Anda di halaman 1dari 23

[Makalah]

NEGARA DAN KEWARGANEGARAAN

Diajukan untuk memenuhi mata kuliah


“Pancasila”

Dosen Pengampu:

Dr. Ainur Rofiq Al Amin, S.Sos.I, S.Pd.,M.Pd,Kons.


NIP (197708082007101004)

KELAS B5

Nama Penyusun:
Nama (NIM)
Nama (NIM)
Nama (NIM)

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING ISLAM


FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI
UIN SUNAN AMPEL SURABAYA
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang atas rahmat-nya dan
karunianya kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya.adapun
tema dari makalah ini adalah

"Negara Dan Kewarganegaraan".

Pada kesempatan ini kami mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya


kepada dosen mata kuliah pengantar studi islam yang telah memberikan tugas
terhadap kami. kami juga ingin mengucapkan terimakasih kepada pihak-pihak
yang turut membantu dalam penugasan makalah ini.

Kami jauh dari kata sempurna. Dan ini merupakan langkah yang baik dari
studi yang sesungguhnya. Oleh karena itu, keterbatasan waktu dan kemampuan
kami, maka kritik dan saran yang membangun senantiasa kami. Harapkan semoga
makalah ini dapat berguna bagi saya khususnya dan pihak lain yang
berkepentingan pada umumnya.

Surabaya, 04 September 2023


DAFTAR ISI

KATAPENGANTAR………………………………………………………………
…...……i
DAFTAR
ISI………………………………………………………………………………….i
i
BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang……………………..………………………………… .
…..1
B. Perumusan
Masalah………………………………………………………………….
……….....1
C. Tujuan……………………………………..……………………………….1
D. Manfaat…………………………………………...
………………………...1
BAB II : PEMBAHASAN
A. Pengertian Warga Negara &
Kewarganegaraaan…………………………………………………………...
……..2
B. Asas
Kewarganegaraan……………………………………………………………....…4
C. Cara memperoleh dan kehilangan
kewarganegaraan………………………………….....7
D. Warga Negara dan Kewarganegaraan di
Indonesia……………………………………...8

BAB III :PENUTUP


A.

Kesimpulan................................................................................................................
....................13
B.

Saran...........................................................................................................................
....................14
DAFTAR
PUSTAKA..........................................................................................................15
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Negara sebagai suatu entitas adalah abstrak. Yang tampak adalah
unsur-unsur Negara yang berupa rakyat, wilayah, dan pemerintah. Salah
satu unsur Negara adalah rakyat. Rakyat yang tinggal di wilayah Negara
menjadi penduduk suatu Negara. Warga negara memiliki hubungan dengan
negaranya. Kedudukannya sebagai warga negara menciptakan hubungan
berupa peranan, hak , dan kewajiban yang bersifat timbal balik.
Warga negara diartikan dengan orang-orang sebagai bagian dari
suatu penduduk yang menjadi unsur negara atau warga dari suatu negara
yakni peserta dari suatu persekutuan yang di dirikan dengan kekuatan
bersama. Setiap warga negara mempunyai hak dan kewajiban masing-
masing yang harus dilakukannya. Segala sesuatu tentang hak dan
kewajiban tersebut sudah diatur oleh negara. Dan demi terwujudnya
kesejahteraan setiap warga negara kita harus dapat menyeimbangkan
antara hak dan kewajiban.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan negara?
2. Apa yang dimaksud dengan fungsi dan tujuan negara?
3. Bagaimana cara kewarganegaaran asli dan tidak?
C. Tujuan
1. Menjelaskan pengertian negara
2. Memahami tujuan dan fungsi negara.
3. Menjelaskan kewarganegaraan di Indonesia.

D. Manfaat
Agar mahasiswa mengetahui dan memahami tentang Warga Negara dan
Kewarganegaraan suatu Negara, termasuk Negara Indonesia
BAB II
PEMBAHASAN

A. Definisi Negara
Negara adalah suatu daerah atau wilayah yang ada
dipermukaan bumi dimana terdapat pemerintahan yg mengatur
ekonomi, politik, sosial, budaya, pertahanan Keamanan dll.1

