Anda di halaman 1dari 5

NAMA :DINI FITRIA

PRODI :BIMBINGAN & KONSELING

NPM :21110003

ESAI

1. Saudara uraikan Pancasila sebagai kajian Etimologis, Historis, dan terminologis


2. Mengapa Pancasila itu sebagai wujud Kristalisasi nilai yang sudah ada sejak zaman dahulu kala,
saudara identifikasi dari nilai nilai Pancasila dari kerajaan Kutai, Kerajaan Sriwijaya, dan kerajaan
Majapahit ?
3. Saudara tuliskan rumusan pancasila yang dirumuskan pada sidang BPUPKI tanggal 29 Mei s.d 1
Juni 1945 yang dirumuskan oleh Prof. Dr. Soefomo, Muhammad Yamin dan Ir. Seokarno ?
4. Saudara identifikasi bagaimana pelaksanaan Pancasila pada masa Demokrasi Terpimpin ( 1959
s.d 1966) ?
5. Saudara identifikasi bagaimana pelaksanaan Pancasilan yang dilaksanakan pada masa Orde
Baru, yang berkeinginan dilaksanakan secara murni dan konsekwen ?

JAWABAN

1.
 Secara etimologis, Pancasila berasal dari bahasa Sansekerta yang terdiri
dari dua kata, Panca dan Sila. Panca berarti lima dan Sila berarti dasar.
Sila juga diartikan sebagai aturan yang melatarbelakangi perilaku
seseorang atau bangsa; kelakuan atau perbuatan yang menurut adab
(sopan santun); akhlak dan moral.
 Perumusan Pancasila sebagai dasar negara tidak terlepas dari sejarah
perjuangan bangsa Indonesia untuk merebut kemerdekaan.
 Secara terminologi Pancasila dapat diartikan sebagai lima prinsip dasar
Negara
2.
 Masa Kerajaan Kutai
Nilai Pancasila yang terkandung:
a. Sila Pertama : Memeluk agama Hindu
b. Sila Ketiga : Wilayah kekuasaannya meliputi hampir seluruh
kawasan Kalimantan Timur
c. Sila Keempat : Rakyat pada masa kerajaan Kutai hidup
sejahtera dan makmur

 Masa Kerajaan Sriwijaya


Nilai Pancasila yang terkandung:
a. Sila pertama : Agama Budha dan Hindu hidup berdampingan
secara damai pada masa Kerajaan Sriwijaya.
b. Sila kedua : Terjalinnya hubungan antara Sriwijaya dengan
India (Dinasti Marsha). Pengiriman para pemuda untuk belajar ke India
menunjukan telah tumbuh nilai-nilai politik luar negeri yang bebas aktif.
c. Sila ketiga : Sebagai Negara Maritim, Kerajaan Sriwijaya
telah menerapkan konsep Negara kepulauan sesuai dengan konsep
wawasan nusantara.
d. Sila keempat : Tercermin dalam cita-cita Kesejahteraan
bersama Kerajaan Sriwijaya sebagaimana tersebut dalam
perkataan “Marvuai Vannua Criwijaya Siddhayatra Subhika” (suatu cita-cita
negara yang adil dan makmur).
e. Sila kelima : Kerajaan Sriwijaya menjadi pusat pelayanan
dan perdagangan sehingga kehidupan rakyatnya sangat makmur.
 Masa Kerajaan Majapahit
Nilai Pancasila yang terkandung:
a. Sila pertama : Terbukti, agama Hindu dan Budha hidup berdampingan
secara damai. Istilah Pancasila terdapat dalam
bukuNegarakertagama karangan Empu Prapanca dan Empu Tantular
mengarang buku Sutasoma yang terdapat Sloka persatuan nasional yang
berbunyi”Bhineka Tunggal Ika Tan Hana Dharma Mangrua” yang artinya,
walaupun berbeda-beda namun tetap satu jua dan tidak ada agama yang
memiliki tujuan berbeda.
b. Sila kedua : Terwujud pada hubungan baik Raja Hayam Wuruk
dengan Kerajaan Tiongkok, Ayoda, Champa, dan Kamboja. Disamping itu
juga menjalin persahabatan dengan Negara-negara tetangga.
c. Sila ketiga : Terwujud dengan keutuhan kerajaan. Khususnya
dalam Sumpah Palapa yang diucapkan oleh Mahapatih Gajah Mada dalam
sidang Ratu dan Menteri-menteri pada tahun 1331.
d. Sila keempat : Terdapat semacam penasehat dalam tata
pemerintahan Majapahit yang menunjukan nilai-nilai musyawarah mufakat.
Menurut Prasasti Kerajaan Brambang (1329), dalam tata Pemerintahan
Kerajaan Majapahit terdapat semacam penasehat kerajaan. Seperti, Rakryan
I Hino, I Sirikan dan I Halu yang berarti memberikan nasehat kepada Raja.
Kerukunan dan gotong royong dalam kehidupan masyarakat telah
menumbuhkan adat bermusyawarah untuk mufakat dalam memutuskan
masalah bersama.
e. Sila kelima : Terwujud dengan berdirinya kerajaan selama beberapa
abad yang ditopang dengan kesejahteraan dan kemakmuran rakyatnya.

