Anda di halaman 1dari 8

PANCASILA DALAM PERSPEKTIF

BANGSA INDONESIA

Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah umum Pendidikan Pancasila

Dosen pengampu :Basuni ismail, S,H, M.H

Oleh: Kelompok 6

Catur Nugraha 2720230223


Nurul Janah 2720230041
Santi Apriliani 2720230224
Jacinda Jasmine Harlyanto 2720230070
Aderisfa Dwinovia Putri 2720230214
Lidia Walidiyah Hidayat 2720230219
Winda Dwiyani 2720230232
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sebagai landasan adil bagi Indonesia, Pancasila sungguh menakjubkan. Gagasan politik
yang tertuang di dalamnya merupakan rumusan solutif dan sempurna. Para pendiri negara kita
mampu meramunya dengan sangat kreatif, mengambil jalan tengah antara dua pilihan ekstrem,
negara sekuler dan negara agama. Tidak bisa kita bayangkan jika dahulu para funding fathers tidak
menemukannya, maka mungkin tidak kita jumpai di dunia ini negara bernama Indonesia. Mereka
menyusunnya dengan rumusan imajinatif, negara berdasarkan atas Ketuhanan Yang Maha Esa.
Bandingkan dengan Turki, untuk mencari jalan keluar dari kemerosotan Dinasti Utsmani
yang berkuasa selama hampir delapan abad, akhirnya Turki memilih negara sekuler yang ditandai
dengan jatuhnya kekhalifahan pada Maret 1924. Negara diujung barat laut Asia ini menjadi Negara
dengan sistem sekuler pertama di tengah identitas masyarakatnya yang mayoritas adalah muslim.
Namun, pembentukan Pancasila tersebut tidak terlepas dari sejarah kerajaan-kerajaan yang ada di
Nusantara dari zaman hindu, budha dan Islam.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana Perkembangan Pancasila dalam hindu,budha,dan islam?
2. Bagaimana perjuangan bangsa kemerdekaan Pancasila?
3. Bagaimana perjuangan bangsa Indonesia untuk mendapatkan Pancasila?

1.3 Tujuan Penulisan


Adapun tujuan penulis dalam membuat makalah ini adalah:
1. Mengetahui permasalahan pandangan Pancasila diera zaman hindu,budha,dan islam.
2. Untuk bahan pembelajaran bahwa nilai nilai Pancasila sangat berpengaruh bagi kehidupan
sehari sehari.
3. Mengetahui perjuangan perjuangan bangsa Indonesia dalam mempertahankan bangsa
Indonesia.

1.4 Manfaat penulisan.


1. Mempelajari nilai nilai Pancasila.
2. Agar mahasiswa dapat menerapkan nilai nilai Pancasila dikehidupan sehari harinya.
3. Mengetahui perjuangan perjuangan bangsa Indonesia dalam mempertahankan bangsa
Indonesia.
2.1 Perkembangan nilai pancasila zaman kerajaan Hindu-Budha

Prasasti Yupa pada abad ke-5 milik Kerajaan Kutai menjadi bukti pertama bahwa nilai
pancasila telah lahir. Dalam prasasti tersebut berisi aturan dan norma sosial, politik serta
agama(ketuhanan). Pada abad ke-7 saat kerajaan Sriwijaya, mulai dibentuk sistem pemerintahan
negara yang berasaskan kebersamaan. Pemerintah kerajaan saat itu melakukan kerja sama antara
pedagang dan pegawai pemerintahan.

Pegawai pemerintah betugas memastikan dagangan rakyat dapat dipasarkan secara luas
sehingga tercipta masyarakat yang sejahtera. Hal ini sesuai dengan penerapan nilai nilai pancasila
sila ke-lima. Pada abad ke-13 dijawa muncul Kerajaaan Majapahit. Kerajaan memberikan
kelulasaan bagi rakyatnya untuk memeluk agama. Pemerintah juga memberikan hak yang sama di
depan hukum. Lebih lanjut, Majapahit yang mempelopori penyatuan nusantara.

Pada abad ke-16 para pedagang asing eropa melakukan pencarian rempah-rempah ke
sumber nya salah satunya adalah Nusantara. Berawal dari monopoli dagang, Bangsa Eropa perlahan
menguasai politik hukum pemerintahan di nusantara. Berbagai pelawanan dilakukan sampai akhir
abad 19. Setelah 1900an perlawanan kedaerahan berubah setelah banyak anak bangsa yang
mengenyam pendidikan tinggi di luar negeri. Tahun 1928 terbentuk sebuah gagasan persatuan
untuk mempersatukan pemuda dari berbagai wilayah di nusantara dengan nama Sumpah Pemuda
yang sesuai dengan amanat sila ke-3 yaitu Persatuan Indonesia.

