1. MUHAMMAD YAMIN
Mohammad Yamin merupakan pahlawan yang memperjuangakan persatuan dan kesatuan pemuda
melalui Sumpah Pemuda tahun 28 Oktober 1928. Beliau adalah seorang sastrawan, politikus dan ahli
hukum yang disegani sebagai Pahlawan nasional Indonesia. Beliau Lahir di Sawah Lunto Sumatera Barat
pada tanggal 24 Agustus 1903. Biografi Mohammad Yamin dimulai dari Riwayat pendidikan Mohammad
Yamin di awali dengan pendidikan dasar d Palembang, kemudian ia melanjutkan sekolahnya di
Yogyakarta yaitu Sekolah AMS. Disana ia juga mempelajari sejarah purbakala dan beberapa bahasa di
dunia seperti latin, kael dan Yunani. Setelah itu ia melanjutkan pendidikan hukum di Batavia. Ia
memperoleh gelar Messter in de Rechten/Sarjana Hukum dari Rechtshoogeschool te Batavia.
Kisah hidup Mohammad Yamin pada masa penjajahan pemerintahan Belanda, di isi dengan bergabung
dengan beberapa organisasi kepemudaan. Salah satu organisasi yang ia ikuti saat beliau masih kuliah
adalah Jong Sumateranen Bond. Bersama organisasinya ini Beliau terlibat dalam panitia Sumpah
pemuda. Setelah mendapatkan gelar S 1 nya ia juga bergabung menjadi anggota PARTINDO yang tidak
bertahan lama. Biografi Mohammad Yamin dilanjutkan keikutsertaan Mohammad Yamin mengikuti
organisasi Gerinda bersama kapau Gani, Amir Syarifuddin dan Adenan. Pada saat pemerintahan penjajah
jepan Mohammad Yamin masih tetap bergerak untuk mencapai kemerdekaan melalui Pusat Tenaga
Rakyat bentukan Jepang. Selain itu ia juga terpilih sebagai anggota dalam badan bentukan pemerintahan
jepang yaitu badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI).
Setelah Indonesia mendapatkan kemerdekaan dan kekuasaan negara dipimpin oleh Soekarno Hatta,
beliau diangkat sebagai pemangku jabatan penting dalam sebuah negara. Biografi Mohammad yamin
mencatat beliau pernah menjabat sebagai anggota DPR dari tahun 1950. Cerita hidup Mohammad
Yamin dilanjutkan dengan menjadi menteri kehakiman pada tahun 1952 hingga 1952. Dilanjutkan dari
tahun 1953 hingga 1955 Beliau menjadi menteri Pengajaran, Pendidikan dan Kebudayaan. Beliau juga
sempat menjabat ketua Dewan perancang Nasional pada tahun 1962. Beliau juga menjadi pengawas
IKBN Antara (1961-1962) dan menjadi menteri penerangan (1962-1963).
Terlepas dari biografi Mohammad Yamin yang mencatat keberhasilan karier nya di bidang politik, beliau
juga merupakan seorang sejarahwan dan sastrawan. Beliau juga dikenal sebagai perintis puisi Modern di
Indonesia. Beliau sering menulis dan menerbitkan tulisan-tulisannya dalam journal berbahasa belanda
maupun berbahasa melayu. Karyanya yang telah diterbitkan adalah puisi Tanah Air dan Tumpah
Darahku. Karyanya tersebut sebagian besar berbentuk sonata. Tidak hanya terbatas pada puisi, beliau
juga menerbitkan esai, drama dan terjemahan karya Shakespeare dan Rabindranath Tagore.
Pahlawan Nasional Indonesia ini mengakhiri Biografi Mohammad Yamin dengan tutup usia di Jakarta
pada tanggal 17 oktober 1962 di usia nya 59 tahun. Berdasarkan perjuangan hidup Mohammad Yamin
kepada Indonesia, beliau mendapat penghargaan Bintang Mahaputra RI dari Presiden, Penghargaan
Corps Polisi Militer atas jasanya telah menciptakan lambang gajah mada dan Panca Darma corps, dan
penghargaan panglima Kostrad.
1. Gelar pahlawanan nasional pada tahun 1973 sesuai dengan SK Presiden RI No. 088/TK/1973
Bintang Mahaputra RI
2. Tanda penghargaan dari Corps Polisi Militer sebagai pencipta lambang Gajah Mada dan Panca
Darma Corps
3. Tanda penghargaan Panglima Kostrad atas jasanya menciptakan Petaka Komando Strategi
Angkatan Darat.
2. SOEPOMO
- Profil Soepomo
Pahlawan nasional yang merupakan pencetus sekaligus arsitek UUD 1945 ini dikenal dengan nama Prof.
Mr. Soepomo. Ia adalah seorang ahli hukum pada generasi pertama yang sudah ada ketika Indonesia
merdeka. Dalam biografi Soepomo, semasa hidupnya hingga akhir hayatnya ia juga berturut serta
berperan dalam pembentukan adanya sistem nasional. Nama Soepomo sering terdengar saat
menempuh pendidikan di sekolah dasar maupun menengah. Berikut akan diulas kembali sejarah dari
beliau, agar anda bisa mengetahui secara jelas dan mengingat kembali perjalanan hidup Soepomo saat
memerdekakan Indonesia.
