuangan
tidak kenal menyerah
4. Nilai perjuangan untuk mewujudkan kewibawaan dan martabat nasional di antara bangsa
lain

Hubungan Pancasila dengan Pembukaan UUD 1945


Hubungan antara Pembukaan UUD 1945 dengan Pancasila terdiri atas dua hal :
1. Hubungan yang bersifat formal
2. Hubungan yang bersifat material

1. Hubungan yang bersifat formal


Secara formal yuridis Pancasila ditetapkan sebagai dasar filsafat Negara Republik Indonesia,
dan mengandung makna sebagai berikut :
a. Bahwa rumusan Pancasila sebagai Dasar Negara Republik Indonesia adalah seperti yang
tercantum dalam Pembukaan UUD 1945 alinea IV
b. Bahwa Pembukaan UUD 1945, berdasarkan pengertian ilmiah, merupakan pokok kaidah
Negara yang fundamental dan terhadap tertib hukum Indonesia mempunyai dua macam
kedudukan :
1) Sebagai dasarnya, karena Pembukaan itulah yang memberi faktor-faktor mutlak
bagi adanya tertib hukum Indonesia
2) Memasukkan dirinya di dalam tertib hukum tersebut sebagai tertib hukum
tertinggi
3) Bahwa dengan demikian Pembukaan UUD 1945 berkedudukan dan berfungsi,
selain sebagai Mukadimah dari UUD 1945 dalam kesatuan yang tidak dapat
dipisahkan, juga berkedudukan sebagai suatu yang bereksistensi sendiri, yang
hakikat kedudukan hukumnya berbeda dengan pasal-pasalnya. Karena Pembukaan
UUD 1945 yang intinya adalah Pancasila adalah tidak tergantung pada Batang
Tubuh UUD 1945, bahkan sebagai sumbernya.
4) Bahwa Pancasila dengan demikian dapat disimpulkan mempunyai hakikat sifat,
kedudukan dan fungsi sebagai Pokok Kaidah negara yang fundamental, yang
menjelmakan dirinya sebagai dasar kelangsungan hidup Negara Republik
Indonesia yang diproklamasikan tanggal 17 Agustus 1945
5) Bahwa Pancasila sebagai inti Pembukaan UUD 1945, dengan demikian
mempunyai kedudukan yang kuat, tetap dan tidak dapat diubah dan terlekat pada
kelangsungan hidup Negara Republik Indonesia

2. Hubungan yang bersifat material


Bila ditinjau kembali proses perumusan Pancasila dan Pembukaan UUD 1945 maka secara
kronologis, materi yang dibicarakan oleh BPUPK adalah dasar Negara Pancasila, baru
kemudian menyusun Pembukaan UUD 1945. Setelah pada sidang pertama BPUPK
membicarakan dasar Negara Pancasila, maka selanjutnya tersusunlah Piagam Jakarta yang
disusun oleh Panitia Sembilan.
Jadi berdasarkan urut-urutan tertib hukum Indonesia Pembukaan UUD 1945 adalah sebagai
tertib hukum yang tertinggi, adapun tertib hukum Indonesia bersumberkan pada Pancasila,
atau dengan kata lain Pancasila sebagai sumber tertib hokum Indonesia. Hal ini berarti secara
material tertib hokum Indonesia dijabarkan dari nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila.
Pancasila sebagai sumber tertib hukum Indonesia meliputi sumber nilai, sumber materi,
sumber bentuk dan sifat.
Pembukaan UUD 1945 sebagai pernyataan kemerdekaan yang terperinci yang
mengandung cita-cita luhur dari Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945 dan oleh karena
itu tidak dapat diubah. Proklamasi itu merupakan suatu Proclamation of Independence, maka
Pembukaan UUD 1945 adalah merupakan Declaration of Independence Negara Republik
Indonesia
Isi pengertian yang terdapat dalam proklamasi pada pokoknya memuat dua hal, yaitu:
1) Pernyataan kemerdekaan bangsa Indonesia (alinea 3 Pembukaan UUD 45)

2) Tindakan-tindakan yang segera harus diselenggarakan berhubung dengan kemerdekaan


itu (alinea 4 Pembukaan UUD 45)

