Anda di halaman 1dari 7

Bab I: Dinamika Perwujudan Pancasila Sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup Bangsa

Dalam Masyarakat
1. Dinamika Penerapan Pancasila dari Masa ke Masa: Masa Orde Lama (1959-1966)
a. Adanya penyimpangan ideologi
b. Demokrasi terpimpin
c. Ir. Soekarno diangkat oleh MPR sebagai presiden seumur hidup
d. DPR dibubarkan oleh Presiden karena tidak menyetujui RAPBN yang diajukan oleh
Presiden
e. Pimpinan lembaga tertinggi negara diangkat menjadi menteri oleh presiden
2. Dinamika Penerapan Pancasila dari Masa ke Masa: Masa Reformasi (1998-sekarang)
Gerakan reformasi terjadi pada tahun 1998. Reformasi merupakan lahirnya kehidupan baru
dimana masyarakat diberikan kebebasan. 3 dimensi Pancasila sebagai ideologi terbuka:
a. Dimensi realita, sebagai cerminan masyarakat berdasarkan nilai-nilai Pancasila.
b. Dimensi idealis, sebagai harapan, optimpis dan motivasi.
c. Dimensi fleksibilitas, berkembang sesuai dengan perkembangan yang terjadi di dalam
masyarakat.
3. Fungsi/peran Pancasila sebagai dasar negara dan sebagai pandangan hidup bangsa
Fungsi Pancasila sebagai dasar negara:
a. Sumber dari segala sumber hukum
b. Suasana kebatinan dari UUD 1945
c. Cita-cita hukum dasar negara (tertulis maupun tidak tertulis)
d. Mengandung norma yang mengharuskan UUD mengandung isi, cita-cita, moral rakyat
yang luhur
e. Merupakan sumber semangat bagi UUD 1945, bagi penyelenggara negara dan para
pelaksana pemerintah
Peran Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa:
a. Sebagai jiwa bangsa Indonesia d. Sebagai perjanjian luhur bangsa
b. Sebagai kepribadian bangsa Indonesia
Indonesia e. Sebagai cita-cita dan tujuan bangsa
c. Sebagai sumber dari segala sumber Indonesia
hukum f. Sebagai falsafah hidup yang
mempersatukan
4. UUD 1945 di bidang pertahanan dan keamanan serta bidang ekonomi
Pertahanan dan keamanan: Pasal 30
Ekonomi: Pasal 33
5. Rumusan dasar negara Pancasila yang sah
Rumusan Pancasila yang sah tercantum pada alinea keempat Pembukaan UUD 1945. UUD
1945 ini disahkan oleh Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) sehari setelah
kemerdekaan Republik Indonesia (RI), 18 Agustus 1945.
6. Nilai-nilai Pancasila di dalam kehidupan sehari-hari:
Sila pertama: Berdoa kepada Tuhan Yang Maha Esa, toleransi antarumat beragama
Sila kedua: Membantu korban bencana alam, berani membela kebenaran dan keadilan
Sila ketiga: Cinta tanah air dan bangsa, rela berkorban demi bangsa dan negara
Sila keempat: Menghargai pendapat orang lain, melaksanakan hasil keputusan musyawarah
Sila kelima: Hemat dan hidup sederhana, menghargai hasil karya orang lain
7. Penerapan Pancasila di dalam kehidupan masyarakat
a. Toleransi antarumat beragama d. Musyawarah mufakat
b. Tenggang rasa dan tepa selira e. Adil terhadap sesama
c. Cinta tanah air dan bangsa
8. Upaya mewujudkan nilai-nilai Pancasila dalam masyarakat (pemerintah dan
masyarakat)
a. Dalam kehidupan politik:
 Mengemukakan pendapat secara bebas dan bertanggung jawab
 Menyelenggarakan pemilu dengan baik dan penuh tanggung jawab
 Menjalankan kegiatan pemerintahan dengan jujur dan konsekuen
b. Dalam kehidupan ekonomi:
 Memanfaatkan SDA dengan baik
 Meningkatkan efesiensi dan produktifitas perekonomian dengan menghilangkan
distorsi (gangguan)
 Pembuatan UU untuk memperkuat pundamental atau dasar ekonomi yang berkeadilan
 Menjalankan kegiatan ekonomi dengan jujur tidak merugikan orang lain
c. Dalam kehidupan sosial:
 Menjalankan agama masing-masing dengan baik
 Tekun beribadah
 Saling menghargai dan menghormati antar pemeluk agama
 Tidak memaksakan agama kepada orang lain
 Setiap ucapan dan perbuatan didasarkan rasa takut kepada Tuhan YME
9. Hubungan setiap sila dalam Pancasila
a. Sila pertama meliputi dan menjiwai sila 2, 3, 4 dan 5
b. Sila kedua meliputi dan menjiwai sila 1 dan diliputi oleh sila 3,4 dan 5
c. Sila ketiga meliputi dan dijiwai sila 1 dan 2 dan diliputi oleh sila 4 dan 5
d. Sila ke empat meliputi sila 1, 2 dan 3 dan diliputi oleh sila 5
e. Sila ke lima meliputi dan menjiwai sila 1, 2, 3 dan 4
10. Sidang BPUPKI dan PPKI
Sidang 1 tanggal 29 Mei-1 Juni 1945 membahas rumusan dasar negara pancasila
Sidang 2 tanggal 10-17 Juli 1945 membahas rancangan UU

