Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PRAKTIKUM

Mengamati Sel Jaringan Pada Bawang Merah, Batang


Bayam, Karet Kebo, dan Preparat awetan

Kelompok 4
Nama kelompok :

1. Fathul Hidayatullah (11)


2. Febrian Baskara (12)
3. Sonia Mareta A. L. (28)
4. Sri Rani K. (29)

SMA N 1 REMBANG

TAHUN AJARAN 2017/2018


Mendentifikasi Peristiwa Difusi dan Osmosis

A. Landasan Teori
1. Transport pasif merupakan transport ion, molekul, dan senyawa yang tidak
memerlukan energi untuk melewati membran plasma. Transport pasif mencakup
osmosis dan difusi.
a. Difusi

Difusi berasal dari kata diphus yang artinya menyebar. Difusi merupakan transport
menurun yang artinya materi yang berasal dari daerah berkonsentrasi tinggi ke daerah
yang berkonsentrasi rendah. Difusi merupakan pergerakan acak molekul-molekul air dari
suaatu daerah yang konsentrasinya tinggi kedaerah lain yang konsentrasinya rendah.
Karena pergerakannya bersifat acak, maka secara spontan molekul-molekul tersebut akan
berdifusi disepanjang gradien konsentrasinya. . Meskipun demikian, tidak berarti
molekul-molekul tersebut akan berhenti bergerak atau diam setelah keseimbangan
konsentrasi tercapai.

Difusi merupakan salah satu cara pertukaran materi dari suatu sel dengan lingkungannya.
Molekul-molekul gas seperti oksigen dan karbondioksida selalu bergerak sepanjang
waktu, demikian juga molekul-molekul cairan atau zat lain seperti gula yang terlarut
dalam air. Sebagai akibat dari gerakan ini molekul-molekul itu akan tersebar merata
mengisi ruang yang ada. Berbagai ion dan molekul-molekul seperti glukosa, asam amino,
asam lemak dan gliserol berdifusi lebih lambat.

Molekul-molekul yang tidak bermuatan dan molekul lemak yang terlarut dapat bergerak
melewati membrane lebih cepat. Proses difusi gas, cairan atau zat-zat terlarut terjadi dari
daerah kerapatan tinggi menuju ke daerah kerapatan rendah atau nol (mengandung sedikit
molekul zat atau tidak ada) sehingga kerapatannya menjadi sama dimana-mana. Molekul-
molekul kecil seperti molekul H2O, CO2 dapat dengan mudah dan cepat melalui membran
sehingga difusi cenderung untuk mempersamakan kerapatan suatu konsentrasi molekul-
molekul didalam dan diluar sel.
b. Osmosis

Osmosis berasal dari kata os artinya lubang dan mos artinya pindah. Jadi, osmosis
adalah mengalirnya zat cair melalui membran, dari yang konsentrasinya tinggi ke yang
konsentrasinya rendah. Pada osmosis yang berpindah adalah pelarut. Osmosis merupakan
perpindahan air melalui membran permeabel selektif dari bagian yang lebih encer ke
bagian yang lebih pekat. Membran permeabel harus dapat ditembus oleh pelarut, tapi
tidak oleh zat terlarut, yang mengakibatkan gradien tekanan sepanjang membran.
Osmosis merupakan suatu fenomena alami, tapi dapat dihambat secara buatan dengan
meningkatkan tekanan pada bagian dengan konsentrasi pekat menjadi melebihi bagian
dengan konsentrasi yang lebih encer. Tekanan tersebut dinamakan tekanan osmotik
karena dihasilkan oleh gerak air dengan cara osmosis.

Tekanan osmotik merupakan mekanisme penting dalam pemeliharaan hemokinesis


atau homostatis (keadaan protoplasma yang relatif stabil) dengan cara menentukan
banyak sedikitnya air yang masuk atau keluar dari sel. Bila kadar larutan pada kedua sisi
membran sama, seperti sel dalam darah. Maka cairan di sekeliling sel tersebut dikatakan
isotonik. Artinya, tekanan osmotik pada kedua sisi membrane sama.
Seperti dijelaskan diatas, konsentrasi air dapat berubah kalau dalam air itu dilarutkan
suatu zat terlarut. Dengan larutnya zat terlarut dalam pelarut air, maka konsentrasi air
dalam larutan tersebut akan lebih kecil dibanding dengan air murni. Apabila ada dua
bejana, yang satu diisi dengan air murni dan bejana lain diisi dengan larutan, apabila
kedua bejana tersebut kita hubungkan, maka melalui saluran penghubung ini akan terjadi
difusi air dari air murni menuju ke bejana yang berisi ke bejana yang berisi larutan.
Dalam proses ini, yang berdifusi ternyata bukan hanya air tapi zat terlarut yang berada
dalam larutan, akan melakukan difusi juga menuju bejana yang berisi air murni.