Unsur negara adalah empat unsur penting yang harus ada


dalam suatu negara agar dianggap berdaulat dan berkuasa.
Keempat unsur tersebut adalah wilayah, penduduk, pemerintahan
dan kedaulatan. Wilayah adalah wilayah yang diatur oleh
pemerintah negara bagian, sedangkan penduduk adalah orang-
orang yang tinggal di wilayah tersebut. Pemerintah adalah badan
yang mempunyai kekuasaan untuk mengatur dan mengurus negara
serta menjamin kedaulatan de facto dan de jure serta pengakuan
negara terhadap negara lain.2

Negara merupakan organisasi yang didalamnya harus ada


rakyat, wilayah yang permanen, dan pemerintah yang berdaulat
(baik ke dalam atau ke luar). Sifat hakikat negara berkaitan erat
dengan dasar-dasar terbentuknya negara, norma dasar (fundamental
norm) yang menjadi tujuannya, falsafah hidup yang ingin
diwujudkannya, dan juga dengan perjalanan sejarah dan tata nilai
sosial-budaya yang telah berkembang dalam negara.3

Menurut Prof. Miriam Budiardjo negara memiliki beberapa


sifat hakikat antara lain sifat memaksa, sifat monopoli, dan sifat

1
Miriam budiarjo, dasar-dasar ilmu politik (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2008)
2
Budiardjo, M. 2002. Ilmu Negara: Suatu Pengantar. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama
3
Budiyanto. "Dasar-Dasar Ilmu Tata Negara" untuk SMA.Penerbit Erlangga.
mencakup semua. Berikut penjelasan dari setiap sifat hakikat
negara tersebut.

1. Sifat Memaksa

Negara memiliki sifat memaksa, dalam arti mempunyai


kekuatan fisik secara legal. Sarana untuk itu adalah polisi,
tentara, dan alat penjamin hukum lainnya. Dengan sifat
memaksa ini, diharapkan semua peraturan perundangan yang
berlaku ditaati supaya keamanan dan ketertiban negara
tercapai.

Bentuk paksaan yang dapat dilihat dalam suatu negara


adalah UU perpajakan yang memaksa setiap warga negara
untuk membayar pajak. Bila ada yang melanggar akan
dikenakan sanksi hukuman.

2. Sifat Monopoli
Negara mempunyai sifat monopoli dalam menetakan tujuan
bersama masyarakat. Misalnya negara dapat mengatakan
bahwa aliran kepercayaan atau partai politik tertentu
dilarang karena dianggap bertentangan dengan tujuan
masyarakat dan negara.

3. Sifat mencakup semua (all-embracing)

Semua peraturan perundang-undangan yan berlaku adalah


untuk semua orang tanpa kecuali. Hal itu perlu, sebab kalau
seseorang dibiarkan berada diluar ruang lingkup aktivitas
negara, maka usaha negara ke arah tercapainya masyarakat
yang dicita-citakan akan gagal.
B. Tujuan dan Fungsi Negara

1. Tujuan Negara
Setiap negara yang berdiri pasti mempunyai tujuan
tertentu. Dimana tujuan dari negara yang satu
dengan yang lain adalah berbeda-beda. Hal ini
disebabkan oleh penguasa negara yang sedang
memerintah. Sebab negara berdiri bertujuan untuk
mencapai kebahagiaan bersama semua orang yang
masuk dalam organisasi negara tersebut.
Tujuan negara kesatuan RI secara ekspilisit dapat
dilihat pada pembukaan UUD 1945 pada alenia 4
diantaranya berbunyi :
“.........melindungi segenap bangsa Indonesia dan
seluruh tumpah darah Indonesia, memajukan
kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan
bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia
yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi
dan keadilan sosial, maka....”
Dari bunyi alenia 4 tersebut dapat dilihat bahwa
tujuan dibentuknya negara RI adalah :
1. melindungi segenap bangsaIndonesia dan
seluruh tumpah darah Indonesia
2. memajukan kesejahteraan umum
3. mencerdaskan kehidupan bangsa
4. ikut melaksanakan ketertiban dunia.
Adapun tujuan negara bermacam-
macam antara lain :

a.) Untuk memperluas kekuasaan


Ajaran negara kekuasaan menyatakan bahwa
kekuasaan berarti kebenaran, dan dengan
bertambahnya kekuasaan berarti akan bertambahnya
kemajuan di lapangan lain. Negara kekuasaan
menghendaki agar negaranya menjaadi besar dan
jaya. Untuk mencapai tujuannya maka rakyat
dijadikan alat untuk perluasan, kepentingan orang
perseorangan ada di bawah kepentingan bangsa dan
negara.