Bab II: Pembukaan UUD NRI 1945


1. Contoh sikap positif yang ditampilkan pokok pikiran pembukaan UUD NRI 1945
2. Isi yang terkandung dari alinea pembukaan UUD 1945:
a. Alinea pertama, pembukaan UUD NRI 1945 menjelaskan pernyataan kemerdekaan
sebagai hak bagi semua bangsa di dunia, karena kemerdekaan merupakan hak asasi
sebuah bangsa yang bersifat universal.
b. Alinea kedua menunjukkan ketepatan dan ketajaman penilaian bangsa Indonesia, bahwa:
Perjuangan bangsa Indonesia telah mencapai tingkat yang menentukan; momentum yang
telah dicapai harus dimanfaatkan untuk menyatakan kemerdekaan; kemerdekaan harus
diisi dengan mewujudkan negara Indonesia yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil, dan
makmur.
c. Alinea ketiga menjelaskan bahwa kemerdekaan yang dicapai oleh bangsa Indonesia
adalah rahmat dan anugerah Tuhan Yang Mahakuasa. Alinea ketiga ini memuat motivasi
riil dan materil, yaitu keinginan luhur bangsa supaya berkehidupan yang bebas.
Kemerdekaan merupakan keinginan dan tekad seluruh bangsa Indonesia untuk menjadi
bangsa yang bebas dan merdeka.
d. Alinea keempat, pembukaan UUD NRI 1945 memuat prinsip-prinsip negara Indonesia,
yaitu: tujuan negara yang akan diwujudkan oleh pemerintah negara, ketentuan
diadakannya UUD, bentuk negara, yaitu bentuk republik yang berkedaulatan rakyat, dan
dasar negara, yaitu Pancasila.
3. Dalil objektif dan subyektif, alinea pertama UUD 1945 memuat dalil objektif, yaitu bahwa
penjajahan itu tidak sesuai dengan perikemanusian dan perikeadilan, juga mengandung dalil
subjektif, yaitu aspirasi bangsa Indonesia untuk melepaskan diri dari penjajahan.
4. Konvensi dan konstitusi. Konvensi adalah hukum kebiasaan dalam konteks ketatanegaraan
yang hidup di lembaga-lembaga eksekitif. Konvensi sifatnya tidak nyata/tidak tertulis.
Konstitusi adalah hukum dasar yang merupakan hukum tertinggi yang ada di Indonesia.
5. Makna alinea satu, dua, tiga dan empat
a. Alinea pertama adalah pernyataan kemerdekaan sebagai hak bagi semua bangsa di dunia.
b. Alinea kedua adalah pernyataan kemerdekaan sebagai cita-cita bangsa Indonesia untuk
mewujudkan bangsa yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur.
c. Alinea ketiga adalah pernyataan kemerdekaan sebagai rahmat dan anugerah Tuhan Yang
Mahakuasa.
d. Alinea keempat adalah pernyataan pemerintah negara Indonesia untuk mencapai tujuan
negara, berdasarkan asas politik kedaulatan rakyat dengan bentuk negara Republik
Indonesia dan dasar negara Pancasila.
6. Arti pokok-pokok pikiran dalam pembukaan UUD NRI 1945
a. Pokok pikiran persatuan, pokok pikiran ini menegaskan bahwa dalam pembukaan UUD
