A. Persepsi Publik Mengenai Lingkup dan Wujud Cinta Tanah Air Dalam Perspektif Wwasan
Nusantara dan Kearifan Lokal
1. Pengertian Persepsi Publik
Persepsi merupakan proses seseorang menanggapi atau melihat lingkungan
di sekitarnya melalui panca indra yang ia miliki sehinga memiliki kesadaran akan
segala sesuatu yang ada lingkungan sekitar.
Pengertian publik diartikan oleh Syafi’ie, dkk. (1999) yaitu “sejumlah manusia
yang memiliki kebersamaan berfikir, perasaan, harapan, sikap dan tindakan yang
benar dan baik berdasarkan nilai-nilai norma yang mereka miliki”.
Persepsi publik merupakan proses bagaimana sekelompok masyarakat
melihat, memandang dan menanggapi lingkungan sekitarnya melalui apa yang
mereka tangkap dan terima oleh alat indra sehingga dapat memberikan kesan dan
penafsiran terhadap apa yang terjadi di lingkungan sekitar mereka.
D. Peran Kepemimpinan dan Nilai-nilai Dasar Bela Negara dalam Kompetisi dan Konflik
Kepentingan
1. Implementasi Kepemimpinan
Seorang pemimpin harus memiliki kepemimpinan dalam mengurus sebuah
organisasi. Pemimpin belum tentu berjiwa kepemimpinan, akan tetapi
kepemimpinan wajib dimiliki oleh seorang pemimpin. Kepemimpinan perlu
diimplementasikan dalam kehidupan nyata, dan itulah yang akan menguji sejauh
mana jiwa kepemimpinan seseorang dapat berjalan dan bertahan dalam desakan
konflik dan kompleksitas pengambilan keputusan. Itulah yang menjadi landasan
dalam kehidupan bernegara, di mana sikap bela negara memerlukan
kepemimpinan guna mempersiapkan warga negara dalam menghadapi
persoalan sosial dan negara.
2. Nilai-nilai Dasar Bela Negara
Nilai-Nilai Dasar Bela Negara meliputi 6 (enam) kelompok ruang lingkup nilai,
dengan rincian penjelasan sebagai berikut:
1) Cinta Tanah Air
2) Sadar Berbangsa dan Bernegara
3) Setia kepada Pancasila sebagai Ideologi Negara
4) Rela Berkorban untuk Bangsa dan Negara
5) Mempunyai Kemampuan Awal Bela Negara
6) Semangat Untuk Mewujudkan Negara Yang Berdaulat, Adil dan Makmur
3. Kompetisi dan Konflik Kepentingan
Dalam kehidupan, kompetisi adalah fenomena yang melekat pada manusia dan
unsur kehidupan lainnya. Tujuannya adalah mencapai target tertentu dengan
reward bagi kompetitor. Kompetisi bisa bernilai positif atau negatif, bergantung
pada konteksnya. Interaksi antar individu dalam kompetisi berkaitan erat dengan
perkembangan dan inovasi. Konflik kepentingan muncul ketika individu
mengutamakan kepentingan sekunder, seperti hasrat atau prestise,
mengabaikan kewajiban utama. Pengendalian konflik kepentingan penting untuk
meminimalkan kerugian dan meningkatkan etos kerja. Dalam jabatan
ketatanegaraan, konflik kepentingan dapat terjadi ketika kewajiban primer
terabaikan karena pengaruh kepentingan sekunder. Dimensi peran, aktivitas, dan
finansial perlu diperhatikan untuk menghindari konflik.
c. Penegakan Hukum dan Keadilan: Menegakkan hukum dengan tegas dan adil
untuk menciptakan keadilan bagi seluruh warga negara.
d. Membangun Kemampuan Pertahanan: Meningkatkan kapabilitas pertahanan
negara dalam menghadapi potensi ancaman dari luar.
e. Melindungi Rakyat dari Berbagai Bencana (Alam, Kesengajaan, Lalai)
Termasuk Perlindungan Hak-Hak Rakyat: Menjamin keselamatan rakyat dari
berbagai jenis bencana alam, bencana akibat kelalaian, maupun tindakan
kesengajaan, serta melindungi hak-hak rakyat secara menyeluruh.
Basseng, dkk, (2019) menyatakan bahwa ketahanan nasional yang kuat
dan handal merupakan potensi besar bagi bangsa dan negara untuk menghadapi
berbagai ancaman dari dalam maupun luar negeri. Konsep kewaspadaan
nasional melibatkan waspada diri, keluarga, masyarakat, lingkungan
kerja/pendidikan, dan waspada nasional. Wujud Waspada Nasional menjadi
bentuk deteksi awal terhadap potensi ancaman yang dapat membahayakan
kehidupan bangsa dan negara.