Prof. Mr. Soepomo lahir di kota Sukoharjo, Jawa Tengah pada tanggal 22 Januari 1903. Dalam biorafi
soepomo disebutkan bahwa ia terlahir dari kalangan keluarga ningrat aristocrat jawa. Kakek dari pihak
ibunya adalah Raden Tumenggung Wirjodirodjo, bupati Nayak dari Sragen. Sedangkan Kakek dari pihak
ayahnya adalah raden Tumenggung Reksowardono, bupati Anom Sukaharjo pada masa kejayaannya
dulu. Pada tahun 1917 pahlawan Soepomo beruntung memiliki keluarga dari keluarga priyayi, sehingga
ia memiliki kesempatan untuk bisa menjajaki pendidikan di ELS yaitu sekolah yang setingkat dengan
sekolah dasar di daerah Boyolali. Kemudian di tahun 1920 Soepomo melanjutkan pendidikannya di
MULO di kota Solo. Setelah itu meneruskan pendidikan hukumnya di Bataviasche Rechtsschool di
Batavia dan lulus pada tahun 1923. Kemudian ia ditunjuk oleh kolonial Belanda sebagai pegawai negeri
pemerintahannya yang di bantu oleh ketua dari pengadilan negeri Sragen tahun 1977. Kemudian di
antara tahun 1924 hingga 1927, beliau mendapatkan kesempatan untuk melanjutkan studinya ke
Rijksuniversiteit Leiden di Belanda yang dibimbing oleh Cornelis van Vollenhoven. Ia adalah seorang
professor hukum arsitek yang dikenal sebagai tokoh ilmu hukum adat Indonesia dan seorang ahli hukum
di bidang hukum internasional, yaitu salah satu konseptor Liga Bangsa Indonesia.
Pada tahun 1927 dalam biografi Soepomo juga dijelaskan bahwa ia pernah menyandang gelar sebagai
doctor dengan judul disertasinya yaitu Reorganisatie van het Agrarisch Stelsel in het Gewest Soerakarta
(Reorganisasi Sistem Agraria di Wilayah Surakarta). Dalam disertasinya, Soepomo bukan hanya
mengupas adanya sistem agraria tradisional saja akan tetapi juga meneliti hukum-hukum kolonial yang
terkait dengan pertahanan di daerah Surakarta. Dengan menggunakan bahasa belanda yang ditulis
secara halus dan tidak langsung dan menggunakan argument kolonialnya, kritik Soepomo atas wacana-
wacana kolonial yaitu tentang proses transisi agrarian di letakkan dalam disertasinya tersebut.
Pada buku biografi soepomo tentang bahasa belanda yang terkait dengan krtikan-kritikan tersebut yang
pada dasarnya saat menyatakan kritikan kolonialnya, Soepomo meletakkan etika jawanya saat
melakukan penulisan subjeytivitas pada argumentnya tersebut. Ini bisa dilihat di buku Frans Magnis-
Suseno tentang etika jawa dan buku Ben Anderson tentang Language and Power, sebagai patokan
tentang etika jawa untuk memahami strategi dan cara pandang agensi Soepomo.
Hampir tidak ditemukan di biografi Soepomo, kecuali satu karangan Soegito (1977) yang menyatakan
bahwa berdasarkan departemen pendidikan dan kebudayaan, Marsilam Simanjutak mengatakan bahwa
Soepomo adalah sumber munculnya fasisme di Negara Indonesia karena adanya kekaguman Soepomo
terhadap sistem pemerintahan jepang dan jerman. Simanjuntak menilai bahwa Negara orde baru pada
jendral Soeharto adalah bentuk Negara yang sistem pemerintahannya paling dekat dengan Soepomo.
Akan tetapi ini perlu di pertimbangkan dan diperdebatkan lagi. Soepomo meninggal di usia muda akibat
sakit serangan jantung yang dideritanya. Ia meninggal pada tanggal 12 September 1959 di Jakarta dan
dimakamkan di daerah Solo. Semoga informasi di atas dapat memberikan gambaran serta wacana bagi
pembaca.
- Pendidikan Soepomo
1. ELS (Europeesche Lagere School) di Boyolali (1917)
2. MULO (Meer Uitgebreid Lagere Onderwijs) di Solo (1920)
3. Bataviasche Rechtsschool di Batavia (lulus tahun 1923)
4. Rijksuniversiteit Leiden/Leiden University (1924)
-Karir Soepomo
1. Pegawai yang diperbantukan pada Pengadilan Negeri Yogyakarta
2. Anggota Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI)
3. Anggota Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI)
4.Ketua Panitia Kecil Perancang UUD
5. Menteri Kehakiman
6. Rektor Universitas Indonesia (1951-1954)
-Penghargaan Soepomo
Gelar Pahlawan Kemerdekaan Nasional (1965)
3. JENDRAL SUDIRMAN
Biografi Pendidikan Jendral Sudirman di mulai Hollandsch Inlandsche School, namun ketika tahun kelima
Jendral Sudirman berhenti dari sekolahnya dan kemudian melanjutkan sekolahnya di Yogyakarta di
sekolah Taman Siswa. Setelah itu Jendral Sudirman melanjutkan ke Sekolah Menengah Wirotomo.