NRI 1945, diterima aliran negara persatuan. Dengan kata lain, penyelenggara negara dan
setiap warna negara wajib mengutamakan kepentingan negara di atas kepentingan
golongan atau individu.
b. Pokok pikiran keadilan sosial, pokok pikiran ini hendak mewujudkan keadilan sosial
yang didasarkan pada kesadaran bahwa manusia mempunyai hak dan kewajiban dalam
kehidupan masyarakat.
c. Pokok pikiran kedaulatan rakyat, pokok pikiran ini mengandung konsekuensi logis
bahwa sistem negara yang terbentuk dalam UUD, harus berdasarkan atas kedaulatan
rakyat dan permusyawaratan/perwakilan. Pokok pikiran inilah yang merupakan dasar
politik negara.
d. Pokok pikiran ketuhanan, pokok pikiran ini mengandung makna bahwa UUD harus
mengandung isi yang mewajibkan pemerintah dan penyelenggara negara lainnya untuk
memelihara budi pekerti yang luhur.
7. Pentingnya pokok-pokok pikiran pembukaan UUD NRI 1945
Pokok pikiran yang terkandung dalam Pembukaan UUD NRI 1945 adalah sumber hukum
tertinggi di Indonesia. Konsekuensi dari kedudukannya sebagai sumber hukum tertinggi di
Indonesia, pokok-pokok pikiran yang terkandung dalam pembukaan UUD NRI 1945, dalam
realisasinya harus dijabarkan dalam semua peraturan perundang-undangan yang berlaku di
Indonesia, seperti ketetapan MPR, Undang-Undang, Peraturan Pemerintah, dan sebagainya.
8. Kedudukan pembukaan UUD NRI 1945 menurut UU No. 12 tahun 2011 yaitu:
a. UUD NRI 1945 d. PP
b. Ketetapan MPR e. Perpres
c. UU/ PERPU f. Perda provinsi
g. Perda kabupaten/kota
9. Mewujudkan pokok-pokok pikiran pembukaan UUD NRI 1945 dalam kehidupan
sehari-hari:
a. Pokok pikiran persatuan: Menjaga kerukunan di lingkungan keluarga, bermain dengan
siapa saja dan tidak membeda-bedakan teman di sekolah.
b. Pokok pikiran keadilan sosial: Bersikap adil pada seluruh anggota keluarga, menaati
peraturan yang berlaku, baik di sekolah, rumah, atau lingkungan.
c. Pokok pikiran kedaulatan rakyat: Menyelesaikan masalah dengan bermusyawarah, baik
di lingkup keluarga, sekolah, dan lingkungan lainnya, menghargai pendapat orang lain.
d. Pokok pikiran ketuhanan: Taat beribadah sesuai agama dan kepercayaan masing-masing,
tidak memaksakan orang lain untuk menganut agama dan kepercayaan yang kita miliki.
10. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia
11. Sikap-sikap positif terhadap pokok pikiran:
a. Membangun negara d. Setia kepada proklamasi
b. Mempupuk tenggang rasa e. Berperan aktif
c. Rela berkorban
12. Isi dekrit presiden:
a. Pembubaran Konstituante
b. Berlakunya kembali UUD 1945 dan tidak berlakunya UUDS 1950
c. Pembentukan Majelis Permusyawaratan Rakyat Sementara (MPRS) dan Dewan
Penasehat Agung (DPA).

