Anda di halaman 1dari 9

A.

Konsep Negara, Tujuan Negara Dan Urgensi Pancasila Sebagai Dasar Negara
1. Konsep Negara
Negara merupakan integrasi dari kekuasaan politik. Negara adalah alat
(agency) dari masyarakat yang mempunyai kekuasaan untuk mengatur hubungan-
hubungan manusia dalam masyarakat dan menertibkan gejala-gejala kekuasaan
dalam masyarakat.
Adapun definisi negara menurut para ahli adalah sebagai berikut:
a. Roger H. Soltau
Negara adalah agen (agency) atau kewewenangan (authority) yang
mengatur atau mengandalikan persoalan-persoalan bersama atas nama
masyarakat.
b. Max Weber
Negara adalah suatu masyarakat yang mempunyai monopoli dalam
penggunaan kekerasan fisik secara sah dalam sesuatu wilayah.
c. Robert M. MacIver
Negara adalah asosiasi yang menyelenggarakan penertiban di dalam
suatu masyarakat dalam suatu wilayah dengan berdasarkan sistem hukum
yang diselenggarakan oleh suatu pemerintah yang untuk maksud tersebut
diberi kekuasaan memaksa.

Jadi sebagai definisi umum dapat dikatakan bahwa negara adalah suatu daerah
teritorial yang rakyatnya diperintah (governed) oleh sejumlah pejabat dan yang
berhasil menuntut dari warga negaranya ketaatan pada peraturan perundang-
undangannya melalui penguasa (kontrol) monopolisitis terhadap kekuasaan yang
sah.
2. Tujuan Negara
Tujuan utama berdirinya negara pada hakikatnya sama, yaitu menciptakan
kebahagian rakyatnya (bonum publicum/common-wealth).
Berikut beberapa tujuan negara antara lain:
a. Keamanan ekstern (eksternal security), artinya negara bertugas melindungi
warga negaranya terhadap ancaman dari luar.
b. Pemeliharaan ketertiban intern (mainte-nance of internal order), artinya dalam
masyarakat yang tertib terdapat pembagian kerja dan tanggung jawab
pelaksanaan peraturan-peraturan pada segenap fungsionaris negara dan usaha-

1
usaha yang dimengerti oleh segenap warga negara dan dilaksanakan untuk
memajukan kebahagian bersama.
c. Fungsi keadilan (justice), terwujudnya suatu sistem di mana terdapat saling
pengertian dan prosedur-prosedur yang diberikan kepada setiap orang apa
yang telah disetujui dan telah dianggap patut.
d. Kesejahteraan (welfare), kesejahteraan meliputi keamanan, ketertiban,
keadilan dan kebebasan.
e. Kebebasan (freedom), adalah kesempatan mengembangkan dengan bebas
hasrat-hasrat individu akan ekspresi ke-pribadiannya yang harus disesuaikan
gagasan kemakmuran umum. Bagaimana dengan tujuan negara Indonesia?
Tujuan Negara Indonesia seperti tertuang dalam Alinea IV Pembukaan UUD
1945, yaitu:
1) Melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah
Indonesia,
2) Memajukan kesejahteraan umum,
3) Mencerdaskan kehidupan bangsa,
4) Ikut serta melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan,
perdamaian abadi dan keadilan sosial.
3. Urgensi Pancasila Sebagai Dasar Negara
Urgensi pancasila sebagai dasar negara adalah pentingnya Pancasila sebagai
dasar negara yang mampu menjaga keutuhan, kesatuan, dan kemajuan bangsa
Indonesia di tengah tantangan global. Pancasila memiliki beberapa fungsi yang
menunjukkan urgensi pancasila sebagai dasar negara, yaitu:
a. Fungsi integratif
Yaitu fungsi pancasila sebagai alat pemersatu bangsa Indonesia yang
terdiri dari berbagai suku, agama, ras, budaya, dan daerah. Pancasila menjadi
dasar persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia yang berbhineka tunggal ika.
b. Fungsi adaptif
Yaitu fungsi pancasila sebagai alat penyesuaian bangsa Indonesia
dengan perkembangan zaman dan perubahan lingkungan. Pancasila mampu
menampung aspirasi dan dinamika masyarakat Indonesia dalam berbagai
bidang kehidupan.
c. Fungsi normatif