Jenderal Sudirman juga berbakat dalam berbagai ilmu pelajaran dan ia juga memperdalam ilmu agama.
Berdasarkan buku biografi Jendral Sudirman, gurunya Suwarjo Tirtosupono dan Raden Muhammad
Kholil mendidiknya dengan baik. Setelah lulus dan setelah kematian ayah tirinya beliau yang berusia 19
tahun juga sempat mengajar di sekolah Wirotomo. Jendral Sudirman juga aktif di organisasi Kepanduan
Putra Muhammadiyah, beliau memimpin Hizboel Wathan. Selanjutnya beliau juga belajar satu tahun di
sekolah guru di Surakarta yaitu di Kweekschool.
Setelah itu Jenderal Sudirman juga lebih giat bergerak di organisasi kepemudaan Muhammadiyah.
Jenderal Sudirman dikenal sebagai pemimpin yang pintar untuk bernegosiasi. Jendral Sudirman juga
menikah dengan teman saat sekolah dulunya. Perempuan yang dinikahinya bernama Alfiah dan
mempunyai keturunan 4 orang putra dan seorang putri. Sebelum kedatangan tentara Jepang, jenderal
Sudirman di minta oleh Belanda untuk memberi pelatihan terhadap tentara pribumi tentang pelatihan
kemiliteran. Dan pada tahun 1942, kedatangan Jepang di Indonesia semakin memperburuk keadaan
ekonomi dan kesejahteraan rakyat pribumi. Banyak sekolah yang ada ditutup oleh Jepang, salah satunya
adalah sekolah yang tempat beliau mengajar. Namun setelah beberapa waktu berlalu, dalam buku
biografi Jendral Sudirman, beliau mampu bernegosiasi dengan pemerintah jepang untuk membuka
sekolah y tersebut.
Pada masa pemerintahan Jepang, berdasarkan biografi jendral Sudirman, beliau aktif memimpin
organisasi bentukan Jepang yang bertujuan menjaga keamanan Indonesia dari pihak sekutu. Sudirman
memimpin Syu Sangikai, bergabung dengan Pembela TanaH Air (PETA). Oleh karena itu Beliau mengikuti
pelatihan di Bogor. Karena kepiwaiannya, Jendral Sudirman diangkat sebagai Komandan dan
dipersenjatai dengan peralatan lengkap dan ditempatkan di Batalion Kroya, Banyumas, Jawa Tengah.
Hingga sampai pada terjadinya Bom Atom Nagasaki dan Hirosima, jendral Sudirman membantu
Soekarno hatta dan pejuang lainnya untuk mengamankan persiapan kemerdekaan. Setelah
kemerdekaan, negara Indonesia perlu membentuk pasukan keamanan/ tentara Indonesia.
Kisah perjuangan Jendral Sudirman berlanjut dengan bergabungnya beliau dengan BKR yang akhirnya
berganti menjadi TKR (yang sekarang disebut TNI). Pada masa it pangkat jendral Sudirman mulai
berkembang karena keuletannya. Mulai dari pangkat colonel letnan jenderal, jenderal, hingga jenderal
Besar. Selain itu jenderal Sudirman juga berperan secara langsung dalam perang Ambarawa dalam
mempertahankan dan mengusir tentara sekutu yang diboncengi NICA. Setelah menyusun perjanjian
linggarjati dan melawan Belanda dalam Agresi Militer ke 1 dan 2, setahun kemudian jendral sudirman
meninggal karena penyakit TBC yang beliau rasakan bertahun-tahun lamanya. Demikian lah biografi
Jendral Sudirman, semoga bermanfaat.
“Tentara bukan merupakan suatu golongan di luar masyarakat, bukan suatu kasta yang berdiri di atas
masyarakat. Tentara tidak lain dan tidak lebih dari salah satu bagian masyarakat yang mempunyai
kewajiban tertentu.”
“Tentara hanya mempunyai kewajiban satu, ialah mempertahankan kedaulatan negara dan menjaga
keselamatannya. Sudah cukup kalau tentara teguh memegang kewajiban ini, lagipula sebagai tentara,
disiplin harus dipegang teguh. Tentara tidak boleh menjadi alat suatu golongan atau orang siapapun
juga.”
“Karena kewajiban kamulah untuk tetap pada pendirian semula, mempertahankan dan mengorbankan
jiwa untuk kedaulatan negara dan bangsa kita seluruhnya.”
“Pelihara TNI, pelihara angkatan perang kita. Jangan sampai TNI dikuasai oleh partai politik manapun
juga. Ingatlah, bahwa prajurit kita bukan prajurit sewaan, bukan prajurit yang mudah dibelokkan
haluannya. Kita masuk dalam tentara, karena keinsyafan jiwa dan sedia berkorban bagi bangsa dan
negara.”
“Kemerdekaan satu negara, yang didirikan diatas timbunan runtuhan ribuan jiwa-harta-benda dari
rakyat dan bangsanya, tidak akan dapat dilenyapkan oleh manusia siapapun juga.”
“Jangan mudah tergelincir dalam saat-saat seperti ini, segala tipu muslihat dan provokasi-provokasi yang
tampak atau tersembunyi dapat dilalui dengan selamat, kalau kita waspada dan bertindak sebagai
patriot.”
-PENDIDIKAN JENDRAL SUDIRMAN
1. Sekolah Taman Siswa
2. HIK (sekolah guru) Muhammadiyah, Solo tetapi tidak sampai tamat.
3. Pendidikan Militer Pembela Tanah Air (PETA) di Bogor
- KARIR JENDRAL SUDIRMAN
1. Guru di HIS Muhammadiyah di Cilacap
2. Panglima Besar TKR/TNI, dengan pangkat Jenderal
Panglima Divisi V/Banyumas, dengan pangkat Kolonel
Komandan Batalyon di Kroya
Bung tomo yang memiliki nama lengkap Soetomo adalah laki-laki kelahiran Surabaya pada tanggal 02
Oktober 1920, merupakan putra dari Kartawan Tjiptowidjojo terlahir dari keluarga kelas menengah
setengah priyayi, bung tomo juga menempuh pendidikan yang hampir setara dengan anak-anak
kompeni saat itu, padahal waktu itu sangat sulit mendapatkan akses pendidikan bagi warga pribumi,
bung tomo muda juga aktif mengikuti berbagai macam organisasi, salah satunya adalah organisasi
kepanduan bangsa indonesia yang juga merupakan organisasi cikal bakal pramuka di indonesia, bung
tomo sendiri mengatakan bahwa selama bergabung dengan organisasi ini banyak sekali hal yang ia
pelajari sebagai landasannya memperjuangkan negara indonesia, mengetahui biografi bung tomo
merupakan hal yang sangat penting untuk menumbuhkan rasa nasionalisme generasi muda indonesia.
Bung tomo juga memiliki karir yang cemerlang di segala bidang yang pernah bung tomo geluti,
diantaranya adalah sebagai jurnalist, bung tomo memiliki minat yang sangat tinggi terhadap dunia
jurnalistik pada masa mudanya, puncak karir bung tomo di dunia jurnalistik adalah menjadi pemimpin
redaksi pada kantor berita antara, membahas biografi bung tomo dengan pertempuran sepuluh
november yang sangat sengit tidak bisa terlepas dari peran ulama-ulama dan kyai-kyai di jawa timur,
diantaranya adalah KH. Wahab Chasbullah yang saat itu menjabat sebagai panglima laskar Hizbullah
yang berada di garis terdepan peperangan sepuluh november.
Selepas peperangan melawan penjajah bung tomo sempat terjun ke dunia politik dengan menjadi
menteri negara Menteri Negara Urusan Bekas Pejuang Veteran dan juga pernah menjabat sebagai
Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi namun pada kenyataannya hati bung tomo tidak terpuaskan dan
seringkali merasa kecewa dengan keputusan-keputusan politik saat itu, biografi bung tomo bisa sangat
panjang jika membahas hal ini.
Bung tomo mengalami kekecewaan yang sangat mendalam terhadap model pemerintahan orde baru
yang di pimpin oleh soeharto, sehingga membuatnya menjadi lantang meneriakkan ketidak adilan yang
dilakukan oleh pemerintahan orde baru, sehingga pada puncaknya bung tomo sempat dipenjara oleh
pemerintah orde baru yang merasa khawatir dengan protes dan kritik yang dilakukan oleh bung tomo,
demikian biografi bung tomo semoga dapat meningkatkan rasa nasionalisme kita.
“Merdeka atau mati !”
"Selama banteng-banteng Indonesia masih mempunyai darah merah yang dapat membikin secarik kain
putih menjadi merah dan putih, selama itu kita tidak akan mau menyerah kepada siapa pun juga."
“Kita tunjukkan bahwa kita adalah benar-benar orang yang ingin merdeka. Lebih baik kita hancur lebur
daripada tidak merdeka”
-Karir Bung Tomo
1. KBI (Kepanduan Bangsa Indonesia)
2. Gerakan Rakyat Baru
3. Menteri Negara Urusan Bekas Pejuang Bersenjata/Veteran, 1955-1956
4. Menteri Sosial Ad Interim, 1955-1956
5. Anggota DPR yang mewakili Partai Rakyat Indonesia, 1956-1959
-Penghargaan Bung Tomo
1. Pahlawan Nasional
Angkatan 20’an
UNSUR ESTETIK
Angkatan 20an :
1) Gaya bahasa perumpamaan
2) beralur lurus
3) Tokoh berwatak datar
4) Banyak degresi ( sisipan )
5) Sudut pandang orang ketiga
6) Bersifat didaktis
7) Bercorak romantic
UNSUR EKSTRAESTETIK
Angkatan 20an :
1) Adat kawin paksa
2) Pertentangan paham antar kaum tua dan kaum muda
3) Latar daerah pedesaan
4) Cerita sesuai taman
5) Cita-cita kebangsaan belum dipermasalahkan
Bahasa
Novel Angkatan 20-an :
Bahasanya mengutamakan keindahan bahasa daripada isi , menggunakan ejaan lama, pepatah,
pribahasa sehingga pembaca sukar untuk mengerti isi dari cerita tersebut.
