1. Buktikan oleh anda bahwa nilai-nilai Pancasila terdapat pada masa kejayaan Kerajaan
Sriwijaya dan masa kejayaan Majapahit ?
2. Tujuan nasional yang terdapat dalam alenea ke empat dalam pembukaan UUD 1945
berbunyi Negara melindungi segenap bangsa dan tumpah darah Indonesia. Jelaskan oleh
anda hal tersebut ?
3. Apa alasanya Pancasila sebagai pilihan bangsa Indonesia ?
4. Jelaskan oleh anda apa yang dimaksud Pancasila sebagai Pandangan Hidup Bangsa ?
5. Kemukakan oleh anda perbedaan Pancasila menurut Piagam Jakarta, 22-6-1945 dan
Pancasila dalamPembukaan UUD 1945 ?
1) Nilai-nilai Pancasila yang terdapat pada masa kejayaan Sriwijaya dan Majapahit dapat
dibuktikan dengan hal-hal dibawah ini :
SILA PERTAMA
d. Zaman kerajaan sebelum kerajaan majapahit. Pada zaman ini terdapat kerajaan-
kerajaan yang terletak di Jawa Tengah dan Jawa Timur. Pada zaman ini sudah terlihat
nilai-nilai kemanusiaan dimana Raja Airlangga yang telah mengadakan hubungan
dagang dan kerjasama dengan Benggala, Chola, dan Champa.
e. Kerajaan Sriwijaya Kerajaan Sriwijaya berdiri pada abad VII, dikenal sebagai Kerajaan
Maritim yang mengadakan jalur perhubungan laut. Sistem perdagangan telah diatur
dengan baik, supaya rakyat mengalami kemudahan dalam pemasarannya.
SILA KETIGA
f. Di zaman kerajaan Majapahit ini agama Hindu dan Budha hidup berdampingan
dengan damai dalam satu kerajaan. Empu Prapanca menulis Negarakertagama yang
mana dalam kitab itu terdapat istilah pancasila. Kemudian Empu Tantular dengan
kitab karangannya yaitu kitab Sutasoma yang memuat semboyan indonesia yaitu:
“Bhineka tunggal ika” yang mana bunyi lengkapnya yaitu “bhinekantunggal ika tan
hana dharma mangrua” yang artinya walaupun berbeda tetap satu jua. Dan
ditambah lagi Sumpah Palapa yang ketika itu diucapkan oleh Mahapatih Gajah Mada
merupakan kejadian yang mencerminkan nilai-nilai sila ketiga, persatuan Indonesia
yaitu mempersatukan seluruh Nusantara.
g. Kerajaan Sriwijaya mengatur sistem perdagangannya dengan mempersatukan
pedagang, pengrajin dan pegawai raja yang disebut Tuha An vatakvurah sebagai
pengawas dagangannya
SILA KEEMPAT
h. Pada zaman Kerajaan Sriwijaya, sudah mengembangkan tatanegara dan tata
pemerintahan yang mampu menciptakan peraturan-peraturan yang ditaati oleh
rakyat. Pada zaman Kerajaan Sriwijaya. Sriwijaya telah memiliki pegawai pengurus
pajak, harta benda kerajaan, rohaniawan yang mengawasi pembangunan patung suci
yang merupakan perlambang tuhan mereka.
i. Pada zaman Kerajaan Majapahit, dalam prasasti Brumbung disebutkan bahwa Raja
Majapahit memiliki beberapa penasehat seperti Rakryan I Hino, I Sirikan, dan I Halu.
Hal itu menunjukan bahwa bermusyawarah dan bermufakat itu telah ada jauh
sebelum kemerdekaan Indonesia.