Berdasarkan isi pengertian dalam Pembukaan UUD 1945 tersebut, maka letak dan sifat
hubungan antara Proklamasi dan Pembukaan UUD 1945 adalah:
1. Disebutkan kembali pernyataan kemerdekaan dalam alinea ketiga Pembukaan UUD 1945
menunjukkan bahwa antara Proklamasi dan Pembukaan UUD 1945 merupakan suatu
rangkaian yang tidak dapat dipisahkan
2. Ditetapkannya Pembukaan UUD 1945 pada tanggal 18 Agustus 1945 bersama-sama
ditetapkannya UUD, Presiden, dan Wakil Presiden merupakan realisasi bagian kedua
Proklamasi
3. Pembukaan UUD 1945 hakekatnya merupakan pernyataan kemerdekaan yang lebih
terperinci dengan memuat pokok-pokok pikiran adanya cita-cita luhur yang menjadi
semangat pendorong ditegakkannya kemerdekaan, dalam bentuk negara Indonesia
merdeka, berdaulat, bersatu, adil, dan makmur dengan berdasarkan asas kerohanian
Pancasila

Dengan demikian sifat hubungan antara Pembukaan UUD 1945 dan Proklamasi adalah:
a. Memberikan penjelasan terhadap dilaksanakan Proklamasi pada tanggal 17 Agustus
1945, yaitu menegakkan hak kodrat dan hak setiap bangsa akan kemerdekaan dan demi
ini pulalah bangsa Indonesia berjuang terus-menerus sampai pada akhirnya mengantarkan
bangsa Indonesia ke depan pintu gerbang kemerdekaannya. (Alinea I dan alinea II)
b. Memberikan penegasan terhadap dilaksanakannya Proklamasi 17 Agustus 1945, yaitu
bahwa perjuangan gigih menegakkan hak kodrat dan hak moral atas kemerdekaan itu
adalah penjajahan atas bangsa Indonesia yang tidak sesuai dengan perikeadilan dan
perikemanusiaan. Bahwa perjuangan bangsa Indonesia itu telah diridhoi oleh Tuhan yang
Maha Esa sehingga pada akhirnya berhasil memproklamirkan kemerdekaannya (Alinea
I, II, dan III)
c. Memberikan pertanggungjawaban terhadap dilaksanakannya Proklamasi 17 Agustus
1945, yaitu bahwa kemerdekaan bangsa Indonesia yang diperoleh melalui perjuangan
luhur, disusun dalam suatu UUD Negara Indonesia yang berkedaulatan rakyat dengan
berdasarkan kepada Pancasila (Alinea IV)

Khususnya memperhatikan isi pengertian bagian kedua proklamasi yang menetapkan


tindakan-tindakan segera yang harus diselenggarakan berhubung dengan pernyataan
kemerdekaan, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :
1. Bagian pertama Proklamasi, memperoleh penjelasan, penegasan, dan
pertanggungjawabannya pada alinea I sampai dengan alinea III Pembukaan UUD 1945
2. Bagian kedua Proklamasi memperoleh penjelasan dan penegasan pada alinea IV
Pembukaan UUD 1945, yaitu :
a. Hal tujuan negara
b. Hal Undang-Undang Dasar Negara yang akan disusun sebagai landasan
pembentukan pemerintah negara
c. Hal bentuk negara Republik yang berkedaulatan rakyat
d. Hal atas kerohanian (filsafat) negara Pancasila.

Berpegang pada sifat hubungan antara Proklamasi 17 Agustus 1945 dan Pembukaan UUD
1945 yang tidak hanya menjelaskan dan menegaskan tetapi juga mempertanggungjawabkan
Proklamasi sehingga hubungan itu tidak hanya bersifat fungsional-organis, tetapi tegas bersifat
monitis-organis, artinya bahwa antara Proklamasi dan Pembukaan UUD 1945 merupakan
amanat kesatuan yang bulat. Apa yang terkandung dalam Pembukaan UUD 1945 merupakan
amanat keramat Proklamasi 17 Agustus 1945
Jadi kalau Proklamasi memberitahukan kepada dunia, bahwa rakyat Indonesia telah menjadi
satu bangsa merdeka, dan merupakan sumber kekuatan dan tekad perjuangan kita, serta telah
melahirkan dan membangkitkan kembali kepribadian bangsa Indonesia, maka Pembukaan UUD
1945 memberikan pedoman-pedoman untuk mengisi kemerdekaan nasional kita, untuk
melaksanakan usaha-usaha kenegaraan kita, untuk menginsyafi tujuan usaha mengembangkan
kebangsaan kita

Proklamasi kemerdekaan yang berisi pernyataan kemerdekaan adalah sumber hukum


pembentukan negara kesatuan RI, karena tanpa Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945
tidak ada negara RI. Proklamasi kemerdekaan itu kemudian diwujudkan dalam bentuk
pernyataan kemerdekaan yang berbentuk Pembukaan UUD 1945 khususnya alinea ketiga

Anda mungkin juga menyukai