Anda di halaman 1dari 13

PANCASILA SEBAGAI

DASAR NEGARA
Adha Febriyansyah Aji (215010107111104)
Angelica Sant Grace (215010101111095)
Fauzi Fadhila Illahi (215010101111098)
Pengertian dan Kedudukan Pancasila sebagai Dasar Negara
Pengertian Pancasila Kedudukan Pancasila
• Pancasila adalah ideologi atau dasar • Kedudukan Pancasila sebagai dasar negara
negara yang dijadikan pedoman bangsa Indonesia mempunyai arti bahwa segala
Indonesia. peraturan negara harus sesuai dan tidak boleh
bertentangan dengan Pancasila.
• Pancasila berasal dari Bahasa Sanksekerta,
yaitu “panca” yang berarti lima dan “sila” • Kedudukan Pancasila sebagai dasar Negara
yang berarti prinsip atau asas. Indonesia dilegalkan oleh Instruksi
Presiden No.12/1968. Pancasila dijadikan
• Pancasila merupakan buah pikiran, sebagai norma dasar/kaidah negara yang
musyawarah, dan mufakat yang dilakukan fundamental. Hal tersebut tercantum dalam
para tokoh penting pada masa perjuangan alinea keempat UUD RI tahun 1945.
kemerdekaan.
• Pancasila sebagai dasar negara memiliki arti
• Nilai-nilai di dalam Pancasila merupakan bahwa Pancasila menjadi pedoman dalam
pedoman normatif yang digunakan pada penyelenggaraan segala norma-norma hukum
setiap kegiatan penyelenggaraan negara. dan negara.
Hubungan Pancasila dengan Pembukaan UUD 1945
• Pancasila merupakan dasar negara Indonesia dan UUD 1945 merupakan dasar konstitusi negara
Indonesia.
• Menurut Winarno dalam buku Paradigma Baru Pendidikan Pancasila (2016), Pancasila merupakan
dasar negara Indonesia, kedudukan pancasila sebagai dasar negara bersifat kuat tetap dan tidak
dapat diubah karenasecara eksplisit terdapat dalam Pembukaan UUD 1945 pada alinea ke empat.
• Antara Pancasila sebagai dasar negara dan UUD 1945, khususnya bagian pembukaan, sebagai
dasar hukum, keduanya memiliki hubungan yang saling berkaitan atau tidak dapat dipisahkan.
Dapat digambarkan jika Pancasila adalah rohnya, sedangkan UUD 1945 adalah raganya.
• Pancasila merupakan unsur pokok dalam Pembukaan UUD 1945. Unsur pokok ini kemudian
dijabarkan lebih lanjut dalam pasal-pasal UUD 1945, sebagai norma hukum dasar dalam
kehidupan bernegara dan berbangsa.
• Pancasila merupakan dasar filsafat negara yang termuat dalam Pembukaan UUD 1945. Artinya
setiap hal dalam konteks penyelenggaraan negara harus sesuai dengan nilai Pancasila, termasuk
peraturan, perundang-undangan, pemerintahan, sistem demokrasi, dan lainnya.
Hubungan Pancasila dengan Pembukaan UUD 1945
• Hubungan antara Pancasila dengan Pembukaan UUD 1945 merupakan hubungan yang sifatnya
formal. Artinya Pancasila dijadikan dasar dalam penyelenggaraan negara, serta sebagai norma
positif. Pancasila memiliki kedudukan yang kuat dan tidak dapat diubah. Sedangkan Pembukaan
UUD 1945 berkedudukan sebagai tertib hukum tertinggi.

