Anda di halaman 1dari 5

PANCASILA SEBAGAI DASAR NEGARA

A. Makna Pancasila Sebagai Dasar Negara

1. Makna Pancasila Sebagai Dasar Negara

Notonagoro dalam(Mubyarto, 2004) berpendapat bahwa apabila orang memikirkan tentang


Pancasila maka yang dimaksudkan ialah Pancasila yang sungguh-sungguh merupakan dasar
negara Indonesia, sebagaimana terdapat dalam UUD 1945. Pancasila merupakan asas
kerohanian negara yang mempunyai kedudukan istimewa di antara unsur-unsur pokok kaidah
fundamental negara. Dikatakan, “Maka dari itu sungguh tepat pembukaan negara, Pancasila
dijadikan unsur pokok kaidah fundamental negara republik Indonesia, yang selama negara
republik Indonesia ada, merupakan norma dasar hukum objektif yang dengan jalan hukum tidak
dapat diubah.”

Berdasarkan pengertian diatas, dapat dinyatakan Pancasila sebagai dasar falsafah negara (dasar
filsafat negara) dan ideologi negara. Dalam hal ini, Pancasila digunakan sebagai dasar mengatur
pemerintah negara. Dengan kata lain, Pancasila disgunakan sebagai dasar untuk mengatur
penyelenggaraan negara. Penjabaran lebih lanjut bahwa Pancasila sebagai dasar negara nantinya di
tuangkan dalam norma hukum yang berpuncak pada UUD 1945.

2. Pengertian Pancasila sebagai dasar negara

Menurut Ketut Rinjin (2010), Pancasila sebagai dasar negara Indonesia memiliki 3 pengertian
sekaligus tiga tingkatan, yakni:

a. Sebagai dasar negara yang bersifat abstrak- universal seperti tercantum pada Pembukaan
UUD 1945.
b. Sebagai pedoman penyelenggaraan negera yang bersifat umum kolektif seperti tercantum
pada Batang Tubuh UUD 1945, dan
c. Sebagai petunjuk kebijakan penyelenggaraan negara yang bersifat khusus-konkret seperti
terdapat pada UU, PP, Peraturan Presiden, dan sebagainya

Yang dimaksud pengetian umum, adalah Pancasila yang termuat dalam Pembukaan UUd 1945,
sebagai pokok kaidah negara yang fundamental. Menurut bentuknya, masing-masing terdiri atas
kata dasar Tuhan, manusia, satu, rakyat dan adil, yang di tambah dengan awalan serta akhiran ke-
dan –an, serta perdanan sehingga kata itu mempunyai makna abstrak.

Pada pengertian dan tingkatan kedua, nilai Pancasila bersifat kolektif, yakni satu kesatuan nilai
yang berlaku untuk negara Indonesia. Nilai-nilai Pancasila dalam pembukaan UUD 1945 di jabarkan
dalam pasal-pasal UUD 1945. Sebab terdapat hubungan kausal organis antara Pancasila dan
Pembukaan UUD 1945. Disebut organis Karena menunjukkan satu kesatuan yang bulat atau tidak
terpisahkan antara keduanya.

Pada tingkatan ketiga, nilai- nilai Pancasila sudah terjabarkan jauh pada peraturan perundangan
dibawah UUD 1945 yang lebih konkret, khusus dan operasional. Dalam hal ini, konsistensi nilai-
nilainya diukur melalui UUD 1945 sebagai hukum tertinggi negara.
B. HUBUNGAN PANCASILA DENGAN PEMBUKAAN UUD 1945
1. Merupakan Tertib Hukum Tertinggi
Sebagai tertib hukum tertinggi, pembukaan UUD 1945 memiliki hukum yang sangat kuat.
Pembukaan UUD 1945 memuat sendi-sendi mutlak bagi berdiri nya negara republic Indonesia.
Dengan jalan hukum tidak dapat dirubah sebab mengubah pembukaan UUD 1945 berarti
mengubah negara RI hasil proklamasi 17 agustud 1945.
2. Sebagai pernyataan kemerdekaan yang terperinci

Bangsa Indonesia memproklamasikan kemerdekaan Indonesia dalam suatu naskah


proklamasi yang dibacakan oleh Soekarno-Hatta atas nama bangsa Indonesia. Jadi, pembukaan
UUD 1945 adalah pernyataan kemerdekaan RI yang terperinci dari naskah proklamasi bangsa
Indonesia.

C. PENJABARAN PANCASILA DALAM PASAL-PASAL UUD 1945


1. Penjabaran sila pertama Pancasila dalam pasal-pasal UUD 1945
a. Pasal 9
Sebelum memangku jabatanku, presiden dan wakil presiden bersumpah menurut agama,
atau berjanji dengan sungguh-sungguh dihadapan majelis permusyawaratan Rakyat atau
DPR.

2. Penjabaran sila ke-2 Pancasila dalam pasal-pasal UUD 1945


a. Pasal 27
 Segala warga negara bersamaan kedudukannya di dalam hukum dan pemerintahan dan
wajib menjunjung hukum dan pemerintahan itu dengan tidak terkecuali.
 Tiap-tiap negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan.
 Setiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan.

3. Penjabaran sila ke-3 Pancasila dalam pasal-pasal UUD 1945


a. Pasal 1
 Negara Indonesia adalah negara kesatuan yang berbentuk republik
 Kedaulatan berada ditangan rakyat dan dilaksanakan menurut Undang-undang Dasar.
 Negara Indonesia adalah negara hukum.