BAB III: KEDAULATAN NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA


1. Kedaulatan, unsur negara, sifat kedaulatan, bentuk kedaulatan, teori kedaulatan,
tokoh-tokoh teori kedaulatan
Kedaulatan adalah kekuasaan yang tertinggi untuk membuat undang-undang dan
melaksanakannya dengan semua cara yang tersedia. Oleh karena itu, kedaulatan rakyat
membawa konsekuensi, bahwa rakyat adalah pemegang kekuasaan tertinggi dalam
kehidupan bermasyarakat dan bernegara.
Unsur negara dibagi menjadi 2, yaitu unsur konstitutif (unsur dasar) yang terdiri dari adanya
rakyat, adanya wilayah, adanya pemerintahan dan unsur deklaratif yaitu adanya pengakuan
dari negara lain.
Sifat kedaulatan dibagi menjadi 4, yaitu:
a. Asli, artinya kekuasaan tidak berasal dari kekuasaan lain yang lebih tinggi
b. Permanen, artinya kekuasaan itu tetap ada sepanjang negara tetap berdiri walaupun
pemerintah sudah berganti
c. Tunggal, artinya kekuasaan itu merupakan satu-satunya dalam negara dan tidak
dibagikan kepada badan-badan lain
d. Tidak terbatas, artinya kekuasaan itu tidak dibatasi oleh kekuasaan lain
Bentuk kedaulatan dibagi menjadi 2, yaitu:
a. Kedaulatan kedalam, berarti bahwa bangsa yang merdeka memiliki kekuasaan untuk
menyusun dan mengatur organisasi pemerintahan sendiri menurut kehendak bangsanya
sendiri, serta kekuasaan untuk mengelola semua yang ada di wilayahnya yang
mengandung sumber daya alam baik di darat, laut, maupun udara, untuk kemakmuran
rakyatnya tanpa campur tangan negara lain berdasarkan peraturan perundang-undangan
yang berlaku.
b. Kedaulatan ke luar, berarti mempunyai kekuasaan untuk berhubungan dan bekerja sama
dengan bangsa lain tanpa terikat oleh kekuasaan lain. Contoh pelaksanaan kedaulatan ke
luar, antara lain mengadakan perjanjian dengan negara lain, menyatakan perang atau
perdamaian, ikut serta dalam organisasi internasional, dan sebagainya.
Teori kedaulatan dibagi menjadi 5, yaitu:
a. Teori kedaulatan Tuhan. Tokoh: Augustinus, Thomas Aquino, F. Hegel, F. J. Stahl.
b. Teori kedaulatan Raja. Tokoh: Niccolo Machiavelli.
c. Teori kedaulatan Negara. Tokoh: Jean Bodin, F. Hegel, G. Jellinek, Paul Laband.
d. Teori kedaulatan Hukum. Tokoh: Huge de Groot, Krabbe, Imannuel Kant, Leon Duguit.
e. Teori kedaulatan Rakyat. Tokoh: Montesquieu, J. J. Rousseau.
2. Prinsip-prinsip kedaulatan negara Indonesia sesuai UUD NRI 1945
a. Negara Indonesia adalah negara kesatuan yang berbentuk republik.
b. Kedaulatan berada di tangan rakyat dan dilaksanakan menurut undang undang dasar.
c. Negara Indonesia adalah negara hukum.
d. Presiden tidak dapat membekukan dan/atau membubarkan Dewan Perwakilan Rakyat.
e. Menteri-menteri diangkat dan diberhentikan oleh presiden.
f. MPR hanya dapat memberhentikan presiden dan/atau wakil presiden dalam masa
jabatannya menurut UUD.
3. Mengapa kedaulatan rakyat perlu dilaksanakan?
a. Kepastian hukum, dengan adanya kepastian hukum ini warga negara dapat merencanakan
kehidupan dan masa depannya secara jelas.
b. Perlakuan yang sama, yaitu adanya hukum yang memperlakukan warga negara dengan
adil menurut tolok ukur objektif (hukum).
c. Legitimasi demokrasi, yaitu kekuasaan negara senantiasa digunakan berdasarkan
persetujuan warga negara dan berada dalam pengawasan mereka.
d. Tuntutan akal budi, yaitu penataan kehidupan masyarakat secara masuk akal. Contohnya
adalah masyarakat ditata dengan menggunakan hukum, bukan melalui pemaksaan oleh
pemerintah.
4. Prinsip demokrasi Pancasila yaitu pengambilan keputusan melalui musyawarah mufakat.
5. Perbandingan demokrasi Pancasila dengan demokrasi liberal dan demokrasi sosialis