2
Yaitu fungsi pancasila sebagai alat penentu norma-norma hukum,
moral, dan etika bagi bangsa Indonesia. Pancasila menjadi sumber hukum
tertinggi di Indonesia yang mengikat seluruh warga negara tanpa terkecuali.
Pancasila juga menjadi sumber moral dan etika yang mengatur perilaku warga
negara dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
d. Fungsi dinamis
Yaitu fungsi pancasila sebagai alat pendorong kemajuan bangsa
Indonesia dalam berbagai bidang kehidupan. Pancasila menjadi motivasi bagi
warga negara untuk berprestasi dan berkarya demi kemuliaan bangsa dan
negara. Pancasila juga menjadi inspirasi bagi warga negara untuk berinovasi
dan berkreasi dalam mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi, seni,
budaya, dan olahraga.
B. Sumber Yuridis, Hostoris, Sosiologis dan Politis Tentang Pancasila Sebagai
Dasar Negara
1. Sumber Yuridis
Secara yuridis ketatanegaraan, pancasila merupakan dasar negara Republik
Indonesia sebagaimana terdapat pada Pembukaan UUD NRI Tahun 1945.
Peneguhan pancasila sebagai dasar negara sebagaimana terdapat pada pembukaan,
juga dimuat dalam Ketetapan MPR No. XVIII/MPR/1998, tentang Pencabutan
Ketetapan MPR Nomor II/MPR/1978 tentang Pedoman Penghayatan dan
Pengamalan Pancasila (Ekaprasetya Pancakarsa) dan ketetapan tentang
Penegasan Pancasila sebagai Dasar Negara.
Selain itu, juga ditegaskan dalam Undang-Undang Nomor 12 Tahun
2011 tentang Pembentukan Perundang-undangan bahwa pancasila merupakan
sumber dari segala sumber hukum negara.
2. Sumber Historis
Dalam sidang yang diselenggarakan untuk mempersiapkan Indonesia
merdeka, Radjiman meminta kepada anggotanya untuk menentukan dasar negara.
Sebelumnya, Muhammad Yamin dan Soepomo mengungkapkan pandangannya
mengenai dasar negara. Kemudian dalam pidato 1 Juni 1945, Soekarno
menyebut dasar negara dengan menggunakan bahasa Belanda, Philosophische
grondslag bagi Indonesia merdeka. Pancasila sebagai dasar negara sering juga
disebut sebagai Philosophische Grondslag dari negara, ideologi negara,
staatsidee. Dalam hal tersebut, pancasila digunakan sebagai dasar mengatur