Setelah Belanda dipukul mundur oleh pasukan Jepang, wilayah Indonesia diduduki oleh
Jepang. Pada tanggal 29 mei 1945 dibentuk Badan Penyelidikan Usaha-Usaha Persiapan
Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) yang bertugas melakukan penyelidikan atas persiapan
kemerdekaan Indonesia. Selanjutnya tugas BPUPKI dibagi menjadi 4, yaitu perumusan naskah
pembukaan UUD, perancang UUD, panitia ekonomi keuangan dan panitia pembela tanah air.
Setelah BPUPKI bubar, tugas persiapan kemerdekaan diambil alih oleh PPKI (Panitia Persiapan
Kemerdekaan Indonesia). Sebelum diambil alih PPKI, pada sidang pertama lahir Piagam Jakarta
yang berisi rumusan Dasar Negara sebagai berikut:

 Ke- Tuhanan, dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya.

 Kemanusiaan yang adil dan beradab.

 Persatuan Indonesia.

 Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan-perwakilan..

 Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.


Yang kemudian Piagam Jakarta ini dilaporkan pada sidang pleno BPUPKI tanggal 10-16 Juli 1945.
Sidang tersebut membahas tentang:

 Pernyataan kemerdekaan Indonesia.

 Pembukaan Undan-Undang Dasar.

 Undang-Undang Dasar

Kemudian tugas BPUPKI diserahkan kepada PPKI sekaligus membubarkan BPUPKI.


Tanggal 9 Agustus 1945 Amerika menjatuhkan bom di Hiroshima disusul tanggal 14 Agustus 1945
di Nagasaki membuat Jepang menyerah tanpa syarat pada sekutu. Melihat kondisi ini, para pemuda
memaksa Bung Karno dan Hatta untuk segeraa mendeklarasikan kemerdekaan Indonesia.

2.2 Perjuangan Bangsa, Kemerdekaan, Pancasila.Pendahuluan

Pancasila lahir sebagai salah satu produk historis yang paling penting bagi eksistensi Negara
Kesatuan Republik Indonesia. Kedudukan Pancasila sebagai dasar Negara secara formal disahkan
pada tanggal 18 Agustus 1945, saat UUD 1945 secara resmi menjadi konstitusi NKRI dengan
Pancasila tercantum dalam alenia IV pembukaanya. Sebagai dasar negara, Pancasila akan menjadi
landasan dari segala kebijakan pemerintahan dan pengelolaan negara, sekaligus sebagai sumber
hukum (sumber hukum tertinggi). Pancasila sebagai dasar negara bangsa Indonesia tidak dapat
dipisahkan dalam ranah perjuangan bangsa Indonesia. Perjuangan bangsa Indonesia
tersebut dimulai sejak zaman kerajaan-kerajaan yang pernah berkembang di Nusantara. Secara tidak
langsung kerajaan-kerajaan tersebut melatarbelakangi lahirnya Pancasila sebagai dasar negara dan
ideologi bangsa Indonesia. Dalam sejarah perjuangan bangsa Indonesia, Pancasila lahir dari nilai-
nilai kultur yang ada pada masa kejayaan nasional, masa perlawanan penjajah, masa kemerdekaan
Indonesia hingga masa reformasi bangsa Indonesia.

Masa Perjuangan Bangsa Indonesia Melawan Penjajah

Dapat dikatakan bahwa semangat berjuang itu bersumber pada adanya kesadaran
berkebangsaan yang mulai tumbuh. Kesadaran kebangsaan baru muncul setelah kelompok-
kelompok bangsa ini terjebak pada keadaan, kondisi yang memperihatinkan berada dibawah
tekanan penjajahan asing (Belanda). Sebelumnya suku-suku bangsa yang menjadikan bangsa
Indonesia, memiliki semangat kebangsaan yang sempit (kedaerahan): Jawa, Bali, Sumatera,
Selebes, dll. Orang Jawa merasa berbeda dengan orang Bali, orang Madura orang Sumatera dan
lainlain. Perang-perang suku atau perang etnis pun muncul di berbagai tempat di kepulauan
Nusantara ini. Pertentangan antarsuku semakin merebak ketika hal itu didukung pula oleh
kepentingan kolonialisme di dalamnya.
Bersamaan dengan berkembangnya kerajaan-kerajaan Islam di Indonesia seperti kerajaan
Demak, mulailah berdatangan orang-orang Eropa ke Indonesia. Mereka adalah orang-
orang portugis yang diikuti oleh orang-orang Spanyol yang ingin mencari pusat tanaman rempah-
rempah, yang memberikan keuntungan dan kekayaan.