Demokrasi Pancasila Demokrasi Liberal Demokrasi Sosialis


1. Mengutamakan kepentingan 1. Mengutamakan 1. Mengutamakan kepentingan
bangsa dan negara di atas kepentingan pribadi bersama dengan mengabaikan
kepentingan pribadi atau dengan mendukung kepentingan pribadi.
golongan dan mengakui hak sepenuhnya usaha pribadi
milik perorangan. (private enterprise).
2. Keputusan diambil dengan 2. Keputusan diambil 2. Keputusan diambil
musyawarah mufakat. dengan suara terbanyak. berdasarkan kehendak
mayoritas.
3. Agama merupakan bagian 3. Memisahkan urusan 3. Tidak mengenal agama
yang tidak terpisahkan dari agama dengan kehidupan karena tidak mengakui adanya
kehidupan bernegara. negara (sekuler). Tuhan Yang Maha Esa.
4. Tidak dikenalnya diktator 4. Keputusan ditentukan 4. Suara mayoritas kelompok
mayoritas dan tirani oleh kesepakatan- besar masyarakat yang
minoritas. kesepakatan individu menentukan segalanya.
sebagai warga negaranya.
6. Pelaksanaan demokrasi
a. Demokrasi Parlementer 1945-1959. Pada periode ini, terutama pada kurun waktu tahun
1945 sampai tahun 1949, menurut UUD NRI 1945 demokrasi yang harus dilaksanakan
adalah demokrasi Indonesia dengan kabinet presidensial. Presiden mengeluarkan dekrit
Presiden 5 Juli 1959 yang isinya:
 Pembubaran badan konstituante
 Memberlakukan kembali UUD 1945 dan tidak berlakunya UUD Sementara 1950
 Pembentukan Majelis Permusyawaratan Rakyat Sementara (MPRS) dan Dewan
Pertimbangan Agung Sementara (DPAS)
b. Demokrasi Terpimpin 1959-1966. Periode ini sering juga disebut dengan Orde Lama.
UUD yang digunakan adalah UUD NRI 1945 dengan sistem demokrasi terpimpin. Ada
beberapa penyimpangan yang terjadi pada saat itu, yaitu:
 Presiden mengangkat anggota MPRS berdasarkan penetapan Presiden No. 2 tahun
1959.
 Presiden membubarkan DPR pada tanggal 5 Maret 1960 karena DPR tidak
menyetujui RAPBN yang diajukan tahun 1960, dan Presiden membetuk DPR-GR
pada tanggal 24 Juni 1960.
 Presiden melakukan pengintegrasian lembaga-lembaga negara
Berdasarkan Penetapan Presiden No. 94 tahun 1962 tanggal 6 Maret 1962, yaitu ketua
MPRS, ketua DPR-GR dan wakil ketua DPA mendapat kedudukan sebagai Wakil
Menteri Pertama, serta ketua MA, wakil-wakil ketua MPRS dan DPR-GR mendapat
kedudukan sebagai menteri.
 Pengangkatan Presiden seumur hidup melalui Tap. MPRS No. III/ MPRS/1963.
 Penyimpangan politik luar negeri, di mana Indonesia hanya bekerja sama dengan
negara-negara sosialis-komunis dan melakukan konfrontasi dengan hampir semua
negara Barat.
 Presiden membubarkan partai Masyumi dan Partai Sosialis Indonesia yang sesuai
dengan nilai-nilai Pancasila tetapi memberikan kesempatan berkembangnya Partai
Komunis Indonesia yang jelas-jelas bertentangan dengan nilai-nilai Pancasila.
c. Demokrasi Pancasila 1966-1998. Periode ini dikenal dengan sebutan pemerintahan orde
baru yang bertekad melaksanakan Pancasila dan UUD NRI Tahun 1945 secara murni dan
konsekuen. Pada periode ini secara tegas dilaksanakan sistem demokrasi Pancasila dan
dikembalikan fungsi lembaga tertinggi dan tinggi negara sesuai dengan amanat UUD
NRI 1945. Demokrasi berlandaskan Pancasila dan UUD NRI 1945 memiliki keunggulan
tertentu, yakni:
 Mengutamakan pengambilan keputusan dengan musyawarah mufakat dalam
semangat kekeluargaan;
 Mengutamakan keselarasan dan keseimbangan antara hak dan kewajiban, antara
kepentingan pribadi dan kepentingan umum
 Lebih mengutamakan kepentingan dan keselamatan bangsa di atas kepentingan
pribadi dan golongan
d. Demokrasi Pancasila Masa Reformasi 1998-sekarang. Demokrasi yang dikembangkan
pada masa reformasi, pada dasarnya adalah demokrasi berdasarkan pada Pancasila dan
UUD NRI 1945, dengan penyempurnaan pelaksanaannya dan perbaikan peraturan-
peraturan yang tidak demokratis.
7. Asas-asas pelaksanaan pemilihan umum demokrasi:
a. Langsung d. Rahasia
b. Umum e. Jujur
c. Bebas f. Adil
8. Lembaga negara yang dipilih oleh rakyat
MPR, Presiden & Wakil Presiden, DPR, DPD.

Anda mungkin juga menyukai