b.)Untuk menyelenggarakan ketertiban hukum


Negara bertujuan menyelenggarakan ketertiban
hukum segala kekuasaan dari alat-alat pemerintahan
berdasarkan atas hukum, semua orang harus tinduk
kepada hukum, sebab hukumlah yang berkuasa
dalam negara tersebut.

c.) Untuk mencapai kesejahteraan umum


Negara bertujuan ingin mewujudkan kesejahteraan
umum. Negara dipandang sebagai alat yang
dibentuk manusia untuk mencapai tujuan bersama,
yakni suatu tatanan masyarakat yang didalamnya
ada kebahagiaan, kemakmuran dan keadilan sosial
bagi seluruh rakyat negara itu.
Adapun tokoh yang mengemukakan tujuan negara
adalah :
a.) Roger H. Soltau, tujuan negara adalah
mengembangkan agar rakyat berkembang serta
mengembangkan daya ciptanya sebebas mungkin.
b.)J. Baren, mengklasifikasikan tujuan negara dalam
dua hal :
1. Tujuan sebenarnya yaitu memelihara keamanan,
ketertiban dan penyelenggaraan kepentingan umum.
2. Tujuan tidak sebenarnya yaitu pertahanan diri
yang berkuasa untuk tetap berada dalam
kedudukannya.
c.) Aristoteles, negara bertujuan menyelenggarakan
hidup yang baik dari warga negaranya.
d. Charles E. Miriam, tujuan negara adalah
mencapai keamanan, ketertiban, keadilan dan
kesejahteraan umum.
e. Plato, tujuan negara adalah memajukan
kesusilaan manusia, baik sebagai individu maupun
sebagai makhluk sosial.

Beberapa teori tentang tujuan negara adalah sebagai


berikut :

a. Teori Fasisme
Fasisme berasal dari kata Fascio yang berarti
kelompok. Kelompok ini menamakan dirinya Fascio
de combattimento yang artinya barisan tempur.
Dalam Undang-undang dasar, negara fasis harus
diciptakan suatu kesatuan kehendak di lapangan
kesusilaan, politik, dan ekonomi. Rakyat harus
memiliki ideologi negar sedalam-dalamnya untuk
menjelma sebagai bangsa fasis. Pemimpin negaralah
yang menentukan tujuan negara serta
mengendalikan cita-cita dan tujuan negara
sentralistik. Tujuan negara fasis adalah ”Imperium
Dunia” pemimpin bercita-cita untuk mempersatukan
semua bangsa di dunia menjaadi satu tenaga atau
kekuatan bersama. Beberapa negara di dunia yang
pernah menerapkan fasisme antara lain Italia semasa
dipimpin oleh Benito Mussolini, Jerman semasa
Adolf Hittler, Jepang semasa Pra Perang Dunia II
dibawah kekuasaan Tenno Heiko.

b. Teori Individualisme
Teori ini muncul di tengah-tengah peradaban
reformasi barat, kurang lebih pada abad XVII dan
XVIII. Teori ini muncul sebagai anti klimaks dari
penguasa monarki absolut. Mereka berkeinginan
mendapatkan liberte, egalite, dan fraternite. Mereka
juga membanggakan pemikiran-pemikiran
rasionalisme dan humanisme sebagai buah dari
revolusi Perancis dan revolusi industri.
Individualisme atau liberalisme dalam arti luas
dapat dikatakan sebagai usaha perjuangan menuju
kebebasan. Dalam bidang ekonomi liberalisme baru
muncul di abad XIX dipelopori oleh Adam Smith.
Dalam pandangan individualisme negara tidak
boleh campur tangan dalam urusan pribadi.
Ekonomi, dan agama warganya. Tujuan negara
hanya berfungsi sebagai penjaga malam, yaitu
sekedar menjaga keamanan dan ketertiban individu
serta menjamin kebebasan seluas-luasnya dalam
memperjuangkan kehidupannya. Teori ini banyak
diterapkan di sebagian besar negara-negara Eropa
dan Amerika.