• Pancasila dan Pembukaan UUD 1945 juga memiliki hubungan material. Artinya UUD 1945
merupakan kaidah hukum negara Indonesia, yang mana seluruh unsur dan pokok kaidahnya
bersumber dari Pancasila. Maka dapat dikatakan jika Pancasila juga merupakan tertib hukum
Indonesia.
Penjabaran Pancasila dalam Pasal-Pasal UUD 1945
Berdasarkan hasil amandemen dan pengelompokan keseluruhan batang tubuh UUD 1945, berikut disampaikan
beberapa penjabaran Pancasila dalam pasal-pasal UUD 1945:

A. Sistem Pemerintahan Negara dan Kelembagaan Negara

a. Pasal 1 ayat 3 : Negara Indonesia adalah Negara hukum. Negara hukum yang dimaksud adalah negara
yang menegakkan supremasi hukum untuk menegakkan keadilan dan kebenaran dan tidak ada kekuasaan
yang tidak dipertanggung-jawabkan.

b. Pasal 3 :

• Ayat 1 : MPR berwenang mengubah dan menetapkan UUD

• Ayat 2 : MPR melantik Prisiden dan / atau Wakil Presiden

• Ayat 3 : MPR hanya dapat memberhentikan Presiden dan / atau Wakil Presiden dalam masa jabatannya
menurut UUD
Penjabaran Pancasila dalam Pasal-Pasal UUD 1945
B. Hubungan Antara Negara dan Penduduknya yang Meliputi Warga Negara, Agama, Pertahanan
Negara, Pendidikan, dan Kesejahteraan Sosial.

• Pasal 26 ayat (2) : Penduduk ialah warga negara Indonesia dan orang asing yang bertempat tinggal
di Indonesia.
• Pasal 27 ayat (3) : setiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam upaya pembelaan negara.
• Pasal 29 ayat (2) : negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agamanya
masing-masing dan untuk beribadat menurut agamanya dan kepercayaannya itu.
• Pasal 31 ayat (2) : setiap warga negara wajib mengikuti pendidikan dasar dan pemerintah wajib
membiayainya.
• Pasal 33 ayat (1) : perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasar atas asas kekeluargaan.
• Pasal 34 ayat (2) : negara mengembangkan sistem jaminan sosial bagi seluruh rakyat dan
memberdayakan masyarakat yang lemah dan tidak mampu sesuai dengan martabat kemanusiaan.
Penjabaran Pancasila dalam Pasal-Pasal UUD 1945
C. Materi lain berupa aturan Bendera Negara, Bahasa Negara, Lambang Negara, dan Lagu
Kebangsaan.
• Pasal 35 Bendera Negara Indonesia adalah Sang Merah Putih

• Pasal 36 Bahasa Negara ialah Bahasa Indonesia

• Pasal 36A Lambang negara ialah Garuda Pancasila dengan semboyan Bhineka Tunggal Ika

