Anda di halaman 1dari 6

PERTUMBUHAN FAHAM KEBANGSAAN

INDONESIA
MAKALAH TELAAH
Untuk memenuhi tugas matakuliah Pendidikan Pancasila
Yang Dibina Oleh Drs. Margono M.Pd, M.Si
Kelompok 2:
Bambang Adi Subroto (130513605986)
Bamabang Setiawan (130513605963)
Buyung Try Nasution (130513605994)

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


FAKULTAS TEKNIK
PRODI S1 PTO
MALANG
2013

PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Manusia dalam merealisikan dan meningkatkan harkat dan martabatnya tidak mungkin
dapat memenuhinya sendiri.Oleh karena itu manusia sebagai makhluk sosial senantiasa
membutuhkan orang lain dalam hidupnya.Dalam pemikiran inilah manusia membentuk
suatu persekutuan hidup yang disebut negara.Namun dalam kenyataannya sifat-sifat
negara satu dengan lainnya memiliki perbedaan dan hal ini sangat ditentukan oleh
pemahaman ontologis hakikat manusia sebagai pendukung pokok negara,sekaligus
sebagai tujuan adanya suatu negara
Apakah Paham Negara menurut Pancasila itu?
Pancasila Pancasila adalah ideologi dasar bagi negara Yang tercantum pada paragraf
ke-4 Indonesia. Nama ini terdiri dari dua kata dari Preambule (Pembukaan) UndangSansekerta: paca berarti lima dan la berarti undang Dasar 1945. prinsip atau asas.
Pancasila merupakan rumusan dan pedoman kehidupan berbangsa dan bernegara
Kedudukan pancasila sebagai dasar bagi seluruh rakyat Indonesia. negara dalam
pembukaan UUD 1945 ini bersifat yuridis-konstitusional. Lima sendi utama penyusun
Pancasila adalah Artinya nilai pancasila sebagai norma 1. Ketuhanan Yang Maha Esa
dasar negara (Grundnorm, kaidah 2. Kemanusiaan yang adil dan beradab negara yang
fundamental) bersifat 3. Persatuan Indonesia imperative .Artinya mengikat dan 4.
Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat memaksa semua yang ada didalam
kebijaksanaan dalam wilayah kekuasaan hukum negara RI
permusyawaratan/perwakilan untuk setia melaksanakan, 5. Keadilan sosial bagi
seluruh rakyat Indonesia mewariskan, mengmbangkan dan melestarikannya.
2.2 ISI

A.ERA PRA KOLONIAL


SEJARAH AWAL
Para cendekiawan India telah menulis tentang Dwipantara atau kerajaan Hindu Jawa Dwipa
di pulau Jawa dan Sumatra sekitar 200 SM. Bukti fisik awal yang menyebutkan tanggal
adalah dari abad ke-5 mengenai dua kerajaan bercorak Hinduisme: Kerajaan Tarumanagara
menguasai Jawa Barat dan Kerajaan Kutai di pesisir Sungai Mahakam, Kalimantan. Pada
tahun 425 agama Buddha telah mencapai wilayah tersebut.
Di saat Eropa memasuki masa Renaisans, Nusantara telah mempunyai warisan
peradaban berusia ribuan tahun dengan dua kerajaan besar yaitu Sriwijaya di Sumatra dan
Majapahit di Jawa, ditambah dengan puluhan kerajaan kecil yang sering kali menjadi vazal
tetangganya yang lebih kuat atau saling terhubung dalam semacam ikatan perdagangan
(seperti di Maluku).

Kerajaan Hindu-Buddha
Pada abad ke-4 hingga abad ke-7 di wilayah Jawa Barat terdapat kerajaan bercorak HinduBudha yaitu kerajaan Tarumanagara yang dilanjutkan dengan Kerajaan Sunda sampai abad
ke-16. Pada masa abad ke-7 hingga abad ke-14, kerajaan Buddha Sriwijaya berkembang
pesat di Sumatra. Penjelajah Tiongkok I Ching mengunjungi ibukotanya Palembang sekitar
tahun 670. Pada puncak kejayaannya, Sriwijaya menguasai daerah sejauh Jawa Barat dan
Semenanjung Melayu. Abad ke-14 juga menjadi saksi bangkitnya sebuah kerajaan Hindu di
Jawa Timur, Majapahit. Patih Majapahit antara tahun 1331 hingga 1364, Gajah Mada berhasil
memperoleh kekuasaan atas wilayah yang kini sebagian besarnya adalah Indonesia beserta
hampir seluruh Semenanjung Melayu. Warisan dari masa Gajah Mada termasuk kodifikasi
hukum dan dalam kebudayaan Jawa, seperti yang terlihat dalam wiracarita Ramayana.
Kerajaan Islam
Islam sebagai sebuah pemerintahan hadir di Indonesia sekitar abad ke-12, namun sebenarnya
Islam sudah sudah masuk ke Indonesia pada abad 7 Masehi. Saat itu sudah ada jalur
pelayaran yang ramai dan bersifat internasional melalui Selat Malaka yang menghubungkan
Dinasti Tang di Cina, Sriwijaya di Asia Tenggara dan Bani umayyah di Asia Barat sejak abad
7.[4]
Penyebaran Islam dilakukan/didorong melalui hubungan perdagangan di luar
Nusantara; hal ini, karena para penyebar dakwah atau mubaligh merupakan utusan dari
pemerintahan islam yg datang dari luar Indonesia, maka untuk menghidupi diri dan keluarga
mereka, para mubaligh ini bekerja melalui cara berdagang, para mubaligh inipun
menyebarkan Islam kepada para pedagang dari penduduk asli, hingga para pedagang ini
memeluk Islam dan meyebarkan pula ke penduduk lainnya, karena umumnya pedagang dan
ahli kerajaan/kesultanan lah yang pertama mengadopsi agama baru tersebut.
Kesultanan/Kerajaan penting termasuk Samudra Pasai, Kesultanan Banten yang menjalin
hubungan diplomatik dengan negara-negara Eropa, Kerajaan Mataram di Yogja / Jawa
Tengah, dan Kesultanan Ternate dan Kesultanan Tidore di Maluku di timur.

B.ERA KEMERDEKAAN
Mendengar kabar bahwa Jepang tidak lagi mempunyai kekuatan untuk membuat
keputusan seperti itu pada 16 Agustus, Soekarno membacakan "Proklamasi" pada hari
berikutnya. Kabar mengenai proklamasi menyebar melalui radio dan selebaran sementara
pasukan militer Indonesia pada masa perang, Pasukan Pembela Tanah Air (PETA), para
pemuda, dan lainnya langsung berangkat mempertahankan kediaman Soekarno.
Pada 18 Agustus 1945 Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) melantik
Soekarno sebagai Presiden dan Mohammad Hatta sebagai Wakil Presiden dengan
menggunakan konstitusi yang dirancang beberapa hari sebelumnya. Kemudian dibentuk
Komite Nasional Indonesia Pusat (KNIP) sebagai parlemen sementara hingga pemilu dapat
dilaksanakan. Kelompok ini mendeklarasikan pemerintahan baru pada 31 Agustus dan
menghendaki Republik Indonesia yang terdiri dari 8 provinsi: Sumatra, Kalimantan (tidak
termasuk wilayah Sabah, Sarawak dan Brunei), Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur,
Sulawesi, Maluku (termasuk Papua) dan Nusa Tenggara.

C.ERA ORDE BARU


Setelah Soeharto menjadi Presiden, salah satu pertama yang dilakukannya adalah
mendaftarkan Indonesia menjadi anggota PBB lagi. Indonesia pada tanggal 19 September
1966 mengumumkan bahwa Indonesia "bermaksud untuk melanjutkan kerjasama dengan
PBB dan melanjutkan partisipasi dalam kegiatan-kegiatan PBB", dan menjadi anggota PBB
kembali pada tanggal 28 September 1966, tepat 16 tahun setelah Indonesia diterima pertama
kalinya.
Pada 1968, MPR secara resmi melantik Soeharto untuk masa jabatan 5 tahun sebagai
presiden, dan dia kemudian dilantik kembali secara berturut-turut pada tahun 1973, 1978,
1983, 1988, 1993, dan 1998.

D.BUDAYA
Indonesia memiliki sekitar 300 kelompok etnis, tiap etnis memiliki budaya yang
berkembang selama berabad-abad, dipengaruhi oleh kebudayaan India, Arab, Cina, dan
Eropa, termasuklah kebudayaan sendiri yaitu Melayu. Contohnya tarian Jawa dan Bali
tradisional memiliki aspek budaya dan mitologi Hindu, seperti wayang kulit yang
menampilkan kisah-kisah tentang kejadian mitologis Hindu Ramayana dan Baratayuda.
Banyak juga seni tari yang berisikan nilai-nilai Islam. Beberapa di antaranya dapat ditemukan
di daerah Sumatra seperti tari Ratb Meuseukat dan tari Seudati dari Nanggroe Aceh
Darussalam.

TELAAH
Menurut Ulfi Candra Rini, Paham Kebangsaan merupakan pengertian yang mendalam
tentang apa dan bagaimana bangsa itu mewujudkan masa depannya. Dalam mewujudkan
paham tersebut belum diimbangi adanya legitimasi terhadap sistem pendidikan secara
nasional, bahkan masih terbatas muatan lokal, sehingga muatan nasional masih diabaikan.
Tidak adanya materi pelajaran Moral Pancasila atau Pendidikan Sejarah Perjuangan Bangsa
(PSPB) atau sertifikasi terhadap Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila (P4) di
setiap strata pendidikan, baik formal, nonformal, maupun di masyarakat luas.
Menurut muhammad yamin, bangsa indonesia dalam merintis terbentuknya suatu bangsa
dalam panggung politik inter nasional yaitu suatu bangsa yang modern yang memiliki
kemerdekaan dan kebebasan,berlangsung melalui tiga fase. Pertama ,yaitu zaman kebangsaan
sriwijaya. Kedua ,yaitu negara kebangsaan majapahit atau kebangsaan yang lama. Ketiga
pada gilirannya masyarakat indonesia membentuk nationale staat, atau suatu Etat Nationale
yaitu suatu negara kebangsaan indinesia modern menurut susunan kekeluargaan berdasar atas
ketuhanan Yang Maha Esa serta kemanusiaan.
Menurut marsudi, Paham Kebangsaan merupakan Bangsa Indonasia terbentuk dari
penggalan-penggalan sejarah yang kadang tampak lepas dab cerai, tetapi pada hakekatnya
masing-masing episode itu tak terpisahkan antara satu dengan yang lain.

KESIMPULAN:

Pancasila sebagai dasar negara memiliki paham kebangsaan serta membentuk Indonesia
menjadi negara Integralistik. Hakekat dan sifat-sifat negara tersebut adalah sebagai berikut :
1. Paham Negara Kesatuan 2. Paham Negara Kebangsaan 3. Paham Negara Integralistik 4.
Negara Kebangsaan yang Berketuhanan Yang Maha Esa

PENUTUP
Penghayatan dan pengamalan Pancasila dalam wawasan kebangsaan yang terasakan saat ini,
belum mampu menjaga jati diri, karakter, moral dan kemampuan dalam menghadapi berbagai
masalah nasional. Padahal dengan pengalaman krisis multidimensional yang berkepanjangan,
agenda pemahaman, penghayatan dan pengamalan Pancasila dalam bentuk wawasan
kebangsaan bagi bangsa Indonesia harus diarahkan untuk membentuk serta memperkuat basis
budaya agar mampu menjadi tumpuan bagi usaha pembangunan di segala aspek kehidupan
maupun di segala bidang.

DAFTAR PUSTAKA

Anshory, Irfan, "Asal Usul Nama Indonesia", Pikiran Rakyat, 2004-08-16. Diakses pada
2013
Taylor, Jean Gelman. Indonesia. New Haven and London: Yale University Press
Wibowo, Sigit, Sjarifuddin. Ekonomi Indonesia Gagal karena Mafia Berkeley, Harian Umum
Sore Sinar Harapan. Copyright Sinar Harapan 2003. Diakses pada 2013
Anshory, Irfan, "Asal Usul Nama Indonesia", Pikiran Rakyat, 2004-08-16. Diakses pada
2013

Anda mungkin juga menyukai