PEMBUKAAN
Bahwa sesungguhnya Kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa dan oleh sebab itu, maka
penjajahan di atas dunia harus dihapuskan, karena tidak sesuai dengan perikemanusiaan
dan perikeadilan.
Atas berkat rakhmat Allah Yang Maha Kuasa dan dengan didorongkan oleh keinginan
luhur, supaya berkehidupan kebangsaan yang bebas, maka rakyat Indonesia menyatakan
dengan ini kemerdekaanya.
Kemudian daripada itu untuk membentuk suatu Pemerintah Negara Indonesia yang
melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk
memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut
melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan
keadilan sosial, maka disusunlah Kemerdekaan Kebangsaan Indonesia itu dalam suatu
Undang-Undang Dasar Negara Indonesia yang terbentuk dalam suatu susunan Negara
Republik Indonesia yang berkedaulatan rakyat dengan berdasar kepada
Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusiaan yang adil dan beradab, Persatuan Indonesia,
dan Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan, serta dengan mewujudkan suatu Keadilan sosial bagi
seluruh rakyat Indonesia.
2. Alinea kedua
Perjuangan bangsa Indonesia telah mencapai hasil yang diharapkan
Perjuangan bangsa Indondonesia sampai pada pintu gerbang atau jembatan emas
Kemerdekaan harus diisi
Kemerdekaan merupakan hasil perjuangan bangsa Indonesia
3. Alinea ketiga
Kemerdekaan bukan semata-mata hasil pejuangan bangsa Indonesia melainkan
juga rahmat Allah Yang Maha Kuasa
Penegasan kembala pernyataan Indonesia merdeka
4. Alinea keempat
Tujuan negara
Bentuk negara
Bentuk pemerintahan
Dasar negara
Pembukaan UUD Negara RI tahun 1945 merupakan pokok kaidah negara yang
fondamental, karena didalamnya mengandung dasar-dasar yang fondamental yaitu:
Pernyataan kemerdekaan
Tujuan negara
Bentuk negara
Bentuk pemerintahan
Dasar negara
Sesuai dengan hukum ketatanegaraan Pembukaan UUD Negara RI tidak dapat dirubah
karena mengandung pokok kaidah negara yang fonadamental
Hubungan Pancasila dengan Pembukaan UUD Negara RI th. 1944 adalah, Pancasila
merupakan substansi esensial (kritalisasi) dari Pembukaan UUD Negara RI Tahun 1945
1. Pokok pikiran pertama: Negara melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh
tumpah darah Indonesia dengan berdasar atas persatuan (pokok pikiran persatuan).
Sesuai dengan sila ke 3 Pancasila
2. Pokok pikiran kedua: Negara hendak mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat
Indonesia (pokok pikiran keadilan sosial).
Sesuai dengan ke 5 Pancasila
3. Pokok pikiran ketiga: Negara yang berkedaulatan rakyat, berdasarkan atas kerakyatan
dan permusyawaratan / perwakilan (pokok pikiran kedaulatan rakyat).
Sesuai dengan sila ke 4 Pancasila
4. Pokok pikiran keempat: Negara berdasarkan atas Ketuhanan Yang Maha Esa, menurut
dasar kemanusiaan yang adil dan beradab (pokok pikiran Ketuhanan).
Sesuai dengan sila ke 1 dan 2 Pancasila
Pembukaan UUD Negara RI Tahun 1945 adalah sumber hukum tertinggi di Indonesia.
Nilai- nilai yang terkandung dalam Pancasila dan dengan hubungan antara Pembukaan
UUD Negara RI Tahun 1945 dan pasal-pasal, dapatlah disimpulkan bahwa Pembukaan
UUD Negara RI Tahun 1945 yang memuat dasar falsafah negara Pancasila dan UUD
Negara RI Tahun 1945 merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan, bahkan
merupakan satu rangkaian kesatuan nilai dan norma yang terpadu.
Undang- Undang Dasar 1945 terdiri dari rangkaian pasal-pasal yang merupakan
perwujudan pokok-pokok pikiran yang terkandung dalam Pembukaan UUD Negara RI
Tahun 1945, yang tidak lain adalah nilai-nilai Pancasila.
Adapun Pancasila itu sendiri memancarkan nilai-nilai luhur yang telah mampu memberikan
semangat dan terpancang dengan khidmat dalam UUD Negara RI Tahun 1945.
C. Sikap Positif terhadap Pokok Pikiran Pembukaan UUD Negara RI Tahun 1945
Sikap positif terhadap pokok pikiran Pembukaan UUD Negara RI th 1945
1. Mempertahankan
2. Tidak merubahnya.
3. Mewujudkannya dalam kehidupan sehari-hari.
3. Dilingkungan masyarakat
Sholat berjaah di Masjid
Menghormati orang lain yang sedang beribadah
Tidak membedakan agama dalam bertetangga