• Pasal 36B Lagu kebangsaan adalah Indonesia Raya


Implementasi Pancasila dalam pembuatan Kebijakan
A. Bidang Politik.
Implementasi Pancasila dalam pembuatan kebijakan negara dituangkan dalam pasal 26, 27 ayat (1), dan
pasal 28 yang merupakan pancaran dari sila ke-4 dan ke-2 Pancasila [3].
a. Pasal 26 (1) Yang menjadi warga negara ialah orang-orang bangsa Indonesia asli dan orang-orang
bangsa lain yang disahkan dengan undang-undang sebagai warga negara. (2) Penduduk ialah warga
negara Indonesia dan orang asing yang bertempat tinggal di Indonesia.
b. Pasal 27 (1) Segala warga negara bersamaan kedudukannya di dalam hukum dan pemerintahan dan
wajib menjunjung hukum dan pemerintahan itu dengan tidak ada kecualinya.
c. Pasal 28A-28J membahas tentang hak asasi manusia mulai dari hak hidup, hak berkreasi dan hak hak
lainnya secara umum
[3] Sistem negara yang terbentuk ke dalam UUD harus berdasar atas kedaulatan rakyat dan
permusyawaratan perwakilan karena menurut pendapat Bakry (2010: 209), aliran yang sesuai dengan sifat
dan pikiran masyarakat Indonesia.
Implementasi Pancasila dalam pembuatan Kebijakan
B. Bidang Ekonomi
Istilah “yang kuat menang” dalam ilmu ekonomi membuat perkembangan ekonomi mengarah pada
persaingan bebas dan jarang mementingkan moralitas. Hal tersebut tidak sesuai dengan Pancasila
yang lebih tertuju kepada ekonomi kerakyatan, yaitu ekonomi yang humanistic yang mendasarkan
pada tujuan demi kesejahteraan rakyat secara luas (Mubyarto, 1999). Pengembangan ekonomi bukan
hanya mengejar pertumbuhan saja melainkan demi kemanusiaan, demi kesejahteraan seluruh
masyarakat. Maka sistem ekonomi Indonesia mendasarkan atas kekeluargaan seluruh bangsa.
Implementasi pancasila dalam pembuatan kebijakan negara dalam bidang politik dituangkan dalam:
a. Pasal 27 (2) Tiap-tiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi
kemanusiaan.
b. Pasal 33 (1) Perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasar atas asas kekeluargaan.
c. Pasal 34 (2) Negara mengembangkan sistem jaminan sosial bagi seluruh rakyat dan
memberdayakan masyarakat yang lemah dan tidak mampu sesuai dengan martabat kemanusiaan.
Berdasarkan penjabaran pokok-pokok pikiran tersebut, maka pembuatan kebijakan negara dalam
bidang ekonomi di indonesia dimaksudkan untuk menciptakan sistem perekonomian yang
bertumpu pada kepentingan rakyat dan berkeadilan.
Implementasi Pancasila dalam pembuatan Kebijakan
C. Bidang Sosial Budaya
Dalam pembangunan dan pengembangan aspek sosial budaya hendaknya didasarkan atas sistem
nilai yang sesuai dengan nilai-nilai budaya yang dimiliki oleh masyarakat tersebut. Oleh karena
itu dalam pengembangan sosial budaya pada masa reformasi ini kita harus mengangkat nilai-nilai
yang dimiliki bangsa Indonesia sebagai dasar nilai yaitu nilai-nilai pancasila itu sendiri. Dalam
prinsip etika pancasila pada hakikatnya bersifat humanistic, artinya nilai-nilai pancasila
mendasarkan pada nilai yang bersumber pada harkat dan martabat manusia sebagai makhluk
yang berbudaya. Implementasi pancasila dalam pembuatan kebijakan negara terdapat dalam:
a. Pasal 29 (1) Negara berdasar atas Ketuhanan Yang Maha Esa.
b. Pasal 31 (1) Setiap warga negara berhak mendapat pendidikan.
c. Pasal 32 (1) Negara memajukan kebudayaan nasional Indonesia di tengah peradaban dunia
dengan menjamin kebebasan masyarakat dalam memelihara dan mengembangkan nilai-nilai
budayanya.
Implementasi Pancasila dalam pembuatan Kebijakan
D. Bidang Pertahanan dan Keamanan.
Negara pada hakikatnya adalah merupakan suatu masyarakat hukum. Demi tegaknya
hakhak warga negara maka diperlukan peraturan perundang-undangan negara, baik
dalam rangka mengatur ketertiban warga maupun dalam rangka melindungi hak-hak
warganya. Implementasi pancasila dalam pembuatan kebijakan negara dalam :
a. Pasal 27 (3) setiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam upaya pembelaan
negara.
b. Pasal 30 (1) Tiap-tiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam usaha
pertahanan dan keamanan negara
THANK YOU
Pertanyaan
1. Apakah akibat dari penafsiran Pancasila yang berbeda-beda?
Adanya penafsiran Pancasila menurut selera dan kepentingan yang berbeda-
beda sama saja membuat kabur Pancasila. Dalam hal seperti ini, maka Pancasila tinggal
menjadi nama tanpa makna. Padahal, sebagai pandangan hidup dan dasar negara,
Pancasila harus dilaksanakan dan diamalkan Bersama-sama untuk membimbing
Indonesia menuju kehidupan yang dicita-citakan Bersama.
2. Apakah hubungan dari Pancasila dan Atheisme?
Dalam Pancasila khususnya sila pertama menjelaskan bahwa Indonesia adalah
negara yang berketuhanan yang maha esa dan menjunjung tinggi yang Namanya
toleransi umat beragama. Terkait hubungannya dengan atheism sendiri, Pancasila dan
UU yang ada tidak ada yang melarang secara tegas adanya atheism di Indonesia. Akan
tetapi, apabila orang tersebut menganut atheism, maka orang tersebut bisa saja tidak
mendapatkan hak yang biasanya didapatkan oleh orang-orang beragama di Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai