Anda di halaman 1dari 9

Nama : Sri Rani Kusumaningrum

No : 29
BIOGRAFI SAM RATULANGI

Dr. Gerungan Saul Samuel Jacob Ratulangi atau lebih dikenal sebagai Sam Ratulangi
lahir di tondano Sulawesi Utara pada tanggal 5 November 1890. Beliau menganut agama
kristen. Sam ratulangi adalah akademisi yang sangat terkenal pada masanya.
Beliau memulai pendidikannya di sebuah sekolah dasar milik belanda (Europesche
Lagere School) di Tondano hingga ke Hoofden School (Sekolah Raja) di Tondano raja (setara
SMA), ia melanjutkan pelajaran ke Sekolah Teknik (K.W.S.) bagian mesin di Jakarta pada tahun
1904 – 1908 di Jakarta. Pada tahun 1908 – 1913 beliau mencapai Ijazah Guru dan Ijazah
"Middelbare Acte Wiskunde en Paedagogiek" di Amsterdam. Pada tahun 1913 – 1915 beliau
melanjutkan pendidikan di Amsterdam University dan memperoleh gelar ijazah guru ilmu pasti,
dengan kecerdasannya beliau di akui sebagai akademisi ilmu pasti yang sangat cerdas. Pada
tahun 1915 – 1919 kemudian dia melanjutkan pendidikan ke Universitas Of Zurich di Swiss
untuk mengambil gelar master serta gelar doktor, Pada tahun 1919 beliau mencapai Doktor der
Natur-Philosophie ( Dr. Phil. ) untuk Ilmu Pasti dan Ilmu Alam di Universitas Of Zurich. Sam
Ratulangi sangat berjasa dalam perjuangan melawan pembodohan yang di lakukan belanda di
manado.
Sewaktu berada di negeri Belanda, tepatnya pada tahun 1914 – 1915 DR. G.S.S.J.
Ratulangi diangkat menjadi ketua Indische Vereniging. Indische Vereniging yang kemudian
berganti nama menjadi Perhimpunan Indonesia adalah organisasi pelajar-pelajar Indonesia di
negeri Belanda. Pada tahun 1915 – 1916 di Swiss, beliau menjadi ketua organisasi “Association
d’Etudiants Asiatique”. Organisasi ini merupakan gabungan mahasiswa – mahasiswa dari
Korea, Jepang, Muangthai, India, Indonesia dan lain – lain negara di Asia. Setelah kembali dari
Eropa, pada tahun 1919 – 1922 Sam Ratulangi mengajar ilmu pasti di AMS (setingkat Sekolah
Menengah Umum) Yogyakarta. Ketika bertugas di Bandung, pada tahun 1922 – 1924 ia
mendirikan Maskapai Asuransi Indonesia. Dari tahun 1924 sampai 1927, ia menjadi Sekretaris
Dewan Minahasa di Manado. Jabatan itu dipergunakan untuk melakukan usaha yang bermanfaat
bagi rakyat, seperti pembukaan daerah baru untuk pertanian, mendirikan yayasan dana belajar,
dan lain-lain. Berkat perjuangannya, Pemerintah Belanda menghapuskan kerja paksa di
Minahasa.

