Anda di halaman 1dari 4

Bimbel PPKN

1. C
2. B
3. A
4. A
5. C
6. D
7. C
8. B
9. A
10. D

1. - Pembukaan UUD 1945 merupakan pernyataan kemerdekaan yang terperinci, dengan


memuat pokok-pok pikiran tentang adanya cita-cita luhur. Hal ini menjadi semangat
pendorong ditegakkannya kemerdekaan dalam bentuk negara Indonesia merdeka,
berdaulat, bersatu, adil dan makmur, dengan berdasarkan asas kerohanian Pancasila.
- Pembukaan UUD 1945 sebagai pokok kaidah fundamental negara, dalam hukum
memiliki kedudukan yang tetap, kuat dan tidak berubah. Hal ini terletak pada
kelangsungan hidup negera yang telah dibentuk dengan proklamasi kemerdekaan sebagai
satu rangkaian kesatuan organik dalam kesatuan negara Republik Indonesia.
- Pembukaan UUD 1945 menurut hierarki tertib hukum, adalah peraturan yang tertinggi
merupakan dasar hukum diadakannya UUD negara, sehingga terjalin adanya hubungan
kausal-organik antara Pembukaan UUD 1945 dengan pasal-pasalnya.

2. Pokok pokok pikiran Pembukaan UUD 1945 memiliki suasana kebatinan karena
memiliki cita cita hukum dan suatu sumber nilai, norma serta kaidah, baik moral maupun
hukum negara, yang menguasai hukum dasar baik yang tertulis maupun tidak tertulis.
Karena itu, sudah seharusnya setiap warga negara menunjukan sikap positif pada
Konstitusi Negara RI ini.
Contoh sikap positif terhadap pokok-pokok pikiran dalam Pembukaan UUD 1945:
1. Selalu bertakwa kepada Tuhan YME
2. Berlaku jujur dalam setiap kata dan perbuatan
3. Menjaga agar pembukaan UUD 1945 sebagai pokok kaidah negara yang fundamental
terhindar dari segala bentuk upaya untuk mengubahnya. Mengubah pembukaan UUD
1945 berarti membubarkan NKRI yang diproklamirkan 17 Agustus 1945
4. Selalu menjaga dan mengamalkan nilai nilai yang terdapat pada pokok pokok pikiran
pembukaan UUD 1945
5. Belajar Giat agar menjadi warga negara cerdas berpendidikan dan maju agar setara
dengan bangsa bangsa dari negara maju dan meraih cita cita
6. Membangun negara dengan memanfaatkan sumber daya alam untuk kepentingan
rakyat.
7. Memupuk tenggang rasa dan toleransi terhadap perbedaan, berprinsip pada Bhinneka
Tunggal Ika.
8. Rela berkorban untuk membela tanah air dari serangan musuh.
9. Setia kepada proklamasi kemerdekaan 17 Agustus 1945, Pancasila dan UUD 1945.
10. Berperan aktif dalam berbagai kegiatan pembangunan di segala bidang.
11. Menjauhi sikap dan perilaku anarkis, karena mengganggu dan meresahkan
masyarakat.
12. Menjauhi sikap dan perilaku yang dapat me nimbulkan perpecahan dan disintegrasi
bangsa.
13. Tidak bertindak KKN yang merugikan negara.
14. Mengamalkan nilai-nilai Pancasila dan UUD 1945.
15. Mengutamakan kepentingan bang para dan negara di atas kepentingan diri dan
kelompok
16. Bangga dan hormat serta meneladani pejuang pendiri bangsa dan Negara Indonesia
yang mampu menuangkan pokok-pokok pikiran dan merumuskannya ke dalam
Pembukaan UUD 1945.
17. Menjalankan tugas dan kewajiban negara dengan tanggung jawab demi kesejahteraan
umum.
18. Dalam pengambilan kebijakan politik harus tetap mengutamakan kepentingan rakyat.
menjaga keutuhan wilayah, dan menjunjung tinggi persatuan dan kesatuan bangsa.
19. Menjalankan kehidupan kenegaraan yang dijiwai oleh nilai-nilai Pancasila.
20. Menjadi teladan bagi rakyat dalam bertindak sebagai negarawan yang arif dan
bijaksana.
21. Cerdas dan cermat dalam bertindak dan mengambil keputusan sesuai dengan
kosnstitusi.
22. Menjalankan kebijakan negara dalam kerangka pelaksanaan nilai-nilai demokrasi.
23. Tetap menjaga persatuan dan kesatuan bangsa dan tidak berbuat hal-hal yang
merugikan masyarakat, negara, dan orang tua dengan dijiwai oleh nilai-nilai Pancasila.
24. Melestarikan kehidupan demokratis dan men junjung tinggi semangat Bhinneka
Tunggal Ika.

