DOSEN PEMBIMBING
DISUSUN OLEH
M.Alfatillah
5420221157
PRODI
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat
serta hidayahNya saya dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Bukti Pengamalan
Pancasila di Zaman Kerajaan“ dengan baik. Makalah ini saya susun guna melengkapi tugas
mata kuliah Pendidikan Pancasila. Selain itu makalah ini tidak hanya sekedar wacana, namun
wacana yang dapat memberitahukan bukti-bukti pengamalan Pancasila pada zaman
kerajaan.
Dalam Menyusun makalah ini tidak sedikit kesulitan yang saya temui. Namun berkat
bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak, makalah ini dapat saya selesaikan dengan baik.
Akhirnya penyusun tetap berharap semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua dan
membawa kita mengenal arti Pancasila bagi kita sebagai bangsa Indonesia. Dan saya harap
bahwa makalah yang saya bawakan ini bernafaat bagi yang membacanya.
Penyusun
M.ALFATILLAH
BAB 1
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Pancasila adalah sumber dari segala sumber hukum yang ada di Negara
Kesatuan Republik Indonesia, merupakan Maha Karya Pendahulu bangsa yang
tergali dari jati diri dan nilai-nilai adi luhur bangsa yang tidak dimiliki oleh bangsa
lain. Dalam masa-masa ini Pancasila menjadi pandangan hidup dan
membangun hidup, bahkan juga kemudian menjiwai semangat perjuangan
bangsa Indonesia pada waktu melawan penjajah. Bangsa Indonesia ber-
Pancasila dalam Tri Prakara artinya ber-Pancasila di dalam beradat
kebudayaan, di dalam beragama, dan di dalam bernegaran dalam arti formal ini
ialah di dalam pembukaan Undang-Undang Dasar 1945.
B. TUJUAN PENULIS
1. Mengetahui bukti pengamalan dan nilai-nilai Pancasila di zaman kerajaan
2. Mengetahui sejarah Pancasila dalam masa kerajaan
BAB II
A. KERAJAAN KUTAI
Kerajaan Kutai adalah kerajaan tertua bercorak Hindu di Nusantara dan
seluruh Asia Tenggara. Kerajaan Kutai terletak di Muara Kaman, Kalimantan
Timur tepatnya di hulu sungai mahakam.
Sumber Sejarah :
Informasi yang ada diperoleh dari Yupa / Tugu dalam upacara pengorbanan
yang berasal dari abad ke-4. Ada tujuh buah yupa yang menjadi sumber
utama bagi para ahli dalam menginterpretasikan sejarah Kerajaan Kutai.
Pemerintahan dan Kehidupan Masyarakat :
Raja pertama kerajaan Kutai adalah Kudungga. Raja Kudungga memiliki
seorang anak yang bernama Aswawarman. Kemudian Aswawarman memiliki
3 anak, salah satunya Mulawarman. Pada masa pemerintahan Mulawarman,
Kerajaan Kutai mengalami masa keemasan. Wilayah kekuasaannya meliputi
hampir seluruh wilayah Kalimantan Timur. Rakyat Kutai hidup sejahtera dan
makmur.
Nilai Pancasila yang terdapat pada kerajaan Kutai:
Nilai Ketuhanan : Memeluk agama Hindu
Nilai Persatuan : Wilayah kekuasaannya meliputi hampir seluruh wilayah
Kalimantan Timur.
Nilai Kerakyatan : Rakyat Kutai hidup sejahtera dan Makmur
B. KERAJAAN SRIWIJAYA
Kerajaan Sriwijaya adalah kerajaan Melayu kuno di pulau Sumatra yang banyak
berpengaruh di kepulauan Melayu. Diperkirakan pusat kerajaan Sriwijaya di
daerah lembah sungai Batanghari, Jambi.
Sumber Sejarah :
- Prasasti Kedukan Bukit tanggal 16 Juni 682 Masehi di Palembang.
- Prasasti Talang Tuo tanggal 23 Maret 684 Masehi di Palembang.
- Prasasti Karang Birahi abad ke-7 Masehi di Jambi.
- Prasasti Kota Kapur tanggal 28 Februari 686 Masehi di Pulau Bangka
- Prasasti Telaga Batu abad ke-7 Masehi di Palembang.
Pemerintahan:
Menurut Prasasti Kedukan Bukit, kekaisaran Sriwijaya didirikan oleh Dapunta
Hyang Çri Yacanaca (Dapunta Hyang Sri Jayanasa). Ia memimpin 20.000
tentara (terutama tentara darat dan beberapa ratus kapal) dari Minanga Tamwan
ke Palembang, Jambi, dan Bengkulu.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Hal penting yang dapat kita petik sebagai penerus bangsa adalah bahwa betapa
sulitnya para pendahulu kita untuk mempersatukan nusantara, jadi kita sebagai
penerus bangsa sudah merupakan kewajiban kita untuk menghormati segala
bentuk pengorbanan yang telah dilakukan oleh pendahulu kita. Hal ini dapat kita
lakukan dengan mempertahankan nilai-nilai Pancasila dan
mengimplementasikan nilai-nilai tersebut dalam kehidupan sehari-hari, karena
dari nilai-nilai Pancasila itulah kita dapat mempertahankan kesatuan nusantara.