Anda di halaman 1dari 38

REVIEW BUKU

“ ISLAMISASI DAN PERKEMBANGAN KERAJAAN-KERAJAAN ISLAM


DU INDONESIA”

Diajukan untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Histografi Islam

Dosen Pengampu : M. Nandang Sunandar, M.A

Disusun oleh:

Nurpiziah (191350101)

SPI 5 C

SEJARAH PERADABAN ISLAM

FAKULTAS USHULUDDIN DAN ADAB

UNIVERSITAR MAULANA HASANUDDIN BANTEN

2021 M/1443 H
1. Identits Buku
Judul : Islamisasi dan Perkembangan Kerajaan-kerajaan Islam di
Indonesia
Penulis : Prof. A. Daliman
Pengantar : Anggota IKAPI
Penerbit : Penerbit Ombak
Tahun Terbit : 2021
Tebal Halaman : 329

2. Pendahuluan
Buku ini merupakan buku asli berbahasa Indonesia yang menjadi salah satu
sumber standar dalam sejarah penting mengenai Islamisasi dan Sejarah Kerajaan-
Kerajaan yang ada di Indonesia. Dimulai dari Pengertian Sejarah Indonesia Madya
Masa Islam, perkembangan Agama dan Budaya Islam di Indonesia dan proses
Islamisasi serta perkembangan kerjaan-keerjaan Islam Di Indonesia. Proses
Islamisas di Indonesia sebagai agama pendatang memaksa Islam untuk
mendapatkan simbol-simbol kultular yang selaras dengan kemampuan penangkapan
dan pemahaman masyarakat yang akan dimasukinya. Kedatangan agama Islam di
berbagai daerah Indonesia tidaklah bersamaan. Islam datang di Idonesia pada saat-
saat ketika pusat-pusat kekuasaan Hindu mengalami kemunduran. Sehingga mudah
untuk para mubalig-mubalig atau tokoh-tokoh Islam melakukan Islamisasi di
Indonesia.
3. Pembahasan
a. Capter 1
 Pengertian sejarah Indonesia media masa Islam di Indonesia

Awal buku ini membahasa Sejarah Indonesia Madya, dimana Indonesia Madya
membahas perkembangan sejarah bangsa Indonesia sejak Masuknya pengaruh
agama Islam dan pertemuan dengan bangsa-bangsa Barat serta akibat-akibatnya
dalam dalam segala bidang kehidupan. Pengertian Indonesia media ini didasarkan
pada teori trikotomi yang membagi sejarah Indonesia menjadi 3 periode, yakni
zaman purba atau zaman Madya dan zaman baru atau modern yang masing-masing
periode ditandai dengan cara sifat dan ciri-ciri tersendiri yang satu berbeda dari
yang lain Sesuai dengan perkembangan kehidupan. Sejarah Indonesia pada zaman
Madya ini memperlihatkan cara comment sifat-sifat dan ciri-ciri tersendiri terutama
sekali karena pengaruh agama dan peradaban Islam.

Sejarah Indonesia Madya masa Islam menempati rentang waktu yang agak
panjang sejak dari datangnya agama Islam menjelang runtuhnya kerajaan Hindu
kamu mencapai, sampai akhir abad ke-19 titik Proses Islamisasi dalam arti yang
sesungguhnya, dimulai pada abad ke-15 dan ke-16 yakni setelah agama Islam
tumbuh menjadi kekuatan agama dan kekuatan kebudayaan di Kepulauan ini.

Sejarah Indonesia Madya masa Islam diakhiri pada sekitar abad ke-19 pada abad
ke-19 bangsa Islam menghadapi pengaruh barat yang sifat dan dampaknya terhadap
kehidupan kita bangsa Indonesia jauh lebih esensial.

Ciri utama yang menandai sejarah nasional kita bangsa Indonesia pada
periode Madya ini adalah terjadinya pertumbuhan dan perkembangan agama Islam.
Selanjutnya terjadinya mobilitas sosial baik vertikal ataupun horizontal. Terjadinya
perubahan-perubahan di bidang sosial politik dan sosial ekonomi. Ciri terakhir yang
menandai zaman Madya masa Islam adalah berkembangnya gaya hidup feodal.

2. Capter II

 PERKEMBANGAN AGAMA DAN BUADAYA ISLAM


 Indonesia Menjelang Datangnya Islam

BAB ini menjelaskan tentang masa awal kedatangan Islam, yakni sekitar abad
ke-12 dan ke-13 sriwijaya sebagai pusat kekuasaan Hindu di Indonesia bagian barat
mulai menunjukkan tanda-tanda kemerosotan. Demikian pula ketika Islam mulai
berkembang secara luas sekitar abad ke 15 kerajaan Majapahit sebagi pusat
kekuasaan Hindu di Indonesia bagian Timur sudah menghadapi saat-saat
keruntuhan.

 Kerajaan Sriwijaya

Kemunduran kerajaan Sriwijaya dimulai sejak dari serangan Colamandala pada


abad ke-11. Tiga kali colamandala melakukan penyerangan terhadap Sriwijaya.
Pada 1023 serangan pertama Rajendra choladewa menyerbu kedaram (kataha).
Diikuti serangan kedua pada 1030 dan yang ketiga pada 1068. Sejak saat itu
peranan Sriwijaya sebagai pusat perdagangan menjadi merosot.

Politik nusantara dan raja-raja Jawa ikut mempercepat keruntuhan kerajaan


Sriwijaya. Politik Nusantara bertujuan untuk mempersatukan negara-negara di
seberang lautan atas landasan persahabatan. Politik nusantara yang pertama
dilaksanakan oleh raja Kertanegara dari Singasari. Keberhasilan politik Nusantara
pertama terbukti ketika pada 1286 raja Kertanegara mengirimkan arca amoghapasa
sebagai hadiah kepada raja Melayu, Warmadewa..

Kelemahan Sriwijaya memberikan kesempatan Islam untuk berkembang dan


selanjutnya tumbuh sebagai kekuatan politik. Pada akhir abad ke-12 di pantai Timur
Sumatera Utara telah berdiri kerajaan Islam pertama Perlak. Kemudian diikuti
berdirinya Samudra Pasai pada akhir abad ke-13 di pantai timur laut Aceh. Kedua
Kerajaan Islam pertama itu merupakan hasil proses Islamisasi di daerah daerah
pantai Ujung Utara Sumatera yang mungkin telah disinggahi Pedagang pedagang
Islam sejak abad-abad sebelumnya. Pengaruh politik Majapahit terhadap samudera
dan Malaka menjadi sangat berkurang setelah di pusat Kerajaan Majapahit sendiri
timbul kekacauan politik sebagai akibat perebutan kekuasaan di antara kalangan
keluarga raja.

 Kerajaan Majapahit

Agama Islam datang dan memasuki pulau Jawa pada saat Majapahit
berkembang menuju ke puncak kekuasaannya. Proses Islamisasi hingga mencapai
bentuk kekuasaan politik baru terjadi setelah pusat kekuasaan Majapahit sendiri
menunjukkan kelemahan-kelemahan. Kekuatan Majapahit Semakin rapuh akibat
pemberontakan dan perebutan kekuasaan di kalangan keluarga raja-raja sendiri titik
akhirnya kekacauan akibat Perang Paregreg 1401 sampai 1409 Kekuatan Majapahit
Semakin rapuh akibat pemberontakan dan perebutan kekuasaan di kalangan
keluarga raja-raja sendiri titik akhirnya kekacauan akibat Perang Paregreg 1401-
1406 mengantarkan Majapahit kepada keruntuhannya.

Berpendapat bahwa perkembangan masyarakat Islam di kota-kota pesisir hanya


mungkin karena pengaruh kekacauan dan perpecahan yang terjadi di pusat Kerajaan
Majapahit. Jelaslah kiranya bahwa antara perkembangan masyarakat dan kekuasaan
politik Islam di kota-kota pesisir dengan adanya disintegrasi kekuasaan politik di
pusat Kerajaan Majapahit saling terdapat pengaruh dan akibat. Proses Islamisasi
kekuasaan politik untuk membentuk pusat kekuasaan Kerajaan Islam yang
menggantikan kerajaan Indonesia Hindu Majapahit

 Degenerasi sosial budaya


 Kerajaan Sriwijaya

Kemajuan ekonomi Sriwijaya pada masa kejayaannya dari abad ke-7 sampai
abad ke-12 ternyata mendorong pula kemajuannya di bidang sosial budaya.
 Kerajaan Majapahit

Masuknya Islam di Indonesia mempercepat proses keruntuhan Majapahit.


Keruntuhan ini bukan ketentuan secara fisik akibat Serangan Islam terhadap
Kerajaan Majapahit sebagai banyak di terus orang-orang Tetapi lebih lebih
keruntuhan struktural sebagai akibat terjadinya perubahan yang mendasar di bidang
sosial budaya.

 Penyebaran agama Islam

Pada umumnya para ahli berpendapat bahwa agama Islam mencapai Indonesia
sekitar paruh kedua abad ke-13. Tetapi terdapat tanda-tanda yang menunjukkan
bahwa agama Islam datang di Indonesia pada masa yang lebih awal lagi batu nisan
makam Fatimah binti Maimun yang terdapat di leran atau Gresik dan berangkat
tahun 1082 masehi mungkin merupakan bukti nyata mengenai celah masuknya
Islam di Indonesia pada akhir abad ke-11. Terdapat sebagian ahli yang berteori
bahwa agama Islam telah masuk ke Indonesia pada sekitar abad ke-7 Masehi, Teori
ini mendasar pada cerita Cina yang berasal dari zaman Dinasti Tang.

Agama Islam di Indonesia menyebar dan berkembang melalui perdagangan dan


mengikuti jalur jalur pelayaran dan perdagangan. Masuk dan meluasnya Islam ke
Indonesia berjalan secara damai dan penuh toleransi. Salah satunya ialah karena
pedagang-pedagang yang menyebarkan agama Islam di Indonesia adalah pedagang
pedagang dari Gujarat India yang tidak fanatik sifatnya. Penyebaran agama Islam
sejak abad ke-13 makin lama makin cepat meluas di Kepulauan Nusantara ini
terutama berkat usaha para penyair ajaran mistik Islam atau Sufi. Misalnya di Jawa
Islam disiarkan oleh para wali yang lebih dikenal sebagai Walisongo atau Wali 9.

Nama dari kesembilan Wali Songo tersebut adalah Sunan Ampel Sunan Bonang
Sunan Drajat Sunan Giri Sunan Kudus Sunan Kalijaga Sunan Muria Sunan Gunung
Jati dan Syekh Siti Jenar/syekh Lemah Abang. Salah seorang diantara para Wali, Ya
Liza Siti Jenar dipandang telah mengajarkan suatu ajaran yang sesat. Ia
mengajarkan ajaran-ajaran terlarang mengenai tasawuf atau Sufi wujudiyah.
Akibatnya yaitu Siti Zahra mengalami nasib yang sama seperti al-hallaj, ialah
dihukum mati.

 Aliran aliran Islam


 Madzhab-madzhab Islam di Indonesia

Mazhab Islam yang berkembang di Indonesia pada masa masa Madya ialah
mazhab Syiah Mazhab Syafi'i dan mazhab Hanafi. Sedang mazhab mazhab Maliki
dan Hambali tidak menampakkan tanda-tanda pernah berpengaruh di Indonesia.

Madzhab Syi'ah

Agama Islam yang pertama-tama masuk ke Indonesia sekitar abad ke-12


terutama ke Perlak dan Samudera Pasai adalah mazhab Syiah Syiah semula berarti
partai atau golongan suatu sebutan yang dipergunakan oleh dan bagi pengikut Ali.
Tasawuf yang dianut aliran Syiah adalah tasawuf wujudiah. Pengaruh syiah
terhadap masyarakat Islam di Indonesia masih tampak hingga sekarang misalnya
masih diperingatinya hari wafat Hasan dan Husain di Karbala pada 10 Muharam.

Madzhab Syafi'i

Mazhab Syafi'i yang merupakan mazhab yang paling besar pengaruhnya


terhadap masyarakat Islam di Indonesia, ini mengikuti ajaran dari Nabi Muhammad
Idris As Syafi'i ( 767 - 820). Pada umumnya para ahli berpendapat bahwa masuknya
Mazhab Syafi'i ke Indonesia adalah sekitar abad ke-13.

Madzhab Hanafi

Perintis mazhab Hanafi adalah Abu Hanifah (699-767). Pada akhir abad ke-
15 Islam Hanafi telah memasuki pantai utara Jawa perkembangan ke seluruh pantai
utara Jawa terjadi pada abad ke-16. Pendiri kerajaan Demak Raden Patah adalah
murid Sunan Ampel sendiri yang di dalam babad dikisahkan daging dan membawa
Islam Hanafi ini dari.

 Tasawuf dan tarekat


Sejak abad ke-11 lahir pula dasar-dasar ilmu tasawuf yang memberikan jalan
kepada para penganutnya untuk secara langsung mencari dan mendekatkan diri
kepada tuhan berdasarkan atas Kerinduan dan kecintaannya terhadap nya. Para
penganut tasawuf disebut suffi. Aliran tasawuf diperkirakan masuk ke Indonesia
sejak abad ke-13, ketika aliran itu berkembang pesat dan mulai tersebar dari Persia
dan India. Terdapat dua aliran tasawuf yang pertama aliran heterodoks yang kedua
aliran ortodoks.

Adapun Tarekat artinya jalan, yakni jalan ketuhanan. Kesatuan antara Aceh dan
murid-murid shopee membentuk satu karakteristik biasanya terikat diberi nama
menurut nama syekh pendirinya. R Eka tarekat yang berpengaruh di Indonesia
adalah tarekat tarekat qodiriyah, naqsabandiyah, Rafi'iyah, syattariyah, Sammaniah,
Qusyasyiah, Syaziliah, Khalwatlah dan Tianiah.

 Seni dan budaya Islam

Seni bangunan Islam Indonesia yang mengambil bentuk-bentuk gaya


arsitektur tradisional tidak saja memberikan kekerasan terhadap budaya Islam di
Indonesia, tetapi sekaligus memperlihatkan garis kepribadian kita yang kontinyu
sejak masa masa pra Islam

Tradisi seni ukir telah berkembang sejak lama jauh Sebelum masuknya
pengaruh Hindu dan Islam, agama Islam melarang pembuatan patung patung dan
melukiskan makhluk hidup binatang, apalagi manusia. Untuk ragam seni ukir ini
banyak mengambil pola-pola dari zaman kuno, di samping pola-pola daun-daunan
dan bunga-bungaan, juga mengambil pola-pola seperti bukit bukit Karang,
pemandangan, garis garis geometri. Terdapat pula cabang seni ukir yang disebut
kaligrafi. Dalam hal ini ukiran dalam bentuk daun digantikan dengan komposisi
huruf-huruf Ara

Seni sastra Islam pada masa Indonesia Madya ini terutama berkembang di
sekitar perairan Selat Malaka dan di Jawa.

3. Capter III
Pada bab ini menjelaskan mengenai Perkembangan kota-kota Islam dan
masyarakatnya, Tampil kota-kota yang pertama di Indonesia yaitu di pantai Timur
Sumatera, pada masa-masa perkembangan agama hindu-buddha berdirilah di daerah
perairan ini. Kota-kota seperti Palembang atau Sriwijaya Melayu dan Baros. Pada
masa-masa perkembangan Islam ini perairan ini barulah pertama-tama berdiri kota-
kota yang bercorak Islam pada akhir abad ke-12 atau setidak-tidaknya pada abad
ke-13 ialah kota Perlak dan Samudera Pasai. Pertumbuhan dan perkembangan kota-
kota pusat kerajaan di Indonesia dipengaruhi oleh beberapa faktor. Terutama adalah
faktor-faktor letak geografis, hubungan antar kota, politik dan faktor kosmologis
serta magis religius.

 Struktur dan tata kota

Kota-kota kuno di Indonesia, menurut wortel tumbuh dan berkembang di


sekitar dan berintikan pada Keraton dan berfungsi menyediakan barang-barang dan
jasa kepada Keraton, kota tersebut, terutama di pedalaman, merupakan pusat
administratif pemerintahan dari mana raja memerintah daerah-daerah di sekitarnya.
Secara fisik pada umumnya kota-kota memiliki tembok keliling. Tipe kota Islam
pada masa Madya dengan bentuk dan ciri-ciri serta sisa-sisa dari bentuk organisasi
sosial latar belakang kultural dan gaya hidup masyarakatnya masih dapat dilihat di
Kotagede yang terletak di dekat Yogyakarta.

 Perkembangan masyarakat kota

Kota-kota Islam pada masa madya adalah kota kota pra industri maka corak
kehidupan masyarakatnya pun masih menunjukkan ciri-ciri dan sifat-sifat urban-
rural atau masih bersifat tradisional. Seni batik, kerajinan tangan yang halus dari
kalangan wanita istana memperoleh kekayaan ragam dan coraknya. Pada periode
Kartasura ini menurut Prof Ir tumbuhan aliran seni rupa gaya Yoga salak dengan
keasliannya suasana sopan dan semangat kebangsawannya.

Demikian dapat dikatakan bahwa setelah 1600-an perkembangan bahasa,


diperhalus nya sopan santun, perbedaan derajat masyarakat, rasa hormat dan
merendahkan diri bentuk hidup kebangsawanan memperoleh perkembangan
setinggi-tingginya.

 Struktur kehidupan masyarakat

Berdasarkan kajiannya terhadap Kota Tua Kota Gede h.j. Van Mook 1926
membagi masyarakat penduduk kota di Jawa menjadi 4 lapis, 1) golongan hamba
raja yaitu terdiri dari para bangsawan dan pejabat-pejabat Keraton, 2)golongan
penduduk kaya yang terdiri dari pedagang pedagang, 3)golongan tukang dan
pedagang pedagang kecil, 4) para petani dan buruh harian.

4. Chapter IV

Pada BAB ini menguraikan tentang Kerajaan-kerajaan Islam tertua di


Indonnesia abd ke-18 sampai abad ke-19, diawali dengan Kerajaan Perlak
mengenai Jalur pelayaran di pantai Timur Sumatera. Pada masa Sriwijaya abad ke-7
pelayaran dari India ke Cina atau sebaliknya belum pula melalui kota pelabuhan
Malaka. Kota pelabuhan terpenting pada waktu itu, ialah Melayu yang terletak di
muara Sungai Batanghari kira-kira di kota Jambi sekarang

Pelayaran menyisir Sisi barat Selat Malaka ini bertahan sampai timbulnya
kota pelabuhan Malaka pada awal abad ke-15. Sedang pada masa perkembangan
Islam kerajaan-kerajaan Islam pertama tumbuh di bagian utara, di Perlak dan
Samudera Pasai. Daerah penghasil ada yang utama pada waktu itu adalah Aceh.
Lada ini diekspor melalui Bandar perlak. Perlak dijadikan Bandar utama di pantai
Timur Sumatera bagian utara. Aakhirnya tumbuh dan berkembang menjadi kota
perdagangan yang sifatnya internasional.

 Kerajaan Perlak

Perlak diperkirakan telah berdiri sejak akhir abad ke-12 semula adalah
Peureulak. Kitab Nagaraketagama menyambut nyebut negeri itu dengan nama
perlak. Sultan Alaudin Syah merupakan sultan pertama yang memerintah di Perlak
pada tahun 1161 sampai 1186. Kesultanan Perlak mampu bertahan sampai 1 abad
lebih lamanya sampai sekitar 8 generasi.

Sultan ke-2 bernama Sultan Aladdin Abdurahim Syah Ibn Sayid Abdul Aziz
(1186-1210), Sultan ketiga yaitu Sultan Alauddin Said abad Syekh Ibnu Sayyid
Abdul Rohim (1210- 1236), Sultan keempat yaitu Sultan Alauddin riayat Syah
(1236- 1239), Sultan ke-5 yaitu Sultan Mahmud Aladin Abdul Qodir Syah (1239-
1243), Sultan ke-6 bernama Sultan Mahmud Aladdin Muhammad Amin Syah Ibnu
Malik Abdul Qodir (1243-1267), Sultan ke-7 bernama Sultan Mahmud Abdul Malik
Ibnu Muhammad Yamin syah (1267-1275), Sultan ke-8 atau Sultan terakhir yaitu
Sultan Alauddin Malik Ibrahim Syah (1280-1296).1

Saya tidak setuju sepenunya dengan pemaparan mengenai tahun dan sultan-
sultan yang pernah memerintah di Kerajaan Perlak, karena dilihat dan diambil dari
beberapa sumber juga menjelaskan bahwa seharusnya sultan-sultan yang pernah
memerintah di Perlak itu berjumlah 17 Sultan, namun dalam buku ini hanya ada 8
sultan saja. Salah satunya diperjelas dalam buku Ensiklopedia Kerajaan Islam di
Indonesia, yang menjelaskan bahwa Sultan Makhmud Aladdin Malik Muhammad
Amin Syah II Johan berdaulat kemudian digantikan oleh Sultan Mkhmud Alaidin
Malik Abdul Aziz Syah Johan berdaulat (662-692 H/1236-1292). Sangat jelas
perbedaan mengenai sultan terkahir dan tahunnya. Adapun nama-nama Sultan yang
terdapat dalam buku Ensiklopedia Kerajaan Islam di Indonesia yaitu :

Sultan alaidin Syed Maulana Abdul Aziz Shah 840-864

Sultan alaidin Syed Maulana Abdul rahim Shah 864-888

Sultan alaidin Syed Maulana Abbas Shah 888-913

Sultan alaidin Syed Maulana Ali Mughat Syah 915-918

Sultan Mahmud Aladin Malik Abdul Qodir 928-932

1
A. Daliman, Islmisasi dan Perkembangan Kerajaan-kerajaan Islam di Indonesia,
(Yogyakarta: Penerbit Ombak, 2021), hal. 100
Sultan Mahmud Aladin Malik Muhammad Amin 932-956

Sultan Mahmud Aladin Abdul Malik 956-983

Sultan Mahmud Aladin Malik Ibrahim 986-1023

Sultan Mahmud Aladin Malik Mahmud 1023-1059

Sultan Mahmud Aladin Malik Mansur 1059-1078

Sultan Mahmud Aladin Malik Abdullah 1078-1109

Sultan Mahmud Aladin Zayn Malik Ahmad 1109-1135

Sultan Mahmud Aladin Malik Mahmud 1135-1160

Sultan Mahmud Aladin Malik Muhammad 1173-1200

Sultan Mahmud Aladin Malik Abdul Jalil 1200-1230

Sultan Mahmud Aladin Malik Muhammad Amin 1230-1267

Sultan Mahmud Aladin Malik Abdul Aziz 1267-12922

 Kerajaan Samudra Pasai

Nama lengkap Kerajaan Samudra Pasai adalah Samudra Pasai yang berarti
Kerajaan Samudra yang baik dengan beribukota di Pasai. Secara etimologi nama
Pasai berasal dari kata tab Pasai yang berarti tepi laut apa artinya tepi, yang masih
dikenal pada kata tapa n uli yang kemudian menjadi Tapanuli sebagai nama daerah
Batak di Sumatera. Kata Pasai adalah sinonim dari kata pantai. Jadi Negeri Pasai
adalah negeri yang terletak di tepi laut titik ini pun artinya sama dengan samudra
yang artinya tidak lain adalah laut. Maka Negeri Pasai sama artinya dengan negeri

2
Binuko Amarseto, Ensiklopedia Kerajaan Islam di Indonesia , (Yogyakarta: Istana Media,
2015), hal.41
samudra yang keduanya berarti negeri yang di tepi atau berdekatan dengan laut
yang kemudian digabungkan menjadi Samudra Pasai.3

Lebih lanjut dijelaskan dalam buku Sejarah Kebudayaan Islam Indonesia abad
VII-XV, mengenai asal usul nama Samuder Pasai. Yakni menurut J.I. Moens,
mengatakan bahwa kata Pasai berasal dari istilah Parsi yang diucapkan menurut
logat setempat sebagai pa’se. 4

Kerajaan Samudra Pasai merupakan kerajaan Islam kedua sesudah Perlak.


Pendiri Kerajaan Samudra Pasai adalah Sultan Malik Al Saleh. Hal ini diketahui
dengan pasti dari Prasasti yang terdapat dalam batu nisan makam Nyai yang
menyatakan bahwa Sultan Malik Al Saleh ini meninggal pada bulan Ramadan 676
tahun sesudah hijrah Nabi atau 1297 jadi 5 tahun sesudah kunjungan Marcopolo ke
negeri ini di dalam perjalanannya pulang dari Cina.

Samudra Pasai tampil menjadi Bandar utama di pantai Timur Sumatera Utara.
Samudra Pasai tidak saja menjadi pusat perdagangan lada namun sekaligus juga
menjadi pusat pengembangan agama Islam Mazhab Syafi'i. Dari catatan-catatan
yang ditinggalkan oleh Ibnu Batutah ini dapat diungkap lebih jauh peranan Samudra
Pasai. Sebagai Bandar utama di pantai Timur Sumatera Utara, Samudra Pasai
banyak didatangi oleh kapal-kapal dari India ke Cina dan dari daerah-daerah lain di
Indonesia.5

Saya setuju dengan penjelasan mengenai Samudra Pasai tampil menjadi Bandar
utama di pantai Timur Sumatera Utara, hal ini karena diperkuat dengan buku
Sejarah Kebudayaan Islam Indonesia abad VII-XV, yang menjelaskan bahwa
Kerajaan Samudera Pasai mulai berkembang sebagai pusat perdagangan dan pusat
pengembanga Islam di Selat Malaka sejak akhir abad ke-13 sampai awal abad ke-
3
A. Daliman, Islmisasi dan Perkembangan Kerajaan-kerajaan Islam di Indonesia,
(Yogyakarta: Penerbit Ombak, 2021), hal. 102
4
Ahmad Sugiri, Sejarah Kebudayaan Islam Indonesia Abad VII Sampai Abad XV, (Serang: A-
Empat, 2021), hal. 38
5
A. Daliman, Islmisasi dan Perkembangan Kerajaan-kerajaan Islam di Indonesia,
(Yogyakarta: Penerbit Ombak, 2021), hal. 105
16. Sebagai salah satu pusat perdagangan, kerajaan Samudera Pasai mengeluarkan
mata uang emas yang dinamakan deureuham atau dirham yang sisitem penempaan
mata uangnya dipengaruhi di dunia Melayu.6

 Kerajaan Malaka

Sampai sekitar abad ke-13 dan ke-14 hampir dapat dipastikan bahwa kota
pelabuhan Malaka belum berdiri dan belum dikenal. Yang mendirikan Malaka
adalah parameswara (paramisora)., seorang pangeran Majapahit dari Blambangan
yang melarikan diri karena Blambangan diserbu oleh Majapahit. Langkah pertama
yang diambil oleh Parameswara dalam usahanya mengembangkan kota Malaka
adalah memperoleh pengakuan dan perlindungan dari Cina yang diharapkan akan
melindungi dan membantu dalam menghadapi kemungkinan serangan dari Siam
dan Majapahit. Malaka menjadi pintu gerbang Asia Tenggara, demikianlah
Pelabuhan Malaka dapat menguasai perdagangan negara-negara yang terletak di
sebelah barat timur dan Utara Malaka titik bandar Malaka menjadi Bandar dagang
yang sangat ramai.

Pada abad ke-15 dan ke-16 Malaka telah berkembang menjadi pusat
perdagangan internasional. Pelabuhan Malaka adalah pelabuhan transito atau
perantara. Sifat perdagangannya pun juga transito. Perdagangan transito pada
umumnya tidak berusaha berlayar sampai ke daerah produsen barang dagangan.
Mereka cukup menetap di kota Malaka untuk menanti datangnya para pedagang
asing yang datang ke Malaka untuk memperdagangkan hasil negerinya. Bagi
perdagangan bangsa Indonesia Bandar Malaka juga menjadi pusat perdagangan
transito.

Bandar Malaka sebagai pusat perdagangan sekaligus sebagai pusat penyebaran


agama Islam di Asia Tenggara titik pengembangan Islam antarabangsa di kota
Malaka banyak terjadi melalui proses perkawinan. Pengembangan dan penyebaran
agama Islam dipercepat pula oleh politik ekspansi Malaka.
6
Ahmad Sugiri, Sejarah Kebudayaan Islam Indonesia Abad VII Sampai Abad XV, (Serang: A-
Empat, 2021), hal. 38
Parameswara adalah pendiri dan pembangun Malaka. Ia adalah sultan pertama
yang menganut Islam Mazhab Syafi'i berkat perkawinannya dengan Putri Raja
Samudra Pasai titik sebagai Sultan Parameswara bergelar Sultan iskandar syah. Ia
memerintah kerajaan Malaka pada 1402 - 1424. Sejak putranya Sultan Muhammad
Syah 1424 sampai 1444 Raja Malaka mengambil gelar Sri Maharaja. Sultan ketiga,
Parameswara dewasa hanya memerintah 2 tahun saja antara 1446-1459. Karena
digulingkan dan dibunuh oleh raja Kasim yang kemudian naik tahta dengan gelar
Sultan muzafi'ar Syah 1446-1459.

Sistem pemerintahan Malaka dengan struktur dan hierarki kekuasaan yang erat
kaitannya dengan kedudukannya sebagai negara maritim yang mengutamakan
perdagangan. Pejabat tertinggi Kerajaan Malaka dibawah Raja adalah Patih titik
kemudian menyusul bendahara. Pemerintahan Kota diserahkan kepada seorang
Tumenggung. Ia membawakan pula banyak dan berbagai pejabat titik tugas utama
seorang Tumenggung adalah urusan penjagaan. Jabatan terpenting bagi kota
pelabuhan adalah jabatan Syahbandar.

5. Chapter V

Kerajaan-kerajaan Islam di Pantai Utara Jawa abad ke-16, diawali dengan


Kerajaan Demak. Bandar-bandar atau kota-kota Pelabuhan sepanjang pantai utara
Laut Jawa menjadi pangkalan bagi para pelaut yang berhenti untuk membeli bekal.
Sejak masuknya Islam ke Jawa pada abad ke-15 para pelaut dan pedagang Islam
segera berusaha untuk merebut dari dan menggantikan kedudukan orang-orang
Hindu sebagai penguasa pelayaran dan perdagangan di perairan laut Jawa.