Pola Pikir Masyarakat
Novel Angkatan 20-an :
Pola pikir masyarakat masih kolot, terbelakang. Masih percaya akan adanya hal mistik dan sangat
menjunjung tinggi adat kebiasaan. Juga hanya perkataan orangtua lah yang paling benar dan harus
dituruti.
Tema Novel
Novel Angkatan 20-an :
Tema yang sering diangkat menjadi tema pada novel angkatan 20-an adalah kawin paksa, pertentangan
adat, pertentangan antara kaum tua dan kaum muda.
Tema Novel
Novel Angkatan 30-an :
Tema yang sering diangkat menjadi tema novel angkatan 30-an adalah perbedaan laki-laki dan
perempuan, perempuan ingin maju, emansipasi wanita.
Angkatan 45’an
Angkatan ’45 merupakan angkatan yang lahir pada masa sebelum dan awal kemerdekaan, Pengalaman
hidup dan gejolak sosial-politik-budaya telah mewarnai karya sastrawan Angkatan ‘45. Karya sastra
angkatan ini lebih realistik dibanding karya Angkatan Pujangga baru yang romantik – idealistik. Sehingga
karya sastra angkatan ini banyak bercerita tentang perjuangan merebut kemerdekaan. Angkatan ini
memiliki konsep seni yang diberi judul “Surat Kepercayaan Gelanggang”. Konsep ini menyatakan bahwa
mereka ingin bebas berkarya sesuai alam kemerdekaan dan hati nurani. Penulis yang termasuk angkatan
’45 adalah Chairil Anwar, Asrul Sani, Idrus, Achdiat K. Mihardja, dan masih banyak penulis lainnya. Karya
sastra yang dihasilkan oleh angkatan ini diantaranya yang terkenal adalah Kerikil Tajam, Dari Ave Maria
ke Jalan Lain ke Roma, Atheis, dan banyak lainnya.
Ciri-ciri Angkatan ’45 adalah:
· Terbuka
· Pengaruh unsur sastra asing lebih luas
· Corak isi lebih realis, naturalis
· Individualisme sastrawan lebih menonjol, dinamis, dan kritis
· Penghematan kata dalam karya
· Ekspresif
· Sinisme dan sarkasme
· Karangan prosa berkurang, puisi berkembang
Ciri-ciri Angkatan 66
· Mulai dikenal gaya epik (bercerita) pada puisi (muncul puisi-puisi balada).
· Puisinya menggambarkan kemuraman (batin) hidup yang menderita.
· Prosanya menggambarkan masalah kemasyarakatan, misalnya tentang perekonomian yang buruk,
pengangguran, dan kemiskinan.
· Cerita dengan latar perang dalam prosa mulai berkurang, dan pertentangan dalam politik
pemerintahan lebih banyak mengemuka.
· Banyak terdapat penggunaan gaya retorik dan slogan dalam puisi.
· Muncul puisi mantra dan prosa surealisme (absurd) pada awal tahun 1970-an yang banyak berisi
tentang kritik sosial dan kesewenang-wenangan terhadap kaum lemah.
1. Richard Sambera
Richard_SamberaRichard Sambera adalah perenang putra andalan Indonesia kelahiran Jakarta 19
Desember 1971. Ia eksis dari tahun 1980-an, 1990-an dan 2000-an ini. Prestasinya antara lain
memperoleh medali emas di Sea Games dan beberapa medali kejuaraan renang Asia maupun dunia.
Saat ini dia menjadi pembawa acara televisi untuk siaran olahraga.
Richard berhasil menyelesaikan pendidikan dan meraih gelar bachelor of science di Political Science and
Economy Arizona State University, Amerika Serikat. Selama di Amerika Serikat, Richard menjadi pelatih
tim renang putra Arizona State University. Perkenalan Richard dengan media terjadi saat bergabung
dengan koran Arizona Republic. Sejak tahun 2003, Richard bergabung dengan Metro TV sebagai
pembawa berita di Metro Sports.
Usai menang di Pekan Olahraga Nasional saat berusia 17 tahun, akhir 1973, Liem Swie King direkrut
masuk pelatnas yang bermarkas di Hall C Senayan. Setelah 15 tahun berkiprah, Swie King merasa telah
cukup dan mengundurkan diri di tahun 1988. Saat aktif sebagai pemain, Liem terkenal dengan pukulan
smash andalannya, berupa jumping smash, yang dijuluki sebagai King Smash.
Liem Swie King sebenarnya dari marga Oei bukan marga Liem. Pergantian marga seperti ini pada masa
dahulu zaman Hindia Belanda biasa terjadi, pada masa itu seorang anak dibawah usia ketika memasuki
wilayah Hindia Belanda (Indonesia sekarang) harus ada orang tua yg menyertainya, bila anak itu tidak
beserta orang tua aslinya, maka oleh orang tuanya akan dititipkan kepada “orang tua” yg lain, “orang
tua” ini bisa saja bermarga sama atau lain dari aslinya.
3. Lisa Rumbewas
Lisa Rumbewas (lahir di Jayapura, 10 September 1980; umur 28 tahun) adalah seorang atlet putri angkat
besi asal Indonesia. Ia berasal dari keluarga atlet. Ayahnya, Levi Rumbewas pernah menjadi binaragawan
terbaik Indonesia. Sementara ibunya, Ida Korwa juga seorang lifter. Keluarga ini boleh disebut perintis
angkat besi di Papua.
Pada Olimpiade Athena 2004 Lisa, begitu panggilan akrabnya, mendapat medali perak untuk kategori
angkat besi putri, kelas 53 kg Grup A. Sebelumnya ia pernah meraih medali perak di Olimpiade Sydney
2000. Selain itu ia juga mendapat medali serupa pada SEA Games XXI. Rumbewas tampil kembali di
nomor 53 kg pada Olimpiade Beijing 2008, namun hanya menempati posisi keempat dengan total
angkatan 206 kg.
4. Bambang Pamungkas
Bambang Pamungkas (lahir di Salatiga, Jawa Tengah, 10 Juni 1980; umur 29 tahun) adalah seorang
pemain sepak bola Indonesia. Saat ini dia bermain untuk Persija Jakarta di Divisi Utama Liga Indonesia
dan pernah mewakili negara dalam timnas sepak bola Indonesia. Dia biasa berposisi sebagai penyerang.
Meskipun tidak terlalu tinggi (171 cm), Bambang mempunyai lompatan yang tinggi dan tandukan yang
akurat. Salah satu pemain yang dikaguminya adalah rekannya dalam tim nasional, Kurniawan Dwi
Yulianto.
Saat masih bermain dalam tim remaja Jawa Tengah, ia pernah dinobatkan sebagai pemain terbaik Piala
Haornas, sebuah kejuaraan tingkat remaja. Bambang juga pernah menjadi pencetak gol terbanyak untuk
skuad Indonesia di Piala Asia U-19 Grup V, dengan 7 gol.
Penampilan pertama Bambang bersama timnas senior adalah pada 2 Juli 1999 dalam pertandingan
persahabatan melawan Lituania. Bambang, yang saat itu baru berusia 18 tahun, berhasil menciptakan
sebuah gol dalam pertandingan yang berakhir seri 2-2.
Bambang menjaringkan 2 gol pada musim pertamanya di Liga Indonesia walaupun tim yang diwakilinya
Persija Jakarta gagal ke babak akhir. Saat musim tersebut berakhir, Bambang bergabung dengan sebuah
tim divisi 3 Belanda, EHC Norad. Namun masalah keluarga dan kegagalan dalam menyesuaikan diri
dengan cuaca sejuk Eropa menyebabkan beberapa bulan setelah itu, EHC Norad meminjamkan
Bambang kembali kepada Persija sebelum kedua-dua pihak mengakhiri kontrak atas persetujuan
bersama.
Setahun kemudian, Bambang menjadi top scorer dr belakang dengan 8 gol sekaligus membantu
Indonesia menjadi juara kedua Piala Tiger 2002.
Hingga penampilan terakhirnya untuk Indonesia pada kualifikasi Piala Dunia 2006 melawan Sri Lanka
pada September 2004, Bambang telah menjaringkan 18 gol dalam 35 penampilan. Namun masalah
kecederaan serta prestasi yang menurun (kali terakhir Bambang menjaringkan gol untuk Indonesia
adalah pada 12 Februari 2004) menyebabkannya tersisih dari skuad Piala Tiger Indonesia 2004. Saat
rekan-rekannya berjuang di Piala Tiger, Bambang menandatangani kontrak dengan Selangor FC. Hingga
Juli 2005, ia adalah pencetak gol terbanyak untuk timnya dengan 22 gol.
Musim 2007 ia kembali memperkuat Persija Jakarta di Liga Indonesia.
Pada 10 Juli 2007, ketika pertandingan Indonesia-Bahrain, ia mencetak gol, memastikan Indonesia
menang 2-1.
Abdullah Suriosubroto lahir di Semarang pada tahun 1878. Ia adalah anak angkat dari Dr. Wahidin
Sudirohusodo, seorang Tokoh Gerakan Nasional Indonesia. Ia dikenal sebagai pelukis Indonesia pertama
pada abad 20.
Pada mulanya Abdullah mengikuti jejak ayah angkatnya untuk masuk ke sekolah kedokteran di Jakarta.
