Disusun oleh:
Nurpiziah (191350101)
SPI 5 C
2021 M/1443 H
1. Identits Buku
Judul : Islamisasi dan Perkembangan Kerajaan-kerajaan Islam di
Indonesia
Penulis : Prof. A. Daliman
Pengantar : Anggota IKAPI
Penerbit : Penerbit Ombak
Tahun Terbit : 2021
Tebal Halaman : 329
2. Pendahuluan
Buku ini merupakan buku asli berbahasa Indonesia yang menjadi salah satu
sumber standar dalam sejarah penting mengenai Islamisasi dan Sejarah Kerajaan-
Kerajaan yang ada di Indonesia. Dimulai dari Pengertian Sejarah Indonesia Madya
Masa Islam, perkembangan Agama dan Budaya Islam di Indonesia dan proses
Islamisasi serta perkembangan kerjaan-keerjaan Islam Di Indonesia. Proses
Islamisas di Indonesia sebagai agama pendatang memaksa Islam untuk
mendapatkan simbol-simbol kultular yang selaras dengan kemampuan penangkapan
dan pemahaman masyarakat yang akan dimasukinya. Kedatangan agama Islam di
berbagai daerah Indonesia tidaklah bersamaan. Islam datang di Idonesia pada saat-
saat ketika pusat-pusat kekuasaan Hindu mengalami kemunduran. Sehingga mudah
untuk para mubalig-mubalig atau tokoh-tokoh Islam melakukan Islamisasi di
Indonesia.
3. Pembahasan
a. Capter 1
Pengertian sejarah Indonesia media masa Islam di Indonesia
Awal buku ini membahasa Sejarah Indonesia Madya, dimana Indonesia Madya
membahas perkembangan sejarah bangsa Indonesia sejak Masuknya pengaruh
agama Islam dan pertemuan dengan bangsa-bangsa Barat serta akibat-akibatnya
dalam dalam segala bidang kehidupan. Pengertian Indonesia media ini didasarkan
pada teori trikotomi yang membagi sejarah Indonesia menjadi 3 periode, yakni
zaman purba atau zaman Madya dan zaman baru atau modern yang masing-masing
periode ditandai dengan cara sifat dan ciri-ciri tersendiri yang satu berbeda dari
yang lain Sesuai dengan perkembangan kehidupan. Sejarah Indonesia pada zaman
Madya ini memperlihatkan cara comment sifat-sifat dan ciri-ciri tersendiri terutama
sekali karena pengaruh agama dan peradaban Islam.
Sejarah Indonesia Madya masa Islam menempati rentang waktu yang agak
panjang sejak dari datangnya agama Islam menjelang runtuhnya kerajaan Hindu
kamu mencapai, sampai akhir abad ke-19 titik Proses Islamisasi dalam arti yang
sesungguhnya, dimulai pada abad ke-15 dan ke-16 yakni setelah agama Islam
tumbuh menjadi kekuatan agama dan kekuatan kebudayaan di Kepulauan ini.
Sejarah Indonesia Madya masa Islam diakhiri pada sekitar abad ke-19 pada abad
ke-19 bangsa Islam menghadapi pengaruh barat yang sifat dan dampaknya terhadap
kehidupan kita bangsa Indonesia jauh lebih esensial.
Ciri utama yang menandai sejarah nasional kita bangsa Indonesia pada
periode Madya ini adalah terjadinya pertumbuhan dan perkembangan agama Islam.
Selanjutnya terjadinya mobilitas sosial baik vertikal ataupun horizontal. Terjadinya
perubahan-perubahan di bidang sosial politik dan sosial ekonomi. Ciri terakhir yang
menandai zaman Madya masa Islam adalah berkembangnya gaya hidup feodal.
2. Capter II
BAB ini menjelaskan tentang masa awal kedatangan Islam, yakni sekitar abad
ke-12 dan ke-13 sriwijaya sebagai pusat kekuasaan Hindu di Indonesia bagian barat
mulai menunjukkan tanda-tanda kemerosotan. Demikian pula ketika Islam mulai
berkembang secara luas sekitar abad ke 15 kerajaan Majapahit sebagi pusat
kekuasaan Hindu di Indonesia bagian Timur sudah menghadapi saat-saat
keruntuhan.
Kerajaan Sriwijaya
Kerajaan Majapahit
Agama Islam datang dan memasuki pulau Jawa pada saat Majapahit
berkembang menuju ke puncak kekuasaannya. Proses Islamisasi hingga mencapai
bentuk kekuasaan politik baru terjadi setelah pusat kekuasaan Majapahit sendiri
menunjukkan kelemahan-kelemahan. Kekuatan Majapahit Semakin rapuh akibat
pemberontakan dan perebutan kekuasaan di kalangan keluarga raja-raja sendiri titik
akhirnya kekacauan akibat Perang Paregreg 1401 sampai 1409 Kekuatan Majapahit
Semakin rapuh akibat pemberontakan dan perebutan kekuasaan di kalangan
keluarga raja-raja sendiri titik akhirnya kekacauan akibat Perang Paregreg 1401-
1406 mengantarkan Majapahit kepada keruntuhannya.
Kemajuan ekonomi Sriwijaya pada masa kejayaannya dari abad ke-7 sampai
abad ke-12 ternyata mendorong pula kemajuannya di bidang sosial budaya.
Kerajaan Majapahit
Pada umumnya para ahli berpendapat bahwa agama Islam mencapai Indonesia
sekitar paruh kedua abad ke-13. Tetapi terdapat tanda-tanda yang menunjukkan
bahwa agama Islam datang di Indonesia pada masa yang lebih awal lagi batu nisan
makam Fatimah binti Maimun yang terdapat di leran atau Gresik dan berangkat
tahun 1082 masehi mungkin merupakan bukti nyata mengenai celah masuknya
Islam di Indonesia pada akhir abad ke-11. Terdapat sebagian ahli yang berteori
bahwa agama Islam telah masuk ke Indonesia pada sekitar abad ke-7 Masehi, Teori
ini mendasar pada cerita Cina yang berasal dari zaman Dinasti Tang.
