NIM : 2140142
KELAS : AKSELERASI 2021
• PENDAHULUAN
• Hubungan Pancasila dengan Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
(UUDNRI) Tahun 1945
1. Pancasila sebagai cerminan dari jiwa dan cita-cita hukum bangsa Indonesia tersebut merupakan
norma dasar dalam penyelenggaraan bernegara dan yang menjadi sumber dari segala sumber hukum
sekaligus sebagai cita hukum (recht-idee), baik tertulis maupun tidak tertulis di Indonesia. Cita
hukum inilah yang mengarahkan hukum pada cita-cita bersama bangsa Indonesia.
2. Hubungan yang bersifat formal antara Pancasila dengan Pembukaan UUD NRI tahun 1945 dapat
ditegaskan bahwa rumusan Pancasila sebagai dasar negara republik Indonesia adalah sebagaimana
tercantum dalam Pembukaan UUD NRI 1945 alinea keempat. Menurut Kaelan (2000: 91),
3. Hubungan Pancasila dengan Pembukaan UUD NRI tahun 1945 secara material adalah menunjuk
pada materi pokok atau isi Pembukaan yang tidak lain adalah Pancasila. Oleh karena kandungan
material Pembukaan UUD NRI tahun 1945 yang demikian itulah maka Pembukaan UUD NRI tahun
1945 dapat disebut sebagai pokok kaidah negara yang fundamental, sebagaimana dinyatakan oleh
Notonagoro, esensi atau inti sari pokok kaidah negara yang fundamental secara material tidak lain
adalah Pancasila.
2. Hubungan antara negara dan penduduknya yang meliputi warga negara, pertahanan negara,
agama, pendidikan, perekonomian dan kesejahteraan sosial.
a. Pasal 26, Pasal 27 ayat (3), Pasal 29, Pasal 31, Pasal 33, Pasal 34
b. Orang asing yang menetap di wilayah Indonesia mempunyai status hukum sebagai
penduduk Indonesia. Sebagai penduduk, maka pada diri orang asing itu melekat hak dan
kewajiban sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku (berdasarkan
prinsip yuridiksi teritorial) sekaligus tidak boleh bertentangan dengan ketentuan hukum
internasional yang berlaku umum (general international law).
c. Untuk memperteguh konsep yang dianut bangsa dan negara Indonesia di bidang
pembelaan negara, yaitu bahwa upaya pembelaan negara bukan monopoli TNI, namun
juga merupakan hak sekaligus kewajiban setiap warga negara.
d. Negara menjamin salah satu hak manusia yang paling asasi, yaitu kebebasan beragama.
e. pendidikan dasar menjadi wajib dan bagi siapa pun yang tidak melaksanakan
kewajibannya akan dikenakan sanksi.
f. Asas kekeluargaan dan prinsip perekonomian nasional dimaksudkan sebagai rambu-
rambu yang sangat penting dalam upaya mewujudkan demokrasi ekonomi di Indonesia.
g. Sistem jaminan sosial merupakan bagian upaya mewujudkan Indonesia sebagai negara
kesejahteraan (welfare state) sehingga rakyat dapat hidup sesuai dengan harkat dan
martabat kemanusiaan.
3. Materi lain berupa aturan bendera negara, bahasa negara, lambang negara, dan lagu
kebangsaan
a. Pasal 35, Pasal 36, Pasal 36A , Pasal 36B
b. Bendera, bahasa, lambang, dan lagu kebangsaan merupakan simbol yang mempersatukan
seluruh bangsa Indonesia di tengah perubahan dunia yang tidak jarang berpotensi
mengancam keutuhan dan kebersamaan sebuah negara dan bangsa, tak terkecuali bangsa
dan negara Indonesia (MPR RI, 2011: 187).
c. Dalam pengertian yang simbolik itu, bendera, bahasa, lambang, dan lagu kebangsaan
memiliki makna penting untuk menunjukkan identitas dan kedaulatan negara dan bangsa
Indonesia dalam pergaulan internasional.
• Penutup
a. Arti penting Pancasila sebagai dasar negara Indonesia lebih kepada penyelenggaraan
negara,
b. Semua komponen negara terutama pemerintah dapat menyelenggarakan negara dengan
berpedoman pada nilai-nilai Pancasila,
c. Pancasila menjiwai seluruh bidang kehidupan bangsa Indonesia,
d. Pancasila merupakan cerminan dari jiwa dan cita-cita hukum bangsa Indonesia yang
bersumber dari nilai-nilai yang dianut bangsa Indonesia,
e. Pancasila sebagai dasar negara Indonesia merupakan proses kristalisasi nilai-nilai yang
hidup dalam masyarakat nusantara yang bertransformasi menjadi bangsa Indonesia, dan
dalam mewujudkan cita-cita negara kebangsaan Indonesia yaitu keadilan sosial bagi
seluruh rakyat Indonesia harus berdasarkan kepada nilai-nilai Ketuhanan, Kemanusiaan,
Persatuan (nasionalisme), Kerakyatan (musyawarah, hikmat dan kebijaksanaan).
STUDI KASUS
Rep: Ali Mansur/ Red: Bayu HermawanStaf Khusus Dewan Pengarah Badan
Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Antonius Benny Susetyo di Gedung Nusantara
III, Kompleks Parlemen, Jakarta, Selasa (17/3).
Benny juga menyesalkan tindakan rasisme yang pernah terjadi beberapa waktu lalu di
Indonesia. Dengan tegas menurutnya rasisme tidak boleh tumbuh dan berkembang di
Indonesia, karena bertentangan dengan Pancasila. perlu diinternalisasikannya nilai-
nilai Pancasila dalam prilaku berbangsa dan menegara.
"Pancasila harus dikonkretkan dalam relasi antara negara dengan warganya, serta
antara warga satu dengan warga lainnya," kata Benny.
Sumber:
https://www.republika.co.id/berita/qc98e2354/bpip-rasisme-bertentangan-dengan-
nilai-pancasila