 Berdirinya Kerajaan Demak

Ketika Prabu Brawijaya mengetahui bahwa sebenarnya Raden Patah adalah


putranya sendiri dari selir Putri Cina yang dihadiahkan kepada Arya Damar, Adipati
Palembang, Kemudian Raden Patah diangkat menjadi Adipati di Bintara tersebut
dan sebagai bawahan Majapahit berkewajiban menghadap sang prabu setahun sekali
di istana Majapahit. Sejak saat itu nama Bintara diganti dengan Demak. Kisah
Babad Tanah Jawi tersebut pada dasarnya memberi legitimasi historis, yudiris dan
genealogis terhadap kedudukan Demak sebagai kerajaan Islam yang pertama di
Jawa.7

Pemaparan di atas diperkuat dari buku Dr. H. Muhammad Sugiri, M.Ag yang
saya baca, memaparkan bahwa Kesultanan Demak adalah kerajaan Islam pertama di
Jawa yang berdiri awal abad ke-16 M, yang di pimpin oleh Raden Patah. Hanya
saja tidak disebutkan tahun Masehinya.8

Peristiwa penganugerahan tanah Bintara dan pengangkatan Raden Patah sebagai


Adipati Bintara serta penganugrahan nama baru Demak bagi negara baru itu
dipandang sebagai saat berdirinya Kerajaan Islam Demak babad Demak
memperingati berdirinya Kerajaan Demak itu dengan candrasengkala "geni mati
sini rame Janmi" atau 1403 Sakha 1481 Masehi.

 Peranan Demak dalam perdagangan

Sampai sekitar abad ke-17 Selat cukup lebar dan dalam dan dapat dilayari
sehingga kapal-kapal dagang dari Semarang dapat mengambil jalan pintas dan lain
melalui Demak terus ke Rembang. Pada abad ke-16 Demak menjadi pusat
penimbunan beras hasil dari daerah-daerah sebelah menyebelah Selat Muria.
Pengaruh Demak di seberang lautan sangat merosot Setelah jatuhnya Malaka ke
tangan Portugis pada 1511 hingga kegagalan armada Demak di bawah Pati Unus
dari Jepara untuk merebutnya kembali pada 1512 dan 1513.

 Demak sebagai pusat agama dan peradaban Islam

Demak yang berdiri pada paruh kedua abad ke-15 itu tidak saja berkembang
sebagai pusat lalu lintas pelayaran dan perdagangan tetapi juga sebagai pusat ibadah
bagi umat Islam yang baru timbul. Masjid Demak dan kerajaan Islam yang pertama

7
A. Daliman, Islmisasi dan Perkembangan Kerajaan-kerajaan Islam di Indonesia,
(Yogyakarta: Penerbit Ombak, 2021), hal. 123
8
Ahmad Sugiri, Sejarah Kebudayaan Islam Indonesia Abad VII Sampai Abad XV, (Serang: A-
Empat, 2021), hal. 42
itu tidak dapat dipisahkan titik Masjid Demak telah menjadi pusat Kerajaan Islam
pertama di Jawa. Sebagai masjid kerajaan, masih Demak memperoleh kedudukan
sebagai Masjid Agung. Bentuk-bentuk peradaban Islam yang masih hidup sampai
sekarang seperti Wayang, Topeng, gamelan, tembang macapat, seni dan teknik
pembuatan keris dan lainnya dipandang sebagai hasil penemuan dan ciptaan para
wali.

Raja Demak yang pertama memerintah sampai 1518. Kemudian ia digantikan


oleh Pati Unus (1518-1521). Masa pemerintahan Pati Unus yang sangat singkat dan
terbunuhnya Pangeran Sekar Seda lepen oleh sunan prawata mungkin saja
melatarbelakangi Ambisi Raden Trenggana untuk mewarisi tahta kerajaan. Setelah
Pangeran sabranglor meninggal pada 1501 Raden trenggono ditahtakan sebagai
Raja Demak yang ketiga. Raja ketiga ini memerintah selama 25 tahun. Masa
pemerintahan Trenggana 1521-1546 ditandai dengan peristiwa-peristiwa yang
mengantarkan Demak kepada masa kejayaannya. Wilayah Kerajaan Demak
diperluas ke barat dan ke Timor. Masih telah dibangun kembali sebagai lambang
kekuasaan Islam.

Ekspansi Demak ke barat dimulai dengan ekspedisi ceh nurulloh atau yang
kemudian lebih terkenal sebagai Sunan Gunung Jati ke Jawa Barat yang berhasil
berturut turut mendirikan kerajaan Cirebon dan Banten. Pada 1527 itu juga Demak
melakukan ekspedisi ke Tuban. Penaklukan yang terakhir adalah ke Blambangan
titik ini dilakukan pada tahun 1546.

 Runtuhnya kerajaan Demak

Dari berbagai sumber dapat diungkap bahwa sepeninggal Sultan Trenggana


Demak mengalami kekacauan politik. Frenandez Mendez Pinto menyatakan bahwa
gugurnya Sultan Trenggana di ujung timur pulau Jawa itu telah mengakibatkan
terjadinya perebutan kekuasaan di antara calon penggantinya. Ibu kota Demak
dibuatnya hancur.
Kekacauan politik yang timbul segera Setelah meninggalnya Sultan Trenggana
berkaitan erat dan merupakan ekor dari peristiwa tragis yang mengawali kenaikan
tahtanya. Kericuhan dan kekacauan politik di pusat kekuasaan Islam itu memberi
kesempatan kepada raja-raja atau adipati-adipati di daerah untuk bersikap lebih
merdeka. Namun jatuhnya kekuasaan Demak sesudah 1546 rupanya tidak terlalu
banyak menodai dan memudarkan Wibawa religius masjid Suci Demak

 Kerajaan Cirebon

Hubungan Demak dengan Cirebon diselenggarakan dengan kapal-kapal pantai.


Pengislaman dan berdirinya kerajaan Islam di Cirebon terlepas dari pengaruh
Demak. Fatahillah mengislamkan dan mendirikan kerajaan Islam di Cirebon juga
Atas Nama Raja Demak. Sebagai raja Cirebon kekuasaan politik dan pemerintahan
Fatahillah Tidaklah terlalu besar. Namun sebagai ulama atau wali pengaruhnya
cukup besar Islam dari Cirebon meluas ke seluruh tanah sunda. Penyebaran agama
Islam dan meluasnya bahasa dan kesenian Jawa ke Tanah Sunda bagian Timur pada
hakekatnya merupakan pengaruh Cirebon.

Sunan Gunung Jati digantikan oleh cicitnya, yang terkenal dengan nama
pangeran Ratu atau Panembahan Ratu. Panembahan Ratu menjalin hubungan damai
dengan Mataram dan penguasa penguasa setempat di sebelah barat Mataram.
Panembahan Ratu Cirebon mengalami masa pergolakan dengan datangnya Belanda
di Indonesia. Sebagai pengganti Sunan Gunung Jati rupanya Panembahan Ratu
dianugerahi usia yang panjang sekali seperti pendahulunya. Ia baru meninggal pada
1650. Kemudian ia digantikan oleh seorang raja yang lebih terkenal dengan nama
pangeran girilaya.

Menurut saya pada pembahasa ini tidak dipaparkan secara jelas kapan kerajaan
Cirebon berdiri, atau bagaimana kerajaan Cirebon ini berdiri. Sedangkan dalam
buku Ensiklopedia Kerajaan Islam di Indonesia di sejelaskan bahwa Sejarah
berdirinya Kesultanan Cirebon sebagian para ahli sejarah adayang berpendapat
bahwa kesultanan Cirebon berdiri pada tahun 1479 yang didirikan oleh Syarif
Hidayatullah atau yang dikenal dengan Sunan Gunung Jati.9

 Kerajaan Banten
Peletak dasar kekuasaan Islam di Banten adalah Sunan Gunung Jati. Pada 1525
Sunan Gunung Jati atas nama Demak telah mendarat di Banten. Banten dijadikan
landasan pertama untuk mengislamkan seluruh Jawa Barat. Pada 1527 Bandar
Sunda Kelapa menjadi sasaran penaklukan.10

Sunan Gunung Jati sesudah menguasai Banten dan Jakarta rupanya tidak
berusaha menyerang ibu kota Pajajaran, pakuan titik Bahkan ia tinggal di Banten
hanya sampai 1552. Karena meninggalnya Pangeran Pasarean dari Cirebon, dan
menyerahkan bantuan kepada Hasanuddin nama putranya yang lain. Hasanuddin
diangkat dan dipandang sebagai raja Banten yang pertama. Hasanuddin
memperbesar dan memperindah kota pelabuhan Banten yang diberinya nama Sura
saji atau surosowan. Raja pertama badan ini meninggal pada 1570 pada tahun yang
sama dengan ayahnya.

Pakuan, ibu kota Pajajaran direbut oleh penambahan atau Maulana Yusuf
pengganti Hasanuddin pada 1579. Setelah berhasil merebut pakuan Panembahan
Yusuf mulai melakukan pembangunan di ibukotanya yang baru, ialah Banten
surosowan. Pengganti Maulana Yusuf, Maulana Muhammad baru berumur 9 tahun.
Selama Maulana masih dibawah umur kekuasaan pemerintahan dipegang oleh
seorang kali (adi atau Mangkubumi) bersama dengan tempat pembesar lainnya.
Pada 1596 bangunana Muhammad yang masih muda melancarkan serangan
terhadap Palembang.

Sekitar 1600 an Banten mencapai zaman kejayaan yang titik Banten menjadi
pusat perdagangan. Ternyata datangnya orang-orang Barat merupakan ancaman

9
Binuko Amarseto, Ensiklopedia Kerajaan Islam di Indonesia , (Yogyakarta: Istana Media,
2015), hal.286
10
A. Daliman, Islmisasi dan Perkembangan Kerajaan-kerajaan Islam di Indonesia,
(Yogyakarta: Penerbit Ombak, 2021), hal. 148
langsung bagi Banten titik Raja Abdul Qodir sendiri tidak mampu menghadapi
ancaman tersebut titik-titik punya Jayakarta pada 1619 oleh Belanda merupakan
awal kemunduran Banten.