Hal ini mungkin terjadi karena pada saluran penghubung tidak ada yang
menghalangi molekul zat terlarut untuk berdifusi ke tempat air murni. Kita dapat
menghalang jalannya molekul zat terlarut melalui saluran tersebut dan membiarkan air
tetap melakukan difusinya. Ini dapat dilakukan kalau dalam saluran penghubung tersebut
dipasang suatu membran semipermiabel, yaitu membran yang hanya mengizinkan
jalannya air dan menghambat jalannya zat-zat pelarut. Proses difusi yang demikian yang
disebut osmosis, yang dengan proses ini aliran berjalan dari air murni menuju ke larutan
2. Transport aktif merupakan perpindahan molekul melewati membran yang terjadi
melawan gradien konsentrasi dengan bantuan energi dalam bentuk ATP .
Transpor aktif yang berpindah adalah molekul zat terlarut.

a. Eksositosis
Eksositosis adalah peristiwa keluarnya zat-zat dari dalam sel dengan vesikel. Zat-zat yang
akan dikeluarkan dari dalam sel akan dibungkus dalam bentuk vesikel oleh kompleks golgi.
Vesikel ini akan bergerak menuju membran sel, menyatu dengan membran dan
membebaskan isinya ke luar sel.

b. Endositosis

Endositosis adalah peristiwa masuknya zat-zat ke dalam sel melalui pembentukan kantung
membran sel. Bagian kecil dari membran sel akan melekuk ke dalam, membungkus zat-zat
tertentu dalam kantung kecil yang disebut vesikel. Peristiwa endositosis dapat dibedakan
menjadi pinositosis dan fagositosis.
a) Pinositosis

Pinositosis merupakan peristiwa sel menelan benda cair (meminum). Sebenarnya yang
penting dan dibutuhkan sel bukanlah cairan yang ditelan, namun partikel-partikel kecil yang
larut dalam cairan tersebut. Sel-sel epitel usus melakukan pinositosis untuk menelan nutrisi
yang dihasilkan dari proses pencernaan makanan.

b) Fagositosis

Fagositosis merupakan peristiwa sel menelan benda padat (partikel makanan). Fagositosis
umum terjadi pada protozoa seperti amoeba yang memakan partikel makanan. Sel darah putih
juga melakukan fagositosis untuk menelan bakteri dan zat asing yang masuk ke dalam tubuh.

c. Pompa natrium-kalium

Sel hewan memiliki konsentrasi kalium yang tinggi dan konsentrasi natrium yang rendah,
sebaliknya pada cairan ekstraseluler konsentrasi kalium rendah sedangkan konsentrasi
natrium tinggi. Kalium perlu dipertahankan dalam konsentrasi tinggi agar proses fisiologis
penting di dalam sel tidak terganggu.

Pompa natrium-kalium terjadi dengan bantuan protein pembawa. Suatu protein integral yang
berperan sebagai pembawa ion masuk dan keluar sel. Protein ini akan aktif apabila mendapat
energi dalam bentuk ATP. Gugus fosfat dalam ATP akan terikat pada protein pembawa dan
menyebabkan terjadinya perubahan struktur protein yang berakibat ion kalium masuk sel dan
natrium keluar sel.
Pompa natrium-kalium

Proses perpindahan yang terjadi pada pompa natrium-kalium adalah sebagai berikut.

 Ion Na+ dari sitoplasma akan berikatan dengan protein pembawa, dalam keadaan ini
protein tersebut mudah sekali berikatan dengan Na+(memiliki afinitas yang tinggi
terhadap Na+).
 Pengikatan Na+ memicu terjadinya fosforilasi oleh ATP, gugus fosfat akan menempel
pada protein.
 Fosforilasi menyebabkan perubahan struktur protein, sehingga kehilangan afinitas
terhadap Na+ dan melepaskan ion Na+ ke luar sel.
 Bentuk baru protein tersebut memiliki afinitas yang tinggi terhadap K+, sehingga ion
K+ dari luar sel berikatan dengan protein pembawa. Ion K+ yang berikatan memicu
dilepaskannya gugus fosfat yang tadinya berikatan.
 Lepasnya gugus fosfat menyebabkan protein kembali ke bentuk awalnya, bentuk awal ini
memiliki afinitas yang rendah terhadap ion K+.
 Afinitas yang rendah terhadap K+menyebabkan ion ini dilepaskan di dalam sel, dan
terjadi pengikatan terhadap ion Na+. Siklus berulang kembali.
B. Tujuan
1. Membuktikan dan membandingkan peristiwa difusi.
2. Membuktikan dan membandingkan peristiwa osmosis.
C. Alat dan Bahan
1. Alat-alat
a. Neracapegas
b. Gelas beker
c. Gelas aqua
d. Pengaduk
e. Pelubang gabus
f. Pinset
g. Pipet
2. Bahan-bahan
a. Aquades
b. Kentang
c. Gula
d. Met blue
e. Iosin
f. Garam
g. MSG
D. Cara Kerja
1. Langkah-langkah pengamatan peristiwa difusi
a. Isi dua gelas beker dan dua gelas aqua dengan aquades 40 ml
b. Selanjutnya, teteskan tiga tetes met blue dan iosin pada dua gelas aqua
secara bersamaan dengan menyalakan stopwatch.
c. Tunggu larutan sampai menjadi larutan homogen dan amati berapa
lama waktu yang dibutuhkan. Setelah itu, matikan stopwatch
d. Selanjutnya, masukan satu sendok garam pada gelas beker dan aduk
sampai menjadi larutan homogen. Saat mulai mengaduk nyalakan juga
stopwatch. Lalu, amati waktu yang dibutuhkan untuk menjadi larutan
homogen.

e. Setelah itu, masukan satu sendok MSG pada gelas beker yang berisi
aquades. Lalu, aduk sampai menjadi larutan homogen. Saat mulai
diaduk nyalakan juga stopwatch dan amati waktu yang dibutuhkan
untuk menjadi larutan homogen.
2. Langkah-langkah pengamatan peristiwa osmosis
a. Pertama, pilih kentang yang berkualitas bagus.
b. Selanjutnya, buat dua potongan kentang berbentuk silinder dengan
menggunakan pelubang gabus pada kentang yang sama.
c. Potonglah setiap ujung kentang yang terdapat kulit kentang sehingga
hanya tersisa daging kentangnya saja. Potong kedua kentang dengan
ukuran yang sama.

d. Setelah itu, timbang potongan kentang satu persatu dengan neraca dan
lihat hasilnya.
e. Masukan aqudes pada gelas beker dengan ukuran 40 ml.
f. Masukan juga larutan gula 30 % pada gelas beker dengan ukuran 40
ml.
g. Selanjutnya, masukan kedua potongan kentang pada gelas beker yang
berisi aquades dan larutan gula secara bersamaan. Saat memasukan
potongan kentang nyalakan juga stopwatch dan tunggu sampai 30
menit.

h. Jika sudah 30 menit, ambil kentang dari gelas beker menggunakan


pinset.

i. Setelah itu, timbang potongan kentang tersebut satu persatu di neraca


dan amati perubahan massa kentang.
E. Hasil Pengamatan
1. Hasil pengamatan peristiwa difusi
Zat terlarut Waktu Terlarut
Pelarut Met blue Iosin Garam MSG

Air 07.59 menit 08.15 menit 01.15 menit 00.52 menit

2. Hasil pengamatan peristiwa osmosis


Berat Kentang
Pelarut
Sebelum direndam Sesudah direndam
Air (0%) 5,75 g 8,5 g
Larutan gula (30%) 5,75 g 7,1 g
*Terjadi kesalahan saat pratik, seharusnya massa kentang yang sudah
direndam dengan larutan gula berkurang dari sebelum direndam.
 Kondisi kentang saat direndam air (0%) adalah tenggelam dan
berwarna terang.
 Kondisi kentang saat direndamlarutan gula (30%) adalah terapung dan
berwarna lebih gelap.
F. Kesimpulan
Pada pengamatan peristiwa difusi lama waktu met blue terlarut lebih cepat
dibandingkan dengan iosin yaitu 7.59 menit, sedangkan iosin membutuhkan waktu
08.15 menit untuk terlarut. Selanjutnya, garam membutuhkan waktu lebih lama
terlarut dibandingkan dengan MSG yaitu dengan membutuhkan waktu 01.15 menit,
sedangkan iosin membutuhkan waktu 00.52 menit. Hal ini, terjadi karena perpindahan
molekul zat dari kosentrasi tinggi ke kosentrasi rendah.
Pada pengamatan osmosis kentang yang sudah direndam dengan air akan
menambah massa kentang. Sedangkan pada kentang yang direndam dengan larutan
gula seharusnya akan menurunkan massa kentang, tetapi pada praktik kali ini ada
kesalahan yang menyebabkan massa kentang bertambah. Hal ini, terjadi karena
perpindahan molekul pelarut dari kosentarasi rendah ke kosentrasi tinggi melalui
membran semipermeabel.

Anda mungkin juga menyukai