Nama dari kesembilan Wali Songo tersebut adalah Sunan Ampel Sunan Bonang
Sunan Drajat Sunan Giri Sunan Kudus Sunan Kalijaga Sunan Muria Sunan Gunung
Jati dan Syekh Siti Jenar/syekh Lemah Abang. Salah seorang diantara para Wali, Ya
Liza Siti Jenar dipandang telah mengajarkan suatu ajaran yang sesat. Ia
mengajarkan ajaran-ajaran terlarang mengenai tasawuf atau Sufi wujudiyah.
Akibatnya yaitu Siti Zahra mengalami nasib yang sama seperti al-hallaj, ialah
dihukum mati.
Mazhab Islam yang berkembang di Indonesia pada masa masa Madya ialah
mazhab Syiah Mazhab Syafi'i dan mazhab Hanafi. Sedang mazhab mazhab Maliki
dan Hambali tidak menampakkan tanda-tanda pernah berpengaruh di Indonesia.
Madzhab Syi'ah
Madzhab Syafi'i
Madzhab Hanafi
Perintis mazhab Hanafi adalah Abu Hanifah (699-767). Pada akhir abad ke-
15 Islam Hanafi telah memasuki pantai utara Jawa perkembangan ke seluruh pantai
utara Jawa terjadi pada abad ke-16. Pendiri kerajaan Demak Raden Patah adalah
murid Sunan Ampel sendiri yang di dalam babad dikisahkan daging dan membawa
Islam Hanafi ini dari.
Adapun Tarekat artinya jalan, yakni jalan ketuhanan. Kesatuan antara Aceh dan
murid-murid shopee membentuk satu karakteristik biasanya terikat diberi nama
menurut nama syekh pendirinya. R Eka tarekat yang berpengaruh di Indonesia
adalah tarekat tarekat qodiriyah, naqsabandiyah, Rafi'iyah, syattariyah, Sammaniah,
Qusyasyiah, Syaziliah, Khalwatlah dan Tianiah.
Tradisi seni ukir telah berkembang sejak lama jauh Sebelum masuknya
pengaruh Hindu dan Islam, agama Islam melarang pembuatan patung patung dan
melukiskan makhluk hidup binatang, apalagi manusia. Untuk ragam seni ukir ini
banyak mengambil pola-pola dari zaman kuno, di samping pola-pola daun-daunan
dan bunga-bungaan, juga mengambil pola-pola seperti bukit bukit Karang,
pemandangan, garis garis geometri. Terdapat pula cabang seni ukir yang disebut
kaligrafi. Dalam hal ini ukiran dalam bentuk daun digantikan dengan komposisi
huruf-huruf Ara
Seni sastra Islam pada masa Indonesia Madya ini terutama berkembang di
sekitar perairan Selat Malaka dan di Jawa.
3. Capter III
Pada bab ini menjelaskan mengenai Perkembangan kota-kota Islam dan
masyarakatnya, Tampil kota-kota yang pertama di Indonesia yaitu di pantai Timur
Sumatera, pada masa-masa perkembangan agama hindu-buddha berdirilah di daerah
perairan ini. Kota-kota seperti Palembang atau Sriwijaya Melayu dan Baros. Pada
masa-masa perkembangan Islam ini perairan ini barulah pertama-tama berdiri kota-
kota yang bercorak Islam pada akhir abad ke-12 atau setidak-tidaknya pada abad
ke-13 ialah kota Perlak dan Samudera Pasai. Pertumbuhan dan perkembangan kota-
kota pusat kerajaan di Indonesia dipengaruhi oleh beberapa faktor. Terutama adalah
faktor-faktor letak geografis, hubungan antar kota, politik dan faktor kosmologis
serta magis religius.
Kota-kota Islam pada masa madya adalah kota kota pra industri maka corak
kehidupan masyarakatnya pun masih menunjukkan ciri-ciri dan sifat-sifat urban-
rural atau masih bersifat tradisional. Seni batik, kerajinan tangan yang halus dari
kalangan wanita istana memperoleh kekayaan ragam dan coraknya. Pada periode
Kartasura ini menurut Prof Ir tumbuhan aliran seni rupa gaya Yoga salak dengan
keasliannya suasana sopan dan semangat kebangsawannya.
Berdasarkan kajiannya terhadap Kota Tua Kota Gede h.j. Van Mook 1926
membagi masyarakat penduduk kota di Jawa menjadi 4 lapis, 1) golongan hamba
raja yaitu terdiri dari para bangsawan dan pejabat-pejabat Keraton, 2)golongan
penduduk kaya yang terdiri dari pedagang pedagang, 3)golongan tukang dan
pedagang pedagang kecil, 4) para petani dan buruh harian.
4. Chapter IV
Pelayaran menyisir Sisi barat Selat Malaka ini bertahan sampai timbulnya
kota pelabuhan Malaka pada awal abad ke-15. Sedang pada masa perkembangan
Islam kerajaan-kerajaan Islam pertama tumbuh di bagian utara, di Perlak dan
Samudera Pasai. Daerah penghasil ada yang utama pada waktu itu adalah Aceh.
Lada ini diekspor melalui Bandar perlak. Perlak dijadikan Bandar utama di pantai
Timur Sumatera bagian utara. Aakhirnya tumbuh dan berkembang menjadi kota
perdagangan yang sifatnya internasional.
Kerajaan Perlak
Perlak diperkirakan telah berdiri sejak akhir abad ke-12 semula adalah
Peureulak. Kitab Nagaraketagama menyambut nyebut negeri itu dengan nama
perlak. Sultan Alaudin Syah merupakan sultan pertama yang memerintah di Perlak
pada tahun 1161 sampai 1186. Kesultanan Perlak mampu bertahan sampai 1 abad
lebih lamanya sampai sekitar 8 generasi.