6. Chapter VI

Pada bab ini memaparkan tentang Kerajaan-kerajaan Islam di Pedalaman Jawa


Tengah Abad Ke18, yang diawali dengan kerajan Pengging, Kerajaan Pajang dan
kerajaan Mataram.

 Kerajaan Pengging

Pengging terletak di lereng Tenggara Gunung Merapi, antara Kota Boyolali


Klaten dan Kartasura sekarang. You put ini namun di daerah lembah Bengawan
salak telah didapatkan suatu prestasi prasasti yang terkenal sebagai prasasti
penambangan yang berangka tahun 1903 Masehi. Berdasarkan Prasasti ini dapat
diambil kesimpulan bahwa pada abad ke-10 daerah wilayah kekuasaan raja-raja
Mataram Hindu lama juga meliputi daerah hulu Bengawan salah.

Baru sejak akhir abad ke-17 dan awal abad ke-18 para penulis kronik di
Kartasura yang menulis seluk beluk asal usul raja-raja Mataram dalam bentuk
sejarah Keraton tentang asal-usul memandang pajang sebagai pendahulu dari
Mataram. Sedang pajang sendiri adalah sebagai kelanjutan dari. Kota Padang
menjadi puing-puing sebagai akibat pemberontakan Nya kepada Mataram pada
1618.

Raja pertama Pengging bernama andayaningrat. Tokoh raja kafir andayaningrat


masih mempunyai hubungan kekeluargaan dengan keluarga Raja Majapahit dan
keturunan Patih Gajah Mada. Pengging disebut juga bodo nama ini terdapat dalam
kisah perjalanan seorang musafir Sunda pada abad ke-15 yang bernama
bujanggamanik. Kerajaan Pengging yang berpusat di daerah aliran Bengawan salah
Ulu pada abad ke-15 dan 16 secara historis dapat dipercaya.
Konflik antar daerah pesisiran dan daerah pedalaman berlanjut sampai pada
masa masa kerajaan berikutnya,Pada masa pajang dan Mataram. Tindakan
kekerasan Sunan Kudus di Pengging ini diperkirakan terjadi pada permulaan
dasawarsa keempat abad ke-16.

 Berkembangnya Islam pedalaman

Masuk dan berkembangnya agama Islam ke daerah pedalaman atau pulau Jawa
agak nya berjalan lambat. Masuk dan menyebarnya Agama Islam ke daerah
pedalaman bersamaan dengan ekspansi militer yang dilancarkan oleh Demak.
Kapan Islam mulai memasuki pedalaman tidak dapat dipastikan, namun yang jelas
sesudah abad ke-15 itupun sebelum dapat dikatakan berjalan lancar. Sampai dan
selama abad ke-16 bagi masyarakat pedalaman agama Islam masih dipandang
sebagai agama dan peradaban asing. Konsep tuhan dan konsep mistik Islam
pedalaman ini bersifat pantheistis.

 Kerajaan Pajang

Baik serat Kanda maupun Babad Tanah Jawi memuat banyak cerita mengenai
pendiri Kerajaan Pajang. Waktu kecilnya bernama Mas karebet sebab pada saat
lahirnya sedang diadakan pertunjukan wayang beber di rumahnya. Pada masa
remaja Ia bernama Jaka Tingkir karena sepeninggal ayahnya ia dipelihara oleh janda
di Tingkir. Setelah Sultan Demak gugur pada 1546 raja pajang yang masih muda itu
berhasil menggunakan kekacauan yang sedang berkecamuk di ibukota untuk
mengambil alih kekuasaan. Jaka Tingkir kemudian mengambil alih kekuasaan serta
memindahkan pusat kekuasaan dari Demak ke Pajang di pedalaman. 11

Pemaparan di atas diperkuat dari buku Kebudayaan Islam Indonesia Abad


VII Sampai Abad XV, yang di jelaskan bahwa berdirinya kerajaan Pajang pada

11
A. Daliman, Islmisasi dan Perkembangan Kerajaan-kerajaan Islam di Indonesia,
(Yogyakarta: Penerbit Ombak, 2021), hal.167
akhir abad XVI tersebut sekaligus menandai berakhirnya kerajaan Islam di pesisir
Utara Jawa dan bergeser masuk ke pedalaman yang bercorak agraris.12

Sebagai ahli waris utama kerajaan Demak Sultan Adiwijaya telah mampu
mempertahankan daerah kekuasaan yang telah diwariskan oleh Demak itu dengan
sebaik-baiknya di tanah pedalaman Jawa Tengah Jawa Barat dan Jawa Timur. Pada
abad ke-16 batas-batas Kerajaan Pajang meliputi daerah Banyumas di bagian barat
dan daerah medium di bagian timur.

Di bagian Barat daerah kekuasaan pajang mencakup Bagelen atau daerah


lembah Sungai Bogowonto dan kedu atau daerah lembah sungai Progo Hulu. Dalam
masa kejayaannya pajang memegang hegemoni di 10 daerah lain yang terbesar
tersebar di Jawa Tengah dan Jawa Timur. Panjang sendiri yang meliputi daerah
Kabupaten Klaten seluruhnya dan pinggiran Kabupaten Boyolali serta daerah
Sukoharjo sekarang merupakan daerah Indo kerajaan.

Pada abad ke-16 dan ke-17 panjang sangat maju di bidang pertanian sehingga
merupakan lumbung beras terkemuka pada zamannya. Pada masa-masa awal
kerajaan Demak diperkirakan pajang dan Mataram sudah mengekspor beras yang
melalui Bengawan salak yang menjadi urat nadi jalur perniagaan Pada masa itu.

Pajak mempunyai peranan penting dalam memperkenalkan gaya-gaya arsitektur


sastra dan seni lainnya yang diambil alih dari Demak dan Jepara ke daerah
pedalaman Jawa Tengah. Sastra Jawa pada masa pajang juga telah hidup dan
dihayati oleh rakyat. Suatu tradisi religius yang diperkirakan juga berasal dari abad
ke-16 adalah pesta Apa yang disebut angka wiu di Jatinom di daerah Klaten.

Sepeninggal Sultan Adi Adi Wijaya pada 1587 itu kerajaan banyak ditaklukan
oleh negara bawahannya Mataram. Pemberontakan pajang terhadap Mataram pada
masa pemerintahan Sultan Agung telah menghancurkan panjang untuk selama-

12
Ahmad Sugiri, Sejarah Kebudayaan Islam Indonesia Abad VII Sampai Abad XV, (Serang: A-
Empat, 2021), hal. 43
lamanya. Pemberontakan ini terjadi pada 1617-1618 dan memperoleh dukungan
dari pihak-pihak yang tidak puas di Mataram.

 Kerajaan Mataram

Mataram terletak di daerah aliran Sungai Opak dan Progo yang bermuara di laut
selatan. Daerah ini sangatlah subur karena tanahnya terdiri dari endapan endapan
vulkanik yang berasal dari Gunung Merapi dan Gunung Merbabu. Pada abad ke-14
waktu Majapahit mencapai puncak kejayaannya, Mataram sebagai salah satu tanah
mahkota pedalaman rupanya dipandang kurang penting artinya.

Pendiri raja-raja dinasti Mataram adalah Ki Ageng pemanahan titik Diceritakan


bahwa Ki Ageng pemanahan adalah cucu Ki Ageng Sela yang bermukim di sesela.
Ayah Ki Ageng pemanahan bernama Ki Ageng ngenis, seorang hamba setia dari
Raja Adiwijaya pajang. Adapun nama Ki Ageng pemanahan diambil dari nama desa
tempat tinggalnya Pulau, yaitu menahan. Diperkirakan Ki Ageng Mataram mulai
membuka hutan dan membangun kota di Mataram sejak 1558 sebab pada tahun itu
juga lah berakhirnya Perang antara pajang dengan jipang. Pada 1577 ia menempati
istana baru dan disebutnya Kotagede yang tidak jauh dari sebelah tenggara kota
Yogyakarta.

Panembahan senapati sepeninggal ayahnya segera menggantikan kedudukannya


sebagai penguasa di Mataram. Dan dapat yang masih muda ini memiliki cita-cita
Luhur, ialah hendak mengangkat kerajaan Mataram sebagai penguasa tertinggi di
Jawa menggantikan pajang. Atas nasihat Sunan Kalijaga kemasan apa Ti
memerintahkan dibuatnya tembok pertahanan mengelilingi Keraton Kotagede titik
kemudian senapati menghimbau kekuatan para penguasa di kawasan kedua dan
untuk bersatu dengan Mataram dan menyatakan diri membangkang terhadap
pajang.

Langkah kedua yang dilakukan senapati setelah berhasil mendirikan kerajaan


Mataram yang merdeka di Jawa Tengah bagian selatan ia memperluas wilayah
kekuasaannya. Raja pertama Mataram ini mengkat pada 1601. Ia meninggal di ke
Jenar atau daerah Sragen.

Negara Mataram tetap merupakan negara agraris yang tetap mengutamakan


pertanian. Selain beras Mataram juga menghasilkan gula kelapa atau gula jawa dan
gula aren. Penggunaan kekerasan atau politik militer dalam menegakkan
kekuasaannya di daerah pesisir utara Jawa telah mengakibatkan Mataram
mengambil sikap yang tidak menguntungkan bagi perkembangan perdagangan.

Mataram menerima agama dan peradaban Islam dari kerajaan-kerajaan Islam


pesisir yang lebih tua. Sunan Kalijaga sebagai moyang dan penghulu terkenal di
masjid suci di Demak mempunyai pengaruh besar di Mataram titik tidak saja
sebagai pembimbing rohani dalam penghayatan agama tetapi juga tidak kalah
penting Sunan Kalijaga dipandang pula oleh senapati sebagai pembimbing rohani di
bidang politik

Meskipun Islam yang berkembang di Keraton Mataram lebih bercorak mistik


dan sinkretisme namun Mataram berusaha menjalin hubungan pula dengan
kerajaan-kerajaan Islam di Jawa Timur yang lebih bercorak puritan terutama dengan
Sunan Giri di Gresik. Islam dikembangkan oleh guru-guru agama atau orang-orang
Saleh melalui lembaga-lembaga pendidikan agama yang disebut Pesantren titik
sejak abad ke-17 perkembangan pesantren di daerah-daerah pedalaman nampak
semakin pesat. Peranan kegiatan di bidang kebudayaan pada masa-masa awal
berdirinya Kerajaan Mataram rupanya tidak menonjol.