3
pemerintah negara. Atau dengan kata lain, Pancasila digunakan sebagai dasar
untuk mengatur penyelenggaraan negara (Darmodiharjo, 1991: 19).
Dengan demikian, jelas kedudukan pancasila itu sebagai dasar negara,
pancasila sebagai dasar negara dibentuk setelah menyerap berbagai pandangan
yang berkembang secara demokratis dari para anggota BPUPKI dan PPKI sebagai
representasi bangsa Indonesia (Pimpinan MPR dan Tim KerjaSosialisasi MPR
periode 2009--2014, 2013: 94).
3. Sumber Sosiologis
Secara ringkas, Latif (Pimpinan MPR dan Tim Kerja Sosialisasi MPR periode
2009--2014, 2013) menguraikan pokok-pokok moralitas dan haluan kebangsaan-
kenegaraan menurut alam pancasila sebagai berikut:
a. Pertama, nilai-nilai ketuhanan (religiusitas) sebagai sumber etika dan
spiritualitas (yang bersifat vertical transcendental) dianggap penting
sebagai fundamental etika kehidupan bernegara.
b. Kedua, nilai-nilai kemanusiaan universal yang bersumber dari hukum Tuhan,
hukum alam, dan sifat-sifat sosial (bersifat horizontal) dianggap penting dan
sebagai fundamental etika-politik kehidupan bernegara dalam pergaulan dunia.
c. Ketiga, nilai-nilai etis kemanusiaan harus mengakar kuat dalam lingkungan
pergaulan kebangsaan yang lebih dekat sebelum menjangkau pergaulan dunia
yang lebih jauh.
d. Keempat, nilai ketuhanan, nilai kemanusiaan, dan nilai serta cita-cita
kebangsaan itu dalam aktualisasinya harus menjunjung tinggi kedaulatan
rakyat yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan.
e. Kelima, nilai ketuhanan, nilai kemanusiaan, nilai dan cita kebangsaan serta
demokrasi permusyawaratan itu memperoleh artinya sejauh dalam
mewujudkan keadilan sosial.
4. Sumber Politis
Pasal 1 ayat (2) UUD 1945, terkandung makna bahwa pancasila menjelma
menjadi asas dalam sistem demokrasi konstitusional. Konsekuensinya, Pancasila
menjadi landasan etik dalam kehidupan politik bangsa Indonesia. Selain itu, bagi
warga negara yang berkiprah dalam suprastruktur politik (sektor pemerintah),
yaitu lembaga-lembaga negara dan lembaga-lembaga pemerintahan, baik di pusat
maupun di daerah, pancasila merupakan norma hukum dalam memformulasikan
dan mengimplementasikan kebijakan publik yang menyangkut hajat hidup

4
orang banyak. Di sisi lain, bagi setiap warga negara yang berkiprah dalam
infrastruktur politik (sektor masyarakat), seperti organisasi kemasyarakatan, partai
politik, dan media massa, maka pancasila menjadi kaidah penuntun dalam setiap
aktivitas sosial politiknya.
C. Dinamika Dan Tantangan Pancasila Sebagai Dasar Negara
1. Dinamika Pancasila
Pancasila sebagai dasar negara memiliki sejarah dan proses perumusan yang
panjang dan dinamis. Pancasila pertama kali diusulkan oleh Ir. Soekarno pada
tanggal 1 Juni 1945 dalam pidato di depan Badan Penyelidik Usaha Persiapan
Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI). Dalam pidato tersebut, Soekarno
menyampaikan lima asas atau sila yang menjadi dasar negara Indonesia, yaitu:
a. Kebangsaan Indonesia
b. Internasionalisme atau kemanusiaan
c. Mufakat atau demokrasi
d. Kesejahteraan sosial
e. Ketuhanan.
Pada tanggal 18 Agustus 1945, Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia
(PPKI) menetapkan Undang-Undang Dasar 1945 (UUD 1945) sebagai konstitusi
negara Indonesia. Dalam pembukaan UUD 1945 alinea keempat, lima sila tersebut
disusun ulang menjadi:
a. Ketuhanan Yang Maha Esa
b. Kemanusiaan yang adil dan beradab
c. Persatuan Indonesia
d. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/ perwakilan
e. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

Pancasila sebagai dasar negara kemudian mengalami beberapa perubahan dan


penyesuaian seiring dengan perkembangan politik dan sosial di Indonesia. Pada
masa Orde Lama, Pancasila sempat ditantang oleh ideologi komunisme yang
dianut oleh Partai Komunis Indonesia (PKI). Pada masa Orde Baru, Pancasila
dijadikan sebagai satu-satunya asas organisasi kemasyarakatan (Ormas) melalui
TAP MPRS No. XX/MPRS/1966. Pada masa Reformasi, Pancasila menghadapi
tantangan dari gerakan separatisme, radikalisme, dan liberalisme.