Sultan ke-2 bernama Sultan Aladdin Abdurahim Syah Ibn Sayid Abdul Aziz
(1186-1210), Sultan ketiga yaitu Sultan Alauddin Said abad Syekh Ibnu Sayyid
Abdul Rohim (1210- 1236), Sultan keempat yaitu Sultan Alauddin riayat Syah
(1236- 1239), Sultan ke-5 yaitu Sultan Mahmud Aladin Abdul Qodir Syah (1239-
1243), Sultan ke-6 bernama Sultan Mahmud Aladdin Muhammad Amin Syah Ibnu
Malik Abdul Qodir (1243-1267), Sultan ke-7 bernama Sultan Mahmud Abdul Malik
Ibnu Muhammad Yamin syah (1267-1275), Sultan ke-8 atau Sultan terakhir yaitu
Sultan Alauddin Malik Ibrahim Syah (1280-1296).1
Saya tidak setuju sepenunya dengan pemaparan mengenai tahun dan sultan-
sultan yang pernah memerintah di Kerajaan Perlak, karena dilihat dan diambil dari
beberapa sumber juga menjelaskan bahwa seharusnya sultan-sultan yang pernah
memerintah di Perlak itu berjumlah 17 Sultan, namun dalam buku ini hanya ada 8
sultan saja. Salah satunya diperjelas dalam buku Ensiklopedia Kerajaan Islam di
Indonesia, yang menjelaskan bahwa Sultan Makhmud Aladdin Malik Muhammad
Amin Syah II Johan berdaulat kemudian digantikan oleh Sultan Mkhmud Alaidin
Malik Abdul Aziz Syah Johan berdaulat (662-692 H/1236-1292). Sangat jelas
perbedaan mengenai sultan terkahir dan tahunnya. Adapun nama-nama Sultan yang
terdapat dalam buku Ensiklopedia Kerajaan Islam di Indonesia yaitu :
1
A. Daliman, Islmisasi dan Perkembangan Kerajaan-kerajaan Islam di Indonesia,
(Yogyakarta: Penerbit Ombak, 2021), hal. 100
Sultan Mahmud Aladin Malik Muhammad Amin 932-956
Nama lengkap Kerajaan Samudra Pasai adalah Samudra Pasai yang berarti
Kerajaan Samudra yang baik dengan beribukota di Pasai. Secara etimologi nama
Pasai berasal dari kata tab Pasai yang berarti tepi laut apa artinya tepi, yang masih
dikenal pada kata tapa n uli yang kemudian menjadi Tapanuli sebagai nama daerah
Batak di Sumatera. Kata Pasai adalah sinonim dari kata pantai. Jadi Negeri Pasai
adalah negeri yang terletak di tepi laut titik ini pun artinya sama dengan samudra
yang artinya tidak lain adalah laut. Maka Negeri Pasai sama artinya dengan negeri
2
Binuko Amarseto, Ensiklopedia Kerajaan Islam di Indonesia , (Yogyakarta: Istana Media,
2015), hal.41
samudra yang keduanya berarti negeri yang di tepi atau berdekatan dengan laut
yang kemudian digabungkan menjadi Samudra Pasai.3
Lebih lanjut dijelaskan dalam buku Sejarah Kebudayaan Islam Indonesia abad
VII-XV, mengenai asal usul nama Samuder Pasai. Yakni menurut J.I. Moens,
mengatakan bahwa kata Pasai berasal dari istilah Parsi yang diucapkan menurut
logat setempat sebagai pa’se. 4
Samudra Pasai tampil menjadi Bandar utama di pantai Timur Sumatera Utara.
Samudra Pasai tidak saja menjadi pusat perdagangan lada namun sekaligus juga
menjadi pusat pengembangan agama Islam Mazhab Syafi'i. Dari catatan-catatan
yang ditinggalkan oleh Ibnu Batutah ini dapat diungkap lebih jauh peranan Samudra
Pasai. Sebagai Bandar utama di pantai Timur Sumatera Utara, Samudra Pasai
banyak didatangi oleh kapal-kapal dari India ke Cina dan dari daerah-daerah lain di
Indonesia.5
Saya setuju dengan penjelasan mengenai Samudra Pasai tampil menjadi Bandar
utama di pantai Timur Sumatera Utara, hal ini karena diperkuat dengan buku
Sejarah Kebudayaan Islam Indonesia abad VII-XV, yang menjelaskan bahwa
Kerajaan Samudera Pasai mulai berkembang sebagai pusat perdagangan dan pusat
pengembanga Islam di Selat Malaka sejak akhir abad ke-13 sampai awal abad ke-
3
A. Daliman, Islmisasi dan Perkembangan Kerajaan-kerajaan Islam di Indonesia,
(Yogyakarta: Penerbit Ombak, 2021), hal. 102
4
Ahmad Sugiri, Sejarah Kebudayaan Islam Indonesia Abad VII Sampai Abad XV, (Serang: A-
Empat, 2021), hal. 38
5
A. Daliman, Islmisasi dan Perkembangan Kerajaan-kerajaan Islam di Indonesia,
(Yogyakarta: Penerbit Ombak, 2021), hal. 105
16. Sebagai salah satu pusat perdagangan, kerajaan Samudera Pasai mengeluarkan
mata uang emas yang dinamakan deureuham atau dirham yang sisitem penempaan
mata uangnya dipengaruhi di dunia Melayu.6
Kerajaan Malaka
Sampai sekitar abad ke-13 dan ke-14 hampir dapat dipastikan bahwa kota
pelabuhan Malaka belum berdiri dan belum dikenal. Yang mendirikan Malaka
adalah parameswara (paramisora)., seorang pangeran Majapahit dari Blambangan
yang melarikan diri karena Blambangan diserbu oleh Majapahit. Langkah pertama
yang diambil oleh Parameswara dalam usahanya mengembangkan kota Malaka
adalah memperoleh pengakuan dan perlindungan dari Cina yang diharapkan akan
melindungi dan membantu dalam menghadapi kemungkinan serangan dari Siam
dan Majapahit. Malaka menjadi pintu gerbang Asia Tenggara, demikianlah
Pelabuhan Malaka dapat menguasai perdagangan negara-negara yang terletak di
sebelah barat timur dan Utara Malaka titik bandar Malaka menjadi Bandar dagang
yang sangat ramai.
Pada abad ke-15 dan ke-16 Malaka telah berkembang menjadi pusat
perdagangan internasional. Pelabuhan Malaka adalah pelabuhan transito atau
perantara. Sifat perdagangannya pun juga transito. Perdagangan transito pada
umumnya tidak berusaha berlayar sampai ke daerah produsen barang dagangan.