Masa Kejayaan Kerajaan Nusantara (Kejayaan Nasional)

Sejak adanya kerajaan-kerajaan di nusantara serta masuknya agama Hindu, Budha,


danIslam, nilai-nilai Pancasila sudah ada di masyarakat yaitu terkait dengan sistem kepercayaan
masyarakat akan eksistensi Tuhan. Menurut sejarah sejauh pengandaian sejarahnya
diterima, pancasila dirumuskan berdasarkan keyakinan bahwa sudah ada nilai-nilai yang
meskipun masih secara samar-samar, tertanam dan berakar di masa lalu dan tetap berlalu dalam
masyarakatIndonesia saat ini. Pancasila diyakini sebagai hasil penggalian dan perumusan dari nilai-
nilai yang telah ada. Pancasila merupakan hasil dari interaksi masyarakat yang hidup di Indonesia
selama berabad-abad.
Sekitar abad V sudah ada kerajaan yang tumbuh yaitu Kutai di Kalimantan Timur dan
Tarumanegara di Jawa Barat, berdasarkan sejarah agama Hindu sangat berpengaruh masa itu.
Kemudian memasuki abad VII kerajaan Sriwijaya yang terletak di Sumatera tumbuh dengan basis
agama Budha yang mereka bawa dan berhasil menjadi kerajaan maritim terkuat di Asia
Tenggaradan menjalin hubungan perdagangan dengan China dan India. Terbukti kebesaran kerajaan
Sriwijaya dan agama yang mereka emban dengan adanya Perguruan Tinggi Agama Budha
yang berkembang dengan baik.
Bangsa Indonesia terbentuk melalui proses sejarah yang panjang yaitu sejak jaman Kerajaan
Kutai, Sriwijaya, Majapahit dan kerajaan Islam setelahnya yaitu sebuah kerajaan Adidayayang
membawa agama Islam yang berkembang pesat hingga saat ini. Kerajaan Majapahit mencapai
puncak kemegahannya di bawah raja Hayam Wuruk, dengan Mahapatih Gajah Mada.Pemerintahan
kerajaan Majapahit bahkan tidak hanya di Indonesia namun juga meliputi daerah Malaka seperti
Pahang, Langkasuka, Trenggano, dan Tuimasik.