5
2. Tantangan Pancasila
Pancasila sebagai dasar negara tidaklah bebas dari berbagai tantangan dan
hambatan yang datang baik dari dalam maupun dari luar negeri. Pancasila harus
mampu menghadapi dan mengatasi tantangan-tantangan tersebut agar tetap eksis
dan efektif sebagai dasar negara Indonesia. Berikut adalah beberapa tantangan
yang dihadapi oleh Pancasila sebagai dasar negara:
a. Globalisasi
Globalisasi adalah proses integrasi ekonomi, politik, sosial, budaya,
dan teknologi antara negara-negara di dunia. Globalisasi membawa dampak
positif maupun negatif bagi Indonesia. Dampak positifnya adalah Indonesia
dapat memperluas pasar, meningkatkan kerjasama, memperoleh informasi, dll.
Dampak negatifnya adalah Indonesia dapat kehilangan identitas nasional,
tergantung pada negara lain, terpapar oleh budaya asing, dll.
Globalisasi menimbulkan tantangan bagi Pancasila sebagai dasar
negara karena dapat mengancam kedaulatan dan keutuhan negara Indonesia.
Globalisasi juga dapat menimbulkan konflik antara nilai-nilai lokal dengan
nilai-nilai global. Pancasila harus mampu menjaga keseimbangan antara
kepentingan nasional dengan kepentingan internasional. Pancasila juga harus
mampu mempertahankan nilai-nilai luhur bangsa Indonesia di tengah arus
globalisasi
b. Radikalisme
Radikalisme adalah paham atau gerakan yang ingin mengubah secara
drastis atau radikal suatu sistem atau tatanan yang ada. Radikalisme dapat
bersifat politik, agama, sosial, budaya, dll. Radikalisme dapat bersumber dari
ketidakpuasan, ketidakadilan, ketidakpercayaan, dll.
Radikalisme menimbulkan tantangan bagi Pancasila sebagai dasar
negara karena dapat mengganggu stabilitas dan keamanan nasional.
Radikalisme juga dapat menimbulkan intoleransi, diskriminasi, kekerasan,
terorisme, dll. Pancasila harus mampu menangkal dan mencegah radikalisme
dengan cara menegakkan hukum, memberikan pendidikan, memberdayakan
masyarakat, dll.

6
c. Intoleransi
Intoleransi adalah sikap atau perilaku yang tidak mau menghormati
atau menghargai perbedaan atau keragaman yang ada di masyarakat.
Intoleransi dapat terjadi pada bidang agama, etnis, ras, budaya, politik, dll.
Intoleransi dapat bersumber dari fanatisme, primordialisme, eksklusivisme,
dll.
Intoleransi menimbulkan tantangan bagi Pancasila sebagai dasar
negara karena dapat merusak persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia.
Intoleransi juga dapat menimbulkan konflik sosial, disintegrasi nasional,
dislokasi sosial ekonomi budaya politik hukum dll. Pancasila harus mampu
mengatasi intoleransi dengan cara meningkatkan dialog antar kelompok,
menumbuhkan rasa saling menghormati dan menghargai perbedaan, menjaga
kerukunan antar umat beragama, dll.
d. Korupsi
Korupsi adalah tindakan melawan hukum yang dilakukan oleh pejabat
publik atau pihak swasta untuk memperoleh keuntungan pribadi atau
kelompok dengan cara menyalahgunakan wewenang atau jabatan. Korupsi
dapat terjadi pada bidang politik, ekonomi, keuangan, pendidikan, kesehatan,
dll. Korupsi dapat bersumber dari keserakahan, nepotisme, kolusi, dll.
Korupsi menimbulkan tantangan bagi Pancasila sebagai dasar negara
karena dapat merusak moral dan etika bangsa Indonesia. Korupsi juga dapat
menimbulkan kerugian negara, ketimpangan sosial, kemiskinan, dll. Pancasila
harus mampu mencegah dan memberantas korupsi dengan cara meningkatkan
transparansi dan akuntabilitas publik, memberikan sanksi hukum yang tegas,
memberikan pendidikan antikorupsi, dll.
D. Esensi Dan Urgensi Pancasila Sebagai Dasar Negara
1. Esensi
Esensi Pancasila sebagai Dasar Negara Kaidan penuntun dalam pembuatan
politik hukum atau kebijakan negrara lainnya.
Kemerosotan penghayatan nilai-nilai pancasila dapat disaksikan di semua
bidang kehidupan, dari semua kelas sosial, dan di hampir semua profesi. Fakta

7
paling jelas adalah korupsi yang dilakukan di semua lini, mulai dari pejabat
pemerintah maupun institusi pemerintah dan swasta.