Mereka cukup menetap di kota Malaka untuk menanti datangnya para pedagang
asing yang datang ke Malaka untuk memperdagangkan hasil negerinya. Bagi
perdagangan bangsa Indonesia Bandar Malaka juga menjadi pusat perdagangan
transito.
Sistem pemerintahan Malaka dengan struktur dan hierarki kekuasaan yang erat
kaitannya dengan kedudukannya sebagai negara maritim yang mengutamakan
perdagangan. Pejabat tertinggi Kerajaan Malaka dibawah Raja adalah Patih titik
kemudian menyusul bendahara. Pemerintahan Kota diserahkan kepada seorang
Tumenggung. Ia membawakan pula banyak dan berbagai pejabat titik tugas utama
seorang Tumenggung adalah urusan penjagaan. Jabatan terpenting bagi kota
pelabuhan adalah jabatan Syahbandar.
5. Chapter V
Pemaparan di atas diperkuat dari buku Dr. H. Muhammad Sugiri, M.Ag yang
saya baca, memaparkan bahwa Kesultanan Demak adalah kerajaan Islam pertama di
Jawa yang berdiri awal abad ke-16 M, yang di pimpin oleh Raden Patah. Hanya
saja tidak disebutkan tahun Masehinya.8
Sampai sekitar abad ke-17 Selat cukup lebar dan dalam dan dapat dilayari
sehingga kapal-kapal dagang dari Semarang dapat mengambil jalan pintas dan lain
melalui Demak terus ke Rembang. Pada abad ke-16 Demak menjadi pusat
penimbunan beras hasil dari daerah-daerah sebelah menyebelah Selat Muria.
Pengaruh Demak di seberang lautan sangat merosot Setelah jatuhnya Malaka ke
tangan Portugis pada 1511 hingga kegagalan armada Demak di bawah Pati Unus
dari Jepara untuk merebutnya kembali pada 1512 dan 1513.
Demak yang berdiri pada paruh kedua abad ke-15 itu tidak saja berkembang
sebagai pusat lalu lintas pelayaran dan perdagangan tetapi juga sebagai pusat ibadah
bagi umat Islam yang baru timbul. Masjid Demak dan kerajaan Islam yang pertama
7
A. Daliman, Islmisasi dan Perkembangan Kerajaan-kerajaan Islam di Indonesia,
(Yogyakarta: Penerbit Ombak, 2021), hal. 123
8
Ahmad Sugiri, Sejarah Kebudayaan Islam Indonesia Abad VII Sampai Abad XV, (Serang: A-
Empat, 2021), hal. 42
itu tidak dapat dipisahkan titik Masjid Demak telah menjadi pusat Kerajaan Islam
pertama di Jawa. Sebagai masjid kerajaan, masih Demak memperoleh kedudukan
sebagai Masjid Agung. Bentuk-bentuk peradaban Islam yang masih hidup sampai
sekarang seperti Wayang, Topeng, gamelan, tembang macapat, seni dan teknik
pembuatan keris dan lainnya dipandang sebagai hasil penemuan dan ciptaan para
wali.
Ekspansi Demak ke barat dimulai dengan ekspedisi ceh nurulloh atau yang
kemudian lebih terkenal sebagai Sunan Gunung Jati ke Jawa Barat yang berhasil
berturut turut mendirikan kerajaan Cirebon dan Banten. Pada 1527 itu juga Demak
melakukan ekspedisi ke Tuban. Penaklukan yang terakhir adalah ke Blambangan
titik ini dilakukan pada tahun 1546.
Kerajaan Cirebon
Sunan Gunung Jati digantikan oleh cicitnya, yang terkenal dengan nama
pangeran Ratu atau Panembahan Ratu. Panembahan Ratu menjalin hubungan damai
dengan Mataram dan penguasa penguasa setempat di sebelah barat Mataram.
Panembahan Ratu Cirebon mengalami masa pergolakan dengan datangnya Belanda
di Indonesia. Sebagai pengganti Sunan Gunung Jati rupanya Panembahan Ratu
dianugerahi usia yang panjang sekali seperti pendahulunya. Ia baru meninggal pada
1650. Kemudian ia digantikan oleh seorang raja yang lebih terkenal dengan nama
pangeran girilaya.
Menurut saya pada pembahasa ini tidak dipaparkan secara jelas kapan kerajaan
Cirebon berdiri, atau bagaimana kerajaan Cirebon ini berdiri. Sedangkan dalam
buku Ensiklopedia Kerajaan Islam di Indonesia di sejelaskan bahwa Sejarah
berdirinya Kesultanan Cirebon sebagian para ahli sejarah adayang berpendapat
bahwa kesultanan Cirebon berdiri pada tahun 1479 yang didirikan oleh Syarif
Hidayatullah atau yang dikenal dengan Sunan Gunung Jati.9
Kerajaan Banten
Peletak dasar kekuasaan Islam di Banten adalah Sunan Gunung Jati. Pada 1525
Sunan Gunung Jati atas nama Demak telah mendarat di Banten. Banten dijadikan
landasan pertama untuk mengislamkan seluruh Jawa Barat. Pada 1527 Bandar
Sunda Kelapa menjadi sasaran penaklukan.10
Sunan Gunung Jati sesudah menguasai Banten dan Jakarta rupanya tidak
berusaha menyerang ibu kota Pajajaran, pakuan titik Bahkan ia tinggal di Banten
hanya sampai 1552. Karena meninggalnya Pangeran Pasarean dari Cirebon, dan
menyerahkan bantuan kepada Hasanuddin nama putranya yang lain. Hasanuddin
diangkat dan dipandang sebagai raja Banten yang pertama. Hasanuddin
memperbesar dan memperindah kota pelabuhan Banten yang diberinya nama Sura
saji atau surosowan. Raja pertama badan ini meninggal pada 1570 pada tahun yang
sama dengan ayahnya.
Pakuan, ibu kota Pajajaran direbut oleh penambahan atau Maulana Yusuf
pengganti Hasanuddin pada 1579. Setelah berhasil merebut pakuan Panembahan
Yusuf mulai melakukan pembangunan di ibukotanya yang baru, ialah Banten
surosowan. Pengganti Maulana Yusuf, Maulana Muhammad baru berumur 9 tahun.
Selama Maulana masih dibawah umur kekuasaan pemerintahan dipegang oleh
seorang kali (adi atau Mangkubumi) bersama dengan tempat pembesar lainnya.
Pada 1596 bangunana Muhammad yang masih muda melancarkan serangan
terhadap Palembang.
Sekitar 1600 an Banten mencapai zaman kejayaan yang titik Banten menjadi
pusat perdagangan. Ternyata datangnya orang-orang Barat merupakan ancaman
9
Binuko Amarseto, Ensiklopedia Kerajaan Islam di Indonesia , (Yogyakarta: Istana Media,
2015), hal.286
10
A. Daliman, Islmisasi dan Perkembangan Kerajaan-kerajaan Islam di Indonesia,
(Yogyakarta: Penerbit Ombak, 2021), hal. 148
langsung bagi Banten titik Raja Abdul Qodir sendiri tidak mampu menghadapi
ancaman tersebut titik-titik punya Jayakarta pada 1619 oleh Belanda merupakan
awal kemunduran Banten.
6. Chapter VI
Kerajaan Pengging
Baru sejak akhir abad ke-17 dan awal abad ke-18 para penulis kronik di
Kartasura yang menulis seluk beluk asal usul raja-raja Mataram dalam bentuk
sejarah Keraton tentang asal-usul memandang pajang sebagai pendahulu dari
Mataram. Sedang pajang sendiri adalah sebagai kelanjutan dari. Kota Padang
menjadi puing-puing sebagai akibat pemberontakan Nya kepada Mataram pada
1618.
Masuk dan berkembangnya agama Islam ke daerah pedalaman atau pulau Jawa
agak nya berjalan lambat. Masuk dan menyebarnya Agama Islam ke daerah
pedalaman bersamaan dengan ekspansi militer yang dilancarkan oleh Demak.
Kapan Islam mulai memasuki pedalaman tidak dapat dipastikan, namun yang jelas
sesudah abad ke-15 itupun sebelum dapat dikatakan berjalan lancar. Sampai dan
selama abad ke-16 bagi masyarakat pedalaman agama Islam masih dipandang
sebagai agama dan peradaban asing. Konsep tuhan dan konsep mistik Islam
pedalaman ini bersifat pantheistis.
Kerajaan Pajang
Baik serat Kanda maupun Babad Tanah Jawi memuat banyak cerita mengenai
pendiri Kerajaan Pajang. Waktu kecilnya bernama Mas karebet sebab pada saat
lahirnya sedang diadakan pertunjukan wayang beber di rumahnya. Pada masa
remaja Ia bernama Jaka Tingkir karena sepeninggal ayahnya ia dipelihara oleh janda
di Tingkir. Setelah Sultan Demak gugur pada 1546 raja pajang yang masih muda itu
berhasil menggunakan kekacauan yang sedang berkecamuk di ibukota untuk
mengambil alih kekuasaan. Jaka Tingkir kemudian mengambil alih kekuasaan serta
memindahkan pusat kekuasaan dari Demak ke Pajang di pedalaman. 11
11
A. Daliman, Islmisasi dan Perkembangan Kerajaan-kerajaan Islam di Indonesia,
(Yogyakarta: Penerbit Ombak, 2021), hal.167
akhir abad XVI tersebut sekaligus menandai berakhirnya kerajaan Islam di pesisir
Utara Jawa dan bergeser masuk ke pedalaman yang bercorak agraris.12
Sebagai ahli waris utama kerajaan Demak Sultan Adiwijaya telah mampu
mempertahankan daerah kekuasaan yang telah diwariskan oleh Demak itu dengan
sebaik-baiknya di tanah pedalaman Jawa Tengah Jawa Barat dan Jawa Timur. Pada
abad ke-16 batas-batas Kerajaan Pajang meliputi daerah Banyumas di bagian barat
dan daerah medium di bagian timur.
Pada abad ke-16 dan ke-17 panjang sangat maju di bidang pertanian sehingga
merupakan lumbung beras terkemuka pada zamannya. Pada masa-masa awal
kerajaan Demak diperkirakan pajang dan Mataram sudah mengekspor beras yang
melalui Bengawan salak yang menjadi urat nadi jalur perniagaan Pada masa itu.
Sepeninggal Sultan Adi Adi Wijaya pada 1587 itu kerajaan banyak ditaklukan
oleh negara bawahannya Mataram. Pemberontakan pajang terhadap Mataram pada
masa pemerintahan Sultan Agung telah menghancurkan panjang untuk selama-
12
Ahmad Sugiri, Sejarah Kebudayaan Islam Indonesia Abad VII Sampai Abad XV, (Serang: A-
Empat, 2021), hal. 43
lamanya. Pemberontakan ini terjadi pada 1617-1618 dan memperoleh dukungan
dari pihak-pihak yang tidak puas di Mataram.
Kerajaan Mataram
Mataram terletak di daerah aliran Sungai Opak dan Progo yang bermuara di laut
selatan. Daerah ini sangatlah subur karena tanahnya terdiri dari endapan endapan
vulkanik yang berasal dari Gunung Merapi dan Gunung Merbabu. Pada abad ke-14
waktu Majapahit mencapai puncak kejayaannya, Mataram sebagai salah satu tanah
mahkota pedalaman rupanya dipandang kurang penting artinya.
7. Capther VII
Kerajaan –Kerajaan Islam di Indonesia Bagian Timur sampai Abad
ke-17
Masuknya Islam ke Kalimantan melalui dua arah, dari arah barat dan dari arah
selatan. Jatuhnya Malaka ke tangan Portugis pada 1511 seperti halnya jatuhnya
Baghdad pada 1258 justru membawa akibat perkembangan Islam lebih luas dan
lebih jauh lagi. Banyak pula di antara pedagang-pedagang Islam dari Malaka yang
pindah dan menetap di pesisir Kalimantan Barat Titik perkembangan Islam di
daerah daerah Kalimantan Selatan dan Timur banyak dilakukan oleh orang-orang
Islam yang datang dari Jawa.
Kerajaan Brunei
Kerajaan Brunei berdiri pada awal abad ke-16 titik kerajaan ini terletak di
pesisir Barat Kalimantan Utara. Pengaruh Islam kerajaan ini terasa sampai di
Filipina. Peranan Brunei dalam perdagangan cukup penting Itulah sebabnya maka
pada 1530 Portugis datang kepada Sultan Brunei untuk memohon diperkenankan
membuka kembali hubungan dagang dengan Malaka setelah putus akibat Malaka
direbutnya pada 1511.
Kerajaan Sukadana
Kerajaan Sukadana terletak di bagian barat daya Pulau Kalimantan, ibu kota
Sukadana merupakan pusat perdagangan Intan di Kalimantan Barat. Pada 1550
agama Islam mulai memasuki kerajaan Sukadana titik penyiaran Islam di daerah
Kerajaan ini banyak dilakukan oleh guru-guru agama Islam atau mubaligh yang
datang dari Jawa ke disamping dari Malaka atau dari Palembang.
Semula kerajaan Sukadana berkedudukan sebagai bagian dari kerajaan
Majapahit. Pada awal abad ke-17 Sukadana berada di bawah kekuasaan Surabaya.
Setiap tahun Sukadana harus menyerahkan upeti ke Surabaya Sampai saat Surabaya
ditaklukan oleh Mataram pada 1622. Sukadana sebagai bawahan Banjarmasin
berlangsung sampai 1787 sampai saat datangnya kekuasaan Belanda di sana.
Kerajaan Banjarmasin
Kerajaan Kutai
Kerajaan Makassar terdiri dari dwitunggal kerajaan, yaitu Gowa dan Tallo yang
kemudian bergabung menjadi satu pada pertengahan abad ke-16. Gua sebagai pusat
kekuasaan politik baru dimulai pada pertengahan abad ke-16. Mula-mula Kerajaan
Gowa hanyalah sebuah kerajaan kecil saja kerajaan ini asalnya terdiri dari 9 daerah
ialah Tombalo, Laking, Saumata, Parang-parang, Data, Agong-Jene, Besir, Railing
dan Sero.
Proses Islamisasi di daerah Gowa dapat diketahui dari hikayat hikayat Gowa
Tallo dan Wajo. pengembangan Islam di Sulawesi Selatan Ini berjalan secara damai.
Peranan Gowa Tallo dalam perdagangan adalah sebagai Bandar transito bagi
perdagangan rempah-rempah.
Kerajaan Bugis
Jauh sebelum datangnya Islam dan orang-orang barat ke Maluku telah lama
menjalin hubungan dengan penduduk Indonesia yang lain dan bangsa-bangsa di
benua Asia. Pada dasarnya masyarakat Maluku sebelum datangnya Islam belum
mengenal bentuk-bentuk kerajaan titik pemimpin mereka dipilih dari antara para
ketua. kepemimpinan ini bergilir untuk periode waktu tertentu.
Menurut tradisi setempat agama Islam telah datang di daerah Maluku sejak
abad ke 14. Raja Ternate yang ke 12, Molomateya (1330-1357) bersahabat karib
dengan orang Arab yang memberi petunjuk cara-cara pembuatan kapal, meskipun
agak nya belum sampai pada masalah-masalah agama.
Kerajaan jailolo
Kerajaan Ternate
Dengan menetapnya orang Jawa krama Melayu dan Arab di Ternate maka
agama Islam pun masuk ke pulau ini. Islam masuk ke Ternate sejak abad ke-15
1440. Ketika Raja Zainal Abidin memerintah di Ternate, Ia mengambil kesempatan
untuk belajar agama di Giri atau Gresik. Mubaligh Datuk Mulia Husin mengambil
peranan penting pula dalam pengembangan Islam di wilayah Ternate. Berkali-kali
timbul pertentangan antara pemeluk agama Katolik dengan pemeluk agama Islam di
Maluku lebih-lebih lagi oleh Karena sepak terjang orang Portugis yang
menyakitkan hati.13
Kerajaan Tidore
Di sebelah selatan Ternate terletak lah kerajaan Tidore. Kerajaan Tidore ini
memiliki pengaruh yang sama besarnya dengan Ternate. Keduanya saling bersaing
berebut pengaruh. Atas jasa seorang penganjur agama Islam yang bernama Syekh
Mansyur maka Tidore berhasil diislamkan. Raja Tidore yang pertama masuk Islam
13
A. Daliman, Islmisasi dan Perkembangan Kerajaan-kerajaan Islam di Indonesia,
(Yogyakarta: Penerbit Ombak, 2021), hal. 212
14
Binuko Amarseto, Ensiklopedia Kerajaan Islam di Indonesia , (Yogyakarta: Istana Media,
2015), hal.237
adalah Cirali Lijitu, yang kemudian mengambil gelar Sultan Jamaludin. Setelah
wafat ia digantikan oleh putranya yang bergelar Sultan Al Mansur. Pengambilan
gelar itu rupanya dimaksudkan sebagai penghargaan atas jasa Perintis Islam Syekh
Mansyur. Pertikaian antara Spanyol dan Portugis sungguh memperlemah kedudukan
Ternate dan Tidore sendiri, perebutan benteng Spanyol di Tidore pada 1527
merupakan salah satu contohnya.
Kerajaan bacan
Raja Islam pertama dari kerajaan bacan adalah Sultan Zainal Abidin. Ia mulai
memeluk Islam sejak 1521. Dalam pemerintahannya ia didampingi seorang
Mangkubumi titik atas usaha-usaha mubaligh-mubaligh Islam dari bacaan dan
didukung oleh kerajaan-kerajaan Islam dari Maluku lainnya maka agama Islam
sampai pula di Irian.
Pulau pulau Nusa Tenggara merupakan Ultima thule atau sudut terjauh dalam
perkembangan Islam. Wilayah ini merupakan bagian-bagian daerah Indonesia yang
paling belakangan berkenalan dengan dan menerima agama Islam. Faktor geografis
merupakan sebab utamanya.
Kepulauan Nusa Tenggara menerima Islam dari Maluku, tetapi lebih-lebih dari
Sulawesi Selatan atau Kerajaan Gowa dari Makassar. Jelas agama Islam baru
memasuki Nusa Tenggara sekitar abad ke 17, ini pun terbatas pada pulau pulau
seperti Sumbawa dan Lombok. Seperti halnya di Maluku, di Nusa Tenggara pun
dalam perkembangannya agama Islam harus menghadapi saingan dari agama
Katolik.
8. Capther VIII
Kerajaan-kerajan Islam di Indoneia Abad ke-17 dan ke-18
Kerajaan Aceh
15
A. Daliman, Islmisasi dan Perkembangan Kerajaan-kerajaan Islam di Indonesia,
(Yogyakarta: Penerbit Ombak, 2021), hal. 221
Diperjelas dalam buku Sejarah Islam di asia Tenggara, yaitu Kesultanan Aceh
Darussalamdiduga berdiri pada abad ke-15 M, di atas puing-puing kerajaan Lamuri
oleh Sultan Muzaffar Stah (1465-1497).16
Usaha Sultan Ali mughayat Syah untuk merintis berdirinya Aceh sebagai negara
Islam yang merdeka dan berdaulat dilanjutkan oleh Sultan Alaudin riayat Syah dan
oleh penggantinya, Sultan Ali rakyat Syah. Pada 1606 Aceh diserang oleh orang-
orang Portugis di Malaka. pada tahun 1607 Perkasa alam ditahtakan sebagai Sultan
dengan gelar Sultan Iskandar Muda. Politik ekspansi dan politik-ekonomi Sultan
Iskandar Muda pada dasarnya melanjutkan garis-garis politik yang telah diletakkan
oleh raja-raja sebelumnya.
Sultan Iskandar Muda yang meninggal pada 1636 digantikan oleh menantunya,
Iskandar thani atau Sani. Dalam masa pemerintahan Sultan Iskandar thani kejayaan
Aceh masih membubung terus kamu akan tetapi setelah ia wafat pada 15 Februari
1641 keadaan negeri itu menjadi semakin mundur Titiek tidak adanya putra
mahkota menimbulkan perselisihan di kalangan keluarga istana yang akan
mengantarkan kerajaan besar itu kepada keruntuhan.
Sistem dan struktur pemerintahan kerajaan Aceh didasarkan pada suatu undang-
undang tata pemerintahan yang disebut adat mahkota alam karena undang-undang
ini disusun pada masa pemerintahan Sultan Iskandar Muda 1607-1636. Seluruh
wilayah kesultanan Aceh Raya dibagi menjadi 3 wilayah pagi dan wilayah pusat
Kerajaan. Kekuasaan raja atau Sultan hanya bersifat nominal. Kekuasaan
pemerintahan yang sesungguhnya berada pada para hulubalang atau Panglima Sagi.
Penghasilan kerajaan diperoleh dari pemungutan pajak dan cukai yang di Aceh
disebutnya wase. Lokasi Aceh yang berada di pintu gerbang Indonesia, maka tidak
mengherankan apabila akan menjadi pangkalan pelayaran dan perdagangan kamar
utama bagi yang datang dari barat. Hubungan diplomasi dan militer mulai dilakukan
setelah Aceh harus menghadapi penetrasi barat,
16
Helmiati, Sejarah Islam di Asia Tenggara, ( Riau: LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN
KEPADA MASYARAKAT UNIVERSITAR ISLAM NEGERI SYARIF KASIM RIAU, 2014), hal.38
menurut Bustanussalatina raja-raja Aceh sangat memajukan kehidupan
beragama antara lain dengan membangun banyak masjid serta melakukan Perang
Jihad terhadap orang-orang kafir. Sultan Iskandar thani juga diceritakan sangat
mendorong kehidupan beragama dan membangun banyak tempat ibadah agama
antara lain Masjid Baitul masjid.
Kerajaan Banten
Faktor utama yang diikuti yang ikut mendorong tampilnya Banten sebagai pusat
perdagangan Sudah barang tentu karena letaknya yang strategis. Ekspor lada dari
Banten memiliki daya tarik yang cukup kuat sampai-sampai Portugis sendiri harus
mengadakan hubungan dagang dagang Banten. Akhirnya Banten menjadi Bandar
transito. Banten menjadi pusat pengumpulan dan pengiriman barang-barang
perdagangan dari dalam dan luar negeri.17
Saya setuju dengan penjelasan di atas, karen melihat posisi Banten yang
strategis sehingga tidak diragukan kalau Banten menjadi penguasa jalur pelayaran
dan perdagangan. Diperjelas juga dalam buku Binuko Amarseto yang berjudul
Ensiklopedia Kerajaan Islam di Indonesia, memaparkan bahwa Banten secara
geografis terletak di bagian paling Barat dari Pulau Jawa, Banten memiliki luas
sekitar 114 mil persegi. Dengan posisi yang strategis ini kerajaan Banten
berkembang menjadi kerajaan besar di Pulai Jawa dan bahkan menjadi saingan
berat bagi VOC di Batavia pada masanya.18
Sejak 1651 Banten diperintah oleh Sultan Abdul Fatah titik dia adalah Sultan
Banten yang terbesar dan lebih dikenal dengan sebutan Sultan Ageng Tirtayasa
kemudian Raja ini mendirikan Keraton baru yang dinamakan Tirtayasa, sehingga
namanya pun menjadi terkenal dengan gelar Sultan Ageng Tirtayasa. Mula-mula
17
A. Daliman, Islmisasi dan Perkembangan Kerajaan-kerajaan Islam di Indonesia,
(Yogyakarta: Penerbit Ombak, 2021), hal.237
18
Binuko Amarseto, Ensiklopedia Kerajaan Islam di Indonesia , (Yogyakarta: Istana Media,
2015), hal. 141
usaha Sultan Agung untuk menyayangi Batavia itu tidak diperlihatkannya benar
pada 1652 dia mengadakan persetujuan dengan Belanda yang menetapkan batas
daerah antara Banten dan VOC adalah sungai Cisadane.
