0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
17 tayangan4 halaman
Dokumen ini membahas nilai-nilai Pancasila pada masa Pra Sejarah, Kerajaan-kerajaan besar di Indonesia, dan masa Kemerdekaan. Pada masa Pra Sejarah terdapat nilai-nilai seperti religi, kemanusiaan, kesatuan, dan musyawarah. Pada masa Kerajaan Sriwijaya, Majapahit, dan Kerajaan Islam juga terdapat nilai-nilai Pancasila. Pada masa Kemerdekaan, berbagai lembaga per
Deskripsi Asli:
Pancasila Pra sejarah dan masa kemerdekaan
Judul Asli
Nur Afni Helia Dewi_191810401002_Review Materi Prea sejarah & Masa kemerdekaan
Dokumen ini membahas nilai-nilai Pancasila pada masa Pra Sejarah, Kerajaan-kerajaan besar di Indonesia, dan masa Kemerdekaan. Pada masa Pra Sejarah terdapat nilai-nilai seperti religi, kemanusiaan, kesatuan, dan musyawarah. Pada masa Kerajaan Sriwijaya, Majapahit, dan Kerajaan Islam juga terdapat nilai-nilai Pancasila. Pada masa Kemerdekaan, berbagai lembaga per
Dokumen ini membahas nilai-nilai Pancasila pada masa Pra Sejarah, Kerajaan-kerajaan besar di Indonesia, dan masa Kemerdekaan. Pada masa Pra Sejarah terdapat nilai-nilai seperti religi, kemanusiaan, kesatuan, dan musyawarah. Pada masa Kerajaan Sriwijaya, Majapahit, dan Kerajaan Islam juga terdapat nilai-nilai Pancasila. Pada masa Kemerdekaan, berbagai lembaga per
Review Materi Nilai Pancasila pada Masa Pra Sejarah dan Masa Kemerdekaan.
A. Masa Pra Sejarah
Para ahli geologi menyatakan kepulauan Indonesia terjadi sekitar
zama tersier, 60 juta tahun silam. Pada zaman quarter baru didiami oleh manusia sekitar 600.000 tahun silam. Dengan hasil penemuan fosil dari Paleo Javanticus, Homo Soloensis dan yang lainnya dan penemuan artefak menunjukkan mereka mengalami tiga zaman terdiri dari zaman Paleolitikum, Mesolitikum dan Neolitikum. Adapun nilai-nilai Pancasila pasa zaman tersebut seperti pada nilai religi dengan ditemukannnya kerangka Paleolitikum yang menunjukkan adanya sistem penguburan dan terdapat menhir sebagai bentuk keyakinan roh leluhur. Nilai kemanusiaan ditandai dengan adanya sistem berkelompok. Nilai kesatuan dengan adanya keserumpunan bahasa Austronesia. Nilai musyawarah dan social dengan adanya kehidupan bercocok tanam serta pola hidup foodproducing.
Ada tiga tahap kebangsaan Indonesia terbentuk yaitu pada zaman
Sriwijaya dibawah Wangsa Syailendra, zaman Majapahit dan Negara Kebangsaan Modern. Nilai-nilai Pancasila pada Kerajaan Sriwijaya dibuktikan dengan adanya peninggalan berupa prasasti seperti prasasti Telaga Batu, Kedukan Bukit dan lain-lain. Masa Kerajaan Sriwijaya terdapat nilai-nilai Pancasila terdiri dari:
1. Sila pertama : ditandai dengan adanya pembinaan dan
pengembangan agama Buddha, 2. Sila kedua : adanya hubungan dengan India 3. Sila ketiga : adanya konsep Negara kepulauan 4. Sila Keempat: adanya wilayah kedaulatan 5. Sila kelima : adanya pusat perdagangan sehingga rakyat makmur.
Pada Kerajaan Majapahit terdapat nilai-nilai Pancasila yang tertera
pada Buku Nagarakertagama dan Sutasoma, terdapat istilah Pancasila yaitu Berbatu sendi lima dan terdapat seloka “Bhinneka Tunggal Ika Tan Hana Dharma Mangrua”, yang artinya walaupun berbeda-beda, namun satu jua dan tidak ada agama yang memiliki tujuan berbeda. Nilai-nilai Pancasila yang terkandung pada masa kerajaan yaitu: 1. Sila pertama: adanya seloka persatuan nasional “Bhineka Tunggal Ika Tan Hana Dharma Mangrua”. 2. Sila kedua: adanya hubungan dengan kerajaan lain. 3. Sila ketiga: terwujudnya keutuhan kerajaan (Sumpah Palapa). 4. Sila keempat: adanya penasehat dalam tatanan pemerintahan menunjukkan adanya musyawarah. 5. Sila kelima : terbuktinya berdirinya kerajaan selama berabad- abad.
Pada masa Kerajaan Islam juga terdapat nilai-nilai Pancasila yaitu
ketuhanan yang diterapkan menganut agama islam. Kemanusiaan dengan adanya penghapusan sistem kasta serta perbudakan. Persatuan terbuktinya dengan berdakwah dari pulau ke pulau. Pada sila keempat adanya musyawarah dalam mengatasu persengketaan. Sila kelima adanya keadilan bagu semua umat islam.
B. Masa Kemerdekaan
Pada masa kemerdekaan ini terdapat lembaga-lembaga yang
menjadi latar belakang terhadap nilai-nilai Pancasila. Lembaga-lembaga masa pergerakan Indonesia tersebut yaitu seperti Boedi Oetomo, Sarekat Islam, Indische Partij, Perhimpunan Indonesia, Partai Nasional Indonesia, Partai Indonesia Raya, Gabungan Politik Indonesia dan masih banyak lagi. Diantara lembaga-lembaga tersebut terdapat tujuan-tujuan yang berbeda diantaranya: 1. Boedi Oetomo, dibentuk pada tanggal 20 Mei 1908 dengan tujuan untuk meningkatkan kualitas bangsa dengan melalui kegiatan pengajaran yang di pelopori oleh Mas Ngebehi. 2. Sarekat Isla, yang dibentuk pada tahun 1911 memiliki tujuan untuk memajukan perdagangan Indonesia di bawah panji-panji Islam yang dipelopori oleh H. Samanhudi. 3. Indische Partij, yang dibentuk pada tanggal 25 Desember 1912 dengan tujuan untuk membangun semua patriotisme Indiers terhadap tanah air yang dipelopori E.F.E Douwes Dekker. 4. Pehimpunan Indonesia, didirikan pada tahun 1908 di Den Haag dan pada tahun 1922 berganti nama menjadi Indonesische Vereeniging dengan tujuan untuk memajukan kepentingan bersama dari orang-orang yang berasal dari Indonesia di negeri Belanda yang dipelopori oleh Sultan Lasajangan Soripada dan R.N. Noto Suroto. 5. Partai Nasional Indonesia yang dibentuk pada tanggal 4 Juli 1927 yang memiliki tujuan untuk mencapai Indonesia merdeka dipelopori oleh Ir. Soerkarno. 6. Partai Indonesia Raya, dibentuk pada tanggal 26 Desember 1935 dengan tujuan yaitu membentuk Indonesia yang mulia dan sempurna yang dipelopori oleh Dr. Soetomo. 7. Gabungan Politik Indonesia, yang dibentuk pada tanggal 21 Mei 1939 dengan tujuan menuntut pemerintah Belanda agar Indonesia mempunyai perlemen sendiri dipelopori oleh M.H Thamrin. 8. Gerakan Rakyat Indonesia yang didirikan pada tanggal 24 Mei 1937 dengan tujuan untuk mencapai kemerdekaan di bidang ekonomi, social dan politik dipelopori oleh Sartono, Sanusi Pane dan Moh. Yamin. 9. Fraksi Nasional yang dipelopri oleh M.H Thamrin pada tanggal 17 Januari 1930 dengan tujuan mengusahakan perubahan- perubahan ketatanegaraan. Pada masa persiapan kemerdekaan terjadi peristiwa Bom Atom di Hiroshima dan Nagasaki yang menghancurkan Jepang, pada saat itu setelah kejadian Bom Atom sehari kemudian BPUPKI tepatnya pada tangga; 7 Agustus 1945 berganti nama menjadi PPKI. Dengan berita kekalahan Jepang tersebut pejuang-pejuang tanah air bersiap untuk segera memproklamasikan kemerdekaan RI dan menolak kemerdekaan dari Jepang yang diberikan sebagai hadiah. Meskipun pada saat itu tepatnya tanggal 12 Agustus 1945 Jepang menginginkan kerdekaan Indonesia pata tanggal 24 Agustus 1945. Dr. Radjiman Wedyodiningrat selaku ketua BPUPKI meminta sidang untuk mengemukakan dasar negara Indonesia merdeka pada tanggal 29 Mei 1945 yang dilaksanakan tanggal 29 Mei hingga 1 Juni 1945. Terdapat tiga usulan dasar negara Indonesia yaitu pada tanggal 29 Mei Muhammad Yamin mengusulkan Peri kebangsaan, Peri Kemanusiaan, Peri Ketuhanan, Peri kerakyatan dan kesejahteraan rakyat. Usulan dasar negara dari Prof. Dr. Soepomo pada tanggal 30 Mei 1945 mengusulkan Teori Negara perseorangan (individualis), Paham Negara kelas dan Paham Negara integralistik. Pada tanggal 1 juni 1945 Ir. Soekarno juga mengusulkan dasar negara yaitu Nasionalisme, Internasionalisme, Mufakat. Kesejahteraan social dan Katuhan Yang Maha Esa. Pada tanggal 15 Agustus 1945 terjadi peristiwa yang disebut peristiwa Rengasdengklok dimana golongan muda mendesak Soekarno untuk memproklamasikan kemerdekaan. Namun Soekarno menolaknya dan ingin meminta pendapat dari PPKI dengan adanya hal tersebut golongan muda menculik Soekarno bersama Fatmawati dan Guntur ke Rengasdengklok untuk menjauhkan Soerkarno dari pengaruh Jepang. Dalam proses perundingan proklasmasi terjadi perbedaan pendapat antara golongan muda dan golongan tua mengenai waktu memproklamasikan kemerdekaan Indonesia. Golongan muda meminta agar proklamasi disegerakan sedangkan golongan tua tidak terburu-buru untuk menghndari adanya pertumpahan darah. Perundingan tersebut dilaksanakan pada pukul 02.00 sampai dengan 04.00 dini hari. Teks proklamasi disusun oleh Soekarno, Moh. Hatta, Achmad Soebardjo dengan disaksikan oleh Soekarni, B.M Diah dan Sayuti Melik ditulis. Penulisan teks proklamasi ditulis oleh Soekarno dan juga diketik oleh Sayuti Melik diruang makan Laksamana Tadashi Maeda jalan Imam Bonjol No.1. Pada saat pengesahan Pancasila sebagai dasar negara sidang PPKI pada tanggal 18 Agustus 1945 telah disahkan Pancasila sebagai dasar negara. Meskipun tedapat perbedaan mengenai sila pertama pada Piagam Jakarta sehingga ada perubahan menjadi “Ketuhanan Yang Maha Esa” disebabkan Indonesia memiliki suku, etnis dan pemeluk agama yang berbeda-beda sehingga tidak ada perpecahan.