Berdasarkan pengertian diatas, dapat dinyatakan Pancasila sebagai dasar falsafah negara (dasar
filsafat negara) dan ideologi negara. Dalam hal ini, Pancasila digunakan sebagai dasar mengatur
pemerintah negara. Dengan kata lain, Pancasila disgunakan sebagai dasar untuk mengatur
penyelenggaraan negara. Penjabaran lebih lanjut bahwa Pancasila sebagai dasar negara nantinya di
tuangkan dalam norma hukum yang berpuncak pada UUD 1945.
Menurut Ketut Rinjin (2010), Pancasila sebagai dasar negara Indonesia memiliki 3 pengertian
sekaligus tiga tingkatan, yakni:
a. Sebagai dasar negara yang bersifat abstrak- universal seperti tercantum pada Pembukaan
UUD 1945.
b. Sebagai pedoman penyelenggaraan negera yang bersifat umum kolektif seperti tercantum
pada Batang Tubuh UUD 1945, dan
c. Sebagai petunjuk kebijakan penyelenggaraan negara yang bersifat khusus-konkret seperti
terdapat pada UU, PP, Peraturan Presiden, dan sebagainya
Yang dimaksud pengetian umum, adalah Pancasila yang termuat dalam Pembukaan UUd 1945,
sebagai pokok kaidah negara yang fundamental. Menurut bentuknya, masing-masing terdiri atas
kata dasar Tuhan, manusia, satu, rakyat dan adil, yang di tambah dengan awalan serta akhiran ke-
dan –an, serta perdanan sehingga kata itu mempunyai makna abstrak.
Pada pengertian dan tingkatan kedua, nilai Pancasila bersifat kolektif, yakni satu kesatuan nilai
yang berlaku untuk negara Indonesia. Nilai-nilai Pancasila dalam pembukaan UUD 1945 di jabarkan
dalam pasal-pasal UUD 1945. Sebab terdapat hubungan kausal organis antara Pancasila dan
Pembukaan UUD 1945. Disebut organis Karena menunjukkan satu kesatuan yang bulat atau tidak
terpisahkan antara keduanya.
Pada tingkatan ketiga, nilai- nilai Pancasila sudah terjabarkan jauh pada peraturan perundangan
dibawah UUD 1945 yang lebih konkret, khusus dan operasional. Dalam hal ini, konsistensi nilai-
nilainya diukur melalui UUD 1945 sebagai hukum tertinggi negara.
B. HUBUNGAN PANCASILA DENGAN PEMBUKAAN UUD 1945
1. Merupakan Tertib Hukum Tertinggi
Sebagai tertib hukum tertinggi, pembukaan UUD 1945 memiliki hukum yang sangat kuat.
Pembukaan UUD 1945 memuat sendi-sendi mutlak bagi berdiri nya negara republic Indonesia.
Dengan jalan hukum tidak dapat dirubah sebab mengubah pembukaan UUD 1945 berarti
mengubah negara RI hasil proklamasi 17 agustud 1945.
2. Sebagai pernyataan kemerdekaan yang terperinci
Demokrasi Pancasila dalam arti sempit adalah dasar pada sila ke-4 pancasila, yaitu kerakyatan
yang di pimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan. Dengan
demikian, demokrasi Pancasila dalam arti sempit adalah masalah pengambilan keputusan yang
dipimpin oleh kebijaksaan. Wujud dari pengambilan keputusan ini adalah dengan musyawarah
mufakat.
Hanya saja setelah perubahan ke-4 UUD 1945 th 2002 terdapat penambahan ayat sebagai
berikut:
(4) Perekonomian nasional diselenggarakan berdasar atas demokrasi ekonomi dengan prinsip
kebersamaan, efisiensi berkeadilan, berkelanjutan, berwawasan lingkungan, kemandirian ,
serta dengan menjaga keseimbangan, berwawasan lingkungan, serta dengan menjaga
keseimbangan kemajuan keseimbangan dan kesatuan ekonomi nasional
(5) Ketentuan lebih lanjut mengenai pelaksanaan pasal ini diatur dalam undang-undang.
3. Membudayakan Pancasila dalam aspek kehidupan sosial-budaya
Contoh singkat dalam membudayakan Pancasila di dalam aspek kejidupan sosial-budaya
a. Penyuluhan tentang pentingnya persatuan dan kesatuan dalam hidup bermasyarakat dan
bernegara dapat dilakukan khusunya pada masyarakat dan wilayah yang sering mengalami
konflik antar warga.
b. Aktualisasi sosial budaya pada aspek agama, karena masih banyaknya kasus perselisihan
yang diawali oleh perbedaan keyakinan umat beragama.
c. Terbuka menerima kehadiran budaya lain sebagai upaya mempersatukan umat manusia
diseluruh dunia.
NIM : 210102110058