4. Penjabaran Sila ke-4 pancasila dalam pasal-pasal UUD 1945


a. Pasal 2
 Majelis permusyawaratan rakyat terdiri atas anggota dewan perwakilan rakyat dan anggota
dewan perwakilan daerah yang dipilih melalui pemilihan umum dan diatur lebih lanjut
dengan undang-undang.
 Majelis permusyawaratan rakyat bersidang sedikitnya sekali dalam 5 tahub di ibukota
negara.
 Segala keputusan majelis permusyawaratan rakyat ditetapkan dengan suara yabg terbanyak.

5. Penjabaran sila ke-5 dalam pasal-pasal UUD 1945


a. Pasal 23
 Anggaran pendapatan dan belanja negara sebagai wujud dari pengelolaan keuangan negara
ditetapkan setiap tahun dengan undang-undang dan dilaksanakan secara terbuka dan
bertanggung jawab untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.
 Rancangan undang-undang anggaran pendapatan dan belanja negara diajukan oleh presiden
untuk dibahas Bersama dewan perwakilan rakyat dengan memperhatikan pertimbangan
dewan perwakilan daerah.
 Apabila dewan perwakilan rakyat tidak menyetujui rancangan anggaran pendapatan dan
belanja negara yang diusulkan oleh presiden, pemerintaha menjalankan anggaran
pendapatan dan belanja negara tahun yang lalu.

D. IMPLEMENTASI PANCASILA DALAM KEBIJAKAN NEGARA


1. Membudayakan Pancasila dalam Aspek kehidupan Politik
Pilar-pilar demokrasi Pancasila:
a. Demokrasi yang berketuhanan Yang Maha Esa
b. Demokrasi yang menjunjung hak asasi manusia
c. Demokrasi yang mengutamakan kedaulatan rakyat
d. Demokrasi yang didukung kecerdasan
e. Demokrasi yang menetapkan pembagian kekuasaan
f. Demokrasi yang menerapkan konsep negara hukum
g. Demokrasi yang menjamin otonomi daerah
h. Demokrasi yang berkeadilan sosial
i. Demokrasi dengan kesejahteraan rakyat

Demokrasi Pancasila dalam arti sempit adalah dasar pada sila ke-4 pancasila, yaitu kerakyatan
yang di pimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan. Dengan
demikian, demokrasi Pancasila dalam arti sempit adalah masalah pengambilan keputusan yang
dipimpin oleh kebijaksaan. Wujud dari pengambilan keputusan ini adalah dengan musyawarah
mufakat.

2. Membudayakan Pancasila dalam aspek kehidupan ekonomi


Sistem ekonomi Pancasila bersandarkan pada pasal 33 UUD 1945 adalah sebagai berikut.
(1) Perekonomian disusun sebagai usaha Bersama berdasar atas asas kekeluargaan
(2) Cabang – cabang produksi yang penting bagi negara dan yang menguasai hajat hidup orang
banyak dikuasai oleh negara.
(3) Bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh negara dan
dipergunaka untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.

Hanya saja setelah perubahan ke-4 UUD 1945 th 2002 terdapat penambahan ayat sebagai
berikut:

(4) Perekonomian nasional diselenggarakan berdasar atas demokrasi ekonomi dengan prinsip
kebersamaan, efisiensi berkeadilan, berkelanjutan, berwawasan lingkungan, kemandirian ,
serta dengan menjaga keseimbangan, berwawasan lingkungan, serta dengan menjaga
keseimbangan kemajuan keseimbangan dan kesatuan ekonomi nasional
(5) Ketentuan lebih lanjut mengenai pelaksanaan pasal ini diatur dalam undang-undang.
3. Membudayakan Pancasila dalam aspek kehidupan sosial-budaya
Contoh singkat dalam membudayakan Pancasila di dalam aspek kejidupan sosial-budaya
a. Penyuluhan tentang pentingnya persatuan dan kesatuan dalam hidup bermasyarakat dan
bernegara dapat dilakukan khusunya pada masyarakat dan wilayah yang sering mengalami
konflik antar warga.
b. Aktualisasi sosial budaya pada aspek agama, karena masih banyaknya kasus perselisihan
yang diawali oleh perbedaan keyakinan umat beragama.
c. Terbuka menerima kehadiran budaya lain sebagai upaya mempersatukan umat manusia
diseluruh dunia.

4. Membudayakan Pancasila dalam aspek kehidupan pertahanan dan keamanan


Komponen-komponen pertahanan negara ada tiga yaitu,
a. Komponen utama adalah tantara nasional Indonesia yang siap digunakan untuk
melaksanakan tugas-tugas pertahanan
b. Komponen cadangan adalah sumber daya nasioanl yang telat di siapkan untuk dikerahkan
melalui mobilisasi guna memperbesar dan memperkuat kekuatan dan kemampuan
komponen utama
c. Komponen pendukung adalah sumber daya nasional yang dapat digunakan untuk
meningkatkan kekuatan dan kemampuan komponen utama dan cadangan.
Membudayakan Pancasila dalam bidang pertahanan keamanan adalah dengan
menjadikan Pancasila sebagai paradigma pembangunan pertahanan keamanan. Acuannya
adalah sebagai berikut :
a. Pertahanan dan keamanan negara merupakan hak dan kewajiban setiap warga negara
b. Mengembangkan sistem pertahanan dan keamanan rakyat semesta
c. Mengembangkan prinsip hidup berdampingan secara damai dengan bangsa lain.

Nama : Moh. Alfin Nur Ramadhani

NIM : 210102110058

Prodi : PIPS Kelas A

Anda mungkin juga menyukai