3. 1. Pokok pikiran pertama


- Negara melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia
dengan berdasar atas persatuan (pokok pikiran persatuan).
- Negara menurut pengertian Pembukaan UU Negara RI tahun 1945, menghendaki
persatuan. Dengan kata lain penyelenggaraan negara dan setiap warga negara wajib
mengutamakan kepentingan negara diatas kepentingan golongan atau individu. Pokok
pikiran ini merupakan penjabaran dari sila ketiga Pancasila.
2. Pokok pikiran kedua
- Negara hendak mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia (pokok
pikiran keadilan sosial).
- Pokok pikiran ini menempatkan suatu tujuan atau cita-cita yang ingin dicapai dalam
pembukaan, sehingga dapat menentukan jalan serta aturan yang harus dilaksanakan
dalam UUD untuk sampai pada tujuan tersebut dengan modal persatuan.
- Pokok pikiran ini merupakan pokok pikiran keadilan sosial yang didasarkan pada
kesadaran bahwa manusia mempunyai hak dan kewajiban dalam kehidupan masyarakat.
Pokok pikiran ini merupakan penjabaran sila kelima Pancasila.
3. Pokok pikiran ketiga
- Negara yang berkedaulatan rakyat, berdasarkan atas kerakyatan dan
permusyawaratan/perwakilan
- Pokok pikiran ini mengandung konsekuensi logis bahwa sistem negara yang terbentuk
dalam UUD harus berdasarkan atas kedaulatan rakyat dan permusyawaratan/perwakilan.
Sifat masyarakat Indonesia selalu mengedepankan asas musyawarah untuk mufakat
dalam menyelesaikan suatu persoalan. Ini merupakan pokok pikiran kedaulatan rakyat
yang menyatakan bahwa kedaulatan berada di tangan rakyat dan dilaksanakan menurut
UUD.
4. Pokok pikiran keempat
- Negara berdasarkan atas Ketuhanan Yang Maha Esa menurut dasar kemanusiaan yang
adil dan beradab.
- Pokok pikiran ini mengandung konsekuensi logis bahwa UUD harus mengandung isi
yang mewajibkan pemerintah dan penyelenggara negara lainnya untuk memelihara budi
pekerti kemanusiaan yang luhur. Hal ini menegaskan bahwa pokok pikiran Ketuhan Yang
Maha Esa mengandung pengertian taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan pokok
pikiran kemanusiaan yang adil dan beradab mengandung pengertian menjunjung tinggi
harkat dan martabat manusia

4. .A) Sila - 1 : Pada zaman penjajahan masyarakat Indonesia sudah mengimani


kepercayaannya masing-masing.
B) Sila Ke-2 : Pada zaman penjajahan, kemanusiaan yang dipancarkan nihil/tidak ada.
Karena pada zaman tersebut bangsa Indonesia mengalami penderitaan yaitu dijajah &
dipaksa bekerja untuk mereka.
C) Sila Ke-3 : Pada zaman penjajahan masyarakat Indonesia sudah menerapkan sila
ketiga ini. Masyarakat Indonesia sudah mulai sadar dan bersatu untuk melawan dan
menentang penjajah.
D) Sila Ke-4 : Pada zaman penjajahan sudah menerapkan sila keempat ini. Mereka sudah
memakai cara dengan berunding untuk mengatur strategi penyerangan.
E) Sila Ke-5 : Pada zaman penjajahan, tidak ada keadilan bagi Bangsa Indonesia. Pada
masa itu, masyarakat Indonesia dijajah, dirugikan dan diberikan penderitaan untuk
menguntungkan para penjajah.

5. Sila 1
- Semua masyarakat Indonesia bebas ingin menganut agama apapun.
- Mengakui ada nya Tuhan.
Sila 2
- Mengakui ada nya persamaan derajat antara semasa.
- Memiliki rasa tolong menolong antar sesama manusia.
Sila 3
- Memiliki rasa cinta tanah air
- Menggunakan produk dalam negri
- Saling menghormati antar suku dan budaya
Sila 4
- Bebas untuk mengeluarkan pendapat.
- Saling menolong.
- Mementingkan kepentingan umum.
- Tidak memaksa kehendak org lain.
Sila 5
- Terdapat keadilan di antara seluruh rakyat nya
- Selalu bersifat adil

Anda mungkin juga menyukai