c. Teori Sosialisme
Kelahiran sosialisme terkait erat dengan keberadaan
kapitalisme yang sudah sangat eksploitatif.
Sosialisme menentang kemutlakan milik
perseorangan dan menyokong pemakaian milik
tersebut untuk kesejahteraan umum. Perkembangan
sosialisme muncul di daratan Eropa setelah revolusi
industri, guna menghindari penghisapan ekonomi
oleh segelintir orang (kaum kapitalis). Dalam
perkembangan lebih lanjut, sosialisme diamnfaatan
secara politis oleh gerakan-gerakan revolusioner.
Tokoh-tokohnya yang terkenal adalah Karl Marx ,
Lenin dan Stalin. Paham ini berkembang di Eropa
Timur, pada umumnya dengan Uni Soviet (sekarang
telah bubar) sebagai kiblatnya. Sosialisme dengan
banyaknya muatan politik berubah bentuk menjadi
komunisme. Menurut teori sosialisme negara
mempunyai hak campur tangan dalam berbagai segi
kehidupan masyarakat. Hal ini dilakukan demi
tercapainya tujuan negara yaitu memberikan
kebahagiaan yang sebesar-besarnya dan merata bagi
setiap anggota masyarakat.

d. Teori Integralistik
Paham integralistik ingin menggabungkan kemauan
rakyat dan penguasa (negara) kebersamaan.
Alasannya, paham dan anggota-anggotanya saling
terkait sehingga membentuk satu kesatuan yang
organis. Teori ini dipeloposri oleh B. De Spinoza,
Adam Miller dan Hegel.
Gagasan paham integralistik di Indonesia pertama
kali dikemukakan oleh Dr. Soepomo pada sidang
BPUPKI tahun 1945. Menurut Soepomo paham
integralistik merupakan aliran pemikiran yang
paling sesuai dengan karakteristik bangsa Indonesia
yang bersifat kekeluargaan (paguyuban). Dengan
demikian semangat kekeluargaan dan kebersamaan
ini merupakan ciri integralistik Indonesia. Gagasan
Soepomi ini kemudian menjadi dasar terbentuknya
tujuan negara RI .

2. Fungsi Negara

Setiap negara mempunyai fungsi yang berhubungan


erat dengan tujuan dibentuknya negara tersebut.
Untuk itu hal yang harus dilakukan negara adalah
sebagai berikut :

a. Melaksanakan ketertiban untuk mencapai


tujuan bersama dan mencegah bentrokan-bentrokan
dalam masyarakat. Dalam hal ini negar bertindak
sebagai stabilitator.
b. Mengusahakan kesejahteraan dan
kemakmuran rakyatnya. Pada masa sekarang, fungsi
ini dianggap sangat penting terutama bagi negara-
negara baru atau yang sedang berkembang.
c. Mengusahakan pertahanan untuk menjaga
kemungkinan serangan dari luar, negara harus
dilengkapi dengan alat-alat pertahanan yang kuat
dan canggih.
d. Menegakkan keadilan yang dilaksanakan
melalui badan-badan peradilan.

Fungsi negra menurut beberapa tokoh :

a. John Lokce, membagi fungsi negara menjadi


tiga :
1) Fungsi legislatif, yaitu membuat undang-
undang
2) Fungsi eksekutif, yaitu melaksanakan undang-
undang
3) Fungsi federatif, yaitu mengurusi urusan luar
negeri, perang dan damai

b. Moh. Kusnardi, SH.


1) melaksanakan ketertiban
2) menghendaki kesejahteraan dan kemakmuran
rakyatnya.

c. Montesquieu, menyatakan bahwa fungsi


negara mencakup tiga tugas pokok :
1) fungsi legislatif, yaitu membuat undang-
undang
2) fungsi eksekutif, yaitu melaksanakan undang-
undang
3) fungsi yudikatif, yaitu mengawasi agar semua
peraturan ditaati (fungsi mengadili)

d. Van Vallenhoven , menyatakan fungsi negara


meliputi seperti berikut :
1) Regeling, yaitu membuat peraturan
2) Bestur, yaitu menyelenggarakan pemerintahan
3) Rechstaat, fungsi mengadili
4) Politic, fungsi ketertiban dan keamanan.

Fungsi negara dapat diartikan sebagai tugas


organisasi negara itu sendiri. Oleh karena itu,
sesungguhnya tugas negara secara umum adalah
sebagai berikut :

a. Tugas esensial
Adalah tugas untuk mempertahankan negara
sebagai organisasi politik yang berdaulat. Tugas ini
menjadi tugas negara (memelihara perdamaian,
ketertiban, dan ketentraman dalam negara serta
melindungi hak milik dari setiap orang) dan tugas
eksternal (mempertahankan kemerdekaan negara).
Tugas essensial ini sering disebut tugas asli dari
negara sebab dimiliki oleh setiap pemerintah dari
negara manapun di dunia.

b. Tugas fakultatif
Diselenggarakan oleh negara untuk dapat
memperbesar kesejahteraan fakir miskin, kesehatan
dan pendidikan rakyat.4
C. Kewarganegaraan Indonesia
Bagi WNI yang telah lama menetap di luar negeri,
dan telah kawin dengan orang asing, terkadang
muncul pertanyaan: “apakah saya atau anak saya
masih WNI atau Warga Negara Asing (WNA)?"