Raja-raja Banten menggunakan gelar Sultan titik gelar Sultan untuk pertama
kalinya secara resmi baru dipergunakan sejak 1638 oleh Sultan Abdul mufakir
Mahmud Abdul Qodir 1605-1651. Keluarga raja di Banten disebut warga titik
agama mendapat tempat tersendiri dalam Kesultanan Banten pengaruh kaum ulama
sangat besar dalam pemerintahan titik Sultan Ageng Tirtayasa mengangkat Syekh
Yusuf seorang ulama yang berasal dari Makassar menjadi penasehat agama
kerajaan.
Kerajaan Makassar
Datangnya Pedagang pedagang dari Jawa Timur pada abad ke-17, maka
Makassar menjadi tempat penimbunan terbesar untuk perdagangan rempah-rempah
dari Maluku titik kini Makassar menjadi Bandar transito yang menggantikan
peranan yang telah dilakukan oleh Jawa Timur selama berabad-abad. Sejak
pertengahan abad ke-17 Makassar menjadi pusat pemasaran hasil-hasil dari wilayah
Indonesia Timur serta tempat pengambilan bahan makanan.
Kerajaan Makassar sendiri dari dua kerajaan kembar ialah Kerajaan Gowa dan
kerajaan Tallo namun masyarakat biasa menyebutnya saja Kerajaan Makassar.
Sultan Hasanuddin mengembangkannya menjadi suatu kerajaan maritim yang besar
dan gaya. Sultan Hasanuddin bekerja keras untuk menyatukan wilayah darat dan
wilayah laut sehingga mampu menjamin kemantapan kerajaannya sebagai negara
maritim yang kuat ke merdeka dan berdaulat.
Kerajaan Mataram
Sampai pada saat meninggalnya pada 1601 senapati telah berhasil meletakkan
dasar-dasar kekuasaan Mataram atas Jawa Tengah dan sebagian Jawa Timur. Politik
ekspansi sanapati dilanjutkan oleh pengganti penggantinya ialah Mas jolang dan
lebih-lebih Sultan Agung Mas jolang atau Panembahan Krapyak 1601- 1613 lebih
banyak menggunakan waktu pemerintahannya untuk mempertahankan daerah
daerah Taklukan yang diwariskan dari ayahnya.19
Sepeninggal Mas jolang tampilan Raden Mas jatmika atau Raden Mas rangsang
sebagai raja menggantikan ayahnya dengan gelar Prabu pada hitam
hanyakrakusuma dan kemudian Sultan Agung senapati ing alaga ngabdurrahman
sayidin panatagama atau lebih terkenal dengan nama Sultan Agung. Usia Raden
Mas Martapura yang pada waktu itu baru 8 tahun kiranya dapat menjelaskan
mengapa sepeninggal Mas jolang maka yang tampil menggantikan sebagai raja
adalah Mas rangsang yang pada waktu itu telah berusia 20 tahun.
19
A. Daliman, Islmisasi dan Perkembangan Kerajaan-kerajaan Islam di Indonesia,
(Yogyakarta: Penerbit Ombak, 2021), hal. 261-262
seluruh monopoli perdagangan beras, maka seluruh daerah wilayah kerajaan harus
memasak beras berasnya ke Mataram.
9. Capther IX
Islam menghadapi penetrasi Barat
Motif utama bangsa barat untuk mencari jalan ke Asia adalah hasrat untuk
selekas mungkin mendapatkan kekayaan dan keuntungan melalui perdagangan.
Sejak datangnya bangsa-bangsa barat yang dipelopori oleh bangsa Portugis pada
bagian terakhir abad ke-15 dan diikuti oleh bangsa-bangsa Spanyol Belanda dan
Inggris kamu sejarah bangsa-bangsa Asia berhubungan erat dengan bangsa-bangsa
barat Eropa pergaulan bangsa-bangsa Asia dengan bangsa-bangsa barat tersebut
akan membawa serta masuknya nilai-nilai baru yang telah berkembang di Eropa
sejak timbulnya renaissance dan humanisme yang kemudian menjadi dasar bagi
terbentuknya peradaban dan kebudayaan Eropa. Nilai-nilai baru itu ialah
individualisme dan rasionalisme. Paham liberalisme menimbulkan gerakan gerakan
yang menghendaki pemerintahan konstitusi konstitusional untuk melawan
pemerintahan absolut pada waktu itu.
Berbeda dengan gerakan ekspansi bangsa Portugis dan bangsa Spanyol maka
gerakan Ekspedisi bangsa Inggris dan bangsa Belanda yang dimulai 1 abad
kemudian tepatnya sejak abad ke-17 lebih bersifat komersial murni. Di Indonesia
sendiri pertentangan antara Islam dengan masuknya pengaruh dan orang-orang
Barat itu lebih memperoleh kontes-kontes Indonesia perjuangan bangsa Indonesia
melawan kolonialisme dan imperialisme barat Lebih didorong untuk membela dan
mempertahankan hak dan kedaulatannya tidur.
Renaissance Islam
Faktor pendorong pertama bagi Renaissance Islam adalah reformisme dan
modernisme Islam yang berasal dari Sayyid Jamaluddin Al afghani 1838- 1897.
Faktor pendorong kedua dari luar adalah reformisme dan modernisme dari India
pengaruh dari dia ini memang kurang begitu spektakuler namun secara intelektual
tak dapat diabaikan faktor pendorong yang paling penting bagi timbulnya
Renaissance Islam di Indonesia adalah pengaruh para haji Indonesia sendiri yang
pulang dari tanah suci. Sejak abad ke-19 jumlah orang Indonesia melakukan ibadah
haji ke Mekah semakin bertambah.
10. Penutup
a. Rangkuman
Menurut Reviewer buku cukup begitu jelas dan lengkap, hanya saja buku
ini dalam penggunaan tanda bacanya banyak yang tidak sesuai dengan kaidah, dan
ada penjelasan dan bahasanya yang berbelit-belit sehingga tidak ada titik
kesimpulan dari pembahasan.
Dalam buku ini memaparkan tentang Islamisasi dan Perkembangan proses
masuknya Islan di Nusantara. Selain itu juga mnejelaskan perkembangan kota-kota
di kerajaan-kerjaan yang bercorak Islam, konflik antar kerejaan-kerajaan bercorak
Islam berikut tokoh-tokohnya, hingga perjuangan kerajaan-kerajaan bercorak Islam
di Nusantara dalam melawan penjajahan Belanda.