2.3 Perjuangan Bangsa Indonesia untuk Mendapatkan Pancasila.

Penelitian deskriptif kualitatif berusaha menggambarkan suatu gejala sosial yang tertuju
pada pemecahan masalah di masa sekarang dan mendatang. Hal tersebut sesuai dengan pendapat,
Sukmadinata (2011:73), kelompok yang sejak awal saling bersitegang. Berkat kegigihan atau kerja
keras Panitia Sembilan, dicapailah kompromi politik antara golongan Islam dan golongan
nasionalis. Meskipun dianggap belum memuaskan tetapi rumusan hasil kesepakatan yang
dituangkan dalam Piagam Jakarta sementara waktu dapat meredam konflik ideologis diantara
mereka. Konsensus di atas setidaknya dapat menenangkan dua kelompok yang sempat berseteru
akibat beda ideologi. 22 Juni 1945 menjadi momentum paling bersejarah bukan hanya bagi Panitia
Sembilan, tetapi juga untuk bangsa Indonesia. Karena Panitia tersebut telah berhasil monerahkan
tinta emasnya, yaitu mampu merumuskan dan menyusun sebuah resolusi politik yang dapat
mendestruksi persoalan ideologis yang menyandera kedua kubu. Piagam tersebut dapat
terselesaikan dengan baik setelah melalui rapat marathon yang berlangsung selama hampir sepekan.
Adapun rumusan ideologis yang berhasil disepakati dan dituangkan dalam Piagam Jakarta oleh
Panitia Sembilan, yaitu “Ke-Tuhanan dengan kewajiban menjalankan Syariat Islam bagi pemeluk-
pemeluknya menurut dasar kemanusiaan yang adil dan beradab, persatuan Indonesia, dan
kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan serta
dengan mewujudkan suatu keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Sidang Kedua BPUPKI
(10-16 Juli 1945) menerima baik laporan hasil kerja Panitia Sembilan yang diberi nama Piagam
Jakarta tersebut. Rumusan Piagam Jakarta inilah yang disepakati oleh seluruh wakil-wakil bangsa
Indonesia sebagai sila-sila yang akan tertera di Pancasila. Meskipun BPUPKI berhasil menetapkan
silasila Pancasila berdasarkan rumusan yang disepakati Panitia Sembilan tetapi polemik penentuan
ideologi bagi negara Indonesia merdeka tidak hanya putus sampai di situ saja. Karena ketegangan
ideologis masih berlanjut dan mencuat kembali menjelang detik-detik terakhir disahkannya UUD
1945 oleh PPKI. Diawali adanya pesan keberatan yang dibawa dan disampaikan utusan Indonesia
Timur kepada Moh. Hatta menyangkut dasar negara Indonesia (Pancasila) di dalam Pembukaan
UUD 1945 yang.
Dengan nada mengancam, mereka menyatakan kehendak untuk tidak ikut serta bergabung
dengan negara yang akan dibentuk dan didirikan jika menggunakan Islam sebagai dasarnya.
Terlintas dalam benak dan pikiran Moh. Hatta bagaimana beratnya perjuangan yang telah mereka
dilalui untuk mempersatukan seluruh rakyat Indonesia guna memperoleh dan mencapai
kemerdekaan. Setelah melalui rembug atau musyawarah mufakat dengan didasari rasa persatuan
dan kesatuan bangsa the founding father akhirnya menyetujui permintaan pencoretan atas kata-kata
yang bercorak atau berbau agama dalam UUD 1945. Setelah disepakati, Pancasila kemudian
disahkan dalam sidang PPKI pertama 18 Agustus 1945 bersamaan dengan dikukuhkannya UUD
1945 sebagai konstitusi Indonesia. Denggan ditetapkannya Pancasila menjadi dasar negara,
ketegangan ideologis yang melanda bangsa Indonesia sempat mereda. Apalagi penjajah (Belanda)
masih berkehendak menancapkan kuku kekuasaannya. Sementara waktu, energi bangsa ini sedang
tercurah, dan terfokus, serta telah terkuras habis untuk mempertahankan kemerdekaan negara yang
baru diproklamasikan.
KESIMPULAN

Setelah meneliti dan menganalisis, Pancasila sebagai dasar negara Indonesia, dapat
disimpulkan bahwa Pancasila bukan hanya sekadar konsep teoritis, melainkan menjadi sebuah
panduan yang sangat penting dalam kehidupan sehari-hari masyarakat Indonesia. Pancasila sebagai
ideologi yang sangat kuat dan inklusif mampu mempertahankan keberagaman budaya dan agama di
Indonesia, sekaligus menghasilkan identitas bangsa yang kuat dan bersatu. Kelima prinsip Pancasila
yang saling terkait dan mendukung satu sama lain mengandung nilai-nilai universal yang relevan
dengan kebutuhan bangsa Indonesia di masa depan.
Untuk mempertahankan Pancasila sebagai dasar negara, implementasi Pancasila harus
dilakukan dalam berbagai aspek kehidupan, seperti pendidikan, politik, ekonomi, dan sosial. Dalam
implementasi Pancasila, prinsip-prinsip seperti gotong royong, musyawarah, dan toleransi harus
dijadikan sebagai pedoman dalam berinteraksi dengan sesama.
Selain itu, peran generasi muda dalam memperkuat nilai-nilai Pancasila sangat penting.
Generasi muda harus dipersiapkan untuk menjadi pemimpin-pemimpin masa depan yang
mengedepankan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu, pengenalan
Pancasila sejak dini kepada generasi muda harus menjadi fokus utama dalam implementasi
Pancasila di masa depan.

SARAN

Seperti yang kita ketahui bahwa Pancasila ini terbentuk melalui proses panjang para
pejuang bangsa. Berdasarkan penjelasan di atas juga kita dapat menyadari betapa pentingnya
pancasila sebagai pedoman bangsa Indonesia. Karenanya, kita sebagai generasi penerus bangsa
harus bisa mengaplikasikan nilai-nilai Pancasila ke dalam semua aspek kehidupan berbangsa
dan bernegara. Maka dari itu kita harus menjunjung tinggi dan mengamalkan sila-sila atau nilai-
nilai Pancasila, jika nilai-nilai Pancasila telah dijalankan dalam masyarakat maka hal itu
membuktikan bahwa nilai Pancasila telah tertanam dalam diri masyarakat yang artinya
kehidupan bangsa ini akan sesuai dengan kaidah hukum karena Pancasila fungsinya sebagai dasar
yang menjadi pedoman bangsa ini.

Anda mungkin juga menyukai