7. Capther VII
 Kerajaan –Kerajaan Islam di Indonesia Bagian Timur sampai Abad
ke-17

Masuknya Islam ke Kalimantan melalui dua arah, dari arah barat dan dari arah
selatan. Jatuhnya Malaka ke tangan Portugis pada 1511 seperti halnya jatuhnya
Baghdad pada 1258 justru membawa akibat perkembangan Islam lebih luas dan
lebih jauh lagi. Banyak pula di antara pedagang-pedagang Islam dari Malaka yang
pindah dan menetap di pesisir Kalimantan Barat Titik perkembangan Islam di
daerah daerah Kalimantan Selatan dan Timur banyak dilakukan oleh orang-orang
Islam yang datang dari Jawa.

 Kerajaan Brunei

Kerajaan Brunei berdiri pada awal abad ke-16 titik kerajaan ini terletak di
pesisir Barat Kalimantan Utara. Pengaruh Islam kerajaan ini terasa sampai di
Filipina. Peranan Brunei dalam perdagangan cukup penting Itulah sebabnya maka
pada 1530 Portugis datang kepada Sultan Brunei untuk memohon diperkenankan
membuka kembali hubungan dagang dengan Malaka setelah putus akibat Malaka
direbutnya pada 1511.

Melihat perkembangan kekuasaan Brunei itu Spanyol berusaha untuk


membendung nya. Raja Spanyol Philips V memerintahkan De sande Raja
mudahnya di Filipina untuk menuntut kepada Sultan rexxar dari Brunei agar
menghentikan kegiatan dalam menyebarkan agama Islam di Filipina.

Kemudian Angkatan Perang Portugis datang membantu Sultan Brunei titip


Sultan rexxar berhasil mengusir Spanyol dan Brunei dan merebut kembali
kekuasaannya tetapi Tak lama kemudian Spanyol dapat mengalahkannya lagi.
Kekuasaan Spanyol di daerah ini berakhir Ketika Belanda datang di Indonesia titik
kekalahan Belanda dalam memelihara kedaulatannya daerah luar Jawa akhirnya
menyebabkan Brunei pada 1841 jatuh ke tangan Inggris S.

 Kerajaan Sukadana

Kerajaan Sukadana terletak di bagian barat daya Pulau Kalimantan, ibu kota
Sukadana merupakan pusat perdagangan Intan di Kalimantan Barat. Pada 1550
agama Islam mulai memasuki kerajaan Sukadana titik penyiaran Islam di daerah
Kerajaan ini banyak dilakukan oleh guru-guru agama Islam atau mubaligh yang
datang dari Jawa ke disamping dari Malaka atau dari Palembang.
Semula kerajaan Sukadana berkedudukan sebagai bagian dari kerajaan
Majapahit. Pada awal abad ke-17 Sukadana berada di bawah kekuasaan Surabaya.
Setiap tahun Sukadana harus menyerahkan upeti ke Surabaya Sampai saat Surabaya
ditaklukan oleh Mataram pada 1622. Sukadana sebagai bawahan Banjarmasin
berlangsung sampai 1787 sampai saat datangnya kekuasaan Belanda di sana.

 Kerajaan Banjarmasin

Menurut A. A. Cense, Proses Islamisasi di Kerajaan Banjar itu terjadi sekitar


1550 titik Sejak saat itu berkembanglah Kerajaan Banjar dan banyak pula daerah-
daerah lain yang tunduk dan mengakui kekuasaan Banjar Ibukota Kerajaan Banjar
adalah Banjar masin. Kota ini terletak di muara Sungai Barito sehingga
kemungkinan kapal-kapal besar berlabuh di sana. Sampai pertengahan abad ke-16
hubungan perdagangan antara Demak dan Banjarmasin cukup ramai. Hubungan
antara Banjarmasin dengan Jawa nampak pula dalam kebudayaannya.

Dalam struktur pemerintahan seorang Mangkubumi merupakan orang yang


paling berkuasa dalam menjalankan pemerintahan setelah Raja titik perlu dicatat
bahwa pada masa pemerintahan Sultan tahmidullah tampilan seorang ulama besar
yang bernama Syekh Muhammad Arsyad Banjar (1710 1508).

 Kerajaan Kutai

Di dalam hikayat diceritakan setelah adanya hubungan antara Kutai dengan


Majapahit, yang juga diperkuat oleh berita dalam kitab nagarakertagama sendiri
hubungan ini akan memperlancar Proses Islamisasi di daerah ini setelah Jawa
terlebih dahulu menjadi Islam. Proses Islamisasi di Kutai dan sekitarnya
diperkirakan berlangsung pada sekitar 1575.

 Kerajaan Islam di Sulawesi

Proses Islamisasi di Sulawesi dapat dijelaskan melalui proses perdagangan titik


Setelah Jawa, Sumatera dan Kalimantan diislamkan, banyak maka banyak
pedagang-pedagang dan mubaligh-mubaligh Islam dari pulau-pulau itu datang ke
Sulawesi untuk menyiarkan agama Islam di daerah itu. Mula mula Islam masuk ke
Sulawesi secara damai titik Islam berkembang melalui perdagangan dan dakwah
oleh para mubaligh atau orang-orang alim ulama.

Meningkatnya peranan Sulawesi Selatan dalam perdagangan antara Indonesia


pada abad ke-17 yakni sebagai Bandar transito perdagangan rempah-rempah antara
Maluku di Indonesia bagian timur dengan Malaka di Indonesia bagian barat
membawa akibat semakin pesatnya perkembangan Islam di daerah Sulawesi Selatan
tersebut titik bertambah pesatnya perkembangan Islam di Sulawesi Selatan pada
abad ke-17 menyebut menyebabkan terbentuknya kerajaan-kerajaan Islam, yaitu :
Kerajaan Makassar, kerajaan Bugis dan kerajaan-kerajaan Islam kecil lainnya.

 Kerajaan Islam Makassar

Kerajaan Makassar terdiri dari dwitunggal kerajaan, yaitu Gowa dan Tallo yang
kemudian bergabung menjadi satu pada pertengahan abad ke-16. Gua sebagai pusat
kekuasaan politik baru dimulai pada pertengahan abad ke-16. Mula-mula Kerajaan
Gowa hanyalah sebuah kerajaan kecil saja kerajaan ini asalnya terdiri dari 9 daerah
ialah Tombalo, Laking, Saumata, Parang-parang, Data, Agong-Jene, Besir, Railing
dan Sero.

Proses Islamisasi di daerah Gowa dapat diketahui dari hikayat hikayat Gowa
Tallo dan Wajo. pengembangan Islam di Sulawesi Selatan Ini berjalan secara damai.
Peranan Gowa Tallo dalam perdagangan adalah sebagai Bandar transito bagi
perdagangan rempah-rempah.

 Kerajaan Bugis

Pada abad ke-16 kerajaan-kerajaan bangsa Bugis terdiri dari kerajaan-kerajaan


seperti Luwu, wajo, soppeng dan lain-lain. Sebagai kesatuan kesatuan politik
masing-masing Kerajaan tersebut masih dalam proses saling berintegrasi titik Oleh
sebab itu sejarah politik Sulawesi Selatan selama abad ke-16 senantiasa ditandai
oleh saling perebutan hegemoni dan ekspansi wilayah kerajaan.
Pada akhir abad ke-15 dan awal abad ke-16 yang menjadi batu di Luwu adalah
raja Dewa. Untuk mengislamkan rakyat Bugis dan Ketiga Kerajaan tersebut
datanglah mubaligh-mubaligh Makassar di antara orang-orang Suku Bugis.

 Kerajaan Islam di Maluku dan Irian Jaya

Jauh sebelum datangnya Islam dan orang-orang barat ke Maluku telah lama
menjalin hubungan dengan penduduk Indonesia yang lain dan bangsa-bangsa di
benua Asia. Pada dasarnya masyarakat Maluku sebelum datangnya Islam belum
mengenal bentuk-bentuk kerajaan titik pemimpin mereka dipilih dari antara para
ketua. kepemimpinan ini bergilir untuk periode waktu tertentu.

Menurut tradisi setempat agama Islam telah datang di daerah Maluku sejak
abad ke 14. Raja Ternate yang ke 12, Molomateya (1330-1357) bersahabat karib
dengan orang Arab yang memberi petunjuk cara-cara pembuatan kapal, meskipun
agak nya belum sampai pada masalah-masalah agama.

Hubungan antara Jawa dengan Maluku telah memperlancar Proses Islamisasi di


kepulauan Maluku titik berita Portugis juga mengungkapkan hubungan antara Jawa
dengan Maluku. menurut Tome Pires raja-raja Maluku mulai masuk Islam sekitar
1460 1465 sedang menurut Antonio gelap lebih kemudian sekitar 1540-1545.

 Kerajaan jailolo

Kerajaan tertua di Maluku adalah kerajaan jailolo tetapi karena penduduk


Ternate Tidore dan bacan lebih banyak daripada jailolo, maka penguasa atau raja
dari ketiga daerah itu lebih menonjol kerajaan jailolo berdiri sejak 1321 kerajaan ini
meliputi sebagian Halmahera dan pesisir utara Pulau Seram. Dalam pengislaman
kerajaan ini sangat besar jasa mubaligh-mubaligh, Patih Putah dan Syekh Mansyur.

 Kerajaan Ternate

Kerajaan Ternate merupakan kerajaan Islam terbesar di Maluku. Kerajaan


Ternate berdiri kira-kira pada abad ke-13, Ibu kotanya semula bertempat di
Sampalu. Pada akhir abad ke-16 Ternate meluaskan wilayah kekuasaannya ke
Maluku Tengah ialah ke Pulau pulau kecil disekitarnya. Sistem dan struktur
pemerintahan di Ternate yang mempengaruhi Pulau Hoamoal dan pulau-pulau kecil
itu.

