Dosen Pengampu:
HERU BASKORO, S.Sos., M.M
Disusun Oleh:
1. Maulidatul Karimah (D3 Farmasi)
2. Okky Ardiansyah (D3 Farmasi)
3. Fenny Eliyana (D3 Farmasi)
4. Siska Anggraeni (D3 Farmasi)
5. AKN Azizatul Maghfirah (D3 Farmasi)
6. Twelvi Desimbriana (D3 Kebidanan)
7. Ranandya M. Jahel (D3 Kebidanan)
8. Anis Laras Wati (D3 Kebidanan)
9. Dian Indriani (D3 Fisioterapi)
Puji syukur Alhamdulillah penulis panjatkan atas kehadiran Allah SWT yang
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
makalah yang berjudul “” ini guna memenuhi tugas yang diberikan oleh dosen pada
mata pelajaran Pendidikan Pancasila, STIKES Delima Persada Gresik.
Penulis menyadari bahwa keberhasilan penyusunan makalah ini tidak lepas
dari bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak. Untuk itu penulis sudah
selayaknya menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan yang sebesar-
besarnya kepada:
1. Bapak Heru Baskoro, S.Sos., M.M selaku dosen mata kuliah Pendidikan
Pancasila yang telah membimbing dalam penyusunan makalah ini.
2. Kedua Orang tua, teman-teman dan semua pihak yang ikut berjasa dalam
penyelesaian makalah ini.
Penulis menyadari bahwa penulisan makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan, karena itu dengan segala kerendahan hati penulis membuka diri
bahwa ada koreksi konstruktif demi penulisan makalah ini. Akhirnya semoga
makalah ini dapat menambah khasanah keilmuan bagi penulis khususnya dan para
pembaca pada umumnya.
Penulis
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
1. Menjelaskan tentang masa Pancasila pada era Pra Kemerdakaan.
2. Menjelaskan beberapa kejadian yang terjadi di masa Pancasila era Pra
Kemerdekaan.
BAB II
PEMBAHASAN
b. Masa Pengusulan
Dalam sidang Teiku Gikoi (Parlemen Jepang) pada tanggal 7 September
1944, perdana menteri Jepang Jendral Kuniaki Koisi, atas nama pemerintah Jepang
mengeluarkan janji kemerdekaan Indonesia yang akan diberikan pada tanggal 24
Agustus 1945, sebagai janji politik. Sebagai realisasi janji ini, pada tanggal 1 Maret
1945 Jepang mengumumkan akan dibentuknya Badan Penyelidik Usaha-usaha
Persiapan Kemerdekaan Indonesia (Dokuritsu Zyunbi Tyoosakai). Badan ini baru
terbentuk pada tanggal 29 April 1945.
Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia dilantik
pada tanggal 28 Mei 1945 oleh Gunseikan (Kepala Pemerintahan bala tentara
Jepang di Jawa), dengan susunan sebagai berikut Ketua Dr. KRT. Radjiman
Wedyodiningrat, ketua muda Ichibangase Yosio (anggota luar biasa, bangsa
Jepang), Ketua Muda R. Panji Soeroso (merangkap Tata Usaha), sedangkan
anggotanya berjumlah 60 orang tidak termasuk ketua dan ketua muda.
Adanya badan ini memungkinkan bangsa Indonesia dapat mempersiapkan
kemerdekaannya secara legal, untuk merumuskan syarat-syarat apa yang harus
dipenuhi sebagai negara yang merdeka. Oleh karena itu, peristiwa ini dijadikan
sebagai suatu tonggak sejarah perjuangan bangsa Indonesia dalam mencapai cita-
citanya.
Badan penyelidik ini mengadakan sidang hanya dua kali. Sidang pertama
pada tanggal 29 Mei sampai dengan 1 Juni 1945, sedangkan sidang kedua pada
tanggal 10 Juli sampai dengan 17 Juli 1945.
3.1 Kesimpulan
Pancasila adalah lima nilai dasar luhur yang ada dan berkembang bersama
dengan bangsa Indonesia sejak dahulu. Sejarah merupakan deretan peristiwa yang
saling berhubungan. Peristiwa-peristiwa masa lampau yang berhubungan dengan
kejadian masa sekarang dan semuanya bermuara pada masa yang akan datang. Hal
ini berarti bahwa semua aktivitas manusia pada masa lampau berkaitan dengan
kehidupan masa sekarang untuk mewujudkan masa depan yang berbeda dengan
masa yang sebelumnya. Sejarah perjuangan bangsa Indonesia berlalu dengan
melewati suatu proses waktu yang sangat panjang. Dalam proses waktu yang
panjang itu dapat dicatat kejadian-kejadian penting yang merupakan tonggak
sejarah perjuangan. Dan dasar negara merupakan alas fundamen yang menjadi
pijakan dan mampu memberikan kekuatan kepada berdirinya sebuah negara.
Negara Indonesia dibangun juga berdasarkan pada suatu landasan atau pijakan yaitu
Pancasila.
3.2 Saran
Pancasila merupakan kepribadian bangsa Indonesia yang mana setiap warga
negara Indonesia harus menjujung tinggi dan mengamalkan sila-sila dari Pancasila
tersebut dengan setulus hati dan penuh rasa tanggung jawab. Agar Pancasila tidak
terbatas pada coretan tinta belaka tanpa makna.
DAFTAR PUSTAKA