Setelah lulus dari Jakarta ia meneruskan kuliahnya di belanda. Setelah menetap disana, entah mengapa
Abdullah tiba-tiba banting setir ke seni lukis dan masuk sekolah seni rupa.
Sepulangnya di Indonesia Abdullah konsisten menggeluti profesinya sebagai pelukis. Ia sangat menyukai
pemandangan, dimana ia sering menuangkan ke dalam lukisannya.
Keputusan yang diambilnya sewaktu muda tidaklah sia-sia, berkat karya yang dihasilkannya ia
dimasukkan dalam aliran yang dijuluki “Mooi Indie" atau Hindia Indah.
Abdullah Suriosubroto sering dibicarakan melalu karya-karya lukis cat minyaknya sebagai hasil
memandang alam dari jarak jauh dan bersifat romantik.
Salah satu pelukis terkenal Indonesia ini lebih banyak menghabiskan waktunya di bandung agar dekat
dengan pemandangan alam, sebelum akhirnya pindah ke Yogyakarta dan meninggal pada tahun 1941.
Diantara para maestro dan legenda pelukis terkenal Indonesia, mungkin Affandi lah yang menggunakan
teknik lukis paling aneh. Ia melukis tidak menggunakan kuas.
Proses awal yang ia lakukan adalah menumpahkan cat-cat berwarna ke dalam kanvas, jika dilihat
mungkin akan memberi kesan yang amburadul. Namun setelah itu Affandi akan menyikat warna-warna
cat tersebut dengan jarinya hingga tahap finishing dengan hasil yang menawan.
Affandi Koesoema termasuk seniman yang berumur panjang. Ia lahir di Cirebon pada tahun 1907 dan
meninggal pada tahun 1990.
Affandi digadang-gadang sebagai pelukis Indonesia yang paling terkenal di kancah dunia, berkat gaya
ekspresionisnya dan romantisme yang khas. Pada tahun 1950-an ia banyak mengadakan pameran
tunggal di Amerika Serikat, Inggris, India dan Eropa.
Ia juga dikenal sebagai sosok yang sederhana dan rendah hati. Pernah pada suatu ketika, kritisi lukisan
dari Barat menanyakan apa gerangan aliran-aliran lukisannya. Tanpa disangka ia malah balik bertanya
dan meminta kritikus Barat tersebut untuk menjelaskan perihal aliran-aliran yang ada dalam lukisan.
Namun, banyak orang yang menilainya jenius. Karena semasa hidupnya Affandi telah menghasilkan
karya lebih dari 2000.
Pelukis terkenal Indonesia ini lahir dari keluarga Bangsawan Banten pada tanggal 1 April 1913 dengan
nama asli Raden Agus Djaja Suminta.
Dengan latar belakang tersebut, tak heran ia mendapatkan pendidikan yang baik. Setelah menamatkan
pendidikan di Indonesia, Agus Djaja melanjutkan belajar di Akademi Rijks (Academy of Fine Art)
Amsterdam, Belanda.
Selama berada di Eropa, ia sempat berkenalan dengan beberapa seniman besar dunia, diantaranya
Pablo Picasso, Salvador Dali termasuk Ossip Zadkine, pematung Polandia yang terkenal.
Sekembalinya ke Indonesia Agus Djaja mendirikan Persagi (Persatuan Ahli Gambar Indonesia) sekaligus
memimpinnya pada tahun 1938-1942 yang merupakan organisasi pertama seniman senirupa di
Indonesia. Oleh sebab itu, Agus Djaja dinyatakan sebagai salah seorang cikal bakal seni lukis Indonesia.
Setelah itu, ia direkomendasikan oleh Bung Karno untuk menjadi Ketua Pusat Kebudayaan Bagian
Senirupa pada tahun 1942-1945.
Selain menjadi pelukis, pada jaman revolusi kemerdekaan Agus Djaja aktif sebagai Kolonel Intel dan F.P
(persiapan lapangan). Ia absen untuk tidak mengadakan pameran tunggal hampir selama 40 tahun
karena peran dan kondisi bangsa pada saat itu.
Setelah jaman revolusi telah usai, April pada tahun 1976 ia mengadakan pameran tunggal di Taman
Ismail Marzuki, Jakarta. Lebih dari 70 lukisan dipajangnya. Agus Djaja mempunyai ciri khas dengan warna
biru dan merah yang terkesan memberi nuansa magis. Ia juga sering menuangkan objek wayang dalam
setiap karyanya.
Setelah lama malang melintang di Ibukota, akhirnya Agus Djaja memutuskan untuk pindah Bali. Di sana
ia mendirikan galeri impian di tepi pantai Kuta.
Barli Sasmitawinata merupakan seorang maestro seni lukis realis kebanggaan Indonesia. Ia lahir di
Bandung pada 18 Maret 1921 dan meninggal di Bandung 8 Februari 2007.
Barli mulai menggeluti dunia seni lukis di tahun 1935, saat kakak iparnya memintanya belajar melukis di
studio milik Jos Pluimentz, pelukis asal Belgia yang sempat tinggal di Bandung.