Catatan Kementerian Dalam Negeri RI menyebutkan bahwa dalam kurun


waktu tahun 2005-2013 ada 277 gubernur, walikota, dan bupati yang terlibat
korupsi, dan 3.000 anggota DPRD terjerat hukum. Dalam kurun waktu yang sama
terdapat 137 anggota DPRD provinsi dan 1.050 anggota DPRD kabupaten/kota
terlibat korupsi (Suara Pembaruan, 9 Desember 2013).
2. Urgensi
Untuk memahami urgensi pancasila sebagai dasar negara, dapat menggunakan
2 metode pendekatan, yaitu instittusional (kelembagaan) dan human resourse
(personal/ sumber daya manusia).
Pendekatan institusional yaitu membentuk dan menyelenggarakan negara yang
bersumber pada nilai pancasila sehingga bangsa Indonesia memenuhi unsur-unsur
sebagai negara modern, yang menjamin terwujudnya tujuan negara atau
terpenuhinya kepentingan nasional yang bermuara kepada terwujudnya
masyarakat adil dan makmur.
Sedangkan human resourse terletak pada 2 aspek, yaitu pada orang-orang yang
memegang jabatan pada pemerintahan yang melaksanakan nilai-nilai pancasila
secara murni dan kesekuen didalam pemenuhan tugas dan tanggung jawabnya dan
formulasi kebijakan negara akan menghasilkan kebijakan yang
mengejawantahkan kepentingan rakyat.

8
REFERENSI

1. Agung. (2020). "Sumber Yuridis, Historis, Sosiologi, Dan Politis Tentang Pancasila
Sebagai Dasar Negara". Diakses pada 19 Oktober 2023, pukul 21.43.
https://doku.pub/documents/c-sumber-yuridis-historis-sosiologi-dan-politis-tentang-
pancasila-sebagai-dasar-negara-30j84g6r6glw
2. Nuranisa, Siti. (2020). "Mendeskripsikan Esensi dan Urgensi Pancasila Sebagai
Ideologi Negara". Diakses pada 19 Oktober 2023, pukul 22.12.
https://www.kompasiana.com/siti21078/5fab3bafd541df60c56b4873/
mendeskripsikan-esensi-dan-urgensi-pancasila-sebagai-ideologi-negara?
page=all#section1
3. Setiawan, Samhis. (2023). "Pengertian dan Fungsi Negara". Diakses pada 19
Oktober 2023, pukul 20.50.
https://www.gurupendidikan.co.id/pengertian-negara/
4. Universitas Islam An-Nur Lampung. (2023). "Esensi dan Urgensi Pancasila sebagai
Dasar Negara". Diakses pada 19 Oktober 2023, pukul 21.25.
https://an-nur.ac.id/blog/esensi-dan-urgensi-pancasila-sebagai-dasar-
negara.html#:~:text=Pancasila%20memiliki%20beberapa%20fungsi%20yang
%20menunjukkan%20urgensi%20Pancasila,dan%20etika%20bagi%20bangsa
%20Indonesia.%20...%20More%20items
5. Universitas Islam An-Nur Lampung. (2023). "Dinamika dan Tantangan Pancasila
sebagai Dasar Negara". Diakses pada 19 Oktober 2023, pukul 21.58.
https://an-nur.ac.id/blog/dinamika-dan-tantangan-pancasila-sebagai-dasar-
negara.html
6. Wahyudi, Herry. (2011). "Konsep Negara". Diakses pada 19 Oktober 2023, pukul
20.32.
https://www.kompasiana.com/herrywahyudi/5500b195a333111870511a27/konsep-
negara

Anda mungkin juga menyukai