Kewarganegaraan RI diatur oleh Undang-Undang


RI Nomor 12 Tahun 2006 tentang
Kewarganegaraan Republik Indonesia (UU
12/2006) yang disahkan dalam Sidang Paripurna
DPR RI pada 11 Juli 2006 dan berlaku efektif
sejak 1 Agustus 2006.

4
https://independent.academia.edu/WillyYosua1?swp=tc-au-23622675
1. Status WNI

Definisi umum WNI ialah orang-orang bangsa


Indonesia asli dan orang-orang bangsa lain yang
disahkan dengan undang-undang sebagai warga
negara. Yang dimaksud dengan bangsa Indonesia
asli dalam hal ini ialah orang Indonesia yang
menjadi WNI sejak lahir dan tidak pernah menjadi
WNA atas kemauan sendiri.

Beberapa kriteria WNI, yakni:

a. Setiap orang yang sudah menjadi WNI


berdasarkan peraturan atau perjanjian Pemerintah
RI dengan negara lain sebelum berlakunya UU
12/2006.

b. Anak yang lahir dari perkawinan sah antar


pasangan WNI.

c. Anak yang lahir dari perkawinan sah antar ayah


WNI dan ibu WNA.

d. Anak yang lahir dari perkawinan sah antar ibu


WNI dan ayah WNA.

e. Anak yang lahir dari perkawinan sah dari ibu


WNI, tetapi ayahnya tanpa kewarganegaraan, atau
hukum di negara asal ayahnya tidak memberikan
kewarganegaraan kepada anak tersebut.
f. Anak yang lahir dari perkawinan sah di mana
ayahnya WNI tapi telah meninggal dunia, dan
lahirnya anak itu dalam tenggang waktu 300 hari
setelah ayahnya meninggal. Tenggang waktu
tersebut diperlukan sebagai salah satu cara untuk
membuktikan bahwa ia adalah anak biologis dari
sang almarhum ayah yang WNI.

g. Anak yang lahir di luar perkawinan sah dari ibu


WNI.

h. Anak yang lahir di luar perkawinan sah dari ibu


WNA namun diakui oleh ayah WNI sebagai
anaknya, sebelum anak itu berusia 18 tahun atau
belum kawin. Pengakuannya harus dibuktikan
secara sah dengan penetapan pengadilan.

i. Anak yang lahir di wilayah RI, tapi pada waktu


kelahirannya status kewarganegaraan kedua
orangtuanya tidak jelas.

j. Anak yang baru lahir dan ditemukan di wilayah


RI, tapi tidak diketahui siapa kedua orangtuanya
(diterlantarkan).

k. Anak yang lahir di wilayah RI, tapi kedua


orangtuanya tanpa kewarganegaraan atau tidak
diketahui keberadaannya.

l. Anak yang lahir di luar wilayah negara RI dan


kedua orangtuanya WNI, tapi kepadanya diberikan
kewarganegaraan setempat menurut ketentuan di
negara tempat anak itu lahir.

m. Anak dari ayah / ibu WNA yang telah


dikabulkan permohonannya menjadi WNI,
kemudian ayah / ibunya meninggal dunia sebelum
mengucapkan sumpah / menyatakan janji setia
kepada NKRI.

2. Kewarganegaraan Ganda Terbatas

Berbeda dengan aturan yang berlaku sebelumnya


di Indonesia, UU 12/2006 telah mengakui status
kewarganegaraan ganda terbatas. Maksudnya
ialah diperbolehkannya seorang anak memiliki
status WNI dan WNA sekaligus, namun setelah
usia 18 tahun, atau sudah kawin secara sah
sebelum usia tersebut, maka ia harus memilih
apakah akan menjadi WNI atau WNA. Dalam
uraian Pasal 4 di atas, yang boleh memiliki
kewarganegaraan ganda terbatas hanya butir c, g,
h, l dan m.