Sam Ratulangi menyampaikan Pidato Perdana di Volksraad

Pada tahun 1927-1937 Ratulangi diangkat menjadi anggota “Dewan Rakyat” (Volksraad
en College van Gedelegerden) dengan pidato – pidatonya yang mengecam politik kolonial
Pemerintah Belanda. Ia mengajukan tuntutan supaya Pemerintah Belanda menghapuskan segala
perbedaan dalam bidang politik, ekonomi, dan pendidikan antara orang-orang Belanda dan
penduduk Indonesia. Kegiatan lain adalah turut mendirikan Vereniging Indonesische
Academici (Persatuan Kaum Sarjana Indonesia) (V.I.A) yakni Persatuan para Akademisi
Indonesia, yang bertujuan – mempersatukan sarjana – sarjana dan kaum cendekiawan dari
negara – negara Asia Tenggara. Pada tahun 1934 beliau bersama dr. Amir, menerbitkan majalah
mingguan Peninjauan. Kegiatan karang-mengarang kemudian menghasilkan buku Indonesia in
de Pacifik pada tahun 1937 yang mengulas masalah – masalah politik di negara – negara Asia
yang berbatasan dengan Samudera Pasifik. Dari tahun 1938 sampai 1942, ia menjadi redaksi
mingguan politik Nationale Commentaren. Pada masa pendudukan Jepang Ratulangi diangkat
menjadi anggota Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia. Sesudah Negara RI terbentuk,
diangkat menjadi Gubernur Sulawesi. Waktu itu Sulawesi sudah diduduki oleh NICA/Belanda.
Ia ditangkap oleh Belanda dan dibuang ke Serui, Irian Jaya. Setelah dibebaskan dari Serui, Dr.
Ratu Langie dan kawan-kawannya oleh Belanda diwajibkan langsung ke Jogyakarta. Disana ia
menjadi Penasehat Pemerintah RI dan Anggota Delegasi RI dalam perundingan dengan
Pemerintah Belanda (1948 – 1949). Namun, pada Aksi Militer Belanda ke II (Desember 1948)
ia ditangkap lagi oleh Tentara Kolonial di rumah yang didiaminya di Jogya, tepat pada hari
Natal 1948. Beliau bersama dengan rombongan Presiden Soekarno diinternir dalam istana
Presiden di Yogyakarta. Tak lama kemudian, pada tanggal 12 Januari 1949 ia dipindahkan oleh
Pemerintah Belanda ke Jakarta menunggukan pembuangannya lagi ke Bangka untuk bergabung
kembali dengan rombongan Presiden Soekarno dipengasingan. Oleh karena Dr. Sam Ratu
Langie mendapat serangan jantung, keberangkatan ke Bangka ditangguhkan. Untuk menunggu
sembuhnya penyakit Dr. Sam Ratu Langie diizinkan berdiam bersama keluarganya di Jalan
Asam Baru (kini Jalan Sam Ratulangi) No. 10 A. Sepuluh hari setelah dirumahkan maka Dr.
Ratu Langie meninggal dunia di rumah tersebut pada tanggal 30 Juni 1949 dalam kedudukan
sebagai tawanan musuh. Makamnya kemudian dipindahkan ke Tondano. Sam Ratulangi
dijadikan Pahlawan Kemerdekaan Nasional berdasarkan Surat Keputusan Presiden Republik
Indonesia No. 590 Tahun 1961, tanggal 9 Nopember 1961. Nama Sam Ratulangi banyak di
abadikan, salah satu nya menjadi nama bandara internasional manado yang bernama bandara
internasional sam ratulangi.
Date: 24/08/2009Author: laniratulangi13 Comments

Nama : Gerungan Saul Samuel Jacob Ratu Langie

Lahir : 5 Nopember 1890 di Tondano, Sulawesi Utara

Meninggal : 30 Juni 1949 di Jakarta

Pendidikan :

Sekolah Dasar Belanda (Europesche Lagere School) di Tondano

Sekolah Menengah (Hoofdenschool) di Tondano

Sekolah Teknik (K.W.S.) bagian mesin di Jakarta (1904 – 1908)


Sam (kanan) dan saudara sepupu pada umur 20 tahun
Mencapai Ijazah Guru dan Ijazah “Middelbare Acte Wiskunde en Paedagogiek di Amsterdam
(1908 – 1913)

Universiteit Amsterdam (1913 – 1915)

Fac. v. Wiskunde & Informatika, Universiteit v


Amsterdam
Universiteit Zurich di Swiss (1915 – 1919)

Mencapai Doktor der Natur-Philosophie (Dr. Phil.)untuk Ilmu Pasti dan Ilmu Alam di
Universitas Zurich (1919)

Organisasi Politik :

Ketua “Indische Vereeniging” di Amsterdam (1914 – 1915) organisasi ini adalah organisasi
mahasiswa – mahasiswa di negeri Belanda kemudian menjadi “Perhimpunan Indonesia” dengan
azas tujuan Kemerdekaan Bangsa Indonesia

Ketua “Association d’Etudiants Asiatique” di Zurich (1915 – 1916) dalam organisasi ini
tergabung mahasiswa – mahasiswa dari Korea, Jepang, Muangthai, India, Indonesia dan lain –
lain negara di Asia
Ketua Partai Politik “Persatuan Minahasa” yang menjadi anggota dari federasi “GAPI” yang
bekerja erat dengan partai – partai politik nasional lainnya

Ketua “Vereeniging van Indonesische Academici” (V.I.A)yakni Persatuan para Akademisi


Indonesia, yang bertujuan – mempersatukan sarjana – sarjana dan kaum cendekiawan dari
negara – negara Asia Tenggara

Sekretaris “Dewan Minahasa” (1924 – 1928)

Sam Ratulangie menyampaikan Pidato Perdana di Volksraad


Anggota “Dewan Rakyat” (Volksraad en College van Gedelegerden) dengan pidato – pidatonya
yang mengecam politik kolonial Pemerintah Belanda (1927 – 1937). Silahkan simak
Terjemahan PIDATO PERDANA SAM RATU LANGIE (1927).

Anggota “Nationale Fractie” dari Dewan Rakyat yang menuntut penghapusan dari segala
perbedaan politik, ekonomi, dan intelektuil

Anggota redaksi surat kabar mingguan “Peninjauan” (1934)

Anggota pengurus “GAPI” (Gabungan Politik Indonesia) dengan tujuan mempersatukan semua
partai – partai politik Indonesia

Menulis buku “Indonesia in de Pacific” (1937) yang mengulas masalah – masalah politik di
negara – negara Asia yang berbatasan dengan Samudera Pasifik

Direktur redaktur majalah politik “Nationale Commentaren” (1938 – 1942)


Pendiri / Ketua dari perkumpulan “Sumber Darah Rakyat” (SUDARA) (1944 – 1945)

Pemimpin missi Sulawesi yang berangkat dalam bulan Agustus 1945 ke Jakarta untuk turut
menghadiri rapat-rapat Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia yang sedang berlangsung di
Jakarta serta juga untuk menghadiri pengesahan dan pengumuman UUD 1945 dan Pendirian
Negara Republik Indonesia pada 17 Agustus 1945

Tanggal 22 Agustus 1945 diangkat menjadi Gubernur Selebes oleh Presiden Republik Indonesia
Ir. Soekarno (1945 – 1946)

Mengadakan Petisi kepada PBB yang ditandatangani oleh ratusan pemuka – pemuka rakyat
Sulawesi Selatan untuk mempertahankan daerah Sulawesi sebagai bagian mutlak dari negara RI

Dipenjarakan di Makassar dan kemudian di internir di Serui, Yapen, Irian Barat (1946 – 1948)
Membentuk “Partai Kemerdekaan Irian” dari belakang layar yang diketuai oleh Silas Papare
(1947)

Menjadi Penasehat Pemerintah RI dan anggota delegasi RI dalam perundingan dengan


Pemerintah Belanda (1948 – 1949)

Organisasi Sosial / Ekonomi :

Guru S. T. M. di Yogyakarta (1919 – 1922)

Direktur Maskapai Asuransi “Indonesia” di Bandung (1922 – 1924)

Ketua Penasehat dari perkumpulan buruh “Vereeniging van Onder – Officieren B bij de K. P.
M. (VOOB), suatu organisasi calon nakhoda – nakhoda berbangsa Indonesia yang bekerja pada
Koninklijke Paketvaart Maatschappij (KPM)

Ketua Studiebeurs “Minahasa”

Pengurus “Persatuan Perkumpulan Radio Ketimuran”

Turut mendirikan “Serikat Penanaman Kelapa Indonesia” (1939)

Mendirikan organisasi “Ibunda Irian” di belakang layar

Setelah dibebaskan dari Serui, Dr. Ratu Langie dan kawan-kawannya oleh Belanda diwajibkan
langsung ke Jogyakarta. Disana ia menjadi Penasehat Pemerintah RI dan Anggota Delegasi RI
dalam perundingan dengan Pemerintah Belanda (1948 – 1949) Namun pada Aksi Militer
Belanda ke II (Desember 1948) ia ditangkap lagi oleh Tentara Kolonial di rumah yang
didiaminya di Jogya, tepat pada hari Natal 1948. Dan iapun bersama – sama dengan Presiden
Soekarno cs diinternir dalam istana Presiden di Yogyakarta. Tak lama kemudian, pada tanggal
12 Januari 1949 ia dipindahkan oleh Pemerintah Belanda ke Jakarta untuk menunggukan
pembuangannya lagi ke Bangka untuk bergabung kembali dengan rombongan Presiden
Soekarno dipengasingan. Akan tetapi karena gangguan kesehatan ia tetap diizinkan dulu
menunggu di ibukota.

Minggu-minggu terakhir hayatnya . . . .

Oleh karena Dr. Sam Ratu Langie mendapat serangan jantung, keberangkatan ke Bangka
ditangguhkan. Untuk menunggu sembuhnya penyakit Dr. Sam Ratu Langie diizinkan berdiam
bersama keluarganya di Jalan Asam Baru (kini Jalan Sam Ratulangi) No. 10 A. Sepuluh hari
setelah dirumahkan maka Dr. Ratu Langie meninggal dunia di rumah tersebut pada tanggal 30
Juni 1949.

Anda mungkin juga menyukai