Dengan menetapnya orang Jawa krama Melayu dan Arab di Ternate maka
agama Islam pun masuk ke pulau ini. Islam masuk ke Ternate sejak abad ke-15
1440. Ketika Raja Zainal Abidin memerintah di Ternate, Ia mengambil kesempatan
untuk belajar agama di Giri atau Gresik. Mubaligh Datuk Mulia Husin mengambil
peranan penting pula dalam pengembangan Islam di wilayah Ternate. Berkali-kali
timbul pertentangan antara pemeluk agama Katolik dengan pemeluk agama Islam di
Maluku lebih-lebih lagi oleh Karena sepak terjang orang Portugis yang
menyakitkan hati.13

Binuko Amarseto, dalam bukunya juga menjelaskan Kerajaan Ternate pada


mulanya bukan Kesultanan yang menganut agama Islam. Ia adalah kerajaan yang
raja dan rakyatnya belum diketahui jelas agama dan kepercayaannya. Hanya dapat
dipastikan bahwa keluarga kerajaan Ternate resmi memelukIslam pertengahan
abad ke-15.14

 Kerajaan Tidore

Di sebelah selatan Ternate terletak lah kerajaan Tidore. Kerajaan Tidore ini
memiliki pengaruh yang sama besarnya dengan Ternate. Keduanya saling bersaing
berebut pengaruh. Atas jasa seorang penganjur agama Islam yang bernama Syekh
Mansyur maka Tidore berhasil diislamkan. Raja Tidore yang pertama masuk Islam

13
A. Daliman, Islmisasi dan Perkembangan Kerajaan-kerajaan Islam di Indonesia,
(Yogyakarta: Penerbit Ombak, 2021), hal. 212

14
Binuko Amarseto, Ensiklopedia Kerajaan Islam di Indonesia , (Yogyakarta: Istana Media,
2015), hal.237
adalah Cirali Lijitu, yang kemudian mengambil gelar Sultan Jamaludin. Setelah
wafat ia digantikan oleh putranya yang bergelar Sultan Al Mansur. Pengambilan
gelar itu rupanya dimaksudkan sebagai penghargaan atas jasa Perintis Islam Syekh
Mansyur. Pertikaian antara Spanyol dan Portugis sungguh memperlemah kedudukan
Ternate dan Tidore sendiri, perebutan benteng Spanyol di Tidore pada 1527
merupakan salah satu contohnya.

 Kerajaan bacan

Raja Islam pertama dari kerajaan bacan adalah Sultan Zainal Abidin. Ia mulai
memeluk Islam sejak 1521. Dalam pemerintahannya ia didampingi seorang
Mangkubumi titik atas usaha-usaha mubaligh-mubaligh Islam dari bacaan dan
didukung oleh kerajaan-kerajaan Islam dari Maluku lainnya maka agama Islam
sampai pula di Irian.

 Kerajaan-kerajaan Islam di Nusa Tenggara

Pulau pulau Nusa Tenggara merupakan Ultima thule atau sudut terjauh dalam
perkembangan Islam. Wilayah ini merupakan bagian-bagian daerah Indonesia yang
paling belakangan berkenalan dengan dan menerima agama Islam. Faktor geografis
merupakan sebab utamanya.

Kepulauan Nusa Tenggara menerima Islam dari Maluku, tetapi lebih-lebih dari
Sulawesi Selatan atau Kerajaan Gowa dari Makassar. Jelas agama Islam baru
memasuki Nusa Tenggara sekitar abad ke 17, ini pun terbatas pada pulau pulau
seperti Sumbawa dan Lombok. Seperti halnya di Maluku, di Nusa Tenggara pun
dalam perkembangannya agama Islam harus menghadapi saingan dari agama
Katolik.

 Kerajaan Islam Sumbawa

Hubungan dagang antara Kerajaan Makassar dengan pulau-pulau di sebelah


selatannya merupakan saluran bagi masuknya Agama Islam ke pulau Sumbawa dan
sekitarnya. Kira-kira ini terjadi pada pertengahan abad ke 17. Makam yang terletak
di pinggiran kota Bima yang menurut tradisi dikatakan sebagai makam Sultan Bima
pertama yang masuk Islam dan makam penyiar Islam yang berasal dari Makassar
kiranya dapat memberi bukti Kerajaan Demak merupakan kerajaan Islam pertama
di terkenal di Sumbawa. seorang penganjur Islam di Sumbawa yang hidup pada
awal abad ke-19 adalah Haji Ali.

 Agama Islam di Lombok

Yang mengambil peranan penting dalam perkembangan agama Islam di Pulau


Lombok adalah orang-orang Bugis. Penduduk asli Lombok adalah suku bangsa
Sasak titik mereka inilah yang menganut agama Islam pertentangan antara kedua
golongan penduduk di Lombok mengakibatkan timbulnya perang saudara pada
pertengahan abad ke 18.

8. Capther VIII
 Kerajaan-kerajan Islam di Indoneia Abad ke-17 dan ke-18
 Kerajaan Aceh

Penanaman lada sebagai tanaman perdagangan dunia seperti telah diketahui


sudah dikenal di Aceh sejak abad ke sembilan, terutama di daerah-daerah Napoli,
lamuri, Perlak dan samudera. Perkembangan yang lebih menguntungkan Aceh baru
terjadi pada dasawarsa pertama abad ke-16. Jatuhnya Malaka ke tangan Portugis
pada 1511 dan juga Pasai pada 1522 mengakibatkan banyak perdagangan
perdagangan Islam meninggalkan Malaka dan mencari Pangkalan Baru di daerah
Aceh. Kemudian berdirilah di situ suatu kerajaan di Aceh dengan Sultan Ali
mughayat Syah sebagai rajanya yanes`fg pertama itu Sultan inilah yang mendirikan
Kerajaan Aceh yang merdeka dan berdaulat serta melepaskan diri dari kekuasaan
Pidie (Pedir). Sultan sultan Aceh yang berikut yang berusaha untuk menarik
perdagangan internasional dan antar kepulauan nusantara.15

15
A. Daliman, Islmisasi dan Perkembangan Kerajaan-kerajaan Islam di Indonesia,
(Yogyakarta: Penerbit Ombak, 2021), hal. 221
Diperjelas dalam buku Sejarah Islam di asia Tenggara, yaitu Kesultanan Aceh
Darussalamdiduga berdiri pada abad ke-15 M, di atas puing-puing kerajaan Lamuri
oleh Sultan Muzaffar Stah (1465-1497).16

Usaha Sultan Ali mughayat Syah untuk merintis berdirinya Aceh sebagai negara
Islam yang merdeka dan berdaulat dilanjutkan oleh Sultan Alaudin riayat Syah dan
oleh penggantinya, Sultan Ali rakyat Syah. Pada 1606 Aceh diserang oleh orang-
orang Portugis di Malaka. pada tahun 1607 Perkasa alam ditahtakan sebagai Sultan
dengan gelar Sultan Iskandar Muda. Politik ekspansi dan politik-ekonomi Sultan
Iskandar Muda pada dasarnya melanjutkan garis-garis politik yang telah diletakkan
oleh raja-raja sebelumnya.

Sultan Iskandar Muda yang meninggal pada 1636 digantikan oleh menantunya,
Iskandar thani atau Sani. Dalam masa pemerintahan Sultan Iskandar thani kejayaan
Aceh masih membubung terus kamu akan tetapi setelah ia wafat pada 15 Februari
1641 keadaan negeri itu menjadi semakin mundur Titiek tidak adanya putra
mahkota menimbulkan perselisihan di kalangan keluarga istana yang akan
mengantarkan kerajaan besar itu kepada keruntuhan.

Sistem dan struktur pemerintahan kerajaan Aceh didasarkan pada suatu undang-
undang tata pemerintahan yang disebut adat mahkota alam karena undang-undang
ini disusun pada masa pemerintahan Sultan Iskandar Muda 1607-1636. Seluruh
wilayah kesultanan Aceh Raya dibagi menjadi 3 wilayah pagi dan wilayah pusat
Kerajaan. Kekuasaan raja atau Sultan hanya bersifat nominal. Kekuasaan
pemerintahan yang sesungguhnya berada pada para hulubalang atau Panglima Sagi.
Penghasilan kerajaan diperoleh dari pemungutan pajak dan cukai yang di Aceh
disebutnya wase. Lokasi Aceh yang berada di pintu gerbang Indonesia, maka tidak
mengherankan apabila akan menjadi pangkalan pelayaran dan perdagangan kamar
utama bagi yang datang dari barat. Hubungan diplomasi dan militer mulai dilakukan
setelah Aceh harus menghadapi penetrasi barat,

16
Helmiati, Sejarah Islam di Asia Tenggara, ( Riau: LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN
KEPADA MASYARAKAT UNIVERSITAR ISLAM NEGERI SYARIF KASIM RIAU, 2014), hal.38
menurut Bustanussalatina raja-raja Aceh sangat memajukan kehidupan
beragama antara lain dengan membangun banyak masjid serta melakukan Perang
Jihad terhadap orang-orang kafir. Sultan Iskandar thani juga diceritakan sangat
mendorong kehidupan beragama dan membangun banyak tempat ibadah agama
antara lain Masjid Baitul masjid.