Di samping itu, dengan tetap memperhatikan


batasan usia dan status perkawinan pada pasal 4 di
atas, Pasal 5 UU 12/2006 juga memberikan status
kewarganegaraan ganda terbatas kepada:

a. Anak WNI yang lahir di luar perkawinan sah


namun belum berusia 18 tahun dan belum kawin,
tapi telah diakui secara sah oleh ayahnya yang
WNA.

b. Anak WNI yang belum berusia 5 tahun yang


diangkat secara sah (diadopsi) oleh WNA
berdasarkan penetapan pengadilan.

2.1 Anak yang lahir sejak 1 Agustus 2006

UU 12/2006 berlaku efektif sejak tanggal 1


Agustus 2006. Dengan demikian, anak-anak yang
lahir sejak tanggal 1 Agustus 2006 dan memenuhi
syarat untuk memiliki status kewarganegaraan
ganda terbatas, dapat secara langsung diberikan
oleh KJRI Davao City jika anak itu berdomisili di
KJRI Davao City.

Pendaftaran disampaikan oleh orangtua anak


tersebut ke KJRI Davao City dan akan diberikan
Surat Keputusan Kepala Perwakilan untuk
pengukuhannya melalui prosedur yang singkat dan
tidak membutuhkan biaya administrasi.

2.2 Anak Yang Lahir Sebelum Tanggal 1 Agustus


2006

Anak yang lahir sebelum tanggal 1 Agustus 2006


tidak otomatis menjadi warganegara Indonesia,
namun anak tersebut dapat memperolah
kewarganegaraan Indonesia dengan melakukan
pendaftaran yaitu mengajukan permohonan secara
tertulis dalam bahasa Indonesia di atas kertas
bermaterai.

Tata Cara Pendaftaran:

1. Permohonan pendaftaran dapat diajukan kepada


Kepala Perwakilan Republik Indonesia yang
wilayah kerjanya meliputi tempat tinggal anak;

2. Mengisi formulir yang telah disediakan serta


harus membawa:

a. Fotokopi kutipan Akte Kelahiran anak (sudah


diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia) yang
disahkan oleh Perwakilan RI;

b. Surat pernyataan dari orang tua atau wali bahwa


anak belum kawin jika anak sudah berusia 16
(enam belas) tahun;

c. Fotokopi paspor orang tua anak yang masih


berlaku yang disahkan oleh Perwakilan RI;

d. Pas photo anak terbaru berwarna ukuran 4×6 cm


sebanyak 6 (enam) lembar;

3. Selain itu ada beberapa dokumen lain yang


harus anda lengkapi, diantaranya:
a. Bagi anak yang lahir dari perkawinan yang sah;
harus melampirkan fotokopi kutipan akte
perkawinan/buku nikah atau kutipan akte
perceraian/surat talak/perceraian atau
keterangan/kutipan akte kematian salah seorang
dari orang tua anak (sudah diterjemahkan ke dalam
bahasa Indonesia) yang disahkan oleh Perwakilan
RI;

b. Bagi anak yang diakui atau yang diangkat; harus


melampirkan fotokopi kutipan akte pengakuan
atau penetapan pengadilan tentang pengangkatan
anak (sudah diterjemahkan ke dalam Bahasa
Indonesia) yang disahkan oleh Perwakilan RI;

4. Berkas permohonan pendaftaran tersebut akan


diperiksa kelengkapannya dan apabila berkas
permohonan pendaftaran belum dinyatakan
lengkap, maka Kepala Perwakilan RI akan
mengembalikan berkas pendaftaran tersebut;

5. Jika berkas permohonan pendaftaran sudah


dinyatakan lengkap maka Kepala Perwakilan RI
akan menyampaikan permohonan pendaftaran
tersebut kepada Menteri Hukum dan HAM RI;

6. Selanjutnya Menteri Hukum dan HAM RI akan


memeriksa kelengkapan berkas permohonan
pendaftaran tersebut dan apabila berkas
permohonan pendaftaran tersebut belum
dinyatakan lengkap maka Menteri Hukum dan
HAM RI akan mengembalikan berkas tersebut
kepada Kepala Perwakilan RI;

7. Bila berkas permohonan pendaftaran sudah


dinyatakan lengkap, maka Menteri Hukum dan
HAM RI akan menetapkan keputusan memperoleh
Kewarganegaraan RI.5

5
https://www.kemlu.go.id/davaocity/id/pages/kewarganegaraan_indonesia/2075/etc-menu
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai