Anda di halaman 1dari 8

MAKALAH SEJARAH LAHIRNYA PANCASILA

Disusun Oleh:
Ega Salsabilla Arnasya (P17240201004)

PROGRAM STUDI
D3 KEPERAWATAN TRENGGALEK
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MALANG
Agustus 2020
KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdullilah penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Pengasih karena
atas kehendak-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah ini. Makalah ini berjudul “Sejarah
Lahirnya Pancasila” yang disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Pancasila

Dalam penyusunan makalah ini, penulis menyadari ada banyak hambatan dan
kesulitan. Hambatan dan kesulitan itu akhirnya dapat diatasi karena adanya bantuan dari
berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih
kepada teman-teman yang telah mendukung dalam proses pembuatan makalah ini. Semoga
awal baik yang telah diberikan kepada penulis mendapat balasan dari Tuhan Yang Maha Esa.

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih memiliki keterbatasan. Oleh karena itu,
kritik dan saran yang membangun sangat diharapkan demi penyempurnaan makalah ini.
Akhir kata, semoga makalah ini bermanfaat bagi penulis pada khususnya dari pembaca pada
umumnya.

Gresik, 13 Agustus 2020

Penulis
BAB 1
LATAR BELAKANG
Sebagai dasar negara, Pancasila kembali diuji ketahanannya dalam era reformasi sekarang.
Merekahnya matahari bulan Juni 1945, 63 tahun yang lalu disambut dengan lahirnya sebuah
konsepsi kenengaraan yang sangat bersejarah bagi bangsa Indonesia, yaitu lahirnya Pancasila.
Sebagai falsafah negara, tentu Pancasila ada yang merumuskannya. Pancasila memang
merupakan karunia terbesar dari Allah SWT dan ternyata merupakan light-star bagi segenap
bangsa Indonesia di masa-masa selanjutnya, baik sebagai pedoman dalam memperjuangkan
kemerdekaan, juga sebagai alat pemersatu dalam hidup kerukunan berbangsa, serta sebagai
pandangan hidup untuk kehidupan manusia Indonesia sehari-hari, dan yang jelas tadi telah
diungkapkan sebagai dasar serta falsafah negara Republik Indonesia.
Pancasila telah ada dalam segala bentuk kehidupan rakyat Indonesia, terkecuali bagi mereka
yang tidak Pancasilais. Pancasila lahir 1 Juni 1945, ditetapkan pada 18 Agustus 1945
bersama-sama dengan UUD 1945. Bunyi dan ucapan Pancasila yang benar berdasarkan
Inpres Nomor 12 tahun 1968 adalah satu, Ketuhanan Yang Maha Esa. Dua, Kemanusiaan
yang adil dan beradab. Tiga, Persatuan Indonesia. Empat, Kerakyatan yang dipimpin oleh
hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan. Dan kelima, Keadilan sosial
bagi seluruh rakyat Indonesia.
Sejarah Indonesia telah mencatat bahwa di antara tokoh perumus Pancasila itu ialah, Mr
Mohammad Yamin, Prof Mr Soepomo, dan Ir Soekarno. Dapat dikemukakan mengapa
Pancasila itu sakti dan selalu dapat bertahan dari guncangan kisruh politik di negara ini,
yaitu pertama ialah karena secara intrinsik dalam Pancasila itu mengandung toleransi, dan
siapa yang menantang Pancasila berarti dia menentang toleransi.
Kedua, Pancasila merupakan wadah yang cukup fleksibel, yang dapat mencakup faham-
faham positif yang dianut oleh bangsa Indonesia, dan faham lain yang positif tersebut
mempunyai keleluasaan yang cukup untuk memperkembangkan diri. Yang ketiga, karena
sila-sila dari Pancasila itu terdiri dari nilai-nilai dan norma-norma yang positif sesuai dengan
pandangan hidup bangsa Indonesia, dan nilai serta norma yang bertentangan, pasti akan
ditolak oleh Pancasila, misalnya Atheisme dan segala bentuk kekafiran tak beragama akan
ditolak oleh bangsa Indonesia yang bertuhan dan ber-agama.
Diktatorisme juga ditolak, karena bangsa Indonesia berprikemanusiaan dan berusaha untuk
berbudi luhur. Kelonialisme juga ditolak oleh bangsa Indonesia yang cinta akan
kemerdekaan. Sebab yang keempat adalah, karena bangsa Indonesia yang sejati sangat cinta
kepada Pancasila, yakin bahwa Pancasila itu benar dan tidak bertentangan dengan keyakinan
serta agamanya.
Dengan demikian bahwa falsafah Pancasila sebagai dasar falsafah negara Indonesia yang
harus diketahui oleh seluruh warga negara Indonesia agar menghormati, menghargai,
menjaga dan menjalankan apa-apa yang telah dilakukan oleh para pahlawan khususnya
pahlawan proklamasi yang telah berjuang untuk kemerdekaan negara Indonesia ini.
Sehingga baik golongan muda maupun tua tetap meyakini Pancasila sebagai dasar negara
Indonesia tanpa adanya keraguan guna memperkuat persatuan dan kesatuan bangsa dan
negara Indonesia.
BAB II
SEJARAH PERGERAKAN INDONESIA

Sebelum negara Indonesia terbentuk pada 17 Agustus 1945, bentuk pemerintahan


adalah kerajaan-kerajaan baik besar maupun kecil yang tersebar di Nusantara. Sejarah
Indonesia selalu menyebutkan bahwa ada dua kerajaan besar yang melambangkan
kemegahan dan kejayaan masa lalu yaitu Sriwijaya dan Majapahit. Sriwijaya berdasar
beberapa bukti sejarah (Muara Takus abad ke 7) yaitu di wilayah Palembang, Palembang
sendiri dalam sejarah dikenal sebagai pusat ziarah agama Buddha. Di daerah Talaga Batu
terdapat banyak batu yang bertuliskan siddhayatra, yang artinya mungkin perjalanan suci
yang berhasil (Sartono Kartodirdjo, dkk, 1977: 53). Di bukit Si Guntang juga ditemukan
arca Budha yang sangat besar dan diperkirakan berasal dari abad ke-6. Menurut laporan
Cina, Sriwijaya mashur sebagai pusat agama Budha. Raja-raja tampil sebagai pelindung
agama Budha dan penganut yang taat.
Pada adad ke-13 Sriwijaya masih menguasai wilayah sebagian besar Sumatra, dan
Semenanjung Malaka serta sebagian Barat pulau Jawa atau Sunda. Kerajaan Sriwijaya
mempunyai tentara yang kuat yang digambarkan tangkas dalam perang di darat maupun di
laut, maka layak jika kekuasaannya banyak dan luas. Pada permulaan abad ke-15 muncul
beberapa kerajaan Islam di bagian Utara pulau Sumatra, dan ini berarti berakhirnya
beberapa kerajaan Hindu dan Budha di Sumatra.
Majapahit merupakan kerajaan terbesar kedua yang wilayahnya meliputi hampir
seluruh Nusantara, yaitu di daerah-daerah Sumatra bagian Barat sampai ke daerah-daerah
Maluku dan Irian di bagian Timur (sekarang Papua). Kekuasan Majapahit diluaskan ke
negara-negara tetangga di Asia tenggara dalam bentuk persahabatan. Gadjah Mada sebagai
patih masa Hayam Wuruk telah menjadikan kerajaan Majapahit sebagai kerajaan besar
dan berkuasa. Dengan Sumpah Palapanya, Gadjah Mada membuktikan pengabdiannya
pada Majapahit.
Meninggalnya Gadjah Mada (1364) dapat dianggap merupakan detik-detik awal
keruntuhan Majapahit dan semakin mundur dengan wafatnya Hayam Wuruk (1389).
Kapan keruntuhan Majapahit juga banyak versi yang berbeda, tetapi dari berita Portugis
dan Italia mengatakan bahwa pada permulaan abad ke-16 kerajaan Majapahit masih
berdiri, yang disebutnya sebagai kerajaan Hindu (Sartono, dkk. 1977: 272). Akan tetapi
berdasar berita lain menyatakan pada tahun 1518-1521 penguasaan atas Majapahit beralih
ketangan Adipati Unus dari Demak Sejak itu Majapahit beralih dari kerajaan Hindu ke
kerajaan Islam.
Awal abad ke-16 bangsa Eropa mulai masuk ke Nusantara dan terjadilah perubahan
politik kerajaan yang berkaitan dengan perebutan hegemoni. Belanda telah meletakkan
dasar-dasar militernya pada tahun 1630an guna mendapat hegemoni perdagangan atas
perniagaan laut di Indonesia. VOC sebagai perwakilan dagang Belanda di Indonesia
mendirikan markas besarnya di Batavia dan mulai menguasai wilayah-wilayah
perdagangan di Nusantara. Pada pertengahan abad XVII Belanda tidak puas hanya dengan
perjanjian perdamaian, pembangunan benteng-benteng dan pertahanan Angkatan Laut
untuk memperkokoh kekuasaan Belanda. VOC masih menganggap terdapat kekacauan
baik besar maupun kecil dari penguasa-penguasa kerajaan di Nusantara yang dapat
mengacaukan rencana mereka. Kebijakan militer VOC menjadi semakin agresif dengan
ikut campur tangan dalam urusan kerajaan-kerajaan. Dengan demikian mulailah
kekuasaan Belanda terhadap kerajaan-kerajaan di Nusantara.
Kekuasaan Belanda dimulai memang dari Indonesia bagian Timur sebagai pusat
rempah-rempah yaitu di Maluku, kemudian ke Sulawesi, Nusa Tenggara sampai Jawa.
Dengan demikian kekuasaan raja-raja di Nusantara harus menghadapi Belanda.
Sebelumnya jika terjadi persaingan antar keluarga kerajaan atau antar kerajaan, maka
Belanda akan mendukung salah satunya. Jika berhasil maka Belanda akan mendapat
imbalan yang menguntunkgan secara ekonomis ataupun politis. Kekuasaan VOC berakhir
pada 31 Desember 1799, kemudian asetasetnya diambil alih oleh pemerintah Belanda.
Karenanya sejak abad XIX Belanda menguasai Nusantara dalam seluruh aspek kehidupan
amenjadikankoloninya.Kekuasaan it

Anda mungkin juga menyukai