SILA KELIMA
j. Pada Zaman Kerajaan Sriwijaya Kerajaan Sriwijaya berdiri pada abad VII, dibawah
kekuasaan Wangsa Sailendra dikenal sebagai Kerajaan Maritim yang mengadakan
jalur perhubungan laut. Sistem perdagangan telah diatur dengan baik, supaya rakyat
mengalami kemudahan dalam pemasarannya. Cita-cita kesejahteraan bersama dalam
suatu Negara telah tercermin dalam Kerajaan Sriwijaya sebagaimana tersebut dalam
perkataan “Marvuai Vannua Criwijaya Sidhayatra Subhika” ( suatu cita-cita Negara
yang adil dan makmur).
k. Zaman kerajaan-kerajaan sebelum kerajaan majapahit.Lalu, Menurut prasasti
Kelagen, Raja Airlangga mengadakan hubungan dagang dengan Benggala,Chola, dan
champa. Hal ini berkaitan dengan nilai kemanusiaan. Masih berdasarkan prasasti
Kelagen bahwa Raja Airlangga memerintahkan untuk membuat tanggul dan waduk
demi kesejahteraan pertanian, yang merupakan penerapan nilai-nilai sila kelima.
2) Indonesia merupakan negara yang tidak berdiri begitu saja. Tetapi melalui pengorbanan
para pahlawan yang rela berkorban demi kemerdekaan bangsa Indonesia ini. Arti dari
melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia adalah kita sebagai
Rakyat Indonesia harus melindungi negara kita, Indonesia dengan seluruh jiwa dan raga
kita. Tanpa ada rasa takut untuk bela negara. Begitupun sebaliknya, sebagai Negara yang
berdaulat sudah sewajarnya melindungi bangsanya dari ancaman eksternal maupun
internal. Sebagai contoh :
a. Pemerintah sangat menjaga ketat seluruh wilayah Indonesia
dari berbagai penjuru terutama diperbatasan wilayah.
b. Pemerintah juga mengupayakan TNI dan polri untuk
menjaga wilayah Indonesia.
c. Pemerintah juga meluncurkan program keamanan
Pemerintah lainnya untuk menjaga wilayah Indonesia dari
segala ancaman yang mungkin datang tiba tiba
Persatuan Indonesia
Sila ketiga meskipun memiliki kata yang paling sedikit, namun memiliki arti yang tidak kalah
dalamnya dengan sila-sila lainnya. Sila ketiga bermakna bahwa bangsa Indonesia sepatutnya untuk
menjunjung tinggi keselamatan bangsa dan negara dengan menempatkan kesatuan, persatuan, dan
kepentingan negara di tas kepentingan peribadinya masing-masing atau golongan tertentu. Pancasila
sebagai kepribadian bangsa Indonesia juga diharapkan untuk rela berkorban demi negara Indonesia,
mencintai bangsa Indonesia dan tanah air, serta bangga pada negara. Negara kita kaya dan makmur,
lihatlah negara Indonesia ini dari sisi positifnya dan apa yang bisa dikembangkan dari negara ini,
bukan hanya dari apa yang terlihat negatif di mata orang lain. Melalui hal tersebut, teman-teman
bisa lebih mencintai negara ini dan memajukan persatuan dan kesatuan bangsa sesuai dengan
prinsip Bhinneka Tunggal Ika.
5) Perbedaan di antara Piagam Jakarta dengan UUD 1945 terdapat pada alinea pembukaan
keduanya. Alinea Pembukaan keduanya membahas mengenai Dasar Negara yang
pertama, yaitu mengenai Ketuhanan. Piagam Jakarta berbunyi “Ketuhanan dengan
kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemelukk-pemeluknya”, sementara di dalam
UUD 1945 berbunyi “Ketuhanan yang Maha Esa”.
Penjelasan :
Terdapat perbedaan serta persamaan di antara Piagam Jakarta dengan UUD 1945.
Piagam Jakarta dibuat terlebih dahulu yaitu tanggal 22 Juni 1945. Namun ada pendapat
dari orang-orang nonmuslim yang tidak sepakat dengan beberapa kata pada alinea
pembukaannya. Mereka tida setuju mengenai keharusan dalam menjalankan syariat
Islam karena seolah-olah tidak menghargai pemeluk agama lain yang juga merupakan
warga Indonesia. Pendapat-pendapat yang ada pun kemudian dipertimbangkan oleh
para tokoh. Akhirnya beberapa kata tersebut berubah menjadi “Ketuhanan Yang Maha
Esa” dimana tidak mencantumkan syariat Islam lagi mengingat ada agama lain di
Indonesia selain Islam. Setelah perubahan itu, naskah Piagam Jakarta berubah menjadi
naskah Undang-Undang Dasar 1945.