 Kerajaan Banten

Faktor utama yang diikuti yang ikut mendorong tampilnya Banten sebagai pusat
perdagangan Sudah barang tentu karena letaknya yang strategis. Ekspor lada dari
Banten memiliki daya tarik yang cukup kuat sampai-sampai Portugis sendiri harus
mengadakan hubungan dagang dagang Banten. Akhirnya Banten menjadi Bandar
transito. Banten menjadi pusat pengumpulan dan pengiriman barang-barang
perdagangan dari dalam dan luar negeri.17

Saya setuju dengan penjelasan di atas, karen melihat posisi Banten yang
strategis sehingga tidak diragukan kalau Banten menjadi penguasa jalur pelayaran
dan perdagangan. Diperjelas juga dalam buku Binuko Amarseto yang berjudul
Ensiklopedia Kerajaan Islam di Indonesia, memaparkan bahwa Banten secara
geografis terletak di bagian paling Barat dari Pulau Jawa, Banten memiliki luas
sekitar 114 mil persegi. Dengan posisi yang strategis ini kerajaan Banten
berkembang menjadi kerajaan besar di Pulai Jawa dan bahkan menjadi saingan
berat bagi VOC di Batavia pada masanya.18

 Banten dibawah Sultan Ageng Tirtayasa 1651-1662

Sejak 1651 Banten diperintah oleh Sultan Abdul Fatah titik dia adalah Sultan
Banten yang terbesar dan lebih dikenal dengan sebutan Sultan Ageng Tirtayasa
kemudian Raja ini mendirikan Keraton baru yang dinamakan Tirtayasa, sehingga
namanya pun menjadi terkenal dengan gelar Sultan Ageng Tirtayasa. Mula-mula
17
A. Daliman, Islmisasi dan Perkembangan Kerajaan-kerajaan Islam di Indonesia,
(Yogyakarta: Penerbit Ombak, 2021), hal.237
18
Binuko Amarseto, Ensiklopedia Kerajaan Islam di Indonesia , (Yogyakarta: Istana Media,
2015), hal. 141
usaha Sultan Agung untuk menyayangi Batavia itu tidak diperlihatkannya benar
pada 1652 dia mengadakan persetujuan dengan Belanda yang menetapkan batas
daerah antara Banten dan VOC adalah sungai Cisadane.

Raja-raja Banten menggunakan gelar Sultan titik gelar Sultan untuk pertama
kalinya secara resmi baru dipergunakan sejak 1638 oleh Sultan Abdul mufakir
Mahmud Abdul Qodir 1605-1651. Keluarga raja di Banten disebut warga titik
agama mendapat tempat tersendiri dalam Kesultanan Banten pengaruh kaum ulama
sangat besar dalam pemerintahan titik Sultan Ageng Tirtayasa mengangkat Syekh
Yusuf seorang ulama yang berasal dari Makassar menjadi penasehat agama
kerajaan.

 Kerajaan Makassar

Datangnya Pedagang pedagang dari Jawa Timur pada abad ke-17, maka
Makassar menjadi tempat penimbunan terbesar untuk perdagangan rempah-rempah
dari Maluku titik kini Makassar menjadi Bandar transito yang menggantikan
peranan yang telah dilakukan oleh Jawa Timur selama berabad-abad. Sejak
pertengahan abad ke-17 Makassar menjadi pusat pemasaran hasil-hasil dari wilayah
Indonesia Timur serta tempat pengambilan bahan makanan.

Kerajaan Makassar sendiri dari dua kerajaan kembar ialah Kerajaan Gowa dan
kerajaan Tallo namun masyarakat biasa menyebutnya saja Kerajaan Makassar.
Sultan Hasanuddin mengembangkannya menjadi suatu kerajaan maritim yang besar
dan gaya. Sultan Hasanuddin bekerja keras untuk menyatukan wilayah darat dan
wilayah laut sehingga mampu menjamin kemantapan kerajaannya sebagai negara
maritim yang kuat ke merdeka dan berdaulat.

Politik perdagangan yang dianut oleh Makassar adalah perdagangan dengan


sistem terbuka titik pesatnya perkembangan perdagangan internasional di Makassar
sangat menambah kemakmuran negara titik kemampuan membangun meningkat
titik sejarah Makassar bagian pertama abad ke-17 ditandai dengan pembangunan
secara besar-besaran. Pada masa kejayaan Makasar itu kehidupan budaya dan
kerohanian memperoleh perhatian yang besar pula.

 Kerajaan Mataram

Sampai pada saat meninggalnya pada 1601 senapati telah berhasil meletakkan
dasar-dasar kekuasaan Mataram atas Jawa Tengah dan sebagian Jawa Timur. Politik
ekspansi sanapati dilanjutkan oleh pengganti penggantinya ialah Mas jolang dan
lebih-lebih Sultan Agung Mas jolang atau Panembahan Krapyak 1601- 1613 lebih
banyak menggunakan waktu pemerintahannya untuk mempertahankan daerah
daerah Taklukan yang diwariskan dari ayahnya.19

Sepeninggal Mas jolang tampilan Raden Mas jatmika atau Raden Mas rangsang
sebagai raja menggantikan ayahnya dengan gelar Prabu pada hitam
hanyakrakusuma dan kemudian Sultan Agung senapati ing alaga ngabdurrahman
sayidin panatagama atau lebih terkenal dengan nama Sultan Agung. Usia Raden
Mas Martapura yang pada waktu itu baru 8 tahun kiranya dapat menjelaskan
mengapa sepeninggal Mas jolang maka yang tampil menggantikan sebagai raja
adalah Mas rangsang yang pada waktu itu telah berusia 20 tahun.

Untuk mempersatukan seluruh Jawa di bawah Mataram sebagai perwujudan


konsep ajaran kenegaraan Agung binatara maka seluruh masa pemerintahan Sultan
Agung 1613-1645 ditandai oleh ekspedisi dan peperangan. Sasaran pokok politik
ekspansi Sultan Agung ialah ke timur dipusatkan untuk menguasai Surabaya dan ke
barat dipisahkan untuk merebut dan mengusir Belanda di Batavia.

Sesuai dengan lokal geografis Mataram yang terletak di pedalaman Ke manakah


dasar kehidupan ekonominya bersifat agraris. Politik perdagangan Mataram
dipusatkan pola pada perdagangan beras putih dengan beras itu juga Mataram dapat
mengimpor berbagai barang kebutuhan yang berasal dari luar negeri seperti kain
katun Sutra,, permata, dan lain sebagainya. Dengan kerajaan Mataram memegang

19
A. Daliman, Islmisasi dan Perkembangan Kerajaan-kerajaan Islam di Indonesia,
(Yogyakarta: Penerbit Ombak, 2021), hal. 261-262
seluruh monopoli perdagangan beras, maka seluruh daerah wilayah kerajaan harus
memasak beras berasnya ke Mataram.

9. Capther IX
 Islam menghadapi penetrasi Barat

Motif utama bangsa barat untuk mencari jalan ke Asia adalah hasrat untuk
selekas mungkin mendapatkan kekayaan dan keuntungan melalui perdagangan.
Sejak datangnya bangsa-bangsa barat yang dipelopori oleh bangsa Portugis pada
bagian terakhir abad ke-15 dan diikuti oleh bangsa-bangsa Spanyol Belanda dan
Inggris kamu sejarah bangsa-bangsa Asia berhubungan erat dengan bangsa-bangsa
barat Eropa pergaulan bangsa-bangsa Asia dengan bangsa-bangsa barat tersebut
akan membawa serta masuknya nilai-nilai baru yang telah berkembang di Eropa
sejak timbulnya renaissance dan humanisme yang kemudian menjadi dasar bagi
terbentuknya peradaban dan kebudayaan Eropa. Nilai-nilai baru itu ialah
individualisme dan rasionalisme. Paham liberalisme menimbulkan gerakan gerakan
yang menghendaki pemerintahan konstitusi konstitusional untuk melawan
pemerintahan absolut pada waktu itu.

 Reaksi Islam terhadap pengaruh Barat

Berbeda dengan gerakan ekspansi bangsa Portugis dan bangsa Spanyol maka
gerakan Ekspedisi bangsa Inggris dan bangsa Belanda yang dimulai 1 abad
kemudian tepatnya sejak abad ke-17 lebih bersifat komersial murni. Di Indonesia
sendiri pertentangan antara Islam dengan masuknya pengaruh dan orang-orang
Barat itu lebih memperoleh kontes-kontes Indonesia perjuangan bangsa Indonesia
melawan kolonialisme dan imperialisme barat Lebih didorong untuk membela dan
mempertahankan hak dan kedaulatannya tidur.

 Renaissance Islam
Faktor pendorong pertama bagi Renaissance Islam adalah reformisme dan
modernisme Islam yang berasal dari Sayyid Jamaluddin Al afghani 1838- 1897.
Faktor pendorong kedua dari luar adalah reformisme dan modernisme dari India
pengaruh dari dia ini memang kurang begitu spektakuler namun secara intelektual
tak dapat diabaikan faktor pendorong yang paling penting bagi timbulnya
Renaissance Islam di Indonesia adalah pengaruh para haji Indonesia sendiri yang
pulang dari tanah suci. Sejak abad ke-19 jumlah orang Indonesia melakukan ibadah
haji ke Mekah semakin bertambah.

 Reformisme dan modernisme Islam di Indonesia

Proses pertumbuhan dan perkembangan reformisme dan modernisme Islam di


Indonesia dipengaruhi oleh dua faktor ialah Tingkat atau kadar relatif perubahan
sosial dan politik kolonial Belanda terhadap Islam. Reformisme dan modernisme
Islam mula-mula tumbuh di lingkungan kegiatan yang non politik dan lebih
memusatkan pada bidang pendidikan. Perintis Perintis modernisme dan Reformasi
Islam di Sumatera tengah adalah Haji Abdul Karim Amrullah Haji Abdullah Ahmad
dan Syekh Muhammad Jamil jambek. Di Jawa yang sejak semula menjadi pusat-
pusat kegiatan Islam dan modernisme Islam telah mengambil bentuk-bentuk
organisasi modern yang pengaruhnya pun segera meluas ke pulau-pulau lainnya di
nusantara.

10. Penutup
a. Rangkuman
Menurut Reviewer buku cukup begitu jelas dan lengkap, hanya saja buku
ini dalam penggunaan tanda bacanya banyak yang tidak sesuai dengan kaidah, dan
ada penjelasan dan bahasanya yang berbelit-belit sehingga tidak ada titik
kesimpulan dari pembahasan.
Dalam buku ini memaparkan tentang Islamisasi dan Perkembangan proses
masuknya Islan di Nusantara. Selain itu juga mnejelaskan perkembangan kota-kota
di kerajaan-kerjaan yang bercorak Islam, konflik antar kerejaan-kerajaan bercorak
Islam berikut tokoh-tokohnya, hingga perjuangan kerajaan-kerajaan bercorak Islam
di Nusantara dalam melawan penjajahan Belanda.

Anda mungkin juga menyukai