3.
 Mohammad Yamin merupakan seorang sastrawan, sejarawan,
budayawan, politikus, dan ahli hukum. Dalam membuat rumusan Pancasila,
Mohammad Yamin memberikan lima hal untuk bisa dijadikan dasar negara.
Pertama diajukan secara lisan pada tanggal 29 Mei 1945 yang berisi: Peri
kebangsaan Peri kemanusiaan Peri ketuhanan Peri kerakyatan
Kesejahteraan rakyat Kemudian hal tersebut berubah saat Mohammad
Yamin menyampaikan rumusan dasar negara yang diajukan secara tertulis,
yaitu: Ketuhanan Yang Maha Esa Kebangsaan Persatuan Indonesia Rasa
kemanusiaan yang adil dan beradab Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmah
kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan Keadilan sosial bagi
seluruh rakyat Indonesia
 Soekarno Presiden pertama Indonesia, Soekarno juga turut serta
merumuskan Pancasila. Dalam pidatonya di sidang BPUPKI tanggal 1 Juni 1945,
Soekarno menyampaikan pidato yang berisi gagasan mengenai dasar negara
yang terdiri dari lima butir gagasan. Gagasan tersebut adalah: Kebangsaan
Indonesia Internasionalisme dan perikemanusiaan Mufakat atau demokrasi
Kesejahteraan sosial Ketuhanan yang Maha Esa Selain itu, Soekarno juga
mengusulkan tiga dasar negara yang diberi nama Ekasila, Trisila, dan Pancasila.
Di mana akhirnya dasar negara yang dipilih adalah Pancasila. Setelah rumusan
Pancasila diterima sebagai dasar negara secara resmi, kemudian diterbitkan
beberapa dokumen penetapannya, yaitu: Rumusan pertama: Piagam Jakarta
(jakarta Charter)-tanggal 22 Juni 1945 Rumusan kedua: Pembukaan Undang-
undang dasar- tanggal 18 Agustus 1945 Rumusan ketiga: Mukadimah Konstitusi
Republik Indonesia Serikat - tanggal 27 Desember 1949 Rumusan keempat:
Mukadimah Undang-undang Dasar Sementara - tanggal 15 Agustus 1950
Rumusan kelima: Rumusan kedua yang dijiwai oleh rumusah pertama (merujuk
Dekrit Presiden 5 Juli 1959)

4. Pada periode 1959 sampai 1966 dikenal sebagai periode Demokrasi


Terpimpin (Guided Democracy). Periode ini berlangsung pada 5 Juli
1959 - 11 Maret 1966.
Periode Demokrasi Terpimpin dimulai dengan lahirnya Dekrit
Presiden pada 5 Juli 1959. Dekrit Presiden dibuat setelah
Konstituante tidak dapat menyelesaikan tugasnya untuk
membentuk undang-undang dasar tetap sehingga tidak
menguntungkan bagi perkembangan ketatanegaraan, seperti dikutip
dari buku Pendidikan Kewarganegaraan untuk Kelas VIII SMP/MTs
oleh Aim Abdulkarim.

Dekrit Presiden 5 Juli 1959: Sejarah dan Latar Belakang


Dikeluarkannya Aturan
Dekrit Presiden memuat ketentuan pokok sebagai berikut:
1. Menetapkan pembubaran konstituante
2. Menetapkan UUD 1945 berlaku kembali bagi segenap bangsa
Indonesia
3. Pembentukan Majelis Permusyawaratan Rakyat Sementara
(MPRS) dan Dewan Agung Sementara (DPAS) dalam waktu singkat.

Dekrit Presiden pada 5 Juli 1959 disambut baik oleh rakyat dan
didukung oleh TNI AD. Dekrit Presiden juga dibenarkan oleh
Mahkamah Agung dan DPR yang bersedia bekerja terus dalam
rangka menegakkan UUD 1945. Pada periode ini, pemerintah
Indonesia menganut sistem Demokrasi terpimpin.

5. Masa Orde Baru adalah masa kepemimpinan Soeharto sebagai


Presiden Republik Indonesia dengan konsep Demokrasi Pancasila.
Visi utama pemerintahan Orde Baru ini adalah penerapan Pancasila
dan UUD NRI Tahun 1945 secara murni dan konsekuen dalam setiap
aspek kehidupan masyarakat Indonesia. Tetapi, ada penyimpangan
penerapan dan Pancasila selama Orde Baru.

Pada masa pemerintahan Orde Baru, pembangunan nasional dapat


dilaksanakan secara bertahap dan berkesinambungan melalui
Rencana Pembangunan Lima Tahun (Repelita) dan Program
Pembangunan yang tertuang di dalam Garis-garis Besar Haluan
Negara (GBHN). Hal tersebut menjadikan pembangunan nasional
tumbuh.

Sementara itu, Lembaga Kepresidenan menjadi pengontrol utama


lembaga negara lainnya, baik yang bersifat suprastruktur (DPR,
MPR, DPA, BPK, dan MA) maupun yang bersifat infrastruktur (LSM,
Partai Politik, dan sebagainya).

Pada masa Orde Baru, kebebasan berpolitik juga dibatasi dengan


jumlah partai politik yang terbatas pada tiga partai saja, yaitu Partai
Persatuan Pembangunan (PPP), Golongan Karya (Golkar), dan Partai
Demokrasi Indonesia (PDI).

Masa Orde Baru juga membatasi kebebasan pers dan kebebasan


berpendapat. Sejumlah surat kabar dan majalah dibredel dan
dicabut surat izin penerbitannya dengan alasan telah memberitakan
peristiwa yang bertentangan dengan kebijakan pemerintah.

Masa Orde Baru juga ditandai dengan adanya beberapa aktivis


politik hilang atau ditangkap setelah menyuarakan aspirasinya
dalam mengkritik kebijakan pemerintah, beberapa lama kemudian
diberitakan hilang atau ditangkap.

Penyimpangan penerapan Pancasila pada masa Orde Baru juga


ditandai dengan kasus-kasus pelanggaran hak asasi manusia (HAM)
seperti kasus Tanjung Priok, kasus Marsinah, kasus wartawan Udin
dari Harian Bernas Yogyakarta, dan lain-lain.
/

Anda mungkin juga menyukai