UNIVERSITAS LAKIDENDE
UNAAHA
2021
KATA PENGANTAR
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana perkembangan paham bangsa Indonesia pada masa pra-
kolonial?
2. Bagaimana perkembangan paham bangsa Inodnesia pada masa
colonial?
3. Bagaimana perkembangan paham bangsa Indonesia pada masa pasca
kemerdekaan?
C. TUJUAN
PEMBAHASAN
Pada masa tersebut kesadaran politik (Paham dan rasa Kebang- saan)
sebagai pemersatu bangsa belum tumbuh dan tidak dapat diha- rapkan.
Karena setiap kerajaan tersebut mereka saling berebut pengaruh, bahkan
melakukan peperangan terhadap sesama mereka. Dan Kesadaran yang
mereka miliki ketika itu adalah kesadaran bersama bahwa mereka secara
geopolitik terletak dan mendiami di wilayah Nusantara. Dan pda saat itu
pusat-pusat kebudayaan besar yang ada di Asia ada tiga yaitu : India,
Cina dan Nusantara.
Masa kolonial ini adalah masa yang amat panjang, yaitu mulai
jatuhnya Malaka pada tahun 1151, hingga tibanya Proklamasi
Kemerdekaan Republik Indonesia pada tahun 1945. (sekitar 434 tahun). Dan
dengan modal kesadaran sebagai “bangsa Nusantara” kerajaan- kerajaan di
Nusantara memasang kuda-kuda kecurigaan terhadap kehadiran orang-
orang asing di Nusantara.
Oleh sebab itu baik lansung atau tidak langsung kehadiran VOC telah
menumbuhkan kesadaran bagi masyarakat muslim Nusantara akan adanya
ancaman dari bangsa asing berkulit putih. Selain itu tim- bulnya kesadaran dan
perasaan yang sama terhadap penindasan ekonomi akibat monopoli VOC. Dan
dalam jangka panjang kesemua- nya itu ternyata telah memberikan pondasi bagi
tumbuh kembangnya nasionalisme bangsa Indonesia.
Namun dalam hal penjajahan pemerintah Belanda ini tak banyak mengubah
strategi VOC. Sehingga kekuatan-kekuatan Islam mencoba untuk melawan dan
menggulingkan otoritas Belanda di Nusantara. Seperti penyerangan yang
dilakukan oleh Pangeran Diponegoro, Teku Imam Bonjol, Cut Nayk Dien dan
lain-lain.
Dampak lain dari kebijakan etis di bidang edukasi ini adalah, berte- munya
para pelajar dari berbagai daerah di suatu Lembaga pendidikan. Pertemuan
mereka itu dapat menjembatani munculnya kembali jiwa Nusantara yang telah
lama terpendam. Dengan kekritisannya mereka dapat berpikir bagaimana
mempersatukan perkembangan-perkem- bangan Nasionalisme di luar negeri,
dan memadukannya dengan kebangkitan jiwa Nusantara. Sehingga mereka
tidak lagi mempersoal- kan hal-hal yang berkaitan dengan warisan sejarah dari
mana mereka berasal, atau dari etnis mana mereka datang, tetapi batasan Hindia
Belanda yang diciptakan Birokrasi Belanda itulah yang dijadikan kerangka
perjuangan mereka.
Kondisi tersebut membuat sikap politik Belanda menjadi berubah, dari yang
semula bersikap toleran menjadi reaksioner. Sehingga banyak tokoh-tokoh
pergerakan seperti Soekarno, M. Hatta, Syahrir dan lain- lain yang ditangkap
dan diasingkan oleh Belanda. Namun kondisi telah berubah, bila di masa lalu
suatu pergerakan perlawanan ditangkap, maka gerakan tersebut akan berhenti,
namun dengan menggunakan organisasi, walaupun tokoh kuncinya tertangkap,
tetapi orgnisasi perjuangannya tetap dapat berjalan, walaupun mengalami
sedikit kemunduran.
Namun salah satu hikmah yang diperoleh dari penjajahan Jepang ini, adalah
tumbuhnya rasa patriotisme di masyarakat, khususnya kaum pemuda
Indonesia. Penjajahan Belanda tidak melahirkan kesadaran berbangsa
(Nasionalisme) di kawasan Hindia-Belanda. Sementara penjajahan Jepang
telah melahirkan rasa keberanian untuk menentang, membela dan
mempertahankan Tanah air Indonesia dari kaum penjajah. Sekalipun Jepang
bersikap kejam, tapi dia telah melahirkan kekuatan baru bagi bangsa Indonesia,
yaitu berupa dasar- dasar kemeliteran dan bela negara.
Pada era kolonialis Jepang ini point penting yang diperoleh bangsa
Indonesia, adalah dia membangunkan kekuatan yang selama ini tidur. Dia telah
menggugah perjuangan kemerdekaan RI, sehingga dengan berpadunya rasa
Nasionalisme dan Patriotisme pada masa penjajahan Jepang, adalah
merupakan modal yang sangat besar dalam mengantarkan bangsa Indonesia
menuju kemerdekaan Republik Indo- nesia.
September PKI (G.30 S PKI). Dalam gerakan tersebut mereka telah menculik
dan membunuh beberapa Jenderal dari berbagai angkatan (ABRI), yang
dampaknya sampai saat ini masih terasa dalam kehidupn berbangsa dan
bernegara.
Ada beberapa hal penting yang menjadi tuntutan rakyat di Era Reformasi ini
misalnya:
b. Perubahan peran militer dalam bidang politik dan dwi fungsi ABRI
6. Bidang Militer
1. Bidang Ekonomi :
Dalam era reformasi ini kran reformasi di bidang politik telah dibuka
seluas-luasnya. Di mana pada masa Orde Baru Partai Politik dibatasi hanya
3 partai, sekarang telah menjadi multi partai, sehingga eforia di bidang
politik telah menyebar kemana-mana. Namun ternyata dengan reformasi
multi partai ini kehidupan perpolitikan kita tetap masih belum sehat betul,
sekalipun hak- hak dan aspirasi rakyat sudah dapat disalurkan atau
tidak mengalami hambatan lagi.