Belum puas mendapatkan ilmu dari Jos Pluimentz, ia kemudian belajar pada Luigi Nobili, pelukis asal
Italia. Di studio ini Barli mulai berkenalan dengan Affandi.
Perkenalan tersebut tidaklah menjadi angin lalu. Bersama Affandi, Hendra Gunawan, Soedarso dan
Wahdi Sumanta. Barli Sasmitawinata mendirikan “kelompok Lima Bandung". Kelompok ini menjadikan
hubungan mereka layaknya saudara. Kalau ada event melukis, mereka selalu bersama-sama.
Hebatnya seorang Barli Sasmitawinata, ia tetap haus akan ilmu meskipun sudah memiliki ketenaran
nama. Pada tahun 1950, ia melanjutkan pendidikannya di Academie de la Grande Chaumiere Paris,
Perancis. Disusul di Rijksakademie van beeldende kunsten Amsterdam, Belanda pada tahun 1956.
Barli juga dikenal sebagai pelukis terkenal Indonesia yang mementingkan pendidikan seni, untuk itu
sepulang dari Belanda ia mendirikan Rangga Gempol di Dago, Bandung pada tahun 1958.
Demi mengapresiasi sepak terjangnya yang panjang dalam hal seni lukis, pemerintah melalui presiden
memberikan penghargaan Satyalancana kepada Barli Sasmitawinata pada tahun 2000.
KATA PENGANTAR
Segala puja hanya bagi Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Berkat limpahan karunia
nikmat-Nya saya dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Biografi
Sejarawan,Sastrawan,Olahragawan, dan Seniman” dengan lancar. Penyusunan makalah ini dalam rangka
memenuhi tugas mata pelajaran Bahasa Indonesia.
Dalam proses penyusunan makalah ini tak lepas dari bantuan, arahan dan masukan dari berbagai pihak
dan sumber. Untuk itu saya ucapkan banyak terima kasih atas segala partisipasinya dalam
menyelesaikan makalah ini.
Meski demikian, penulis menyadari masih banyak sekali kekurangan dan kekeliruan di dalam penulisan
makalah ini, baik dari segi tanda baca, tata bahasa maupun isi. Sehingga kritik dan saranpun sangat
diperlukan dari pembaca.
Demikian apa yang dapat saya sampaikan. Semoga makalah ini dapat bermanfaat untuk masyarakat
umumnya, dan untuk saya sendiri khususnya.
Sejarawan yaitu orang-orang yang berhasil menghidupkan kembali suatu peristiwa masa lampau dalam
bentuk penelitian atau cerita sejarah disebut dengan sejarawan.
Sejarawan adalah wisatawan dalam dunia lampau. Mereka mempunyai kekhususan dalam suatu daerah
tertentu. sejarawan dapat menunjukan pola-pola perkembangan, konteks dan kondisi-kondisi peristiwa
serta akibatnya, yang semuanya sukar diketahui dan difahami oleh semua orang yang tidak mengalami
sendiri peristiwa-peristiwa tersebut.
Menurut sjamsuddin, ada tujuh kriteria sebagai seorang sejarawan sebagai berikut.
a. Kemampuan praktis dalam mengartikulasi dan mengekspresikan secara menarik pengetahuannya,
baik secara tertulis maupun lisan.
b. Kecakapan membaca atau berbicara dalam satu atau dua bahasa asing atau daerah.
c. Menguasai satu atau lebih disiplin kedua, terutama ilmu-ilmu sosial lain yang relevan atau yang
berhubungan dengan ilmu-ilmu alam.
d. Kelengkapan dalam penggunaan pemahaman (insight) psikologi, kemampuan yaitu imajinasi dan
empati.
e. Kemampuan membedakan antara profesi sejarah dan sekedar hobi antikurian, yaitu pengumpulan
benda-benda antik.
f. Pendidikan yang luas (broad culture) selama hidup sejak masih kecil.
g. Dedikasi pada profesi dan integritas pribadi, baik sebagai sejarawan peneliti maupun sebagai
sejarawan pendidik.
Sastrawan
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Sastrawan adalah sebutan bagi penulis sastra, pujangga,ahli
sastra,intelektual, sarjana,atau cendekiawan, dan jauharidalam diksi klasik.
Sastra adalah bahasa (kata-kata, gaya bahasa) yang dipakai dalam kitab-kitab (bukan bahasa sehari-
hari),kesusastraan, kitab suci Hindu,kitab ilmu pengetahuan, kitab pustaka primbon (berisi ramalan,
hitungan, dsb),serta tulisan, huruf.
Sastra memiliki padan kata: kesusasteraan, literatur, kitab, primbon, pestaka, pustaka; aksara, huruf,
tulisan
Adapun sastra Indonesia adalah sastra yang aslinya ditulis dalam bahasa Indonesia.
MAKALAH
PERIODE SASTRA DAN BIOGRAFI
Disusun oleh :
MA WASILATUL HUDA
2018